1 Yohanes 1:3: Persekutuan dengan Allah dan Sesama dalam Kristus
Pendahuluan
Surat 1 Yohanes adalah salah satu surat yang ditulis oleh Rasul Yohanes untuk menegaskan kehidupan dalam terang, persekutuan dengan Allah, dan tanda-tanda iman sejati. Dalam 1 Yohanes 1:3, Yohanes menekankan persekutuan orang percaya dengan Allah dan sesama dalam Yesus Kristus sebagai tanda iman sejati.
Berikut adalah teks dari 1 Yohanes 1:3 (AYT):
“Hal yang sudah kami lihat dan dengar itu, kami beritakan juga kepadamu supaya kamu juga mempunyai persekutuan bersama kami. Sesungguhnya, persekutuan kami itu adalah bersama Allah Bapa dan Anak-Nya, Kristus Yesus.” (1 Yohanes 1:3, AYT)
Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi makna 1 Yohanes 1:3 berdasarkan pemikiran para teolog Reformed seperti John Calvin, Herman Bavinck, Louis Berkhof, dan R.C. Sproul.
1. Konteks 1 Yohanes 1:3
a. Tujuan Surat Yohanes
Surat 1 Yohanes ditulis untuk:
- Menegaskan iman yang sejati dalam Kristus.
- Melawan ajaran sesat, khususnya Gnostisisme, yang mengajarkan bahwa keselamatan diperoleh melalui pengetahuan rahasia dan menolak inkarnasi Kristus.
- Menunjukkan tanda-tanda orang percaya sejati, yaitu ketaatan kepada Allah, kasih kepada saudara seiman, dan hidup dalam terang.
John Calvin dalam Commentary on 1 John menjelaskan bahwa:
“Tujuan Yohanes dalam surat ini adalah untuk menunjukkan bahwa iman sejati kepada Kristus harus menghasilkan persekutuan yang sejati dengan Allah dan dengan orang percaya lainnya.”
b. Persekutuan sebagai Tanda Iman Sejati
Dalam ayat sebelumnya, Yohanes menyatakan bahwa ia memberitakan Injil berdasarkan apa yang telah ia lihat dan dengar dari Kristus sendiri (1 Yohanes 1:1-2).
Sekarang, dalam 1 Yohanes 1:3, Yohanes menegaskan bahwa tujuan pemberitaan Injil adalah agar orang-orang percaya memiliki persekutuan dengan Allah dan dengan tubuh Kristus (gereja).
2. “Hal yang Sudah Kami Lihat dan Dengar Itu, Kami Beritakan Juga Kepadamu”
a. Otoritas Rasul dalam Pemberitaan Injil
Yohanes menegaskan bahwa Injil yang ia sampaikan bukan hasil pemikiran manusia, tetapi berdasarkan kesaksian langsung dari pengalaman bersama Kristus.
- "Kami lihat dan dengar" → merujuk pada kesaksian langsung para rasul tentang kehidupan, kematian, dan kebangkitan Kristus.
- "Kami beritakan juga kepadamu" → menunjukkan bahwa Injil harus diberitakan kepada semua orang, bukan hanya untuk sekelompok elit tertentu seperti yang diajarkan oleh Gnostisisme.
Herman Bavinck dalam Reformed Dogmatics menegaskan bahwa:
“Otoritas kerasulan bukan berasal dari pengalaman pribadi semata, tetapi dari mandat langsung yang diberikan oleh Kristus.”
b. Kewajiban Pemberitaan Injil
Pemberitaan Injil bukan hanya tugas para rasul, tetapi juga tugas setiap orang percaya.
Matius 28:19-20 berkata:
“Karena itu, pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku, baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka untuk melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu.”
John MacArthur dalam Evangelism: How to Share the Gospel Faithfully mengatakan bahwa:
“Setiap orang percaya yang memiliki persekutuan dengan Kristus dipanggil untuk memberitakan Injil kepada orang lain.”
3. “Supaya Kamu Juga Mempunyai Persekutuan Bersama Kami”
a. Persekutuan sebagai Bukti Kehidupan Kristen
Frasa "supaya kamu juga mempunyai persekutuan bersama kami" menunjukkan bahwa iman sejati selalu melibatkan persekutuan dengan tubuh Kristus (gereja).
1 Yohanes 4:20 berkata:
“Jika seseorang berkata, ‘Aku mengasihi Allah,’ tetapi membenci saudaranya, ia adalah pendusta.”
Louis Berkhof dalam Systematic Theology menjelaskan bahwa:
“Persekutuan orang percaya bukan hanya hubungan sosial, tetapi realitas rohani yang didasarkan pada kesatuan mereka dalam Kristus.”
Oleh karena itu, orang yang mengaku percaya kepada Kristus tetapi tidak memiliki hubungan dengan tubuh Kristus sedang hidup dalam ketidaktaatan.
b. Persekutuan yang Berpusat pada Kristus
Persekutuan sejati bukan sekadar kebersamaan sosial, tetapi berdasarkan kebenaran Injil.
John Calvin menegaskan bahwa:
“Persekutuan yang sejati hanya ada ketika kebenaran Kristus menjadi pusatnya. Segala bentuk kesatuan tanpa kebenaran bukanlah persekutuan yang sejati.”
Oleh karena itu, gereja harus berpusat pada Injil dan bukan pada tradisi atau kepentingan manusia.
4. “Persekutuan Kami Itu adalah Bersama Allah Bapa dan Anak-Nya, Kristus Yesus”
a. Persekutuan dengan Allah Melalui Kristus
Yohanes menegaskan bahwa persekutuan orang percaya bukan hanya dengan sesama, tetapi juga dengan Allah Bapa dan Anak-Nya, Yesus Kristus.
Yohanes 14:6 berkata:
“Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa kalau tidak melalui Aku.”
R.C. Sproul dalam Knowing God menekankan bahwa:
“Tidak ada persekutuan dengan Allah tanpa perantaraan Yesus Kristus. Ia adalah satu-satunya jalan kepada Bapa.”
Artinya, orang yang tidak percaya kepada Kristus tidak memiliki persekutuan dengan Allah, meskipun ia mengaku beragama.
b. Trinitas dalam Persekutuan Kristen
Yohanes menyebut Allah Bapa dan Anak-Nya, Kristus Yesus, yang menunjukkan bahwa persekutuan Kristen berakar dalam relasi Trinitas.
2 Korintus 13:14 berkata:
“Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus menyertai kamu semua.”
Herman Bavinck dalam Reformed Dogmatics menjelaskan bahwa:
“Persekutuan sejati hanya mungkin terjadi karena pekerjaan Trinitas—Bapa yang memilih, Anak yang menebus, dan Roh Kudus yang menguduskan.”
5. Implikasi 1 Yohanes 1:3 dalam Kehidupan Kristen
a. Mengandalkan Firman Tuhan Sebagai Dasar Iman
Karena Yohanes menegaskan bahwa Injil yang diberitakan berasal dari apa yang telah dilihat dan didengar, kita harus:
- Menjadikan Alkitab sebagai satu-satunya standar kebenaran.
- Menolak ajaran yang bertentangan dengan Firman Tuhan.
b. Hidup dalam Persekutuan dengan Orang Percaya
Orang percaya sejati harus:
- Menjadi bagian dari gereja lokal yang sehat.
- Melayani dan mengasihi sesama orang percaya.
c. Memiliki Hubungan Pribadi dengan Allah Melalui Kristus
Persekutuan dengan Allah bukan hanya teori, tetapi harus menjadi realitas dalam kehidupan doa, penyembahan, dan ketaatan kita.
Yakobus 4:8 berkata:
“Mendekatlah kepada Allah, dan Ia akan mendekat kepadamu.”
d. Menjadi Saksi Kristus
Karena Yohanes berkata “kami beritakan juga kepadamu”, kita juga dipanggil untuk:
- Menyebarkan Injil kepada orang lain.
- Menjalani hidup yang mencerminkan Injil.
Kesimpulan
Dari eksposisi ini, kita belajar bahwa:
- Persekutuan Kristen didasarkan pada Injil yang sejati.
- Orang percaya sejati harus memiliki persekutuan dengan Allah dan sesama.
- Hanya melalui Kristus kita bisa memiliki hubungan dengan Allah.
- Kita dipanggil untuk memberitakan Injil dan hidup dalam ketaatan kepada Tuhan.
Sebagai orang percaya, kita harus menjaga persekutuan dengan Allah dan tubuh Kristus serta hidup dalam kebenaran yang dinyatakan dalam Injil.
Soli Deo Gloria!