Kristus yang Tersalib: Makna dan Implikasinya

Kristus yang Tersalib: Makna dan Implikasinya

Pendahuluan

Penyaliban Kristus adalah pusat dari iman Kristen. Rasul Paulus menulis dalam 1 Korintus 2:2:

"Sebab aku telah memutuskan untuk tidak mengetahui apa-apa di antara kamu selain Yesus Kristus, yaitu Dia yang disalibkan."

Mengapa Paulus begitu menekankan Kristus yang tersalib? Dalam tradisi Reformed, penyaliban Kristus bukan sekadar peristiwa sejarah, tetapi merupakan inti dari rencana penebusan Allah. Para teolog seperti John Calvin, Jonathan Edwards, Charles Spurgeon, dan Herman Bavinck telah menjelaskan kedalaman makna penyaliban dan bagaimana itu berdampak pada keselamatan, kehidupan Kristen, serta pengharapan akan kemuliaan yang akan datang.

Artikel ini akan mengeksplorasi makna Kristus yang tersalib dari perspektif Reformed dan bagaimana kita harus merespons kebenaran ini dalam kehidupan sehari-hari.

1. Kristus yang Tersalib dalam Rencana Penebusan

John Calvin: Penyaliban sebagai Karya Penebusan yang Sempurna

John Calvin dalam Institutes of the Christian Religion menegaskan bahwa kematian Kristus di kayu salib adalah bagian dari rencana Allah yang kekal untuk menyelamatkan umat-Nya. Ia menulis:

"Kristus memikul hukuman kita agar kita dapat menerima damai sejahtera. Ia dihancurkan oleh murka Allah agar kita dapat dimerdekakan." (Institutes, 2.16.5)

Calvin mengajarkan bahwa salib adalah manifestasi keadilan dan kasih Allah yang sempurna:

  • Keadilan Allah: Dosa harus dihukum, dan Kristus menanggung hukuman itu sebagai pengganti bagi umat pilihan-Nya.

  • Kasih Allah: Melalui salib, Allah menunjukkan kasih-Nya yang besar dengan memberikan Anak-Nya bagi kita (Roma 5:8).

Jonathan Edwards: Salib sebagai Puncak Kemuliaan Allah

Jonathan Edwards menekankan bahwa penyaliban Kristus adalah peristiwa di mana kasih dan keadilan Allah bertemu dengan sempurna. Ia berkata:

"Salib adalah tempat di mana kemuliaan Allah paling nyata—di sana kita melihat keadilan, belas kasihan, dan kasih Allah dinyatakan secara sempurna."

Edwards melihat bahwa melalui salib, Allah menunjukkan siapa Dia sebenarnya: kudus dan adil, tetapi juga penuh kasih dan anugerah.

2. Makna Teologis dari Kristus yang Tersalib

1. Penebusan: Kristus sebagai Korban Pengganti

Dalam Yesaya 53:5, kita membaca:

"Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh."

Konsep substitutionary atonement (pendamaian melalui penggantian) adalah inti dari teologi Reformed. Kristus mati sebagai pengganti umat-Nya, menanggung murka Allah yang seharusnya jatuh atas kita.

2. Pendamaian: Kristus Memuaskan Murka Allah

Dalam 1 Yohanes 2:2, dikatakan bahwa Yesus adalah pendamaian (hilasmos) bagi dosa kita. Herman Bavinck menulis dalam Reformed Dogmatics:

"Pendamaian bukan hanya tentang pengampunan dosa, tetapi tentang memuaskan keadilan Allah sehingga hubungan kita dengan-Nya dipulihkan."

Kristus tidak hanya mengampuni dosa kita, tetapi juga mengembalikan kita kepada hubungan yang benar dengan Allah.

3. Kemenangan atas Dosa dan Iblis

Kolose 2:14-15 menyatakan bahwa melalui salib, Kristus telah mengalahkan kuasa dosa dan Iblis. Charles Spurgeon berkata:

"Salib bukanlah tanda kekalahan, tetapi kemenangan terbesar dalam sejarah dunia."

Melalui kematian-Nya, Kristus membebaskan umat-Nya dari kuasa dosa dan menghancurkan kekuatan Iblis.

3. Kristus yang Tersalib dan Kehidupan Kristen

1. Hidup dalam Salib: Panggilan untuk Memikul Salib

Yesus berkata dalam Lukas 9:23:

"Setiap orang yang mau mengikuti Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku."

Penyaliban Kristus bukan hanya peristiwa yang kita percayai, tetapi juga pola hidup yang kita jalani.

John Calvin menulis:

"Kehidupan Kristen adalah kehidupan yang ditandai oleh salib. Kita tidak hanya ditebus oleh Kristus, tetapi juga dipanggil untuk hidup dalam pengorbanan dan ketekunan."

Mengikuti Kristus berarti menanggalkan kehidupan lama kita, hidup dalam ketaatan, dan bersedia menderita demi Injil.

2. Hidup dalam Kasih Karunia, Bukan Hukum Taurat

Galatia 2:20 berkata:

"Aku telah disalibkan dengan Kristus; namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku."

Salib membebaskan kita dari perbudakan hukum Taurat. Kita tidak lagi berusaha mendapatkan keselamatan melalui perbuatan, tetapi hidup dalam kasih karunia yang mengubahkan.

3. Pengharapan dalam Salib: Kepastian Keselamatan

Kristus yang tersalib memberikan jaminan keselamatan bagi orang percaya. Spurgeon berkata:

"Jika keselamatan bergantung pada kita, kita akan binasa. Tetapi karena keselamatan bergantung pada Kristus yang tersalib, kita dapat memiliki pengharapan yang pasti."

Salib mengajarkan bahwa keselamatan bukan bergantung pada usaha kita, tetapi pada karya sempurna Kristus.

4. Bagaimana Kita Merespons Salib Kristus?

  1. Bertobat dan Percaya kepada Kristus

    • Markus 1:15: "Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!"

    • Kristus yang tersalib menuntut kita untuk menyerahkan hidup kita kepada-Nya.

  2. Hidup dalam Syukur dan Ibadah

    • Roma 12:1: "Persembahkanlah tubuhmu sebagai korban yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah."

    • Kehidupan kita harus menjadi respons ibadah atas pengorbanan Kristus.

  3. Menyebarkan Injil Salib

    • 1 Korintus 1:23: "Kami memberitakan Kristus yang disalibkan, untuk orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang bukan Yahudi suatu kebodohan."

    • Salib adalah pusat pemberitaan Injil. Kita dipanggil untuk menyampaikan kabar baik ini kepada dunia.

  4. Meneladani Kristus dalam Pengorbanan dan Kasih

    • Efesus 5:2: "Hiduplah di dalam kasih, seperti Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita."

    • Kasih Kristus di kayu salib harus menginspirasi kita untuk hidup dalam kasih kepada sesama.

Kesimpulan

Kristus yang tersalib adalah pusat dari iman Kristen. Dalam perspektif Reformed, salib bukan hanya simbol, tetapi merupakan puncak dari karya keselamatan Allah.

  • John Calvin menekankan bahwa salib adalah karya penebusan yang sempurna.

  • Jonathan Edwards melihat salib sebagai puncak kemuliaan Allah.

  • Herman Bavinck menjelaskan bahwa salib bukan hanya pengampunan dosa, tetapi juga pendamaian yang memulihkan hubungan dengan Allah.

  • Charles Spurgeon menyatakan bahwa salib adalah kemenangan terbesar yang pernah ada.

Sebagai orang percaya, kita harus hidup dalam terang salib, memikul salib kita setiap hari, dan memberitakan Injil tentang Kristus yang tersalib kepada dunia. Soli Deo Gloria!

Next Post Previous Post