Roma 12:2: Transformasi oleh Pembaharuan Akal Budi

Roma 12:2: Transformasi oleh Pembaharuan Akal Budi

Pendahuluan:

Roma 12:2 adalah salah satu ayat yang sangat penting dalam kehidupan Kristen karena membahas bagaimana orang percaya harus hidup dalam dunia yang penuh dosa. Ayat ini berbunyi:

"Janganlah menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaruan akal budimu sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah, apa yang baik, yang berkenan kepada Allah, dan yang sempurna." (Roma 12:2, AYT)

Dalam teologi Reformed, ayat ini sering dikaitkan dengan sanctification (pengudusan), renewal of the mind (pembaruan akal budi), dan God’s will (kehendak Allah). Artikel ini akan membahas makna Roma 12:2 dalam konteks Alkitab, relevansinya dengan doktrin Reformed, serta implikasinya bagi kehidupan Kristen berdasarkan pandangan para teolog seperti John Calvin, R.C. Sproul, John Piper, Martyn Lloyd-Jones, dan lainnya.

1. Eksposisi Roma 12:2 dalam Konteks Surat Roma

Surat Roma adalah salah satu kitab paling teologis dalam Perjanjian Baru, di mana Paulus menjelaskan tentang keselamatan oleh iman, pembenaran, dan kehidupan baru dalam Kristus.

A. "Janganlah menjadi serupa dengan dunia ini"

1. Perintah untuk Tidak Mengikuti Dunia

Paulus memberikan perintah agar orang percaya tidak menjadi serupa dengan dunia ini.

John Calvin dalam Commentary on Romans menulis:

"Manusia memiliki kecenderungan alami untuk mengikuti arus dunia, tetapi mereka yang telah ditebus oleh Kristus dipanggil untuk hidup berbeda dari dunia ini."

1 Yohanes 2:15-16 berkata:

"Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jika seseorang mengasihi dunia, kasih akan Bapa tidak ada di dalam dirinya."

2. Dunia dalam Perspektif Alkitab

Dalam Alkitab, "dunia" (kosmos) sering kali merujuk pada sistem nilai yang bertentangan dengan Allah, yang didominasi oleh dosa dan pemberontakan terhadap-Nya.

Herman Bavinck dalam Reformed Dogmatics menjelaskan bahwa dunia dalam konteks ini adalah dunia yang jatuh dalam dosa, yang berusaha menjauhkan manusia dari kebenaran Allah.

Yakobus 4:4 memperingatkan:

"Hai orang-orang yang tidak setia, tidakkah kamu tahu bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah?"

B. "Tetapi berubahlah oleh pembaruan akal budimu"

1. Transformasi Rohani sebagai Proses Berkelanjutan

Kata "berubahlah" dalam bahasa Yunani adalah metamorphoo, yang berarti "diubah secara radikal."

Martyn Lloyd-Jones dalam Studies in the Sermon on the Mount menekankan bahwa transformasi ini bukan sekadar perubahan eksternal, tetapi perubahan internal yang dimulai dari hati dan akal budi.

2 Korintus 3:18 berkata:

"Dan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan wajah yang tidak berselubung, dan kita sedang diubah menjadi serupa dengan gambaran-Nya dari kemuliaan kepada kemuliaan, sebagaimana dari Tuhan, yang adalah Roh."

2. Pembaruan Akal Budi oleh Roh Kudus

John Piper dalam Desiring God menjelaskan bahwa pembaruan akal budi tidak mungkin terjadi tanpa pekerjaan Roh Kudus yang mengubah hati dan pikiran seseorang.

Efesus 4:23 menegaskan:

"Supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu."

R.C. Sproul dalam The Holiness of God menekankan bahwa pembaruan akal budi adalah proses yang berkelanjutan, di mana orang percaya semakin mengenal Allah melalui firman-Nya dan Roh Kudus.

C. "Sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah"

1. Mengenali Kehendak Allah

Kehendak Allah sering kali menjadi topik yang membingungkan bagi banyak orang Kristen. Paulus menyatakan bahwa hanya mereka yang pikirannya telah diperbarui yang dapat memahami kehendak Allah dengan jelas.

Jonathan Edwards dalam Freedom of the Will menekankan bahwa kehendak Allah tidak dapat dipahami oleh manusia yang belum diperbarui, karena hati mereka masih dikuasai oleh dosa.

Mazmur 119:105 berkata:

"Firman-Mu adalah pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku."

2. Kehendak Allah yang Baik, Berkenan, dan Sempurna

Paulus menyebut kehendak Allah sebagai sesuatu yang baik, berkenan, dan sempurna.

Herman Bavinck menjelaskan bahwa kehendak Allah adalah standar tertinggi untuk hidup manusia.

Mikha 6:8 berkata:

"Ia telah memberitahukan kepadamu, hai manusia, apa yang baik. Dan apakah yang dituntut TUHAN daripadamu selain berlaku adil, mencintai belas kasihan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allahmu?"

2. Roma 12:2 dan Doktrin Teologi Reformed

A. Pengudusan (Sanctification) dalam Kehidupan Kristen

Teologi Reformed mengajarkan bahwa keselamatan tidak hanya mencakup pembenaran (justification), tetapi juga pengudusan (sanctification), yang merupakan proses pertumbuhan dalam kekudusan.

Filipi 2:12-13 berkata:

"Kerjakanlah keselamatanmu dengan takut dan gentar, karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya."

John Calvin menekankan dalam Institutes of the Christian Religion bahwa pengudusan adalah bukti dari iman sejati.

B. Peran Roh Kudus dalam Transformasi Akal Budi

Teologi Reformed mengajarkan bahwa manusia tidak dapat memperbarui pikirannya sendiri tanpa pekerjaan Roh Kudus.

1 Korintus 2:12 berkata:

"Kita tidak menerima roh dunia, tetapi Roh yang berasal dari Allah, supaya kita dapat memahami hal-hal yang dikaruniakan Allah kepada kita."

Louis Berkhof dalam Systematic Theology menekankan bahwa Roh Kudus adalah agen utama dalam pembaruan pikiran orang percaya.

C. Hidup Berbeda dari Dunia yang Jatuh dalam Dosa

Teologi Reformed mengajarkan bahwa orang percaya harus hidup dalam kekudusan dan tidak mengikuti pola dunia yang penuh dosa.

Efesus 5:8 berkata:

"Dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Hiduplah sebagai anak-anak terang."

3. Implikasi Roma 12:2 dalam Kehidupan Kristen

A. Menolak Pola Dunia yang Bertentangan dengan Firman Allah

Orang percaya harus berhati-hati agar tidak terpengaruh oleh budaya dunia yang bertentangan dengan kebenaran firman Allah.

1 Petrus 1:14-15 berkata:

"Sebagai anak-anak yang taat, jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kamu pada waktu kebodohanmu, tetapi jadilah kudus di dalam seluruh hidupmu."

B. Mengembangkan Pola Pikir yang Diperbarui oleh Firman Tuhan

Orang percaya harus mengisi pikirannya dengan firman Tuhan agar dapat membedakan kebenaran dan kesalahan.

Mazmur 1:2 berkata:

"Tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam."

C. Hidup dalam Ketaatan kepada Kehendak Allah

Mereka yang pikirannya telah diperbarui akan semakin memahami kehendak Allah dan hidup dalam ketaatan kepada-Nya.

Kolose 3:2 berkata:

"Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi."

Kesimpulan

Roma 12:2 mengajarkan bahwa:

  1. Orang percaya harus hidup berbeda dari dunia yang penuh dosa.
  2. Transformasi sejati hanya terjadi melalui pembaruan akal budi oleh Roh Kudus.
  3. Mereka yang diperbarui pikirannya akan mampu mengenali dan menaati kehendak Allah.

Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk meninggalkan pola pikir dunia, mengalami pembaruan melalui firman Tuhan, dan hidup dalam ketaatan kepada-Nya.

Soli Deo Gloria!

Next Post Previous Post