Berkat bagi Keturunan: Kejadian 48:9
Pendahuluan:
Kisah Yusuf dalam Kitab Kejadian adalah salah satu kisah paling dramatis dalam Alkitab, yang menunjukkan bagaimana pemeliharaan Allah bekerja dalam kehidupan manusia. Dalam Kejadian 48:9, Yusuf membawa kedua anaknya, Manasye dan Efraim, kepada Yakub untuk menerima berkat.
"Yusuf berkata kepada ayahnya, ‘Merekalah anakku, yang telah Allah berikan kepadaku di tempat ini.’ Dia berkata, ‘Aku minta kepadamu, bawalah mereka kepadaku, dan aku akan memberkatinya.’" (Kejadian 48:9, AYT)
Peristiwa ini adalah momen penting dalam sejarah umat Allah, karena Yakub tidak hanya memberkati kedua cucunya, tetapi juga mengadopsi mereka ke dalam status suku-suku Israel. Dalam artikel ini, kita akan menganalisis makna Kejadian 48:9 secara mendalam, membahasnya dalam perspektif teologi Reformed, serta bagaimana penerapannya dalam kehidupan Kristen saat ini.
1. Konteks Kejadian 48:9
A. Latar Belakang Kejadian Pasal 48
Kejadian 48 adalah bagian dari hari-hari terakhir Yakub, di mana ia mengumpulkan anak-anaknya untuk memberikan berkat profetik.
- Yusuf telah menjadi penguasa di Mesir, dan selama bertahun-tahun ia hidup jauh dari keluarganya.
- Ia memiliki dua anak, Manasye dan Efraim, yang lahir dari istrinya Asnat, putri imam Mesir.
- Yakub, yang sudah lanjut usia dan hampir meninggal, ingin memberkati kedua cucu ini sebagai bagian dari umat perjanjian Allah.
John MacArthur menyatakan bahwa:"Peristiwa ini bukan hanya pemberian berkat, tetapi juga bagian dari rencana Allah dalam memperluas keturunan Israel melalui Yusuf."
B. Mengapa Yakub Memberkati Manasye dan Efraim?
Menurut kebiasaan Yahudi, anak sulung menerima berkat utama, tetapi Yakub justru menempatkan Efraim (anak yang lebih muda) di atas Manasye (Kejadian 48:14-20). Ini mengingatkan kita pada pola pilihan Allah yang sering kali bertentangan dengan logika manusia, seperti yang terjadi dengan Yakub yang dipilih di atas Esau (Kejadian 25:23).
John Calvin berkomentar:"Allah sering kali menentang tradisi manusia untuk menunjukkan bahwa berkat-Nya diberikan berdasarkan anugerah-Nya, bukan karena hak kelahiran atau usaha manusia."
2. Makna Teologis Kejadian 48:9
A. "Merekalah anakku, yang telah Allah berikan kepadaku di tempat ini."
Yusuf mengakui bahwa anak-anaknya adalah pemberian Allah, meskipun mereka lahir di Mesir, tanah asing.
Ini menunjukkan bahwa Allah tetap bekerja bahkan di tempat yang tidak ideal.
Meskipun Yusuf hidup jauh dari keluarganya, Allah tetap menggenapi janji-Nya untuk memberkati keturunannya.
Anak-anak adalah pemberian dari Tuhan, sebagaimana ditegaskan dalam Mazmur 127:3:
"Sesungguhnya, anak-anak adalah milik pusaka dari TUHAN, dan buah kandungan adalah suatu upah."
B. "Bawalah mereka kepadaku, dan aku akan memberkatinya."
Yakub ingin memberikan berkat kepada Manasye dan Efraim sebagai bagian dari garis perjanjian Tuhan.
- Ini menunjukkan bahwa berkat Tuhan diturunkan melalui keluarga.
- Orang tua memiliki peran penting dalam menanamkan nilai rohani kepada anak-anak mereka.
R.C. Sproul menjelaskan bahwa:"Dalam perjanjian Allah dengan umat-Nya, keluarga memiliki peran sentral dalam mewariskan iman dari generasi ke generasi."
Hal ini juga mengingatkan kita pada Efesus 6:4, di mana orang tua dipanggil untuk mendidik anak-anak dalam pengajaran dan disiplin Tuhan.
3. Pandangan Teologi Reformed tentang Berkat dan Warisan Iman
A. John Calvin: Berkat Allah Bukan Sekadar Materi, tetapi Rohani
Calvin menekankan bahwa berkat sejati bukan hanya kekayaan atau kedudukan, tetapi pemeliharaan Allah yang membawa umat-Nya lebih dekat kepada-Nya.
Dalam komentarnya, Calvin menulis:"Berkat yang diberikan Yakub kepada cucu-cucunya bukan sekadar kata-kata, tetapi bagian dari rencana keselamatan Allah yang menggenapi janji-Nya kepada Abraham."
B. Charles Spurgeon: Anak-Anak adalah Amanah dari Tuhan
Spurgeon mengingatkan bahwa orang tua memiliki tanggung jawab besar dalam membimbing anak-anak mereka dalam kebenaran Tuhan.
"Mereka yang memiliki anak-anak harus menyadari bahwa mereka bukan milik kita, tetapi milik Tuhan. Tugas kita adalah membimbing mereka dalam jalan Tuhan agar mereka juga menerima berkat-Nya."
C. Herman Bavinck: Berkat dalam Konteks Perjanjian
Bavinck menegaskan bahwa berkat dalam Perjanjian Lama selalu berhubungan dengan rencana keselamatan Allah.
"Setiap berkat yang diberikan kepada umat perjanjian, termasuk yang diterima oleh Manasye dan Efraim, adalah bagian dari janji keselamatan yang akhirnya digenapi dalam Kristus."
4. Aplikasi Kejadian 48:9 dalam Kehidupan Kristen
A. Mengakui Anak sebagai Pemberian Tuhan
Sebagai orang tua, kita harus menghargai anak-anak sebagai anugerah dari Tuhan dan membesarkan mereka dalam takut akan Tuhan.
✔ Apakah kita melihat anak-anak kita sebagai anugerah, bukan beban?
✔ Apakah kita mengajarkan mereka untuk mengenal Tuhan dan firman-Nya?
B. Mewariskan Iman kepada Generasi Berikutnya
- Yakub tidak hanya memberkati cucunya, tetapi mengajarkan mereka tentang janji Tuhan.
- Dalam Ulangan 6:6-7, Tuhan memerintahkan umat-Nya untuk mengajarkan firman-Nya kepada anak-anak mereka.
✔ Apakah kita secara aktif membimbing anak-anak dalam iman?
✔ Apakah kita berdoa agar mereka bertumbuh dalam takut akan Tuhan?
C. Memahami Bahwa Berkat Terbesar adalah Kristus
Dalam Perjanjian Baru, kita memahami bahwa berkat terbesar bukanlah kekayaan atau status, tetapi keselamatan dalam Yesus Kristus.
Efesus 1:3 berkata:"Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang telah memberkati kita dalam Kristus dengan segala berkat rohani di surga."
✔ Apakah kita lebih mengejar berkat rohani atau hanya berkat duniawi?
✔ Apakah kita mengarahkan keluarga kita kepada Kristus sebagai berkat terbesar?
Kesimpulan: Mewariskan Berkat Allah kepada Generasi Berikutnya
Kejadian 48:9 mengajarkan kita bahwa:
- Anak-anak adalah pemberian Tuhan, dan kita harus membesarkan mereka dalam iman.
- Orang tua memiliki peran penting dalam mewariskan iman kepada generasi berikutnya.
- Berkat sejati bukan hanya materi, tetapi janji keselamatan dalam Kristus.
Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk menjadikan rumah kita sebagai tempat pertumbuhan rohani. Seperti yang dikatakan dalam Yosua 24:15:"Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!"
Kiranya setiap keluarga Kristen menjadi tempat di mana iman diwariskan dan berkat Tuhan dinyatakan dari generasi ke generasi. Amin!