Mengapa Pengakuan Iman Rasuli Mengatakan Bahwa Yesus Turun ke dalam Neraka?

Mengapa Pengakuan Iman Rasuli Mengatakan Bahwa Yesus Turun ke dalam Neraka?

Pendahuluan

Salah satu bagian yang paling kontroversial dalam Pengakuan Iman Rasuli (Apostle’s Creed) adalah pernyataan bahwa Yesus “turun ke dalam neraka” (descended into hell). Bagian ini telah menjadi bahan diskusi teologis selama berabad-abad dan sering kali disalahpahami oleh banyak orang Kristen.

Apakah ini berarti Yesus benar-benar pergi ke neraka setelah kematian-Nya? Jika ya, apa tujuan-Nya di sana? Ataukah frasa ini memiliki makna lain dalam konteks teologi Kristen? Dalam artikel ini, kita akan membahas makna dari pernyataan ini dalam teologi Reformed, berdasarkan pemikiran para teolog seperti John Calvin, R.C. Sproul, Louis Berkhof, Wayne Grudem, dan Herman Bavinck.

1. Apa Itu Pengakuan Iman Rasuli?

Pengakuan Iman Rasuli adalah salah satu kredo tertua dalam Kekristenan yang digunakan sebagai ringkasan dasar iman Kristen. Pengakuan ini sering diucapkan dalam kebaktian gereja di seluruh dunia dan telah menjadi dokumen teologis yang sangat berpengaruh dalam sejarah gereja.

Bagian yang menjadi fokus kita berbunyi:

“…yang menderita sengsara di bawah pemerintahan Pontius Pilatus, disalibkan, mati, dan dikuburkan; turun ke dalam neraka (descended into hell), pada hari yang ketiga bangkit pula dari antara orang mati…”

Pertanyaan yang muncul adalah: Apa maksud dari pernyataan bahwa Yesus “turun ke dalam neraka”?

2. Beberapa Pandangan Teologi tentang “Turun ke dalam Neraka”

Sejak awal sejarah gereja, terdapat beberapa interpretasi mengenai frasa ini. Berikut adalah tiga pandangan utama dalam teologi Reformed tentang apa yang dimaksud dengan “Yesus turun ke dalam neraka”:

a. Pandangan Tradisional: Yesus Benar-benar Pergi ke Neraka

Beberapa teolog percaya bahwa setelah kematian-Nya, Yesus benar-benar pergi ke neraka secara literal untuk membebaskan orang-orang kudus Perjanjian Lama atau menyatakan kemenangan-Nya atas kuasa maut.

Dasar Alkitabiah yang sering digunakan:

  • 1 Petrus 3:18-19 – “Sebab juga Kristus telah mati sekali untuk segala dosa kita... Ia, yang telah dibunuh dalam keadaan tubuh, tetapi yang telah dibangkitkan menurut Roh, di dalam Roh itu juga Ia pergi memberitakan Injil kepada roh-roh yang di dalam penjara.”

  • Efesus 4:9 – “Bukankah ‘Ia telah naik’ berarti bahwa Ia juga telah turun ke bagian bumi yang paling bawah?”

Namun, pandangan ini memiliki beberapa kelemahan, terutama karena tidak ada ayat Alkitab yang secara eksplisit mengatakan bahwa Yesus benar-benar masuk ke dalam neraka untuk mengalami siksaan atau membebaskan jiwa-jiwa.

b. Pandangan John Calvin: Yesus Mengalami Neraka di Kayu Salib

John Calvin, dalam Institutes of the Christian Religion, menafsirkan frasa ini sebagai pengalaman penderitaan Yesus di kayu salib, bukan sebagai perjalanan literal ke neraka.

Calvin menulis:

"Jika Kristus hanya mengalami kematian tubuh, itu tidak akan cukup. Ia juga harus mengalami penderitaan roh yang paling mengerikan—yaitu, perasaan ditinggalkan oleh Allah, yang merupakan penderitaan neraka yang sejati."

Menurut Calvin, ketika Yesus berseru di kayu salib, "Eloi, Eloi, lama sabakhtani?" (Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?) (Markus 15:34), itu adalah pengalaman neraka yang sebenarnya—yaitu pemisahan total dari kasih Allah.

c. Pandangan Wayne Grudem: Frasa yang Dimasukkan Secara Keliru

Wayne Grudem dalam Systematic Theology berpendapat bahwa frasa “turun ke dalam neraka” adalah tambahan yang muncul dalam sejarah gereja tetapi tidak memiliki dasar teologis yang kuat.

Ia berargumen bahwa:

  1. Frasa ini tidak muncul dalam versi awal Pengakuan Iman Rasuli.

  2. Tidak ada ayat Alkitab yang secara eksplisit mendukung gagasan ini.

  3. Jika Yesus benar-benar pergi ke neraka, itu bertentangan dengan kata-kata-Nya di kayu salib: “Hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus.” (Lukas 23:43).

3. Dasar Alkitabiah yang Mendukung Pandangan Teologi Reformed

Untuk memahami apakah Yesus benar-benar turun ke neraka atau tidak, kita perlu melihat beberapa ayat kunci dalam Alkitab:

a. Yesus Tidak Pergi ke Neraka Setelah Kematian-Nya

  • Lukas 23:43 – Yesus berkata kepada penjahat di kayu salib, "Hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus."

  • Yohanes 19:30 – "Sudah selesai!" (Yesus menyatakan bahwa karya penebusan telah selesai di kayu salib, bukan setelahnya).

b. Yesus Mengalami Penderitaan Neraka di Salib

  • Yesaya 53:10 – "Tetapi TUHAN berkehendak meremukkan Dia dengan kesakitan."

  • Markus 15:34 – "Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?"

Teolog Reformed seperti Louis Berkhof menekankan bahwa penderitaan Yesus di kayu salib adalah pengalaman neraka yang sesungguhnya. Neraka bukan hanya tempat, tetapi juga keadaan pemisahan total dari Allah—dan itulah yang Yesus alami saat memikul dosa manusia.

4. Implikasi Teologis dari Doktrin Ini

Mengapa pemahaman ini penting bagi kita sebagai orang percaya?

a. Menunjukkan Kedalaman Penderitaan Kristus

Jika kita memahami bahwa Yesus mengalami penderitaan neraka di kayu salib, kita akan semakin menghargai pengorbanan-Nya yang luar biasa bagi dosa kita.

b. Memastikan Bahwa Karya Penebusan Selesai di Salib

Yesus berkata “Sudah selesai” di kayu salib, yang berarti tidak ada lagi yang perlu dilakukan setelah kematian-Nya untuk menyelamatkan manusia. Ini sesuai dengan teologi Reformed yang menekankan bahwa keselamatan sepenuhnya berdasarkan anugerah Allah, bukan usaha manusia.

c. Memperjelas Pengajaran tentang Neraka

Pemahaman yang benar tentang doktrin ini membantu kita menghindari pemahaman yang salah, seperti:

  • Bahwa Yesus pergi ke neraka untuk menderita lebih lanjut (bertentangan dengan "Sudah selesai").

  • Bahwa Yesus membebaskan jiwa-jiwa dari neraka (tidak ada dasar Alkitabiah yang jelas untuk ini).

5. Kesimpulan: Apa yang Harus Kita Percayai?

Berdasarkan teologi Reformed, Yesus tidak secara fisik turun ke neraka, tetapi Ia mengalami penderitaan neraka di kayu salib dengan menanggung murka Allah atas dosa-dosa manusia.

Ringkasan Kesimpulan:

Yesus tidak pergi ke neraka setelah kematian-Nya, tetapi langsung ke Firdaus.
Frasa "turun ke dalam neraka" kemungkinan besar mengacu pada penderitaan rohani-Nya di kayu salib.
Karya penebusan Yesus sudah selesai di kayu salib, tidak ada lagi penderitaan setelah kematian-Nya.

Sebagai orang percaya, kita bisa berpegang pada janji bahwa melalui kematian dan kebangkitan Kristus, kita telah dibebaskan dari hukuman dosa dan neraka. Ini adalah kabar baik Injil yang membawa pengharapan bagi setiap orang yang percaya kepada-Nya.

Soli Deo Gloria!

Next Post Previous Post