Yohanes 12:9-11: Reaksi Terhadap Yesus dan Lazarus yang Dibangkitkan
Pendahuluan:
Peristiwa dalam Yohanes 12:9-11 terjadi setelah Yesus membangkitkan Lazarus dari kematian, yang merupakan salah satu mukjizat paling besar dalam pelayanan-Nya. Peristiwa ini menarik perhatian banyak orang Yahudi, tetapi juga memicu reaksi keras dari para pemimpin agama.
Yohanes 12:9-11 (AYT):9 Ketika sejumlah besar orang Yahudi mendengar bahwa Yesus ada di Betania, mereka pergi ke sana, bukan hanya karena Yesus, melainkan juga karena ingin melihat Lazarus yang telah Dia bangkitkan dari kematian.10 Lalu, imam-imam kepala berencana untuk membunuh Lazarus juga.11 Karena Lazarus, banyak orang Yahudi meninggalkan mereka dan percaya kepada Yesus.Bagian ini menggambarkan dua respons terhadap karya Kristus:
- Banyak orang tertarik kepada Yesus karena mereka melihat mukjizat-Nya.
- Para pemimpin agama merasa terancam dan berusaha menghancurkan bukti kebesaran-Nya.
Dalam artikel ini, kita akan membahas konteks Yohanes 12:9-11, eksposisi ayat berdasarkan teologi Reformed, makna teologisnya, serta implikasinya dalam kehidupan Kristen.
Konteks Yohanes 12:9-11
1. Peristiwa Sebelum Yohanes 12:9-11
Perikop ini terjadi setelah Yesus membangkitkan Lazarus dari kematian (Yohanes 11:38-44). Mukjizat ini menjadi titik balik dalam pelayanan Yesus karena semakin banyak orang mulai percaya kepada-Nya.
John Calvin dalam Commentary on John menekankan bahwa Yesus membangkitkan Lazarus bukan hanya untuk menunjukkan kuasa-Nya, tetapi juga untuk menegaskan bahwa Ia adalah sumber kehidupan kekal (Yohanes 11:25-26).
Namun, reaksi terhadap mukjizat ini sangat kontras:
- Banyak orang percaya kepada Yesus.
- Para pemimpin Yahudi bersekongkol untuk membunuh-Nya (Yohanes 11:53).
Yohanes 12:9-11 menunjukkan bahwa mereka tidak hanya ingin membunuh Yesus, tetapi juga Lazarus sebagai bukti hidup dari kuasa-Nya.
2. Menjelang Minggu Sengsara
Peristiwa ini terjadi enam hari sebelum Paskah (Yohanes 12:1), yang berarti Yesus hampir memasuki minggu terakhir hidup-Nya sebelum penyaliban.
R.C. Sproul dalam The Holiness of God menjelaskan bahwa Yesus dengan sengaja menuju penderitaan-Nya, karena ini adalah bagian dari rencana Allah untuk keselamatan dunia.
Perikop ini menegaskan bahwa penolakan terhadap Yesus tidak didasarkan pada kurangnya bukti, tetapi pada hati yang keras dan keinginan mempertahankan kekuasaan.
Eksposisi Yohanes 12:9-11
1. “Ketika sejumlah besar orang Yahudi mendengar bahwa Yesus ada di Betania, mereka pergi ke sana, bukan hanya karena Yesus, melainkan juga karena ingin melihat Lazarus yang telah Dia bangkitkan dari kematian.” (Yohanes 12:9)
Banyak orang Yahudi penasaran dan ingin melihat sendiri bukti mukjizat Yesus.
- Yesus telah menjadi pusat perhatian karena tanda-tanda yang dilakukan-Nya.
- Lazarus adalah bukti hidup dari kuasa Yesus atas kematian.
John MacArthur dalam The MacArthur New Testament Commentary menjelaskan bahwa kehadiran Lazarus menjadi kesaksian yang kuat dan tak terbantahkan tentang kuasa Yesus.
Yohanes 11:45 berkata:“Banyak di antara orang-orang Yahudi yang datang melawat Maria dan menyaksikan apa yang telah dilakukan Yesus, percaya kepada-Nya.”
2. “Lalu, imam-imam kepala berencana untuk membunuh Lazarus juga.” (Yohanes 12:10)
Para pemimpin agama merasa posisi mereka terancam, sehingga mereka merencanakan pembunuhan terhadap Lazarus.
- Mereka tidak bisa menyangkal mukjizat itu, jadi mereka berusaha menghilangkan buktinya.
- Ini menunjukkan bahwa mereka lebih peduli mempertahankan kekuasaan daripada mencari kebenaran.
Jonathan Edwards dalam Religious Affections menekankan bahwa ketika hati seseorang telah keras terhadap Tuhan, bahkan bukti paling nyata pun tidak akan mengubah mereka.
Markus 8:17-18 berkata:“Masihkah kamu belum mengerti dan belum paham? Apakah hatimu begitu keras sehingga tidak dapat melihat?”
3. “Karena Lazarus, banyak orang Yahudi meninggalkan mereka dan percaya kepada Yesus.” (Yohanes 12:11)
Lazarus menjadi alat yang membawa banyak orang kepada Kristus.
- Keberadaan Lazarus membuktikan bahwa Yesus adalah Mesias yang dijanjikan.
- Mereka yang sebelumnya mengikuti para imam kepala mulai beralih kepada Yesus.
B.B. Warfield dalam The Plan of Salvation menjelaskan bahwa iman sejati lahir dari pekerjaan Roh Kudus yang membuka hati manusia untuk menerima kebenaran Injil.
Yohanes 6:44 berkata:“Tidak ada seorang pun yang dapat datang kepada-Ku, kecuali Bapa yang mengutus Aku menarik dia.”
Makna Teologis Yohanes 12:9-11
1. Mukjizat Yesus Membuktikan Identitas-Nya sebagai Mesias
Mukjizat Yesus bukan sekadar aksi spektakuler, tetapi bukti bahwa Ia adalah Anak Allah.
John Piper dalam Seeing and Savoring Jesus Christ menekankan bahwa mukjizat Yesus bertujuan untuk membangun iman orang percaya, bukan sekadar menarik perhatian.
Yohanes 20:31 berkata:“Tetapi semua yang tertulis di sini telah dicatat supaya kamu percaya bahwa Yesus adalah Kristus, Anak Allah, dan supaya kamu memiliki hidup dalam nama-Nya.”
2. Hati yang Keras Menolak Kebenaran Sekalipun Sudah Melihat Mukjizat
Para imam kepala tidak dapat menyangkal kuasa Yesus, tetapi mereka tetap menolak-Nya.
Martin Lloyd-Jones dalam Spiritual Depression menjelaskan bahwa ketidakpercayaan bukanlah masalah bukti, tetapi masalah hati.
Roma 1:21 berkata:“Sebab sekalipun mereka mengenal Allah, mereka tidak memuliakan Dia sebagai Allah atau mengucap syukur kepada-Nya.”
3. Kesaksian Pribadi Memiliki Kuasa yang Besar
Lazarus tidak berkhotbah atau mengajarkan doktrin, tetapi hidupnya sendiri menjadi kesaksian bagi banyak orang.
Timothy Keller dalam The Reason for God menekankan bahwa kesaksian hidup yang nyata lebih kuat daripada sekadar argumen teologis.
2 Korintus 3:2 berkata:“Kamu adalah surat Kristus yang terbuka, yang ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh Allah yang hidup.”
Kesimpulan
Yohanes 12:9-11 mengajarkan bahwa mukjizat Yesus membuktikan identitas-Nya, tetapi hati yang keras tetap bisa menolaknya.
Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk:
- Menjadi kesaksian yang hidup bagi Kristus.
- Tetap setia kepada Tuhan meskipun ada penolakan.
- Mengandalkan Roh Kudus dalam pertumbuhan iman kita.
Mari kita hidup sebagai saksi Kristus, seperti Lazarus, agar banyak orang datang kepada-Nya!