Iman Nuh: Iman yang Aktif dan Memelihara (Ibrani 11:7)

Iman Nuh: Iman yang Aktif dan Memelihara (Ibrani 11:7)

Pendahuluan:
Iman Nuh yang diuraikan dalam Ibrani 11:7 adalah salah satu contoh paling menonjol dari iman yang aktif dan memelihara. Dalam ayat ini, Nuh digambarkan sebagai sosok yang menanggapi peringatan Allah dengan ketaatan penuh, meskipun peringatan tersebut tampak tidak masuk akal dari sudut pandang manusia. Iman Nuh melibatkan ketaatan aktif dan menjadi sarana untuk memelihara dirinya sendiri, keluarganya, dan generasi mendatang dari murka Allah. Artikel ini akan menguraikan Ibrani 11:7 dalam terang teologi Reformed, dengan fokus pada karakteristik iman Nuh yang aktif dan memelihara, serta pelajaran yang dapat kita ambil untuk kehidupan Kristen.

Teks Alkitab: Ibrani 11:7“Karena iman, maka Nuh—dengan petunjuk Allah tentang sesuatu yang belum kelihatan—dengan taat mempersiapkan sebuah bahtera untuk menyelamatkan keluarganya. Dengan itu ia menghukum dunia dan menjadi ahli waris kebenaran sesuai dengan iman.” (TB)

Bagian 1: Konteks dan Latar Belakang

1. Iman dalam Ibrani 11

Ibrani 11 sering disebut sebagai "Galeri Pahlawan Iman." Penulis kitab ini menguraikan iman sebagai dasar keyakinan akan hal-hal yang tidak kelihatan (Ibrani 11:1) dan memberikan berbagai contoh tokoh Alkitab yang hidup berdasarkan iman. Dalam hal ini, Nuh adalah tokoh unik yang menunjukkan bagaimana iman yang sejati memadukan keyakinan, tindakan, dan ketaatan kepada Allah.

2. Konteks Sejarah Nuh

Kisah Nuh dan bahtera terdapat dalam Kejadian 6-9. Pada masa itu, bumi dipenuhi kejahatan, dan hati manusia hanya cenderung kepada kejahatan. Allah memutuskan untuk memusnahkan dunia melalui air bah, tetapi Dia memanggil Nuh untuk membangun bahtera sebagai sarana penyelamatan bagi dirinya, keluarganya, dan semua makhluk hidup.

John Calvin, dalam tafsirannya tentang Kejadian, menekankan bahwa iman Nuh adalah respons terhadap peringatan Allah yang tampaknya mustahil secara manusiawi. Calvin mencatat bahwa tindakan Nuh mencerminkan keyakinan yang mendalam akan kebenaran firman Allah meskipun tidak ada bukti fisik yang mendukungnya.

Bagian 2: Karakteristik Iman Nuh dalam Ibrani 11:7

1. Iman yang Mendengar dan Menanggapi

Ayat ini dimulai dengan menyatakan bahwa "karena iman, maka Nuh—dengan petunjuk Allah tentang sesuatu yang belum kelihatan." Nuh menanggapi firman Allah dengan percaya penuh, meskipun ia tidak memiliki bukti empiris tentang apa yang akan terjadi.

R.C. Sproul menekankan bahwa iman Nuh melibatkan keyakinan kepada Allah yang berbicara melalui firman-Nya. Dalam teologi Reformed, iman bukanlah kepercayaan buta, tetapi respons rasional terhadap wahyu Allah. Nuh percaya pada karakter Allah yang setia dan kuasa-Nya untuk menggenapi janji-janji-Nya.

2. Iman yang Aktif dalam Ketaatan

Ibrani 11:7 menyoroti bahwa Nuh "dengan taat mempersiapkan sebuah bahtera." Tindakan Nuh menunjukkan bahwa iman sejati tidak hanya bersifat internal, tetapi juga diwujudkan dalam perbuatan.

John Owen, seorang teolog Reformed, menulis bahwa iman Nuh adalah teladan ketaatan yang dipimpin oleh rasa takut akan Allah. Owen mencatat bahwa rasa takut ini bukan rasa takut yang pasif, tetapi rasa hormat yang mendorong tindakan yang sesuai dengan kehendak Allah.

3. Iman yang Memelihara

Nuh membangun bahtera "untuk menyelamatkan keluarganya." Iman Nuh tidak hanya menyelamatkan dirinya sendiri, tetapi juga menjadi sarana pemeliharaan bagi orang lain. Ini menunjukkan bahwa iman sejati memiliki dampak komunitas dan memperhatikan kesejahteraan orang lain.

Louis Berkhof menyoroti bahwa tindakan Nuh mencerminkan sifat memelihara Allah yang bekerja melalui umat-Nya. Dalam teologi Reformed, Nuh dipahami sebagai alat anugerah Allah yang melanjutkan garis keturunan manusia dan rencana keselamatan-Nya.

4. Iman yang Menghukum Dunia

Melalui tindakannya, Nuh "menghukum dunia." Ini berarti bahwa ketaatan Nuh menjadi bukti yang mengutuk ketidakpercayaan dunia. Sementara dunia mengejek Nuh, tindakannya yang taat menunjukkan kontras antara iman dan ketidakpercayaan.

Charles Hodge menulis bahwa iman Nuh adalah bukti bahwa ketidaktaatan dunia kepada Allah tidak dapat dibenarkan. Nuh menjadi saksi hidup tentang kuasa dan keadilan Allah, dan tindakannya yang taat mengungkapkan dosa dunia.

5. Iman yang Membawa Kebenaran

Ayat ini menyatakan bahwa Nuh "menjadi ahli waris kebenaran sesuai dengan iman." Kebenaran yang diterima Nuh adalah hasil dari imannya kepada Allah, yang membenarkan dia bukan berdasarkan perbuatannya, tetapi berdasarkan imannya.

John Calvin menekankan bahwa kebenaran Nuh bukanlah hasil dari usahanya, tetapi anugerah Allah yang diberikan melalui iman. Dalam teologi Reformed, ini adalah bukti doktrin pembenaran oleh iman, di mana kebenaran Allah diperhitungkan kepada orang percaya karena iman mereka kepada Kristus.

Bagian 3: Iman yang Aktif dan Memelihara

1. Aktivitas Iman Nuh

Iman Nuh menunjukkan bahwa iman sejati selalu diwujudkan dalam tindakan. Nuh tidak hanya percaya pada firman Allah, tetapi ia bertindak sesuai dengan perintah-Nya meskipun menghadapi ejekan dan penghinaan dari dunia sekitarnya.

Tim Keller menyoroti bahwa iman yang aktif adalah iman yang berani mengambil risiko berdasarkan janji Allah. Nuh membangun bahtera selama bertahun-tahun tanpa melihat tanda-tanda air bah, tetapi ia tetap setia karena percaya pada karakter Allah.

2. Pemeliharaan melalui Iman

Melalui iman, Nuh tidak hanya menyelamatkan dirinya sendiri tetapi juga keluarganya. Ini menunjukkan bahwa iman sejati memiliki dimensi komunitas yang memperhatikan keselamatan orang lain.

Roh Kudus bekerja melalui iman Nuh untuk melestarikan umat manusia dan ciptaan Allah. Dalam hal ini, iman Nuh mencerminkan sifat Allah yang memelihara, yang menggunakan orang-orang percaya sebagai alat untuk melaksanakan rencana-Nya di dunia.

Bagian 4: Pelajaran dari Iman Nuh

1. Percaya kepada Firman Allah

Nuh menunjukkan bahwa iman sejati dimulai dengan percaya kepada firman Allah, bahkan ketika firman itu tampak tidak masuk akal. Orang percaya dipanggil untuk mengandalkan firman Allah sebagai dasar hidup mereka.

2. Bertindak Berdasarkan Iman

Iman sejati selalu diwujudkan dalam tindakan. Orang percaya dipanggil untuk hidup dalam ketaatan kepada perintah Allah, meskipun itu mungkin bertentangan dengan logika dunia atau mendapat tentangan dari orang lain.

3. Menjadi Berkat bagi Orang Lain

Iman Nuh tidak hanya menyelamatkan dirinya sendiri, tetapi juga keluarganya. Orang percaya dipanggil untuk menggunakan iman mereka untuk memelihara dan memberkati komunitas mereka, menjadi alat Allah untuk menyatakan kasih dan pemeliharaan-Nya.

4. Hidup sebagai Saksi

Seperti Nuh, orang percaya dipanggil untuk hidup sebagai saksi iman mereka di dunia. Ketaatan mereka kepada Allah dapat menjadi bukti yang mengungkapkan ketidakpercayaan dunia, sekaligus menjadi teladan bagi orang lain untuk mengenal Allah.

5. Mewarisi Kebenaran Melalui Iman

Kebenaran diperoleh bukan melalui usaha manusia, tetapi melalui iman kepada Allah. Orang percaya dipanggil untuk hidup dalam keyakinan bahwa mereka telah dibenarkan oleh iman kepada Kristus.

Aplikasi dalam Kehidupan Kristen

1. Iman yang Bertindak di Tengah Ketidakpastian

Seperti Nuh, orang percaya dipanggil untuk bertindak berdasarkan firman Allah meskipun tidak melihat bukti langsung. Hal ini mencakup kepercayaan bahwa Allah akan menggenapi janji-Nya di tengah tantangan hidup.

2. Menjadi Pemelihara bagi Orang Lain

Iman Kristen tidak bersifat individualistis. Orang percaya dipanggil untuk menggunakan iman mereka untuk melayani dan memelihara keluarga, komunitas, dan gereja mereka.

3. Bertekun dalam Ketaatan

Iman Nuh mengajarkan pentingnya bertekun dalam ketaatan kepada Allah meskipun menghadapi ejekan atau penolakan dari dunia. Orang percaya dipanggil untuk tetap setia kepada Allah dalam segala situasi.

4. Hidup Sebagai Pewaris Kebenaran

Melalui iman kepada Kristus, orang percaya mewarisi kebenaran Allah. Keyakinan ini memberikan dasar untuk hidup dalam damai dengan Allah dan orang lain.

Kesimpulan

Ibrani 11:7 menunjukkan bahwa iman Nuh adalah iman yang aktif dan memelihara. Nuh tidak hanya percaya kepada firman Allah, tetapi juga bertindak berdasarkan iman tersebut dengan ketaatan yang penuh. Melalui imannya, Nuh menjadi alat Allah untuk memelihara umat manusia, menghukum dunia, dan mewarisi kebenaran yang diberikan oleh Allah.

Pandangan teologi Reformed, seperti yang dikemukakan oleh Calvin, Sproul, Owen, dan Hodge, menyoroti bahwa iman Nuh adalah teladan iman yang sejati: iman yang tidak hanya percaya tetapi juga bertindak, memelihara, dan menghasilkan kebenaran. Orang percaya hari ini dipanggil untuk mengikuti teladan Nuh, hidup dalam ketaatan dan menjadi saksi bagi dunia melalui iman mereka kepada Allah yang setia.

Next Post Previous Post