El Olam: Allah yang Kekal

El Olam: Allah yang Kekal

Pendahuluan:

Nama El Olam adalah salah satu nama Allah yang menunjukkan atribut-Nya sebagai Pribadi yang kekal, yang ada tanpa awal dan tanpa akhir. Dalam Alkitab, nama ini pertama kali muncul dalam Kejadian 21:33, di mana Abraham menyebut Allah sebagai El Olam setelah menanam pohon tarbantin di Bersyeba. Nama ini mengungkapkan aspek keabadian Allah, keagungan-Nya, dan kedaulatan-Nya yang melampaui waktu.

Dalam teologi Reformed, pemahaman tentang El Olam menegaskan atribut Allah sebagai Pribadi yang tidak berubah, melampaui ciptaan, dan memelihara umat-Nya dari generasi ke generasi. Artikel ini akan membahas makna teologis dari nama El Olam dengan uraian ayat-ayat mendalam, serta merujuk pada pandangan para pakar teologi Reformed dan doktrin yang terkait.

Definisi dan Asal Nama El Olam

1. Definisi El Olam

  • El adalah kata Ibrani yang berarti "Allah" atau "Yang Maha Kuasa."
  • Olam berarti "kekal," "selamanya," atau "tidak terbatas oleh waktu."

Gabungan kedua kata ini membentuk nama El Olam, yang berarti "Allah yang Kekal." Nama ini menggambarkan sifat Allah yang melampaui batas waktu dan ruang, berdaulat atas segala zaman, dan tidak terpengaruh oleh perubahan sejarah dunia.

2. Penampilan Pertama dalam Alkitab: Kejadian 21:33

"Lalu Abraham menanam sebatang pohon tamariska di Bersyeba, dan di sana ia memanggil nama TUHAN, Allah Yang Kekal (El Olam)."

Dalam konteks ini, Abraham baru saja menyelesaikan perjanjian dengan Abimelekh mengenai sumur yang disengketakan. Dengan menyebut Allah sebagai El Olam, Abraham mengakui Allah sebagai Pribadi yang berdaulat atas peristiwa-peristiwa yang tampaknya kecil, tetapi penting dalam hidupnya, dan sebagai Allah yang tetap setia dari generasi ke generasi.

Eksposisi Ayat-ayat tentang El Olam

1. Kejadian 21:33 – Allah yang Berdaulat Selamanya

Nama El Olam dalam ayat ini menegaskan sifat Allah yang kekal. Abraham menyembah Allah yang tidak hanya ada dalam momen itu, tetapi yang memelihara umat-Nya sepanjang zaman.

Pandangan Teologi Reformed:

  • John Calvin menulis bahwa nama El Olam menunjukkan iman Abraham kepada Allah yang memegang kendali atas segala sesuatu, bahkan dalam peristiwa-peristiwa kecil yang terjadi dalam hidupnya.
  • Dalam Reformed Dogmatics, Herman Bavinck menekankan bahwa Allah yang kekal adalah dasar dari stabilitas dan kepercayaan bagi umat-Nya. Keberadaan-Nya yang melampaui waktu menjamin bahwa rencana-Nya tidak pernah gagal.

2. Mazmur 90:2 – Allah Sebelum dan Sesudah Segala Sesuatu

"Sebelum gunung-gunung dilahirkan, dan bumi serta dunia diperanakkan, bahkan dari selama-lamanya sampai selama-lamanya Engkaulah Allah."

Ayat ini merayakan keabadian Allah yang tidak terikat oleh waktu. Allah sudah ada sebelum penciptaan dan akan tetap ada setelah segala sesuatu berlalu.

Pandangan Teologi Reformed:

  • Jonathan Edwards menulis bahwa keabadian Allah adalah dasar bagi semua atribut-Nya. Tanpa sifat kekal, Allah tidak dapat menjadi yang Mahakuasa atau yang Mahatahu.
  • Calvin menekankan bahwa Allah yang kekal memberikan jaminan kepada umat-Nya bahwa janji-janji-Nya tetap berlaku sepanjang zaman.

3. Yesaya 40:28 – Allah yang Tidak Pernah Lelah atau Lesu

"Tidakkah kautahu, dan tidakkah kaudengar? TUHAN ialah Allah kekal, yang menciptakan bumi dari ujung ke ujung; Ia tidak menjadi lelah dan tidak menjadi lesu, tidak terduga pengertian-Nya."

Ayat ini menunjukkan bahwa Allah yang kekal adalah sumber kekuatan dan penghiburan bagi umat-Nya. Dia tidak terpengaruh oleh kelemahan atau perubahan, berbeda dengan ciptaan yang fana.

Pandangan Teologi Reformed:

  • R.C. Sproul menulis bahwa keabadian Allah adalah alasan mengapa Dia dapat dipercaya. Karena Dia tidak berubah dan tidak lelah, umat-Nya dapat bersandar kepada-Nya dengan keyakinan penuh.
  • Bavinck menegaskan bahwa Allah yang kekal adalah sumber kekuatan dan perlindungan yang tidak pernah habis bagi umat-Nya.

4. Ibrani 13:8 – Yesus Kristus, yang Kekal dan Tidak Berubah

"Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya."

Yesus sebagai bagian dari Tritunggal juga memiliki sifat kekal. Ayat ini menegaskan bahwa karya penebusan-Nya berlaku sepanjang zaman, memberikan jaminan keselamatan kepada umat-Nya.

Pandangan Teologi Reformed:

  • John Owen menulis bahwa keabadian Yesus adalah bukti bahwa keselamatan yang Dia berikan tidak pernah berubah atau batal.
  • Dalam tradisi Reformed, keabadian Yesus menjadi dasar bagi kepastian iman Kristen, karena karya penebusan-Nya berlaku untuk semua generasi.

Aspek Teologis Nama El Olam

1. Keabadian Allah dan Kedaulatan-Nya

Sebagai El Olam, Allah tidak dibatasi oleh waktu atau ruang. Dia memegang kendali penuh atas masa lalu, masa kini, dan masa depan.

Efesus 1:11:"Di dalam Dia kita juga mendapat bagian yang dijanjikan – kita yang dari semula ditentukan sesuai dengan maksud Allah yang mengerjakan segala sesuatu menurut keputusan kehendak-Nya."

  • Herman Bavinck menulis bahwa keabadian Allah adalah dasar dari kedaulatan-Nya. Sebagai Allah yang kekal, Dia mengetahui dan mengatur segala sesuatu sesuai dengan rencana kekal-Nya.
  • Jonathan Edwards menyatakan bahwa keabadian Allah memberikan keyakinan bahwa kehendak-Nya akan selalu tercapai, karena Dia tidak terpengaruh oleh perubahan waktu.

2. Keabadian Allah dan Ketidakberubahan-Nya

Keabadian Allah berarti Dia tidak pernah berubah. Dia tetap sama dari generasi ke generasi, dan sifat-Nya yang kekal memberikan dasar bagi iman dan kepercayaan umat-Nya.

Maleakhi 3:6:"Bahwasanya Aku, TUHAN, tidak berubah, dan kamu, bani Yakub, tidak akan lenyap."

  • R.C. Sproul menulis bahwa ketidakberubahan Allah adalah penghiburan bagi umat percaya. Janji-janji Allah yang kekal tetap berlaku sepanjang zaman.
  • Calvin menekankan bahwa karena Allah tidak berubah, umat-Nya dapat sepenuhnya percaya bahwa kasih dan anugerah-Nya tidak pernah berkurang.

3. Keabadian Allah dan Kesetiaan-Nya

Sebagai Allah yang kekal, El Olam adalah Pribadi yang selalu setia kepada janji-Nya. Kesetiaan-Nya tidak terpengaruh oleh waktu atau perubahan.

Mazmur 100:5:"Sebab TUHAN itu baik, kasih setia-Nya untuk selama-lamanya, dan kesetiaan-Nya tetap turun-temurun."

  • John Owen menulis bahwa keabadian Allah adalah dasar dari kesetiaan-Nya. Karena Dia tidak terpengaruh oleh waktu, kasih setia-Nya tidak pernah berubah.
  • Bavinck menegaskan bahwa umat percaya dapat sepenuhnya bergantung pada Allah yang kekal karena Dia tidak pernah gagal memenuhi janji-Nya.

Penerapan Nama El Olam dalam Kehidupan Kristen

1. Hidup dengan Keyakinan pada Rencana Allah

Keabadian Allah memberi keyakinan bahwa Dia mengetahui dan mengatur segala sesuatu sesuai dengan rencana kekal-Nya. Orang percaya dipanggil untuk hidup dengan percaya bahwa Allah yang kekal memegang kendali atas hidup mereka.

Roma 8:28:"Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia."

2. Menyembah Allah yang Kekal

Sebagai El Olam, Allah layak menerima penyembahan yang penuh hormat dan kekaguman. Umat percaya dipanggil untuk memusatkan penyembahan mereka pada Allah yang tidak terbatas oleh waktu dan ruang.

3. Mengandalkan Kasih dan Kesetiaan Allah

Nama El Olam mengingatkan umat percaya bahwa kasih dan kesetiaan Allah tidak pernah berubah. Orang percaya dapat menghadapi tantangan hidup dengan keyakinan bahwa Allah yang kekal tetap setia memelihara mereka.

Pandangan Para Pakar Teologi Reformed tentang El Olam

1. John Calvin:

Calvin menekankan bahwa nama El Olam menunjukkan sifat Allah yang melampaui waktu. Allah yang kekal adalah dasar dari semua janji-Nya, dan umat-Nya dapat mempercayai-Nya tanpa keraguan.

2. Herman Bavinck:

Bavinck menyatakan bahwa keabadian Allah adalah atribut yang memberikan stabilitas kepada umat percaya. Allah yang kekal adalah fondasi dari semua keyakinan iman dan sumber penghiburan dalam setiap keadaan.

3. R.C. Sproul:

Sproul menulis bahwa keabadian Allah adalah pengingat bahwa Dia tidak pernah berubah. Umat percaya dapat hidup dengan damai karena mereka disembah oleh Allah yang kekal, yang mengasihi mereka dengan kasih yang tidak pernah berakhir.

Kesimpulan

Nama El Olam mengungkapkan Allah sebagai Pribadi yang kekal, yang tidak terikat oleh waktu dan yang tetap setia sepanjang zaman. Dalam teologi Reformed, atribut ini menegaskan kedaulatan, ketidakberubahan, dan kesetiaan Allah. Sebagai El Olam, Allah memberikan penghiburan dan keyakinan kepada umat-Nya bahwa Dia selalu ada untuk mereka, bekerja dalam segala sesuatu sesuai dengan rencana-Nya yang kekal.

Orang percaya dipanggil untuk hidup dengan keyakinan pada Allah yang kekal, menyembah-Nya dengan rasa kagum, dan mengandalkan kasih serta kesetiaan-Nya yang tidak pernah berakhir. Soli Deo Gloria!

Next Post Previous Post