Dwi Natur Kristus: Kemanusiaan dan Keilahian Yesus

Pendahuluan
Salah satu doktrin utama dalam Kekristenan adalah Dwi Natur Kristus, yang menyatakan bahwa Yesus Kristus adalah 100% Allah dan 100% manusia dalam satu pribadi. Doktrin ini telah menjadi dasar teologi Kristen sejak Konsili Kalsedon (451 M) dan dipertahankan oleh para teolog Reformed sebagai bagian dari pengakuan iman yang mendefinisikan siapa Kristus dan bagaimana Dia menjadi Juru Selamat bagi umat manusia.
Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi:
- Definisi dan dasar alkitabiah dari Dwi Natur Kristus
- Bagaimana para teolog Reformed memahami doktrin ini
- Implikasi teologis bagi keselamatan dan kehidupan Kristen
I. Definisi Dwi Natur Kristus
Dwi Natur Kristus adalah doktrin yang menyatakan bahwa dalam satu pribadi Yesus Kristus terdapat dua natur yang tidak bercampur tetapi juga tidak terpisahkan:
- Natur Ilahi – Yesus adalah Allah sejati, memiliki semua atribut keilahian yang sama dengan Bapa dan Roh Kudus.
- Natur Manusia – Yesus adalah manusia sejati, memiliki tubuh, emosi, dan kehendak manusia yang sejati.
John Calvin dalam Institutes of the Christian Religion menjelaskan bahwa:
“Jika Kristus bukan Allah sejati, maka kita tidak memiliki Juru Selamat yang cukup kuat untuk mengalahkan dosa. Jika Kristus bukan manusia sejati, maka kita tidak memiliki pengganti yang dapat mewakili kita di hadapan Allah.”
Dasar Alkitabiah Dwi Natur Kristus
1. Yesus sebagai Allah (Keilahian Kristus)
- Yohanes 1:1 – “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.”
- Kolose 2:9 – “Sebab dalam Dialah berdiam secara jasmani seluruh kepenuhan ke-Allahan.”
- Ibrani 1:3 – “Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah.”
2. Yesus sebagai Manusia (Kemanusiaan Kristus)
- Yohanes 1:14 – “Firman itu telah menjadi manusia dan diam di antara kita.”
- Lukas 2:52 – “Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmatnya.”
- Ibrani 4:15 – “Ia telah dicobai dalam segala hal, sama seperti kita, tetapi tanpa dosa.”
II. Konsili Kalsedon dan Dwi Natur Kristus
Pada Konsili Kalsedon (451 M), para pemimpin gereja mendefinisikan bagaimana dua natur Kristus bekerja dalam satu pribadi, yang dikenal sebagai Formula Kalsedon:
- Tanpa Perubahan (Inmutabilis) – Yesus tidak kehilangan natur-Nya sebagai Allah ketika menjadi manusia.
- Tanpa Pencampuran (Inconfusus) – Kemanusiaan dan keilahian Yesus tidak bercampur menjadi sesuatu yang baru.
- Tanpa Pemisahan (Indivisibilis) – Dua natur ini tidak bisa dipisahkan; Kristus tetap satu pribadi.
- Tanpa Pembagian (Inseparabilis) – Meskipun memiliki dua natur, Yesus tetap satu pribadi yang utuh.
Herman Bavinck dalam Reformed Dogmatics menegaskan bahwa:
“Misteri dari pribadi Kristus adalah bahwa Ia tetap sepenuhnya Allah dan sepenuhnya manusia dalam satu pribadi, tanpa kehilangan satu pun dari kedua natur tersebut.”
III. Bagaimana Teologi Reformed Memahami Dwi Natur Kristus?
1. Pentingnya Keilahian Kristus
- Jika Yesus bukan Allah sejati, maka Ia tidak memiliki otoritas untuk mengampuni dosa (Markus 2:5-7).
- Keselamatan hanya bisa diberikan oleh Allah sendiri, bukan oleh makhluk ciptaan (Yesaya 43:11).
- Kristus harus menjadi Allah agar dapat menanggung murka Allah dan mengalahkan dosa secara sempurna (Roma 3:25).
John MacArthur dalam komentarnya tentang Kristologi berkata:
“Keilahian Yesus memastikan bahwa pengorbanan-Nya memiliki nilai yang tidak terbatas, cukup untuk menebus dosa seluruh umat manusia.”
2. Pentingnya Kemanusiaan Kristus
- Jika Yesus bukan manusia sejati, maka Ia tidak bisa menjadi perwakilan kita di hadapan Allah (Ibrani 2:17).
- Yesus mengalami pencobaan, penderitaan, dan kematian sebagai manusia sejati untuk menjadi pengganti kita di kayu salib (Filipi 2:8).
- Sebagai manusia, Yesus menunjukkan teladan bagaimana kita harus hidup dalam ketaatan kepada Allah (1 Yohanes 2:6).
A.W. Pink dalam The Redeemer’s Return menulis:
“Kristus harus menjadi manusia agar dapat mati menggantikan manusia, tetapi Ia harus tetap menjadi Allah agar kematian-Nya memiliki kuasa untuk menebus dosa seluruh umat manusia.”
IV. Implikasi Teologis dari Dwi Natur Kristus
1. Jaminan Keselamatan yang Pasti
Karena Kristus adalah Allah sejati dan manusia sejati, maka keselamatan kita benar-benar terjamin dalam Dia.
Efesus 2:8-9 berkata:
“Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah.”
Jonathan Edwards dalam Freedom of the Will menekankan bahwa:
“Keselamatan tidak bergantung pada kemampuan manusia, tetapi sepenuhnya pada pengorbanan Kristus yang sempurna.”
2. Kristus sebagai Pengantara yang Sempurna
Sebagai manusia sejati, Kristus bisa mewakili kita di hadapan Allah (1 Timotius 2:5). Sebagai Allah sejati, Ia memiliki kuasa untuk menyelamatkan kita sepenuhnya (Ibrani 7:25).
John Calvin menulis:
“Kita tidak memiliki pengantara lain selain Kristus, karena hanya Dia yang dapat membawa kita kepada Allah.”
3. Kristus sebagai Teladan dalam Hidup Kristen
- Sebagai manusia, Yesus memberikan contoh bagaimana kita harus hidup dalam iman dan ketaatan (1 Yohanes 2:6).
- Sebagai Allah, Ia memberikan kita kekuatan untuk hidup dalam kekudusan melalui Roh Kudus (Galatia 2:20).
V. Penolakan terhadap Ajaran yang Menyimpang
Sepanjang sejarah, ada berbagai ajaran sesat yang menolak Dwi Natur Kristus, seperti:
- Arianisme – Menganggap Yesus bukan Allah sejati, tetapi ciptaan Allah.
- Nestorianisme – Mengajarkan bahwa Yesus memiliki dua pribadi yang terpisah, bukan satu pribadi dengan dua natur.
- Eutychianisme – Menyatakan bahwa keilahian dan kemanusiaan Yesus bercampur menjadi satu natur yang baru.
Teologi Reformed menegaskan bahwa Kristus tetap satu pribadi dengan dua natur yang tidak bercampur dan tidak terpisahkan, sesuai dengan pengajaran Alkitab dan sejarah gereja.
Kesimpulan
Dwi Natur Kristus adalah doktrin fundamental dalam iman Kristen, yang menegaskan bahwa Yesus adalah 100% Allah dan 100% manusia dalam satu pribadi.
Dalam perspektif teologi Reformed, kita memahami bahwa:
- Keilahian Kristus memastikan bahwa pengorbanan-Nya cukup untuk menebus dosa manusia.
- Kemanusiaan Kristus memastikan bahwa Ia dapat menjadi pengganti dan pengantara kita.
- Keselamatan kita terjamin karena Kristus adalah Juru Selamat yang sempurna.
Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk menempatkan iman kita hanya kepada Yesus, satu-satunya Juru Selamat yang sejati, dan mengikuti teladan-Nya dalam kehidupan kita sehari-hari.
“Kiranya kita semakin mengenal dan mengasihi Kristus, Tuhan dan Juru Selamat kita, yang adalah Allah sejati dan manusia sejati.”