Kesatuan Yesus dan Bapa: Yohanes 10:38
Yohanes 10:38 adalah salah satu pernyataan penting dalam Injil Yohanes yang menegaskan hubungan unik antara Yesus dan Allah Bapa. Dalam konteksnya, ayat ini muncul di tengah percakapan Yesus dengan orang-orang Yahudi yang menuduh-Nya menghujat karena mengklaim keilahian. Yesus merespons tuduhan tersebut dengan menunjukkan karya-karya-Nya sebagai bukti keesaan-Nya dengan Bapa. Artikel ini akan mengupas Yohanes 10:38 berdasarkan pandangan para pakar teologi, menguraikan konteks historis, makna teologis, dan relevansi ayat ini bagi kehidupan iman Kristen.
Berikut adalah teks Yohanes 10:38 (AYT):"Tetapi, jika Aku melakukannya, walaupun kamu tidak percaya kepada-Ku, percayalah kepada pekerjaan-pekerjaan itu, supaya kamu tahu dan mengerti bahwa Bapa ada di dalam Aku dan Aku di dalam Bapa."
Konteks Yohanes 10:38
1. Tuduhan Penghujatan
Pasal 10 dari Injil Yohanes mencatat konfrontasi antara Yesus dan para pemimpin Yahudi. Setelah Yesus menyatakan, "Aku dan Bapa adalah satu" (Yohanes 10:30), orang-orang Yahudi menuduh-Nya menghujat karena menyamakan diri-Nya dengan Allah (Yohanes 10:33). Tuduhan ini mencerminkan penolakan keras terhadap klaim keilahian Yesus.
D.A. Carson mencatat bahwa tuduhan penghujatan ini muncul karena orang-orang Yahudi memahami dengan jelas bahwa Yesus mengklaim memiliki hubungan esensial dengan Bapa, bukan hanya kesatuan dalam tujuan atau misi.
2. Bukti melalui Pekerjaan Yesus
Yesus merespons tuduhan tersebut dengan merujuk pada pekerjaan-pekerjaan-Nya, yaitu mukjizat dan tanda-tanda yang Ia lakukan. Pekerjaan-pekerjaan ini merupakan manifestasi dari kuasa Allah yang bekerja melalui diri-Nya, membuktikan bahwa Ia diutus oleh Bapa.
Leon Morris menjelaskan bahwa dalam Injil Yohanes, pekerjaan Yesus tidak hanya mencakup mukjizat, tetapi juga seluruh tindakan dan pengajaran-Nya yang menyatakan sifat dan karakter Allah.
Analisis Yohanes 10:38
1. “Jika Aku Melakukannya”
Yesus mengacu pada pekerjaan-pekerjaan-Nya, yaitu mukjizat dan tanda-tanda yang menjadi bukti kehadiran dan kuasa Allah dalam diri-Nya. Pernyataan ini menantang orang-orang Yahudi untuk melihat bukti nyata dari keilahian-Nya melalui tindakan-tindakan-Nya.
John MacArthur mencatat bahwa pekerjaan Yesus adalah tanda-tanda ilahi yang menunjukkan kehadiran Kerajaan Allah. Ia menegaskan bahwa mukjizat-mukjizat ini bukanlah untuk pamer, tetapi untuk menegaskan otoritas dan keesaan-Nya dengan Bapa.
2. “Percayalah kepada Pekerjaan-Pekerjaan Itu”
Yesus mengundang orang-orang Yahudi untuk mempercayai pekerjaan-pekerjaan-Nya, meskipun mereka kesulitan mempercayai klaim-Nya secara langsung. Ini adalah ajakan untuk melihat bukti yang nyata dan menarik kesimpulan yang benar tentang identitas-Nya.
D.A. Carson menyoroti bahwa ajakan ini mencerminkan kesabaran Yesus. Meskipun menghadapi penolakan, Ia tetap memberikan kesempatan kepada mereka untuk percaya berdasarkan bukti yang tak terbantahkan.
3. “Supaya Kamu Tahu dan Mengerti”
Yesus ingin agar orang-orang Yahudi tidak hanya mengenal fakta-fakta tentang pekerjaan-Nya, tetapi juga memahami maknanya secara mendalam. Pengetahuan yang dimaksud di sini mencakup pengakuan iman yang sejati.
Leon Morris mencatat bahwa kata kerja Yunani untuk “mengerti” (ginōskō) dalam konteks ini merujuk pada pemahaman yang mendalam, bukan sekadar pengakuan intelektual.
4. “Bapa Ada di Dalam Aku dan Aku di Dalam Bapa”
Pernyataan ini menegaskan hubungan yang unik antara Yesus dan Bapa. Kesatuan ini mencerminkan keesaan esensial dalam keilahian, yang tidak dapat dipisahkan.
R.C. Sproul menjelaskan bahwa frasa ini menggambarkan hubungan Trinitarian antara Yesus dan Bapa. Kesatuan ini bukan hanya dalam misi, tetapi juga dalam keberadaan dan esensi ilahi.
Makna Teologis Yohanes 10:38
1. Bukti Keilahian Yesus
Yohanes 10:38 menegaskan keilahian Yesus melalui pekerjaan-pekerjaan-Nya. Mukjizat-mukjizat Yesus adalah manifestasi nyata dari kuasa Allah dan bukti bahwa Ia adalah Allah yang berinkarnasi.
John Calvin menulis: “Melalui pekerjaan-pekerjaan-Nya, Kristus menunjukkan bahwa Dia adalah gambar Allah yang hidup, sehingga tidak ada alasan bagi siapa pun untuk meragukan keesaan-Nya dengan Bapa.”
2. Kesatuan yang Tak Terpisahkan
Pernyataan Yesus bahwa “Bapa ada di dalam Aku dan Aku di dalam Bapa” menunjukkan kesatuan yang tak terpisahkan antara Yesus dan Bapa. Ini adalah inti dari doktrin Trinitas, di mana Bapa, Anak, dan Roh Kudus memiliki esensi yang sama tetapi berbeda dalam pribadi.
Teologi Reformed menekankan bahwa kesatuan ini adalah dasar dari iman Kristen. Tanpa pengakuan terhadap keilahian Yesus, keselamatan manusia tidak mungkin terjadi.
3. Iman yang Didukung oleh Bukti
Yesus tidak meminta iman yang buta, tetapi iman yang berdasarkan bukti. Pekerjaan-pekerjaan-Nya adalah bukti konkret yang diberikan untuk menguatkan iman orang-orang yang mau percaya.
R.C. Sproul mencatat bahwa iman Kristen tidak pernah terpisah dari bukti. Dia menulis: “Allah selalu memberikan bukti tentang keberadaan dan pekerjaan-Nya, sehingga mereka yang percaya memiliki dasar yang kokoh untuk iman mereka.”
Aplikasi Yohanes 10:38 bagi Kehidupan Kristen
1. Mengenal Yesus Melalui Pekerjaan-Nya
Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk mengenal Yesus melalui pekerjaan-Nya. Ini mencakup membaca dan merenungkan tindakan-Nya yang tercatat dalam Kitab Suci, serta mengenali karya-Nya dalam kehidupan kita sehari-hari.
2. Mempercayai Kesatuan Yesus dan Bapa
Pengakuan terhadap keilahian Yesus dan kesatuan-Nya dengan Bapa adalah inti dari iman Kristen. Kita dipanggil untuk mempercayai bahwa Yesus adalah Allah yang berinkarnasi, yang datang untuk menyelamatkan manusia dari dosa.
3. Menunjukkan Bukti Iman Melalui Kehidupan
Sebagaimana Yesus memberikan bukti keilahian-Nya melalui pekerjaan-Nya, kita juga dipanggil untuk memberikan bukti iman kita melalui perbuatan baik. Hidup kita harus mencerminkan kasih, kebenaran, dan keadilan Allah.
4. Bersaksi kepada Orang yang Ragu
Yesus dengan sabar mengundang orang-orang Yahudi untuk percaya kepada pekerjaan-pekerjaan-Nya. Kita juga dipanggil untuk bersaksi kepada mereka yang ragu, menunjukkan kasih Allah melalui kata-kata dan tindakan kita.
Pandangan Para Pakar tentang Yohanes 10:38
1. John Calvin
Calvin menekankan bahwa pekerjaan Yesus adalah bukti yang cukup untuk mendukung klaim-Nya sebagai Anak Allah. Dia mencatat bahwa mereka yang menolak bukti ini adalah orang-orang yang hatinya keras.
2. D.A. Carson
Carson mencatat bahwa Yohanes 10:38 adalah salah satu pernyataan paling eksplisit tentang kesatuan Yesus dan Bapa. Dia menekankan bahwa hubungan ini tidak dapat dipahami sepenuhnya oleh akal manusia, tetapi harus diterima melalui iman.
3. Leon Morris
Morris menyoroti pentingnya pekerjaan-pekerjaan Yesus sebagai tanda kehadiran Kerajaan Allah. Dia mencatat bahwa mukjizat-mukjizat Yesus menunjukkan belas kasihan Allah sekaligus otoritas-Nya sebagai Mesias.
4. R.C. Sproul
Sproul menekankan bahwa Yohanes 10:38 adalah dasar dari doktrin Trinitas. Dia mencatat bahwa kesatuan Yesus dan Bapa adalah misteri ilahi yang menyatakan hubungan unik antara Pribadi-Pribadi dalam Allah Tritunggal.
Makna Teologis Yohanes 10:38 dari Perspektif Reformed
1. Kesatuan Kristus dengan Bapa (Unio Personalis)
Para teolog Reformed seperti Herman Bavinck menekankan bahwa ayat ini menggambarkan kesatuan esensial antara Allah Bapa dan Anak. Frasa “Bapa di dalam Aku, dan Aku di dalam Bapa” menunjukkan persekutuan sempurna dalam Tritunggal. Ini menegaskan bahwa Yesus bukan sekadar utusan Allah, tetapi berbagi dalam hakikat ilahi bersama Bapa.
Bavinck menambahkan bahwa pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan oleh Yesus merupakan manifestasi dari kuasa ilahi yang melekat pada diri-Nya sebagai Allah sejati dan manusia sejati.
2. Pekerjaan Kristus sebagai Bukti Keilahian-Nya
John Calvin, dalam tafsirannya, menunjukkan bahwa Yesus mendorong pendengarnya untuk memperhatikan pekerjaan-pekerjaan-Nya—mukjizat, pengajaran, dan tindakan kasih—sebagai bukti nyata dari misi ilahi-Nya. Bagi Calvin, ini bukan hanya untuk membuktikan kuasa Yesus, tetapi juga untuk mengarahkan hati manusia kepada kebenaran bahwa Allah hadir dan bekerja melalui Yesus.
Calvin menekankan bahwa pekerjaan Yesus adalah cerminan sempurna dari kehendak Bapa, karena pekerjaan itu berasal dari kesatuan kehendak dalam Tritunggal.
3. Pengajaran tentang Iman dan Pengetahuan
Dalam tradisi Reformed, ayat ini juga menunjukkan pentingnya hubungan antara iman dan pengetahuan. Teolog seperti Cornelius Van Til melihat ayat ini sebagai pengajaran tentang epistemologi Kristen: iman kepada Yesus Kristus didasarkan pada pengenalan yang benar tentang Dia. Mukjizat-mukjizat Yesus bukan hanya tanda, tetapi juga alat untuk membawa manusia kepada pengetahuan yang benar tentang Bapa dan Anak.
Van Til menekankan bahwa "percaya kepada pekerjaan" yang dilakukan oleh Yesus adalah langkah awal menuju pengenalan mendalam akan kesatuan antara Bapa dan Anak.
4. Panggilan kepada Iman yang Rasional dan Rohani
Yesus, dalam ayat ini, tidak hanya mengajak orang untuk percaya secara emosional, tetapi juga secara rasional dan rohani. Dalam tradisi Reformed, seperti yang dikembangkan oleh Jonathan Edwards, pekerjaan Yesus dipahami sebagai cara Allah membuka mata hati manusia untuk melihat kemuliaan-Nya. Edwards menekankan bahwa pekerjaan Yesus adalah sarana untuk membawa orang kepada iman sejati yang mengakar pada keindahan, kebenaran, dan kemuliaan Allah.
Kesimpulan
Yohanes 10:38 adalah pernyataan penting yang menegaskan kesatuan Yesus dan Bapa serta bukti keilahian Yesus melalui pekerjaan-pekerjaan-Nya. Mukjizat dan tanda-tanda Yesus tidak hanya menunjukkan kuasa-Nya, tetapi juga mengungkapkan sifat kasih dan keadilan Allah.
Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk mengenal Yesus melalui pekerjaan-Nya, mempercayai kesatuan-Nya dengan Bapa, dan hidup sebagai saksi yang mencerminkan kasih dan kebenaran Allah. Melalui iman yang kokoh pada Yesus, kita dapat mengalami hubungan yang mendalam dengan Allah dan hidup dalam pengharapan kekal.