Mengasihi Sesama yang Terdekat

Mengasihi Sesama yang Terdekat

Pendahuluan:

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering berbicara tentang kasih dan bagaimana mengasihi orang lain. Namun, tantangan terbesar bukanlah mengasihi orang yang jauh, tetapi mereka yang paling dekat dengan kita—anggota keluarga, pasangan, anak, saudara, dan sahabat. Bagaimana kita mengasihi sesama yang terdekat dengan tulus, seperti yang diajarkan dalam Alkitab?

Yesus berkata dalam Matius 22:39:“Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.”

Mengasihi sesama bukan hanya tentang orang-orang di luar lingkungan kita, tetapi juga mereka yang setiap hari berinteraksi dengan kita. Sering kali, kita lebih mudah menunjukkan kebaikan kepada orang luar daripada kepada keluarga sendiri. Mengapa demikian? Bagaimana kita bisa menerapkan kasih sejati dalam hubungan yang paling dekat?

Dalam perspektif teologi Reformed, kasih sejati berasal dari pemahaman yang benar tentang Allah, anugerah-Nya, dan bagaimana kasih itu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Artikel ini akan mengeksplorasi bagaimana kita dapat mengasihi sesama yang terdekat berdasarkan pandangan para teolog Reformed seperti John Calvin, Jonathan Edwards, Charles Spurgeon, R.C. Sproul, dan John Piper.

1. Mengapa Mengasihi Sesama yang Terdekat Itu Sulit?

Banyak orang berpikir bahwa mengasihi orang-orang yang terdekat seharusnya lebih mudah. Namun, kenyataannya justru sebaliknya. Beberapa alasan utama mengapa mengasihi keluarga atau orang terdekat bisa menjadi tantangan adalah:

A. Kita Melihat Kekurangan Mereka Setiap Hari

Ketika kita tinggal atau berinteraksi dengan seseorang secara rutin, kita melihat segala kelemahan dan kesalahannya. Ini bisa membuat kita kehilangan kesabaran atau bahkan merasa kecewa.

Jonathan Edwards berkata:“Dosa membuat manusia cenderung egois dan lebih cepat melihat kesalahan orang lain daripada melihat kasih karunia Allah yang bekerja di dalam mereka.”

B. Kita Menganggap Kasih Sebagai Sesuatu yang Otomatis

Sering kali, kita berasumsi bahwa orang-orang yang dekat dengan kita sudah tahu bahwa kita mengasihi mereka, sehingga kita tidak lagi berusaha untuk mengekspresikannya.

Charles Spurgeon memperingatkan:“Tidak ada kasih yang dapat bertahan lama tanpa usaha. Kasih sejati membutuhkan perawatan, perhatian, dan doa.”

C. Rutinitas dan Kesibukan Mengikis Kasih

Dalam kesibukan hidup sehari-hari, kita sering lupa untuk memberi perhatian kepada orang-orang yang paling dekat dengan kita. Kita lebih mudah bersikap sabar dan ramah kepada orang asing daripada kepada pasangan atau anak-anak kita.

John Piper menulis:“Keluarga adalah tempat utama di mana kasih karunia Allah diuji dan diwujudkan. Jika kita gagal di sini, kita gagal di tempat yang paling penting.”

2. Bagaimana Alkitab Mengajarkan Kasih kepada Sesama yang Terdekat?

A. Kasih yang Berpusat pada Allah

Kasih sejati tidak dimulai dari perasaan atau emosi manusia, tetapi dari kasih Allah yang telah dicurahkan kepada kita. 1 Yohanes 4:19 berkata:“Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita.”

John Calvin menekankan bahwa kasih kita terhadap sesama tidak akan bertahan lama jika tidak berakar dalam kasih Allah. Ia berkata:“Hanya mereka yang terlebih dahulu mengalami kasih Allah yang dapat mengasihi dengan tulus.”

Ketika kita menyadari betapa besar kasih Allah bagi kita, kita akan lebih mudah mengasihi orang lain, termasuk mereka yang terdekat dengan kita.

B. Kasih yang Tidak Bersyarat

Yesus mengajarkan kasih yang tidak bersyarat—kasih yang tetap bertahan meskipun orang yang kita kasihi tidak selalu membalasnya dengan baik. Roma 5:8 berkata:“Akan tetapi, Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, karena ketika kita masih berdosa, Kristus telah mati untuk kita.”

Charles Spurgeon menambahkan:“Kasih sejati tidak mencari balasan. Kasih sejati adalah pemberian tanpa syarat, seperti kasih Allah kepada kita.”

Ketika kita mengasihi keluarga kita, kita harus melakukannya bukan karena mereka pantas menerimanya, tetapi karena kita telah menerima kasih yang tak pantas dari Tuhan.

3. Cara Praktis Mengasihi Sesama yang Terdekat

A. Mengampuni dengan Murah Hati

Salah satu cara paling nyata untuk menunjukkan kasih adalah dengan mengampuni. Dalam Kolose 3:13, Paulus berkata:“Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain, apabila seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian.”

R.C. Sproul mengajarkan bahwa mengampuni orang yang paling dekat dengan kita adalah bukti nyata dari kasih karunia Allah dalam hidup kita.“Orang yang menyadari betapa besar dosanya telah diampuni akan lebih mudah mengampuni orang lain.”

Jika kita tidak belajar mengampuni pasangan, anak, atau saudara kita, maka kasih yang sejati tidak akan bertumbuh.

B. Melayani dengan Kerendahan Hati

Yesus memberikan contoh terbaik dalam melayani sesama dengan rendah hati. Dalam Yohanes 13:14, Yesus membasuh kaki murid-murid-Nya dan berkata:“Jadi, jikalau Aku, Tuhan dan Gurumu, membasuh kakimu, maka kamu juga wajib saling membasuh kaki.”

Mengasihi sesama berarti kita harus bersedia melayani mereka, meskipun itu berarti melakukan hal-hal kecil seperti:

  • Mendengarkan dengan penuh perhatian.
  • Membantu tugas rumah tangga.
  • Memberikan waktu berkualitas untuk keluarga.

Jonathan Edwards berkata:“Kasih sejati selalu diwujudkan dalam tindakan. Tanpa perbuatan, kasih hanyalah kata-kata kosong.”

C. Berkomunikasi dengan Kasih

Banyak hubungan rusak karena komunikasi yang buruk. Efesus 4:29 berkata:“Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya beroleh kasih karunia.”

Kata-kata kita bisa membangun atau menghancurkan orang lain. Jika kita ingin mengasihi orang yang terdekat, kita harus menggunakan kata-kata yang penuh kasih, dorongan, dan penghiburan.

D. Berdoa untuk Mereka

Salah satu cara terbaik untuk mengasihi seseorang adalah dengan mendoakan mereka. Yakobus 5:16 berkata:“Doakanlah seorang akan yang lain, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya.”

John Piper menekankan bahwa doa bukan hanya tindakan kasih, tetapi juga cara bagi kita untuk bertumbuh dalam kasih kepada orang lain.

4. Kasih dalam Keluarga sebagai Kesaksian bagi Dunia

Yesus berkata dalam Yohanes 13:35:“Dengan demikian semua orang akan tahu bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jika kamu saling mengasihi.”

Ketika kita mengasihi keluarga kita dengan kasih yang sejati, dunia akan melihat perbedaan itu. Orang-orang akan bertanya: “Apa yang membuat keluarga ini berbeda?”

John Calvin berkata:“Keluarga Kristen yang mencerminkan kasih Kristus adalah kesaksian yang paling kuat bagi dunia.”

Dengan mengasihi sesama yang terdekat, kita bukan hanya menaati perintah Tuhan, tetapi juga menyatakan Injil dalam tindakan nyata.

Kesimpulan

Mengasihi sesama yang terdekat bukanlah hal yang mudah, tetapi itu adalah panggilan kita sebagai orang percaya. Jika kita ingin menjadi saksi Kristus yang sejati, kita harus mulai dengan mengasihi orang-orang yang paling dekat dengan kita—keluarga, sahabat, dan komunitas kita.

Melalui pengampunan, pelayanan, komunikasi yang baik, dan doa, kita bisa menunjukkan kasih Kristus yang nyata dalam kehidupan kita.

Apakah Anda siap untuk mengasihi sesama yang terdekat seperti Kristus telah mengasihi Anda?

Next Post Previous Post