Renungan Malam Galatia 6:9: Jangan Jemu Berbuat Baik
.jpg)
Pendahuluan:
Saudara-saudari dalam Kristus, malam ini kita datang ke hadapan Tuhan untuk merenungkan Firman-Nya dan menemukan kekuatan baru dalam perjalanan iman kita. Dalam kehidupan ini, kita sering kali merasa lelah, kecewa, atau bahkan putus asa dalam melakukan hal yang baik. Kita mungkin bertanya-tanya, "Apakah semua kebaikan yang saya lakukan benar-benar berarti?"
Firman Tuhan dalam Galatia 6:9 memberikan dorongan yang kuat bagi kita:"Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah."
Ayat ini adalah pengingat bagi kita semua untuk tetap setia dalam melakukan kehendak Tuhan, bahkan ketika kita tidak langsung melihat hasilnya. Dalam teologi Reformed, kita percaya bahwa Allah yang berdaulat sedang bekerja dalam segala sesuatu, dan usaha kita dalam kebaikan tidak akan pernah sia-sia jika kita melakukannya untuk kemuliaan-Nya.
Malam ini, kita akan merenungkan tiga kebenaran utama dari Galatia 6:9:
- Mengapa Kita Mudah Jemu dalam Berbuat Baik?
- Janji Tuhan: Kita Akan Menuai pada Waktunya
- Ketekunan dalam Berbuat Baik sebagai Buah dari Iman Sejati
1. Mengapa Kita Mudah Jemu dalam Berbuat Baik?
a) Tantangan dalam Melakukan Kebaikan
Melakukan kebaikan seharusnya menjadi bagian alami dari kehidupan orang percaya. Namun, dalam kenyataannya, kita sering menghadapi berbagai tantangan yang membuat kita lelah dan jemu. Beberapa alasan mengapa kita bisa merasa putus asa dalam berbuat baik adalah:
Tidak Melihat Hasil yang Langsung
- Kita hidup di zaman yang serba instan, di mana orang mengharapkan hasil yang cepat. Namun, dalam banyak hal, buah dari perbuatan baik sering kali tidak langsung terlihat.
- Kita mungkin telah melayani dengan setia, berdoa bagi orang lain, atau mengorbankan waktu dan tenaga, tetapi tampaknya tidak ada perubahan yang terjadi.
Kurangnya Penghargaan dari Orang Lain
- Banyak orang berbuat baik, tetapi merasa kecewa karena tidak mendapatkan penghargaan atau apresiasi.
- Kita mungkin merasa bahwa orang-orang tidak menghargai usaha kita, atau bahkan membalas kebaikan kita dengan kejahatan.
Menghadapi Kejahatan dan Ketidakadilan
- Di dunia ini, kita sering melihat bahwa orang yang jahat tampak lebih berhasil dibandingkan orang yang berbuat baik.
- Kita mungkin bertanya, "Mengapa saya harus terus melakukan yang benar jika orang lain yang curang justru lebih berhasil?"
Kelelahan Fisik dan Rohani
- Ketika kita terus-menerus melayani tanpa istirahat, kita bisa mengalami kelelahan fisik dan keletihan rohani.
- Kita mulai kehilangan sukacita dalam melayani dan merasa bahwa usaha kita sia-sia.
b) Apa yang Dikatakan Firman Tuhan?
Kita perlu mengingat bahwa Tuhan melihat semua yang kita lakukan. Meskipun manusia mungkin tidak menghargai usaha kita, tetapi Tuhan tidak pernah melupakan perbuatan baik yang kita lakukan dalam nama-Nya.
Ibrani 6:10 berkata:"Sebab Allah bukan tidak adil, sehingga Ia lupa akan pekerjaanmu dan kasihmu yang kamu tunjukkan terhadap nama-Nya dengan melayani orang-orang kudus, yang masih kamu lakukan sampai sekarang."
Karena itu, jangan jemu! Tuhan sedang bekerja, bahkan ketika kita tidak bisa melihatnya.
Pertanyaan untuk direnungkan:
- Apakah saya pernah merasa jemu dalam melakukan kebaikan?
- Apakah saya lebih mencari penghargaan dari manusia atau dari Tuhan?
2. Janji Tuhan: Kita Akan Menuai pada Waktunya
a) Prinsip Menabur dan Menuai dalam Alkitab
Dalam Galatia 6:7-8, Paulus membahas prinsip menabur dan menuai:"Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya."
Prinsip ini berlaku dalam kehidupan rohani kita:
- Jika kita menabur dalam daging (hidup dalam dosa), kita akan menuai kebinasaan.
- Jika kita menabur dalam Roh (hidup dalam ketaatan kepada Tuhan), kita akan menuai hidup yang kekal.
b) Waktu Tuhan Tidak Sama dengan Waktu Kita
Paulus berkata bahwa kita akan menuai "apabila sudah datang waktunya." Ini berarti bahwa waktu panen tidak ditentukan oleh kita, tetapi oleh Tuhan.
- Tuhan tahu kapan waktu yang terbaik untuk memberikan hasil dari usaha kita.
- Mungkin kita tidak akan melihat hasilnya di dunia ini, tetapi kita pasti akan melihatnya dalam kekekalan.
1 Korintus 15:58 berkata:"Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia."
Tuhan tidak pernah lupa, dan Dia pasti akan memberikan upah yang terbaik bagi mereka yang setia.
c) Menabur untuk Kemuliaan Tuhan, Bukan untuk Diri Sendiri
Dalam teologi Reformed, kita percaya bahwa segala sesuatu harus dilakukan untuk kemuliaan Tuhan (Soli Deo Gloria).
Kolose 3:23-24 → "Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Kamu tahu bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang ditentukan bagimu sebagai upah. Kristus adalah tuan dan kamu hamba-Nya."
Jika kita berbuat baik hanya untuk mendapat pujian manusia, kita akan cepat lelah. Tetapi jika kita berbuat baik untuk Tuhan, kita akan tetap setia.
Pertanyaan untuk direnungkan:
- Apakah saya percaya bahwa Tuhan akan memberi hasil pada waktunya?
- Apakah saya melayani dan berbuat baik untuk Tuhan, atau untuk pengakuan manusia?
3. Ketekunan dalam Berbuat Baik sebagai Buah dari Iman Sejati
a) Berbuat Baik adalah Bukti dari Iman yang Hidup
Dalam teologi Reformed, kita percaya bahwa keselamatan adalah oleh kasih karunia melalui iman, tetapi iman yang sejati akan menghasilkan perbuatan baik.
Efesus 2:8-10 berkata:"Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri. Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau supaya kita hidup di dalamnya."
Perbuatan baik tidak menyelamatkan kita, tetapi perbuatan baik adalah bukti bahwa kita telah diselamatkan.
b) Roh Kudus yang Memampukan Kita
Kita tidak bisa tetap setia dalam berbuat baik dengan kekuatan kita sendiri. Kita membutuhkan Roh Kudus untuk memberikan kekuatan, ketekunan, dan kesabaran.
Galatia 5:22-23 berkata bahwa buah Roh adalah kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri.
Ketika kita dipimpin oleh Roh Kudus, kita akan mampu bertahan dalam melakukan kebaikan, bahkan ketika dunia tidak menghargai kita.
Kesimpulan
Saudara-saudari dalam Kristus, Galatia 6:9 mengajarkan bahwa kita harus tetap setia dalam berbuat baik, karena Tuhan pasti akan memberikan hasil pada waktunya.
- Jangan jemu dalam berbuat baik, meskipun ada tantangan dan kekecewaan.
- Percayalah bahwa Tuhan akan memberi hasil pada waktu yang tepat.
- Bergantunglah pada Roh Kudus agar kita dapat tetap setia dalam berbuat baik.
Malam ini, marilah kita menyerahkan segala usaha kita kepada Tuhan dan berkomitmen untuk tetap setia dalam melakukan kebaikan. Soli Deo Gloria!
Doa Malam
"Tuhan yang setia, terima kasih atas Firman-Mu malam ini. Tolong kami untuk tetap setia dalam melakukan kebaikan, meskipun kami tidak langsung melihat hasilnya. Kuatkan kami dengan Roh-Mu, agar kami tetap bertekun dalam iman. Dalam nama Yesus kami berdoa. Amin."