1 Yohanes 1:6: Pengakuan Iman Dan Gaya Hidup
Pendahuluan
Surat 1 Yohanes adalah salah satu surat yang ditulis oleh Rasul Yohanes kepada jemaat-jemaat yang menghadapi ajaran sesat, terutama Gnostisisme. Surat ini menekankan persekutuan sejati dengan Allah dan hidup dalam terang kebenaran-Nya.
Salah satu ayat penting dalam surat ini adalah 1 Yohanes 1:6, yang berbunyi:
“Jika kita mengatakan bahwa kita mempunyai persekutuan dengan Dia, tetapi kita hidup dalam kegelapan, kita berdusta dan tidak melakukan kebenaran.” (1 Yohanes 1:6, AYT)
Ayat ini berbicara tentang ketidakkonsistenan antara pengakuan iman dan gaya hidup seseorang. Yohanes ingin menegaskan bahwa tidak mungkin seseorang mengklaim memiliki persekutuan dengan Allah, tetapi masih hidup dalam dosa dan kegelapan. Dalam eksposisi ini, kita akan menganalisis ayat ini berdasarkan pemikiran para teolog Reformed dan melihat implikasinya bagi kehidupan orang percaya.
I. Eksposisi Mendalam 1 Yohanes 1:6
Mari kita analisis ayat ini secara mendalam dengan memperhatikan beberapa kata kunci:
1. “Jika kita mengatakan bahwa kita mempunyai persekutuan dengan Dia”
Frasa ini mengacu pada klaim seseorang bahwa ia memiliki hubungan dengan Allah. Dalam bahasa Yunani, kata yang digunakan untuk persekutuan adalah κοινωνία (koinonia), yang berarti hubungan yang erat dan aktif. Persekutuan dengan Allah bukan sekadar pengakuan verbal, tetapi merupakan suatu realitas spiritual yang nyata.
Menurut John Calvin, seseorang yang benar-benar hidup dalam persekutuan dengan Allah akan menunjukkan buah dari hubungan tersebut dalam kehidupannya. Ia menulis:
“Persekutuan dengan Allah tidak hanya dalam kata-kata, tetapi harus nyata dalam hidup kita. Sebab, tidak mungkin kita menjadi bagian dari terang Allah dan tetap berjalan dalam kegelapan.”(Calvin’s Commentaries)
2. “Tetapi kita hidup dalam kegelapan”
Kata “hidup” dalam teks Yunani adalah περιπατέω (peripateo), yang berarti berjalan atau hidup secara terus-menerus. Ini menunjukkan pola hidup yang berkelanjutan, bukan hanya dosa sesaat. Yohanes tidak sedang berbicara tentang orang percaya yang sesekali jatuh dalam dosa, tetapi tentang mereka yang secara sadar dan terus-menerus hidup dalam ketidakbenaran.
Menurut John Stott, kegelapan dalam konteks ini melambangkan dosa dan kebohongan:
“Kegelapan mewakili semua yang bertentangan dengan Allah: dosa, kebohongan, dan ketidakkudusan. Hidup dalam kegelapan berarti memilih jalan dosa, bukan jalan kebenaran.”(The Letters of John, Stott)
3. “Kita berdusta dan tidak melakukan kebenaran”
Yohanes menggunakan kata “berdusta” untuk menunjukkan bahwa seseorang yang mengaku mengenal Allah tetapi hidup dalam dosa adalah seorang penipu. Kebenaran bukan hanya sesuatu yang kita percaya, tetapi sesuatu yang harus kita lakukan.
Menurut Martyn Lloyd-Jones, iman Kristen harus tampak dalam perbuatan nyata:
“Orang yang hidup dalam kegelapan, tetapi mengaku mengenal Allah, sedang menipu dirinya sendiri. Iman sejati selalu menghasilkan perubahan dalam hidup.”
(Life in Christ: Studies in 1 John)
II. Aplikasi Teologi Reformed dalam 1 Yohanes 1:6
1. Keselamatan dan Buah Pertobatan
Teologi Reformed menekankan bahwa keselamatan adalah anugerah, tetapi iman sejati selalu menghasilkan perbuatan baik sebagai buktinya. Yohanes menegaskan bahwa iman yang tidak menghasilkan kehidupan yang benar adalah iman yang palsu. Seperti yang dikatakan oleh Yohanes Calvin:
“Keselamatan tidak diperoleh melalui perbuatan, tetapi perbuatan adalah bukti keselamatan.”(Institutes of the Christian Religion)
2. Kebutuhan Akan Kekudusan
Teologi Reformed juga menekankan pentingnya kekudusan dalam kehidupan orang percaya. Yohanes menyatakan bahwa tidak mungkin seseorang bersekutu dengan Allah tetapi tetap hidup dalam dosa. Hal ini sejalan dengan ajaran Jonathan Edwards, yang berkata:
“Orang percaya sejati bukan hanya menjauhi dosa, tetapi membenci dosa dan mengejar kekudusan.”(Religious Affections)
3. Pentingnya Pengujian Iman
Dalam perspektif teologi Reformed, doktrin ketekunan orang kudus (Perseverance of the Saints) mengajarkan bahwa orang yang sungguh-sungguh lahir baru akan bertahan dalam iman hingga akhir. Yohanes ingin pembacanya menguji diri mereka sendiri: apakah mereka benar-benar hidup dalam terang atau masih berjalan dalam kegelapan?
Seperti yang dikatakan oleh R.C. Sproul:
“Kehidupan seseorang yang sungguh diselamatkan akan menunjukkan bukti keselamatan itu dalam cara hidupnya.”(Essential Truths of the Christian Faith)
Kesimpulan
1 Yohanes 1:6 adalah peringatan bagi setiap orang percaya untuk tidak hanya mengaku beriman, tetapi juga hidup sesuai dengan iman tersebut. Yohanes menegaskan bahwa iman tanpa perbuatan adalah dusta. Teologi Reformed sejalan dengan pesan ini dengan menekankan bahwa iman sejati selalu menghasilkan perubahan dalam hidup.
Sebagai orang percaya, kita harus hidup dalam terang dan menjauhi kegelapan. Jika kita benar-benar memiliki persekutuan dengan Allah, hidup kita akan mencerminkan karakter-Nya. Marilah kita terus menguji diri dan meminta Roh Kudus untuk menolong kita hidup dalam kebenaran.
“Tetapi jika kita hidup dalam terang sebagaimana Dia ada dalam terang, kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya, menyucikan kita dari segala dosa.” (1 Yohanes 1:7, AYT)
Penerapan Praktis
- Periksa hidup kita – Apakah kita benar-benar hidup dalam terang atau masih ada bagian hidup kita yang berada dalam kegelapan?
- Miliki relasi yang nyata dengan Allah – Jangan hanya mengaku percaya, tetapi hiduplah dalam persekutuan dengan-Nya.
- Kejar kekudusan – Hidup dalam terang berarti menolak dosa dan mengejar kehidupan yang berkenan kepada Allah.
Semoga artikel ini membantu kita semakin mengerti kebenaran firman Tuhan dan menerapkannya dalam hidup sehari-hari. Soli Deo Gloria!