Kuasa Yesus: Lazarus Dibangkitkan (Yohanes 11:43-44)

Kuasa Yesus: Lazarus Dibangkitkan (Yohanes 11:43-44)

Pendahuluan:

Mukjizat kebangkitan Lazarus adalah salah satu peristiwa paling dramatis dalam pelayanan Yesus di dunia. Dalam Yohanes 11:43-44, kita melihat bagaimana Yesus menunjukkan kuasa-Nya atas kematian dengan membangkitkan Lazarus yang sudah mati selama empat hari.

Mukjizat ini bukan hanya sekadar kebangkitan fisik, tetapi juga memiliki makna teologis yang dalam:

  • Menunjukkan bahwa Yesus memiliki otoritas penuh atas kehidupan dan kematian.
  • Menegaskan bahwa Yesus adalah kebangkitan dan hidup (Yohanes 11:25).
  • Menggambarkan keselamatan dan kebangkitan rohani yang diberikan kepada orang percaya.

Dalam artikel ini, kita akan membahas makna Yohanes 11:43-44 secara mendalam, implikasi teologisnya, serta pandangan beberapa pakar teologi Reformed tentang kuasa Yesus dalam kebangkitan Lazarus.

Teks Yohanes 11:43-44, AYT:Yohanes 11:43 Setelah mengatakan itu, Yesus berseru dengan suara keras, “Lazarus, keluarlah!”Yohanes 11:44 Orang yang telah mati itu keluar, tangan dan kakinya masih terikat tali kafan, dan wajahnya masih tertutup kain kafan. Yesus berkata kepada mereka, “Lepaskan kain-kain itu darinya dan biarkan dia pergi.”

Dalam bagian ini, kita melihat tiga elemen utama dari kebangkitan Lazarus:

  1. Yesus memerintahkan dengan suara keras.
  2. Lazarus keluar dalam kondisi masih terikat kain kafan.
  3. Yesus memerintahkan agar kain kafan itu dilepaskan.

Mukjizat ini adalah gambaran dari kuasa Yesus yang tidak hanya membangkitkan secara fisik, tetapi juga membebaskan secara rohani dari ikatan dosa dan maut.

Makna Teologis Kebangkitan Lazarus

1. Yesus Berkuasa atas Kehidupan dan Kematian

Yesus tidak hanya menyembuhkan orang sakit, tetapi Ia juga mengalahkan kematian itu sendiri.

Dalam Yohanes 11:25-26, Yesus berkata kepada Marta:"Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati."

Kebangkitan Lazarus adalah bukti nyata dari pernyataan ini. Yesus tidak hanya berbicara, tetapi mendemonstrasikan kuasa-Nya secara langsung.

John Calvin, dalam komentarnya tentang Yohanes 11, menekankan bahwa:"Dengan membangkitkan Lazarus, Kristus menunjukkan bahwa Dialah sumber kehidupan yang sejati, dan tidak ada kematian yang dapat menghalangi kuasa-Nya."

Ini berarti bahwa kematian bukanlah akhir bagi mereka yang ada di dalam Kristus. Seperti Lazarus yang dipanggil keluar dari kubur, orang percaya juga akan dibangkitkan dalam kehidupan kekal.

2. Panggilan Yesus yang Penuh Otoritas

Yesus berseru dengan suara keras, “Lazarus, keluarlah!”

Dalam banyak mukjizat Yesus lainnya, Ia sering hanya menyentuh atau berbicara dengan lembut. Namun, dalam kasus ini, Ia berseru dengan keras.

Menurut Charles Spurgeon, ada dua alasan mengapa Yesus berseru keras:

  1. Untuk menunjukkan otoritas-Nya sebagai Tuhan atas kehidupan dan kematian.

    • Tidak ada nabi atau imam yang dapat memerintahkan orang mati untuk bangkit.
    • Hanya Allah sendiri yang memiliki kuasa untuk memberi kehidupan kembali.
  2. Untuk menggambarkan panggilan keselamatan.

    • Panggilan Yesus kepada Lazarus melambangkan panggilan-Nya kepada orang-orang berdosa untuk keluar dari kematian rohani dan masuk ke dalam hidup yang baru.

Spurgeon menegaskan bahwa keselamatan adalah murni karya Allah. Sama seperti Lazarus yang mati tidak bisa membangkitkan dirinya sendiri, manusia yang mati dalam dosa juga tidak dapat menyelamatkan dirinya sendiri tanpa anugerah Kristus.

Ini sejalan dengan doktrin total depravity (kerusakan total manusia) dalam teologi Reformed, yang menyatakan bahwa tanpa anugerah Tuhan, manusia sepenuhnya mati dalam dosa dan tidak dapat merespons panggilan Allah (Efesus 2:1).

3. Kebangkitan Lazarus sebagai Gambaran Kebangkitan Rohani

Lazarus keluar dalam kondisi masih terikat kain kafan, dan Yesus berkata, “Lepaskan kain-kain itu darinya dan biarkan dia pergi.”

Menurut R.C. Sproul, ada simbolisme rohani dalam bagian ini:

  1. Lazarus yang mati melambangkan kondisi manusia dalam dosa.
  2. Panggilan Yesus melambangkan anugerah yang membangkitkan kita dari kematian rohani.
  3. Kain kafan yang harus dilepaskan melambangkan ikatan dosa yang harus ditanggalkan setelah kita diselamatkan.

Ini menunjukkan bahwa keselamatan bukan hanya tentang dibangkitkan dari dosa, tetapi juga dibebaskan dari ikatan dosa dalam kehidupan sehari-hari.

Aplikasi Teologi Reformed dalam Kisah Lazarus

1. Anugerah Allah yang Efektif (Irresistible Grace)

Dalam doktrin anugerah yang tidak dapat ditolak (Irresistible Grace), teologi Reformed mengajarkan bahwa panggilan Allah kepada orang yang dipilih-Nya pasti akan efektif.

Lazarus tidak bisa menolak panggilan Yesus. Begitu juga, ketika Allah memanggil seseorang untuk percaya kepada Kristus, panggilan itu pasti akan menghasilkan iman.

Ini sesuai dengan Yohanes 6:44, di mana Yesus berkata:"Tidak ada seorang pun yang dapat datang kepada-Ku, jika Bapa yang mengutus Aku tidak menarik dia."

Menurut John Owen, kisah Lazarus ini adalah contoh sempurna bagaimana panggilan Allah yang efektif membangkitkan orang berdosa dari kematian rohani.

2. Keselamatan adalah Murni Karya Allah (Sola Gratia)

Lazarus tidak bisa membangkitkan dirinya sendiri—ia sepenuhnya pasif dalam mukjizat ini.

Ini mencerminkan doktrin Sola Gratia (keselamatan hanya oleh anugerah) dalam Reformasi Protestan. Manusia yang mati dalam dosa tidak memiliki kekuatan untuk memilih Allah, kecuali Allah terlebih dahulu membangkitkan mereka secara rohani.

Menurut Louis Berkhof, keselamatan selalu merupakan tindakan monergistik, di mana hanya Allah yang bekerja dalam menyelamatkan manusia, bukan hasil usaha manusia sendiri.

3. Kuasa Kristus atas Kematian dan Kebangkitan Orang Percaya

Kebangkitan Lazarus adalah gambaran dari kebangkitan akhir zaman, di mana Yesus akan membangkitkan semua orang percaya ke dalam hidup yang kekal.

Dalam 1 Korintus 15:52, Paulus berkata:"Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari surga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit."

Seperti Lazarus yang mendengar suara Yesus dan bangkit, orang percaya juga akan mendengar suara Tuhan pada hari terakhir dan dibangkitkan dalam kemuliaan.

Kesimpulan

Mukjizat kebangkitan Lazarus adalah demonstrasi kuasa Yesus atas kematian, serta gambaran keselamatan dan kebangkitan rohani yang diberikan kepada orang percaya.

Pelajaran utama dari kisah ini:

  1. Yesus memiliki kuasa mutlak atas kehidupan dan kematian.
  2. Keselamatan adalah murni karya Allah, bukan usaha manusia.
  3. Panggilan Yesus adalah panggilan yang efektif dan tidak dapat ditolak.
  4. Orang yang telah diselamatkan harus melepaskan "kain kafan" dosa dalam hidupnya.
  5. Kebangkitan Lazarus adalah bayangan dari kebangkitan akhir zaman bagi semua orang percaya.

Kisah ini memberi kita pengharapan yang besar bahwa dalam Kristus, kematian bukanlah akhir, tetapi awal dari kehidupan kekal bersama-Nya.

Next Post Previous Post