Elohay Selichot: Allah yang Pengampun
Pendahuluan:
Dalam tradisi Yahudi dan kekristenan, salah satu atribut Allah yang paling mendalam dan menghibur adalah pengampunan-Nya. Nama Elohay Selichot berasal dari bahasa Ibrani, yang berarti "Allah yang Pengampun." Nama ini menyoroti karakter Allah yang penuh belas kasihan dan kesediaan-Nya untuk mengampuni umat-Nya yang bertobat.
Dalam Alkitab, pengampunan Allah sering dihubungkan dengan keadilan, kasih karunia, dan kasih setia-Nya yang tidak pernah berubah. Artikel ini akan mengeksplorasi makna Elohay Selichot melalui kajian ayat-ayat Alkitab, pandangan para teolog Reformed, dan penerapan praktisnya dalam kehidupan Kristen.
1. Pengertian Elohay Selichot
a. Arti Nama Elohay Selichot
Nama Elohay Selichot terdiri dari dua kata:
- Elohay adalah bentuk jamak dari Elohim, menunjukkan keagungan Allah.
- Selichot berasal dari akar kata salach, yang berarti "mengampuni."
Gabungan kedua kata ini menggambarkan Allah sebagai Pribadi yang penuh belas kasihan, yang memberikan pengampunan kepada mereka yang mencari-Nya dengan hati yang hancur.
b. Ayat Kunci: Nehemia 9:17
"Tetapi Engkau adalah Allah yang suka mengampuni (Elohay Selichot), pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia; Engkau tidak meninggalkan mereka."
Ayat ini menegaskan bahwa pengampunan adalah bagian integral dari karakter Allah. Dalam konteks ini, pengampunan Allah dinyatakan di tengah pemberontakan dan dosa umat Israel.
2. Eksposisi Ayat Kunci Tentang Elohay Selichot
a. Mazmur 86:5 – Allah yang Melimpah dalam Pengampunan
"Sebab Engkau, ya Tuhan, baik dan suka mengampuni dan berlimpah kasih setia bagi semua orang yang berseru kepada-Mu."
Mazmur ini menunjukkan bahwa pengampunan Allah tidak terbatas. Allah melimpahkan pengampunan-Nya kepada semua orang yang datang kepada-Nya dengan hati yang tulus.
- John Calvin menulis bahwa pengampunan Allah adalah manifestasi kasih karunia-Nya. Calvin menekankan bahwa pengampunan ini tidak didasarkan pada usaha manusia, tetapi pada kasih setia Allah yang kekal.
- Herman Bavinck menyatakan bahwa pengampunan Allah adalah dasar dari hubungan perjanjian antara Allah dan umat-Nya.
b. Mikha 7:18-19 – Allah yang Menyukai Pengampunan
"Siapakah Allah seperti Engkau yang mengampuni dosa dan yang memaafkan pelanggaran dari sisa-sisa milik-Nya sendiri? Yang tidak bertahan dalam murka-Nya untuk seterusnya, melainkan berkenan kepada kasih setia?"
Mikha menggambarkan Allah sebagai Pribadi yang lebih suka menunjukkan kasih setia daripada menghukum dosa. Pengampunan Allah mencerminkan hati-Nya yang penuh belas kasihan.
- Jonathan Edwards menulis bahwa Allah mengampuni dosa bukan karena kewajiban, tetapi karena kesukaan-Nya untuk menyatakan kasih setia-Nya.
- R.C. Sproul menekankan bahwa pengampunan Allah tidak mengabaikan keadilan-Nya, melainkan menggenapi keadilan itu melalui pengorbanan Kristus.
c. Yesaya 1:18 – Pengampunan yang Menyucikan
"Marilah, baiklah kita berperkara! – firman TUHAN – Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba."
Ayat ini menunjukkan bahwa pengampunan Allah tidak hanya menghapus dosa, tetapi juga memulihkan keadaan manusia di hadapan-Nya.
- John Owen menulis bahwa pengampunan Allah adalah tindakan penyucian yang sempurna, yang memampukan umat-Nya untuk hidup dalam kekudusan.
3. Pengampunan Allah dalam Kristus
a. Penggenapan dalam Kristus
Dalam Perjanjian Baru, pengampunan Allah mencapai puncaknya melalui karya Yesus Kristus di salib.
- Kolose 1:13-14: "Ia telah melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan memindahkan kita ke dalam Kerajaan Anak-Nya yang kekasih; di dalam Dia kita memiliki penebusan kita, yaitu pengampunan dosa."
- Efesus 1:7: "Sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya."
Melalui pengorbanan Kristus, Allah menunjukkan bahwa pengampunan-Nya tidak mengabaikan keadilan-Nya. Dosa dihukum di salib, dan kasih karunia dinyatakan kepada mereka yang percaya kepada Yesus.
b. Pandangan Teologi Reformed
- John Calvin menulis bahwa pengampunan Allah di dalam Kristus adalah pusat Injil. Melalui Kristus, Allah yang kudus dapat mengampuni dosa tanpa melanggar keadilan-Nya.
- Herman Bavinck menekankan bahwa pengampunan dalam Kristus adalah bukti tertinggi dari kasih setia Allah.
4. Implikasi Teologis dari Elohay Selichot
a. Kasih Karunia Allah yang Tak Berkesudahan
Pengampunan Allah menunjukkan kasih karunia-Nya yang melimpah dan tak berkesudahan.
- Mazmur 103:12: "Sejauh timur dari barat, demikian dijauhkan-Nya dari pada kita pelanggaran kita."
- Jonathan Edwards menulis bahwa kasih karunia Allah memberikan pengharapan kepada umat-Nya untuk mendekat kepada-Nya tanpa rasa takut.
b. Panggilan untuk Bertobat
Pengampunan Allah mengundang manusia untuk bertobat dan kembali kepada-Nya.
- 1 Yohanes 1:9: "Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan."
- R.C. Sproul menekankan bahwa pengampunan tidak berarti dosa diabaikan, tetapi Allah mengampuni mereka yang datang kepada-Nya dengan hati yang bertobat.
c. Kehidupan yang Mencerminkan Pengampunan Allah
Sebagai umat yang telah menerima pengampunan Allah, kita dipanggil untuk hidup dalam kasih dan pengampunan kepada sesama.
- Efesus 4:32: "Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu."
- John Owen menulis bahwa hidup dalam pengampunan kepada sesama adalah bukti dari transformasi yang dihasilkan oleh kasih Allah dalam hati kita.
5. Penerapan Praktis dari Elohay Selichot
a. Mengakui Dosa dengan Rendah Hati
Mengetahui bahwa Allah adalah Elohay Selichot mendorong kita untuk mengakui dosa dengan rendah hati, percaya bahwa Allah setia untuk mengampuni.
- Mazmur 32:5: "Dosaku kuberitahukan kepada-Mu dan kesalahanku tidaklah kusembunyikan; aku berkata: 'Aku akan mengaku kepada TUHAN pelanggaran-pelanggaranku,' dan Engkau mengampuni kesalahan karena dosaku."
b. Hidup dengan Sukacita dan Pengharapan
Pengampunan Allah memberikan sukacita dan pengharapan yang melampaui keadaan duniawi.
- Mazmur 51:12: "Bangkitkanlah kembali padaku kegirangan karena selamat yang daripada-Mu, dan lengkapilah aku dengan roh yang rela!"
c. Menjadi Saluran Pengampunan
Sebagai penerima pengampunan Allah, kita dipanggil untuk menjadi saluran kasih dan pengampunan kepada orang lain.
- Matius 6:14-15: "Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga."
Pandangan Para Teolog Reformed tentang Elohay Selichot
- John Calvin: Allah yang pengampun menunjukkan kasih karunia-Nya melalui pengorbanan Kristus. Pengampunan tidak hanya membebaskan dari hukuman dosa, tetapi juga memulihkan hubungan dengan Allah.
- Herman Bavinck: Pengampunan Allah adalah inti dari hubungan perjanjian. Melalui pengampunan, Allah menunjukkan kesetiaan-Nya kepada umat-Nya.
- R.C. Sproul: Pengampunan dalam Kristus adalah puncak dari rencana penebusan Allah, di mana kasih karunia dan keadilan bertemu di salib.
Kesimpulan
Nama Elohay Selichot mengungkapkan Allah sebagai Pribadi yang penuh belas kasihan, yang dengan murah hati mengampuni dosa mereka yang datang kepada-Nya dengan hati yang bertobat. Dalam Kristus, pengampunan ini mencapai puncaknya, di mana kasih karunia Allah memenuhi keadilan-Nya yang sempurna.
Baca Juga: Elohay Mishpat: Allah yang Adil dalam Penghakiman
Sebagai umat yang telah menerima pengampunan Allah, kita dipanggil untuk hidup dalam sukacita, pengharapan, dan kasih, menjadi saksi dari kasih karunia Allah yang tak berkesudahan. Soli Deo Gloria!