Bagaimana Penulis Surat Ibrani Membaca Kitab Mazmur

Pendahuluan
Kitab Mazmur adalah salah satu kitab paling sering dikutip dalam Perjanjian Baru, dan Surat Ibrani secara khusus menunjukkan bagaimana kitab ini berfungsi sebagai wahyu yang mengarah kepada Yesus Kristus. Penulis Surat Ibrani dengan cermat membaca dan menafsirkan Mazmur dalam terang Injil, mengungkapkan bagaimana nubuat dan janji dalam Mazmur digenapi dalam Kristus.
Dalam teologi Reformed, Alkitab dipahami sebagai satu kesatuan yang berpusat pada Kristus. Teolog Reformed seperti John Calvin menekankan bahwa seluruh Kitab Suci, termasuk Mazmur, berbicara tentang Kristus dan pekerjaan-Nya. Surat Ibrani memberikan salah satu contoh terbaik bagaimana Perjanjian Lama, terutama Mazmur, ditafsirkan dalam terang kedatangan Yesus.
Dalam artikel ini, kita akan membahas tiga aspek utama bagaimana penulis Surat Ibrani membaca Kitab Mazmur:
- Mazmur sebagai Nubuat tentang Kristus
- Mazmur sebagai Kesaksian tentang Keimaman Kristus
- Mazmur sebagai Panggilan bagi Orang Percaya
1. Mazmur sebagai Nubuat tentang Kristus
Salah satu cara utama penulis Ibrani membaca Kitab Mazmur adalah dengan melihatnya sebagai nubuat mesianis yang digenapi dalam Yesus Kristus.
Mazmur 2: Kristus sebagai Anak Allah
Dalam Ibrani 1:5, penulis mengutip Mazmur 2:7:
"Engkau adalah Anak-Ku! Pada hari ini Aku telah memperanakkan Engkau."
Mazmur 2 awalnya berbicara tentang raja Israel yang diangkat oleh Allah, tetapi dalam Perjanjian Baru, ayat ini dipahami sebagai nubuat tentang Kristus. Ibrani menggunakan ayat ini untuk menunjukkan bahwa Yesus bukan hanya manusia biasa, tetapi Dia adalah Anak Allah yang diangkat sebagai Raja atas segala sesuatu.
John Calvin dalam tafsirannya tentang Mazmur 2 menjelaskan bahwa "pengangkatan" ini tidak berarti bahwa Yesus baru menjadi Anak Allah, tetapi bahwa kedudukan-Nya sebagai Raja Mesias dinyatakan dengan jelas melalui kebangkitan dan kenaikan-Nya ke surga.
Mazmur 45: Kristus sebagai Raja Kekal
Dalam Ibrani 1:8-9, penulis mengutip Mazmur 45:6-7:
"Takhta-Mu, ya Allah, tetap untuk seterusnya dan selamanya, dan tongkat kerajaan-Mu adalah tongkat kebenaran."
Mazmur 45 awalnya adalah nyanyian pernikahan kerajaan, tetapi dalam Ibrani, mazmur ini diterapkan kepada Yesus Kristus. Ini menunjukkan bahwa Kristus adalah Raja yang kekal, dan pemerintahan-Nya didasarkan pada kebenaran dan keadilan.
Jonathan Edwards, seorang teolog Reformed, menekankan bahwa pemerintahan Kristus berbeda dari raja duniawi karena didasarkan pada kekudusan dan kasih karunia yang sempurna.
Kesimpulan
Penulis Ibrani membaca Mazmur sebagai nubuat yang digenapi dalam Yesus Kristus. Apa yang dalam Perjanjian Lama tampak sebagai janji bagi raja Israel, dalam Perjanjian Baru dinyatakan sebagai penggenapan dalam Kristus yang adalah Raja di atas segala raja.
2. Mazmur sebagai Kesaksian tentang Keimaman Kristus
Selain melihat Kristus sebagai Raja, Surat Ibrani juga menyoroti peran Kristus sebagai Imam Besar, yang digenapi dalam Mazmur.
Mazmur 110: Kristus sebagai Imam Melkisedek
Mazmur 110 adalah salah satu bagian Perjanjian Lama yang paling sering dikutip dalam Perjanjian Baru. Ibrani 5:6 mengutip Mazmur 110:4:
"Engkau adalah imam untuk selama-lamanya, menurut peraturan Melkisedek."
Mazmur ini berbicara tentang seorang raja yang juga imam, sesuatu yang tidak biasa dalam sistem Yahudi karena jabatan imam dan raja biasanya terpisah. Namun, dalam Yesus, kedua peran ini bersatu.
John Owen, seorang teolog Puritan, menjelaskan bahwa Kristus adalah Imam Besar yang lebih besar daripada Harun karena keimaman-Nya tidak berdasarkan garis keturunan, tetapi berdasarkan sumpah Allah yang kekal. Keimaman-Nya juga lebih tinggi karena Ia mempersembahkan diri-Nya sendiri sebagai korban yang sempurna.
Ibrani 7 menjelaskan bahwa Kristus, sebagai Imam menurut peraturan Melkisedek, lebih besar daripada para imam Lewi. Dia menjadi Pengantara yang sempurna antara Allah dan manusia, membawa penebusan yang sempurna dan kekal.
Kesimpulan
Penulis Ibrani melihat Mazmur 110 sebagai bukti bahwa Yesus adalah Imam Besar yang sejati, yang bukan hanya mempersembahkan korban, tetapi juga menjadi korban bagi dosa umat-Nya.
3. Mazmur sebagai Panggilan bagi Orang Percaya
Selain berbicara tentang Kristus, Mazmur juga digunakan oleh penulis Ibrani sebagai panggilan bagi orang percaya untuk tetap setia kepada Allah.
Mazmur 95: Peringatan agar Tidak Mengeraskan Hati
Dalam Ibrani 3:7-11, penulis mengutip Mazmur 95:7-11:
"Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu seperti dalam kegeraman, pada waktu pencobaan di padang gurun."
Mazmur 95 mengingatkan bangsa Israel tentang ketidaktaatan mereka di padang gurun, yang menyebabkan mereka tidak bisa masuk ke Tanah Perjanjian. Ibrani menggunakan ayat ini untuk memperingatkan orang Kristen agar tidak mengeraskan hati mereka dan jatuh ke dalam ketidakpercayaan.
Teologi Reformed menekankan doktrin ketekunan orang percaya (perseverance of the saints). John Piper menjelaskan bahwa salah satu tanda dari iman sejati adalah ketekunan dalam iman, dan peringatan dalam Mazmur 95 berfungsi untuk mendorong kita agar tetap setia sampai akhir.
Mazmur 8: Manusia yang Dipulihkan dalam Kristus
Dalam Ibrani 2:6-8, penulis mengutip Mazmur 8:4-6:
"Apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Atau anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya?"
Mazmur ini awalnya berbicara tentang bagaimana Allah memberikan martabat kepada manusia sebagai penguasa atas ciptaan. Namun, Ibrani menerapkannya pada Yesus, yang sebagai Anak Manusia telah menerima segala kuasa dan kemuliaan.
Menurut teologi Reformed, ini menunjukkan bahwa di dalam Kristus, manusia yang jatuh karena dosa dipulihkan dan ditinggikan kembali sesuai dengan maksud awal Allah.
Kesimpulan
Mazmur tidak hanya mengajarkan tentang Kristus, tetapi juga memberikan peringatan dan pengharapan bagi orang percaya. Kita dipanggil untuk tetap setia dan percaya kepada Tuhan, karena di dalam Kristus kita dipulihkan dan diberi bagian dalam kemuliaan-Nya.
Kesimpulan Akhir: Mazmur dalam Terang Kristus
Penulis Surat Ibrani membaca Kitab Mazmur sebagai kitab yang berbicara tentang Kristus dan panggilan bagi orang percaya.
✅ Mazmur adalah nubuat tentang Kristus – Kristus adalah Anak Allah, Raja Kekal, dan yang berkuasa atas segala sesuatu.
✅ Mazmur bersaksi tentang keimaman Kristus – Kristus adalah Imam Besar yang sempurna menurut peraturan Melkisedek.
✅ Mazmur adalah panggilan bagi orang percaya – Kita diperingatkan agar tetap setia dan dijanjikan pemulihan dalam Kristus.
Teologi Reformed menekankan bahwa Alkitab adalah satu kesatuan yang berpusat pada Kristus. Surat Ibrani memberi kita wawasan tentang bagaimana membaca Mazmur dalam terang Injil. Dengan demikian, setiap kali kita membaca Mazmur, kita tidak hanya menemukan puisi indah, tetapi juga melihat bayangan Kristus yang dinyatakan dengan jelas dalam Perjanjian Baru.
Sebagai orang percaya, mari kita membaca dan merenungkan Kitab Mazmur dengan hati yang terbuka, agar kita semakin mengenal dan mengasihi Kristus yang adalah pusat dari seluruh Kitab Suci.