Roma 1:3-6: Yesus Kristus, Pewaris Daud dan Anak Allah yang Berkuasa
Pendahuluan
Surat Roma adalah salah satu kitab yang paling penting dalam Perjanjian Baru dan menjadi fondasi bagi teologi Kristen, khususnya dalam tradisi Reformed. Dalam Roma 1:3-6, Rasul Paulus dengan jelas menyatakan identitas Yesus Kristus sebagai keturunan Daud menurut daging dan Anak Allah yang berkuasa melalui kebangkitan-Nya.
Berikut adalah teks dari Roma 1:3-6 (AYT):
“Tentang Anak-Nya, yang menurut daging lahir dari keturunan Daud, dan yang dinyatakan sebagai Anak Allah yang berkuasa menurut Roh Kekudusan melalui kebangkitan-Nya dari antara orang mati, yaitu Kristus Yesus, Tuhan kita. Melalui Dia, kami telah menerima anugerah dan kerasulan untuk membawa ketaatan iman demi nama-Nya, di antara seluruh bangsa bukan Yahudi, termasuk kamu yang dipanggil untuk menjadi milik Kristus Yesus.” (Roma 1:3-6, AYT)
Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi makna dari ayat ini berdasarkan pemikiran para teolog Reformed seperti John Calvin, Herman Bavinck, Louis Berkhof, dan R.C. Sproul. Kita akan melihat bagaimana ayat ini menegaskan identitas Yesus, kebangkitan-Nya, dan panggilan orang percaya kepada ketaatan iman.
1. Yesus sebagai Pewaris Daud (Roma 1:3)
a. Yesus dalam Rencana Allah sebagai Keturunan Daud
Paulus menyatakan bahwa Yesus adalah "Anak-Nya, yang menurut daging lahir dari keturunan Daud". Ini adalah pernyataan yang sangat penting karena menegaskan bahwa Yesus adalah penggenapan janji Mesianik dalam Perjanjian Lama.
2 Samuel 7:12-13 mencatat janji Tuhan kepada Daud:
“Apabila umurmu sudah genap dan engkau telah mendapat perhentian bersama nenek moyangmu, Aku akan membangkitkan keturunanmu yang akan keluar dari tubuhmu dan Aku akan mengokohkan kerajaan-Nya.”
John Calvin dalam Commentary on Romans menegaskan bahwa:
“Kenyataan bahwa Kristus berasal dari garis keturunan Daud menunjukkan kesetiaan Allah dalam menggenapi janji-Nya kepada umat-Nya.”
Hal ini menunjukkan bahwa Yesus bukan hanya seorang guru moral atau nabi, tetapi Dia adalah Mesias yang telah dijanjikan sejak Perjanjian Lama.
b. Kemanusiaan Yesus yang Sejati
Frasa “menurut daging” juga menegaskan bahwa Yesus benar-benar menjadi manusia. Ia lahir dalam tubuh yang sama seperti kita, mengalami penderitaan, dan menjalani kehidupan manusia yang sejati.
Herman Bavinck dalam Reformed Dogmatics menekankan bahwa:
“Kemanusiaan Yesus tidak mengurangi keilahian-Nya, tetapi justru menjadi sarana untuk menyatakan karya keselamatan-Nya.”
Ini berarti bahwa hanya dengan menjadi manusia sejati, Yesus dapat menjadi perwakilan kita dan menanggung hukuman dosa kita di kayu salib.
2. Yesus sebagai Anak Allah yang Berkuasa (Roma 1:4)
a. Kebangkitan sebagai Bukti Keilahian Yesus
Paulus melanjutkan dengan mengatakan bahwa Yesus “dinyatakan sebagai Anak Allah yang berkuasa menurut Roh Kekudusan melalui kebangkitan-Nya dari antara orang mati”.
Ini menunjukkan bahwa kebangkitan Yesus adalah bukti nyata dari keilahian-Nya. Yesus bukan hanya manusia biasa yang mati, tetapi Dia bangkit dengan kuasa dan menunjukkan bahwa Dia adalah Tuhan atas kehidupan dan kematian.
Louis Berkhof dalam Systematic Theology menjelaskan bahwa:
“Kebangkitan Kristus adalah momen di mana keilahian-Nya dinyatakan secara penuh, membuktikan bahwa Dia bukan hanya keturunan Daud, tetapi juga Tuhan yang berkuasa.”
b. Roh Kudus dalam Kebangkitan Kristus
Paulus menyebut “Roh Kekudusan”, yang merujuk pada pekerjaan Roh Kudus dalam membangkitkan Kristus.
Roma 8:11 menegaskan hal ini:
“Jika Roh Dia yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati tinggal di dalam kamu, maka Dia yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana oleh Roh-Nya yang tinggal di dalam kamu.”
Ini berarti bahwa kebangkitan Kristus bukan hanya sebuah peristiwa sejarah, tetapi juga memiliki dampak rohani bagi semua orang percaya.
3. Yesus sebagai Sumber Anugerah dan Kerasulan (Roma 1:5)
a. Anugerah dan Kerasulan Melalui Kristus
Paulus berkata bahwa melalui Yesus, “kami telah menerima anugerah dan kerasulan”.
Dalam teologi Reformed, anugerah adalah dasar dari segala sesuatu dalam kehidupan Kristen. Kita tidak dapat memperoleh keselamatan melalui usaha kita sendiri, tetapi hanya melalui anugerah Allah dalam Kristus.
R.C. Sproul dalam Grace Unknown menegaskan bahwa:
“Semua yang kita miliki dalam Kristus—keselamatan, panggilan, dan pelayanan—adalah hasil dari anugerah-Nya yang bekerja dalam kita.”
b. Ketaatan Iman di antara Semua Bangsa
Paulus mengatakan bahwa tujuan dari anugerah ini adalah untuk “membawa ketaatan iman demi nama-Nya, di antara seluruh bangsa bukan Yahudi”.
Ini menegaskan bahwa keselamatan bukan hanya bagi orang Yahudi, tetapi juga bagi seluruh bangsa.
Herman Bavinck menjelaskan bahwa:
“Panggilan untuk percaya kepada Kristus tidak hanya bersifat pribadi, tetapi juga mencakup panggilan untuk hidup dalam ketaatan kepada-Nya.”
Artinya, iman sejati harus diikuti dengan ketaatan kepada Kristus sebagai Tuhan.
4. Panggilan Menjadi Milik Kristus (Roma 1:6)
a. Dipanggil untuk Menjadi Milik Kristus
Paulus menutup bagian ini dengan mengatakan bahwa jemaat di Roma termasuk dalam “kamu yang dipanggil untuk menjadi milik Kristus Yesus”.
John Calvin menegaskan bahwa:
“Tidak ada yang dapat datang kepada Kristus tanpa panggilan Allah yang efektif. Ini adalah panggilan anugerah yang mengubahkan hati manusia.”
Ini berarti bahwa keselamatan kita bukan karena pilihan kita sendiri, tetapi karena panggilan Allah yang berdaulat.
b. Kepemilikan Kristus atas Umat-Nya
Kata “milik Kristus” menunjukkan bahwa orang percaya bukan hanya pengikut Kristus, tetapi benar-benar menjadi bagian dari tubuh-Nya.
Paulus menegaskan dalam 1 Korintus 6:19-20:
“Kamu bukan milikmu sendiri, sebab kamu telah dibeli dengan harga yang mahal.”
Ini berarti bahwa hidup kita sekarang adalah milik Kristus dan harus dijalani untuk kemuliaan-Nya.
5. Implikasi Roma 1:3-6 dalam Kehidupan Kristen
a. Meneguhkan Iman dalam Kristus sebagai Mesias
Yesus adalah penggenapan janji Perjanjian Lama sebagai keturunan Daud. Ini menguatkan iman kita bahwa keselamatan dalam Kristus adalah bagian dari rencana Allah yang telah dinubuatkan sejak dahulu kala.
b. Hidup dalam Kuasa Kebangkitan Kristus
Kebangkitan Yesus bukan hanya sebuah peristiwa sejarah, tetapi juga memberi kuasa bagi kita untuk hidup dalam kemenangan atas dosa.
Paulus menegaskan dalam Roma 6:4:
“Oleh karena itu, kita dikuburkan bersama Dia melalui baptisan ke dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, kita juga boleh hidup dalam hidup yang baru.”
c. Menghidupi Ketaatan Iman
Iman sejati bukan hanya percaya kepada Kristus, tetapi juga hidup dalam ketaatan kepada-Nya.
d. Memahami bahwa Kita Adalah Milik Kristus
Sebagai orang percaya, kita harus menyadari bahwa hidup kita bukan milik kita sendiri, tetapi milik Kristus. Ini berarti bahwa setiap aspek hidup kita—pekerjaan, keluarga, pelayanan—harus dijalani untuk kemuliaan-Nya.
Kesimpulan
Dari eksposisi Roma 1:3-6 ini, kita belajar bahwa:
- Yesus adalah Mesias yang dijanjikan, keturunan Daud yang sah.
- Kebangkitan Yesus membuktikan keilahian-Nya dan memberi kita harapan dalam kehidupan kekal.
- Anugerah Allah memanggil kita kepada ketaatan iman di dalam Kristus.
- Sebagai orang percaya, kita adalah milik Kristus dan harus hidup bagi kemuliaan-Nya.
Soli Deo Gloria!