The Necessity of the Atonemen: Reformed Theology
Pendahuluan:
Pendamaian (atonement) adalah inti dari Injil Kristen, di mana Yesus Kristus, melalui kematian-Nya di kayu salib, menanggung dosa umat manusia dan mendamaikan mereka dengan Allah. Dalam teologi Reformed, doktrin pendamaian adalah jawaban atas pertanyaan mendasar: Bagaimana manusia yang berdosa dapat berdamai dengan Allah yang kudus? Artikel ini mengeksplorasi pentingnya pendamaian, mengapa itu diperlukan, bagaimana Allah melakukannya melalui Kristus, dan apa implikasinya bagi kehidupan orang percaya.
1. Definisi Pendamaian
a. Apa Itu Pendamaian?
Pendamaian, dalam bahasa Inggris atonement, berasal dari kata at-one-ment, yang berarti "membuat menjadi satu." Dalam konteks Kristen, pendamaian mengacu pada karya Kristus di kayu salib yang memulihkan hubungan yang rusak antara manusia dan Allah akibat dosa.
John Calvin, dalam Institutes of the Christian Religion, menjelaskan bahwa pendamaian adalah karya Yesus Kristus sebagai pengganti umat-Nya, di mana Dia menanggung hukuman dosa yang seharusnya menjadi milik mereka, sehingga keadilan Allah dipuaskan dan kasih karunia-Nya dinyatakan.
b. Pendamaian dalam Alkitab
Pendamaian adalah tema utama dalam seluruh Alkitab. Dalam Perjanjian Lama, konsep ini terlihat dalam sistem pengorbanan, di mana binatang dijadikan korban untuk menutupi dosa manusia (Imamat 16). Namun, sistem ini hanyalah bayangan dari pendamaian sempurna yang dilakukan oleh Kristus dalam Perjanjian Baru. Dalam 1 Yohanes 4:10, dikatakan, "Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita."
2. Mengapa Pendamaian Diperlukan?
a. Kekudusan Allah dan Keadilan-Nya
Dalam teologi Reformed, pendamaian diperlukan karena sifat Allah yang kudus dan adil. Allah tidak dapat mengabaikan dosa, karena itu bertentangan dengan sifat-Nya. Dalam Habakuk 1:13, dikatakan bahwa Allah "matanya terlalu suci untuk melihat kejahatan."
Herman Bavinck menjelaskan bahwa dosa adalah pelanggaran terhadap hukum Allah yang kekal, dan keadilan Allah menuntut hukuman atas dosa. Tanpa pendamaian, manusia tetap berada di bawah murka Allah (Roma 1:18).
b. Kejatuhan Manusia dalam Dosa
Pendamaian juga diperlukan karena kejatuhan manusia dalam dosa. Dalam Kejadian 3, manusia memberontak melawan Allah, yang membawa dosa dan kematian ke dalam dunia. Roma 3:23 menyatakan, "Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah."
John Calvin menekankan bahwa dosa bukan hanya pelanggaran moral, tetapi pemberontakan terhadap Allah. Dosa merusak hubungan manusia dengan Allah, membuat mereka terpisah dari-Nya. Pendamaian diperlukan untuk memulihkan hubungan ini.
c. Ketidakmampuan Manusia Menyelamatkan Diri
Teologi Reformed mengajarkan bahwa manusia yang berdosa tidak memiliki kemampuan untuk menyelamatkan diri. Dalam Efesus 2:1, Paulus menggambarkan manusia sebagai "mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosa." Anthony Hoekema menegaskan bahwa karena manusia tidak dapat memuaskan tuntutan keadilan Allah, hanya Allah sendiri yang dapat menyediakan jalan pendamaian.
3. Bagaimana Pendamaian Dilakukan?
a. Karya Kristus di Salib
Pendamaian dilakukan melalui kematian Yesus Kristus di kayu salib. Dalam Markus 10:45, Yesus berkata, "Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."
R.C. Sproul menjelaskan bahwa salib adalah tempat di mana kasih dan keadilan Allah bertemu. Di salib, Yesus menanggung dosa umat-Nya, mengambil tempat mereka sebagai pengganti, dan memuaskan murka Allah yang adil terhadap dosa.
b. Yesus Sebagai Pengganti (Substitusi)
Teologi Reformed menekankan bahwa pendamaian adalah substitusi. Yesus Kristus menggantikan posisi umat-Nya, menanggung hukuman dosa yang seharusnya mereka tanggung. Dalam 2 Korintus 5:21, Paulus berkata, "Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah."
John Owen, seorang teolog Reformed, menjelaskan bahwa substitusi ini adalah inti dari pendamaian. Tanpa pengganti yang sempurna, manusia tidak akan pernah bisa berdamai dengan Allah.
c. Pendamaian yang Sempurna dan Kekal
Pendamaian Kristus adalah sempurna dan kekal. Dalam Ibrani 10:10, kita membaca bahwa "kita telah dikuduskan satu kali untuk selama-lamanya oleh persembahan tubuh Yesus Kristus." Tidak seperti pengorbanan dalam Perjanjian Lama yang harus dilakukan berulang kali, pengorbanan Kristus adalah satu kali untuk selamanya.
4. Implikasi Pendamaian bagi Kehidupan Kristen
a. Kepastian Keselamatan
Pendamaian memberikan kepastian keselamatan bagi orang percaya. Dalam Roma 8:1, Paulus berkata, "Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus." Karena Yesus telah menanggung hukuman dosa, orang percaya tidak lagi hidup di bawah murka Allah.
Baca Juga: Pandangan Jauh Yesus dalam Hidup Orang Percaya
Teologi Reformed menekankan bahwa keselamatan adalah anugerah yang diberikan melalui pendamaian Kristus. Charles Spurgeon menyebut pendamaian sebagai "dasar yang kokoh di mana iman berdiri."
b. Dorongan untuk Hidup Kudus
Pendamaian mendorong orang percaya untuk hidup dalam kekudusan. Dalam 1 Petrus 1:18-19, Petrus mengingatkan bahwa kita telah ditebus "bukan dengan barang yang fana, tetapi dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus." Kesadaran akan harga yang telah dibayar untuk keselamatan kita memotivasi kita untuk hidup dalam ketaatan kepada Allah.
c. Hubungan yang Dipulihkan dengan Allah
Pendamaian memulihkan hubungan yang rusak antara manusia dan Allah. Dalam Roma 5:10, Paulus berkata, "Sebab jikalau kita, ketika masih seteru, diperdamaikan dengan Allah oleh kematian Anak-Nya, lebih-lebih kita, yang sekarang telah diperdamaikan, akan diselamatkan oleh hidup-Nya!" Orang percaya sekarang memiliki akses langsung kepada Allah sebagai Bapa mereka.
5. Pendamaian dan Misi Kristen
a. Memberitakan Injil
Pendamaian mendorong orang percaya untuk memberitakan Injil kepada dunia. Dalam 2 Korintus 5:20, Paulus berkata bahwa orang percaya adalah "utusan-utusan Kristus." Karena pendamaian Kristus adalah satu-satunya jalan keselamatan, kita dipanggil untuk membawa kabar baik ini kepada semua orang.
b. Hidup Sebagai Saksi
Pendamaian juga memanggil kita untuk hidup sebagai saksi Kristus. Dalam Matius 5:16, Yesus berkata, "Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga." Hidup kita harus mencerminkan kasih dan anugerah Allah yang telah mendamaikan kita dengan-Nya.
6. Tantangan terhadap Doktrin Pendamaian
a. Kritik Modern
Doktrin pendamaian sering mendapat kritik, terutama dari mereka yang menganggapnya terlalu berfokus pada keadilan dan hukuman. Beberapa mengklaim bahwa doktrin ini menggambarkan Allah sebagai sosok yang marah dan haus darah. Namun, teologi Reformed menekankan bahwa pendamaian adalah tindakan kasih Allah yang terbesar, di mana Dia sendiri menyediakan jalan untuk menyelamatkan manusia.
b. Mengabaikan Aspek Kekudusan Allah
Dalam budaya modern yang cenderung menekankan kasih tanpa keadilan, pendamaian sering disalahpahami. Herman Bavinck mengingatkan bahwa tanpa pendamaian, kekudusan dan keadilan Allah akan dikompromikan. Pendamaian menunjukkan bahwa Allah adalah kasih sekaligus adil.
Penutup: Kasih dan Keadilan Allah dalam Pendamaian
Pendamaian adalah inti dari rencana keselamatan Allah. Dalam teologi Reformed, doktrin ini menunjukkan bagaimana kasih dan keadilan Allah bertemu di kayu salib. Melalui kematian Kristus, Allah memuaskan tuntutan keadilan-Nya dan mendamaikan umat-Nya dengan diri-Nya.
Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk hidup dalam syukur atas pendamaian Kristus, memberitakan Injil kepada dunia, dan menantikan kepenuhan kerajaan Allah dalam kekekalan.
Catatan: Berdoalah agar Roh Kudus memperdalam pengertian kita tentang pendamaian, sehingga kita dapat hidup dalam iman yang teguh, kasih yang mendalam, dan ketaatan yang penuh kepada Allah.