Markus 5:21-43: Iman yang Menyembuhkan
Pengantar:
Markus 5:21-43 mengisahkan dua mukjizat luar biasa yang dilakukan oleh Yesus. Pertama, kebangkitan anak perempuan Yairus, seorang pemimpin sinagoge, dan kedua, kesembuhan seorang perempuan yang telah menderita pendarahan selama dua belas tahun. Perikop ini menunjukkan kuasa Kristus atas penyakit dan kematian, serta pentingnya iman dalam hidup Kristen. Dalam artikel ini, kita akan membahas ayat ini secara mendalam, menggunakan pandangan dari para pakar teologi untuk menggali pelajaran teologis dan aplikatif yang relevan bagi kehidupan kita.
1. Latar Belakang Perikop: Dua Mukjizat yang Terhubung
Kisah dalam Markus 5:21-43 adalah contoh narasi "kisah dalam kisah" yang sering muncul dalam Injil Markus. Mukjizat pertama, kebangkitan anak Yairus, terputus oleh mukjizat kedua, yaitu kesembuhan perempuan yang mengalami pendarahan. Struktur ini bukan sekadar kebetulan, melainkan memiliki tujuan teologis yang kuat: kedua peristiwa ini saling melengkapi dalam menunjukkan kuasa dan belas kasih Yesus, serta pentingnya iman sebagai respons terhadap karya-Nya.
Para teolog seperti William Lane dan James Edwards mencatat bahwa narasi ini menekankan universalitas misi Yesus: baik perempuan yang dikucilkan karena penyakitnya maupun Yairus yang terhormat memerlukan Yesus. Hal ini mengajarkan bahwa Yesus datang untuk semua orang, tanpa memandang status sosial atau keadaan hidup mereka.
2. Kuasa Yesus dalam Kehidupan Yairus (Markus 5:21-24)
Kisah dimulai dengan Yairus, seorang pemimpin sinagoge, yang mendatangi Yesus untuk memohon kesembuhan bagi anaknya yang hampir mati. Markus 5:22 mencatat bagaimana Yairus "bersujud di kaki-Nya" sebagai tanda kerendahan hati dan iman. Sebagai seorang tokoh agama, tindakan ini menunjukkan keberaniannya karena ia mungkin menghadapi kritik dari para pemimpin Yahudi lainnya yang menentang Yesus.
Teolog Reformed seperti John Calvin menyoroti iman Yairus sebagai contoh pengakuan bahwa Yesus adalah sumber satu-satunya harapan. Calvin menjelaskan bahwa iman sejati dimulai dengan pengakuan akan kebutuhan mendalam manusia akan Allah dan pengakuan bahwa hanya Kristus yang mampu memenuhinya. Yairus tidak mencari solusi lain, tetapi langsung memohon kepada Yesus.
Aplikasi: Dalam menghadapi situasi yang tampaknya mustahil, kita dipanggil untuk menunjukkan iman seperti Yairus, yang datang kepada Yesus dengan kerendahan hati dan keyakinan bahwa Dia adalah satu-satunya harapan kita.
3. Perempuan yang Memiliki Iman yang Aktif (Markus 5:25-34)
Di tengah perjalanan Yesus ke rumah Yairus, kita diperkenalkan dengan seorang perempuan yang menderita pendarahan selama dua belas tahun. Ia telah mencoba berbagai pengobatan tanpa hasil, bahkan keadaannya semakin buruk. Dalam keputusasaan, ia mendatangi Yesus dan menjamah jubah-Nya, dengan keyakinan bahwa tindakan itu akan menyembuhkannya.
Iman yang Menyembuhkan
Perempuan ini memiliki iman yang aktif. Ia tidak hanya percaya pada kemampuan Yesus, tetapi juga bertindak berdasarkan keyakinannya. Markus mencatat dalam Markus 5:28 bahwa perempuan itu berkata dalam hatinya, "Kalau saja aku dapat menjamah jubah-Nya, aku akan sembuh." Tindakan ini menunjukkan iman yang disertai keberanian, karena sebagai seseorang yang dianggap najis menurut hukum Yahudi, ia mengambil risiko besar dengan mendekati Yesus di tengah kerumunan.
R.C. Sproul, dalam penafsirannya, menekankan bahwa iman perempuan ini bukanlah "iman takhayul," tetapi iman yang berakar pada pengenalan akan kuasa Yesus. Perempuan ini mungkin telah mendengar tentang mukjizat-mukjizat Yesus sebelumnya, dan keyakinannya pada kuasa-Nya mendorongnya untuk bertindak.
John MacArthur juga mencatat bahwa Yesus menyadari bahwa "kuasa telah keluar dari-Nya" (Markus 5:30). Ini menunjukkan bahwa kesembuhan itu bukan sekadar hasil dari tindakan fisik, tetapi respons Yesus terhadap iman perempuan itu.
Aplikasi:Kisah ini mengajarkan bahwa iman harus diwujudkan dalam tindakan. Ketika kita percaya kepada Yesus, kita juga harus berani melangkah maju dengan keyakinan bahwa Dia mampu mengatasi setiap tantangan yang kita hadapi.
4. Penundaan yang Menguji Iman Yairus (Markus 5:35-36)
Sementara Yesus berbicara kepada perempuan itu, datang berita bahwa anak Yairus telah meninggal. Namun, Yesus segera menenangkan Yairus dengan berkata, "Jangan takut, percaya saja."
William Hendriksen menjelaskan bahwa penundaan Yesus adalah ujian iman bagi Yairus. Ketika situasi tampaknya telah mencapai titik tanpa harapan, Yairus dihadapkan pada pilihan: menyerah pada rasa takut atau tetap percaya kepada Yesus. Dalam teologi Reformed, ini menggambarkan doktrin providensia Allah, di mana Allah menggunakan setiap peristiwa, termasuk penundaan, untuk memperkuat iman kita.
Aplikasi: Dalam hidup kita, sering kali doa-doa kita tampak tidak segera dijawab. Namun, kisah ini mengingatkan kita bahwa waktu Allah selalu sempurna, dan kita harus tetap percaya kepada-Nya, bahkan ketika situasi tampaknya mustahil.
5. Kebangkitan Anak Yairus (Markus 5:37-43)
Ketika Yesus tiba di rumah Yairus, Ia menemukan kerumunan orang yang menangis dan meratap. Namun, Yesus berkata bahwa anak itu "tidak mati, tetapi sedang tidur" (Markus 5:39). Pernyataan ini menimbulkan tawa dari orang-orang, tetapi Yesus kemudian membangkitkan anak itu dengan berkata, "Talita kum," yang berarti, "Gadis kecil, Aku berkata kepadamu, bangunlah!" (Markus 5:41).
John MacArthur mencatat bahwa kebangkitan ini menunjukkan kuasa Yesus atas kematian, yang merupakan inti dari Injil. Dalam teologi Reformed, ini menegaskan doktrin kebangkitan, di mana Yesus bukan hanya mengalahkan dosa, tetapi juga kematian itu sendiri.
Herman Bavinck menyoroti bahwa kata-kata Yesus yang sederhana namun penuh kuasa ("Talita kum") menunjukkan otoritas-Nya sebagai Allah. Tidak ada ritual panjang atau doa yang rumit, tetapi hanya Firman Allah yang memulihkan kehidupan.
Aplikasi: Kebangkitan anak Yairus adalah pengingat bahwa Yesus memiliki kuasa untuk memberikan kehidupan, baik secara fisik maupun rohani. Kita dapat memiliki pengharapan yang pasti dalam janji-Nya bahwa siapa pun yang percaya kepada-Nya akan menerima hidup kekal.
6. Pelajaran Teologis dan Aplikatif dari Markus 5:21-43
a. Iman Melampaui Ketakutan
Baik Yairus maupun perempuan yang sakit menghadapi situasi yang penuh ketakutan: kehilangan anak dan penyakit kronis yang tidak kunjung sembuh. Namun, iman mereka kepada Yesus mengatasi ketakutan itu. Dalam teologi Reformed, ini menggemakan prinsip bahwa iman adalah anugerah Allah yang memungkinkan kita untuk percaya kepada-Nya bahkan dalam situasi yang paling sulit.
b. Kuasa Firman Allah
Kisah ini menekankan bahwa kesembuhan dan kebangkitan terjadi melalui Firman Yesus. Dalam pandangan teologi Reformed, ini menunjukkan bahwa Firman Allah adalah alat utama melalui mana Allah bekerja di dunia. Oleh karena itu, kita harus terus mencari penghiburan dan kekuatan dalam Alkitab.
c. Yesus sebagai Sumber Pengharapan
Baik perempuan yang sakit maupun Yairus datang kepada Yesus dengan pengharapan bahwa Dia mampu mengatasi masalah mereka. Ini menunjukkan bahwa Yesus adalah sumber pengharapan kita, baik dalam kehidupan ini maupun di masa yang akan datang.
Kesimpulan
Markus 5:21-43 adalah perikop yang kaya akan pelajaran tentang iman, kuasa Yesus, dan kasih-Nya yang tanpa batas. Dari perempuan yang menderita pendarahan hingga anak Yairus yang dibangkitkan, kita melihat bagaimana Yesus merespons iman dengan tindakan yang penuh kuasa.
Pelajaran Utama:
- Iman Harus Aktif: Kita dipanggil untuk mendekati Yesus dengan keyakinan dan keberanian, seperti perempuan yang sakit dan Yairus.
- Yesus Berkuasa atas Segala Sesuatu: Dia memiliki kuasa atas penyakit, kematian, dan segala situasi dalam hidup kita.
- Tuhan Bekerja dalam Waktu-Nya: Ketika doa-doa kita tampak tertunda, kita harus tetap percaya bahwa Allah sedang bekerja untuk mendatangkan yang terbaik bagi kita.
Melalui perikop ini, kita diundang untuk mempercayai Yesus dalam segala keadaan, menyerahkan hidup kita kepada-Nya, dan hidup dalam keyakinan akan kuasa dan kasih-Nya yang tidak terbatas.
Catatan: Berdoalah agar Roh Kudus memberikan pengertian saat Anda mempelajari firman Tuhan. Artikel ini dirancang untuk menggali lebih dalam kebenaran Alkitab, tetapi Alkitab sendiri adalah sumber utama hikmat dan kebenaran. Tuhan memberkati!