1 Korintus 16:1-4: Prinsip Pengumpulan untuk Orang Kudus
Pendahuluan:
Dalam 1 Korintus 16:1-4, Rasul Paulus memberikan instruksi kepada jemaat di Korintus mengenai pengumpulan dana untuk orang-orang kudus di Yerusalem. Ayat ini memberikan wawasan mendalam mengenai prinsip memberi dalam kehidupan gereja, yang tidak hanya berkaitan dengan aspek keuangan tetapi juga dengan kesatuan tubuh Kristus, anugerah Allah, dan kedaulatan-Nya dalam mencukupi kebutuhan umat-Nya.
1 Korintus 16:1-4 (AYT):(1) Sekarang tentang pengumpulan uang untuk orang-orang kudus, lakukanlah sesuai dengan petunjuk-petunjuk yang kuberikan kepada jemaat di Galatia.(2) Pada hari pertama setiap minggu, masing-masing kamu menyisihkan sesuatu dan menyimpannya sesuai dengan yang kamu peroleh supaya jangan ketika aku datang baru diadakan pengumpulan.(3) Ketika aku datang, aku akan mengutus mereka, siapa pun yang kamu setujui, disertai dengan surat-surat untuk membawa pemberianmu ke Yerusalem.(4) Dan, jika sepatutnya aku juga pergi, mereka akan pergi bersamaku.Dalam teologi Reformed, memberi bukan sekadar tindakan kebaikan, tetapi merupakan tanggapan iman terhadap anugerah Allah. John Calvin, Herman Bavinck, dan R.C. Sproul melihat bagian ini sebagai bentuk nyata dari kasih Kristen, ekspresi persekutuan tubuh Kristus, serta bagian dari kedaulatan Allah dalam memelihara umat-Nya.
Artikel ini akan mengeksplorasi eksposisi mendalam dari 1 Korintus 16:1-4, menghubungkannya dengan prinsip-prinsip teologi Reformed, serta bagaimana kita dapat menerapkannya dalam kehidupan Kristen.
Latar Belakang Pengumpulan untuk Orang Kudus
Pengumpulan dana ini merupakan bagian dari upaya Paulus untuk membantu jemaat di Yerusalem, yang sedang mengalami penderitaan ekonomi akibat kelaparan dan penganiayaan (Roma 15:26; Kisah Para Rasul 11:27-30). Ini bukan sekadar bantuan finansial, tetapi juga tanda kasih dan kesatuan antara jemaat Yahudi dan jemaat non-Yahudi dalam Kristus.
A. Eksposisi 1 Korintus 16:1-4
1. "Sekarang tentang pengumpulan uang untuk orang-orang kudus..." (1 Korintus 16:1)
A. Memberi sebagai Bagian dari Kehidupan Gereja
Rasul Paulus menggunakan istilah logia (λογία), yang berarti "persembahan atau pengumpulan untuk suatu tujuan tertentu."
John Calvin menekankan bahwa pengumpulan dana dalam gereja harus dilakukan dengan ketertiban dan berdasarkan prinsip kasih:
"Allah menetapkan bahwa gereja-Nya harus saling menopang, agar kasih yang nyata terlihat dalam tindakan, bukan hanya dalam kata-kata." (Commentary on Corinthians)
Dalam perspektif Reformed, pemberian bukan sekadar kewajiban moral, tetapi bagian dari ibadah kepada Allah dan bukti nyata dari anugerah-Nya dalam kehidupan kita.
B. Pengumpulan yang Terorganisir dan Konsisten
Paulus tidak hanya memberikan instruksi kepada jemaat di Korintus tetapi juga kepada jemaat di Galatia. Ini menunjukkan bahwa prinsip memberi bukanlah hal opsional, tetapi merupakan standar dalam gereja-gereja Perjanjian Baru.
Herman Bavinck menegaskan bahwa gereja harus memiliki tanggung jawab sosial yang terorganisir, bukan hanya tindakan amal individual:
"Gereja dipanggil untuk mengekspresikan kasih melalui tindakan nyata, karena kasih sejati selalu berbuah dalam perbuatan." (Reformed Dogmatics, Vol. 4)
2. "Pada hari pertama setiap minggu, masing-masing kamu menyisihkan sesuatu..." (1 Korintus 16:2)
A. Prinsip Memberi yang Teratur dan Proporsional
Paulus menginstruksikan jemaat untuk menyisihkan sesuatu secara teratur, bukan hanya memberi secara spontan.
- Hari pertama setiap minggu → Ini menunjukkan bahwa pemberian harus menjadi bagian dari ibadah rutin, bukan hanya ketika ada kebutuhan mendesak.
- Masing-masing kamu menyisihkan sesuatu → Pemberian bukan hanya tanggung jawab segelintir orang, tetapi panggilan bagi setiap orang percaya.
- Sesuai dengan yang kamu peroleh → Memberi harus dilakukan secara proporsional sesuai dengan berkat yang diterima.
R.C. Sproul menafsirkan prinsip ini dalam konteks kedaulatan Allah atas kepemilikan kita:
"Segala sesuatu yang kita miliki berasal dari Allah, dan pemberian kita hanyalah bentuk pengelolaan yang benar dari apa yang telah dipercayakan kepada kita." (The Holiness of God)
Ini menunjukkan bahwa prinsip memberi dalam gereja harus terencana, sukarela, dan sesuai dengan anugerah yang telah diterima.
3. "Ketika aku datang, aku akan mengutus mereka, siapa pun yang kamu setujui..." (1 Korintus 16:3)
A. Transparansi dan Akuntabilitas dalam Keuangan Gereja
Paulus menunjukkan pentingnya transparansi dalam pengelolaan keuangan gereja dengan:
- Menunjuk orang yang dipercaya oleh jemaat untuk membawa pemberian tersebut.
- Memastikan ada surat-surat resmi sebagai bukti.
John Calvin menekankan bahwa pengelolaan keuangan gereja harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak ada penyalahgunaan atau kecurigaan:
"Paulus tidak ingin kepercayaan jemaat dirusak oleh kesalahan dalam administrasi. Transparansi adalah bagian dari kesalehan gereja." (Commentary on Corinthians)
Dalam konteks modern, ini menegaskan perlunya laporan keuangan yang jujur dan keterbukaan dalam administrasi gereja.
4. "Jika sepatutnya aku juga pergi, mereka akan pergi bersamaku." (1 Korintus 16:4)
A. Kerjasama dalam Pelayanan dan Misi Gereja
Paulus menunjukkan bahwa pemberian ini bukan hanya tentang uang, tetapi juga tentang hubungan antara jemaat.
Herman Bavinck menekankan bahwa gereja harus bersatu dalam misi Kristus:
"Kesatuan gereja tidak hanya terlihat dalam ajaran, tetapi juga dalam tindakan nyata dalam membantu satu sama lain." (Reformed Ethics)
Ini menunjukkan bahwa gereja harus bekerja sama dalam pelayanan, saling mendukung, dan memperluas dampak Injil melalui tindakan kasih.
B. Makna Teologis 1 Korintus 16:1-4: Prinsip Pengumpulan untuk Orang Kudus
a. Pemberian sebagai Tindakan Iman yang Berakar dalam Anugerah Allah
Dalam perspektif John Calvin, tindakan memberi bukan sekadar kewajiban moral tetapi merupakan respons terhadap anugerah Allah. Calvin menegaskan bahwa segala sesuatu yang kita miliki berasal dari Allah, dan oleh karena itu, kita dipanggil untuk menjadi penatalayan (stewards) yang bertanggung jawab.
Calvin menulis dalam Institutes of the Christian Religion:
“Segala berkat yang kita terima bukan untuk kepentingan diri sendiri, tetapi harus kita gunakan untuk melayani sesama sebagai ungkapan kasih kepada Allah.”
Paulus meminta jemaat Korintus untuk menyisihkan pemberian setiap minggu. Ini bukan hanya praktik keuangan yang baik, tetapi juga latihan rohani untuk mengakui bahwa segala sesuatu yang kita miliki berasal dari Tuhan.
b. Prinsip Pengelolaan Keuangan dalam Gereja yang Berbasis Alkitab
Herman Bavinck dalam Reformed Dogmatics menekankan bahwa Alkitab memberikan prinsip-prinsip ekonomi yang harus diterapkan dalam gereja. Salah satu prinsip tersebut adalah bahwa pemberian harus dilakukan secara terencana, sistematis, dan bertanggung jawab, sebagaimana yang diajarkan dalam 1 Korintus 16:2.
Paulus menginstruksikan jemaat untuk memberi secara teratur, bukan secara spontan atau emosional. Ini mengajarkan bahwa dalam teologi Reformed, pengelolaan keuangan gereja bukanlah sesuatu yang sembarangan, tetapi harus dijalankan dengan ketertiban.
Bavinck juga menekankan bahwa segala bentuk pemberian di gereja harus memiliki sistem akuntabilitas, sebagaimana yang Paulus lakukan dalam ayat 3-4, yaitu dengan meminta jemaat memilih perwakilan untuk mengurus dana tersebut.
c. Pemberian sebagai Bagian dari Kedaulatan Allah dalam Pemeliharaan Umat-Nya
R.C. Sproul, dalam tafsirannya tentang teks ini, menekankan bahwa Allah memelihara gereja-Nya melalui pemberian umat-Nya. Pemberian kepada sesama orang percaya, khususnya yang membutuhkan, bukan hanya soal kemurahan hati tetapi juga bagian dari rencana kedaulatan Allah.
Sproul menulis:
"Allah tidak memerlukan pemberian kita, tetapi Dia memilih untuk menggunakan kita sebagai alat untuk menggenapi rencana pemeliharaan-Nya bagi umat-Nya."
Paulus tidak memerintahkan jemaat Korintus untuk memberi berdasarkan keharusan, tetapi berdasarkan pemahaman bahwa Allah yang berdaulat telah memberikan berkat kepada mereka, dan mereka dipanggil untuk menjadi saluran berkat bagi orang lain.
d. Prinsip Gereja yang Saling Menopang dalam Tubuh Kristus
Dalam perspektif John MacArthur, bagian ini menunjukkan pentingnya saling menolong dalam tubuh Kristus. Gereja di Yerusalem mengalami kesulitan ekonomi, dan gereja-gereja di daerah lain dipanggil untuk membantu mereka.
MacArthur menyoroti bahwa pemberian ini bukan hanya tindakan filantropi biasa, tetapi bagian dari doktrin persekutuan orang percaya (communion of saints). Ia menulis:
"Kristus membangun gereja-Nya bukan sebagai komunitas individualistis, tetapi sebagai tubuh yang bersatu. Ketika satu bagian menderita, bagian lain dipanggil untuk menolong."
Paulus mengajarkan bahwa pemberian kepada orang-orang kudus adalah bukti nyata dari kasih Kristen yang mengatasi batas-batas geografis dan etnis.
e. Prinsip Transparansi dan Akuntabilitas dalam Keuangan Gereja
Dalam ayat 3-4, Paulus menekankan bahwa dana yang dikumpulkan harus disalurkan oleh orang-orang yang dipercaya oleh jemaat. Louis Berkhof dalam Systematic Theology menekankan bahwa prinsip ini menunjukkan pentingnya akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan gereja.
Berkhof menulis:
"Di dalam gereja, keuangan bukanlah urusan pribadi pendeta atau pemimpin gereja, tetapi harus dikelola dengan prinsip transparansi, sesuai dengan etika Kristen."
Prinsip ini sangat relevan untuk gereja masa kini, di mana sering terjadi penyalahgunaan dana gereja karena kurangnya akuntabilitas. Paulus memberikan teladan bahwa dana gereja harus dikelola dengan penuh tanggung jawab dan transparansi.
Kesimpulan: Prinsip-Prinsip Reformed dalam Pemberian Kristen
Dari pembahasan di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa dalam perspektif teologi Reformed, 1 Korintus 16:1-4 mengajarkan beberapa prinsip utama tentang pemberian Kristen:
- Pemberian sebagai respons terhadap anugerah Allah (John Calvin) – Semua berkat berasal dari Allah dan harus digunakan untuk kemuliaan-Nya.
- Pemberian harus sistematis dan terencana (Herman Bavinck) – Jemaat dipanggil untuk mengelola keuangan mereka dengan bijaksana.
- Allah yang berdaulat memelihara umat-Nya melalui pemberian (R.C. Sproul) – Pemberian adalah bagian dari rencana pemeliharaan Allah.
- Gereja harus saling menopang dalam tubuh Kristus (John MacArthur) – Persekutuan orang percaya mencakup aspek ekonomi dan sosial.
- Keuangan gereja harus dikelola dengan transparansi dan akuntabilitas (Louis Berkhof) – Pengelolaan dana gereja harus terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan.
Sebagai orang percaya yang hidup dalam terang firman Tuhan, kita dipanggil untuk memiliki sikap murah hati, bijaksana dalam mengelola berkat yang Tuhan berikan, dan berkontribusi dalam pekerjaan Tuhan dengan penuh kesadaran bahwa segala sesuatu yang kita miliki berasal dari-Nya.
"Setiap orang hendaknya memberi sesuai dengan kerelaan hatinya, bukan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita." (2 Korintus 9:7)