Mengenang J. I. Packer (1926–2020): Warisan Teolog Reformed yang Tak Terlupakan

Mengenang J. I. Packer (1926–2020): Warisan Teolog Reformed yang Tak Terlupakan

Pendahuluan:

James Innell Packer, atau yang lebih dikenal sebagai J. I. Packer, adalah salah satu teolog Reformed paling berpengaruh pada abad ke-20 dan awal abad ke-21. Karyanya yang mendalam, pemikirannya yang tajam, serta kesetiaannya pada otoritas Alkitab telah meninggalkan jejak yang tak terhapuskan dalam dunia kekristenan.

Dalam artikel ini, kita akan mengulas kehidupan, teologi, kontribusi, serta dampak J. I. Packer terhadap dunia Kristen, khususnya dalam tradisi Reformed.

I. Kehidupan dan Latar Belakang J. I. Packer

Masa Muda dan Panggilan Teologis

J. I. Packer lahir pada 22 Juli 1926 di Gloucester, Inggris. Ketika berusia tujuh tahun, ia mengalami kecelakaan tragis—ditabrak mobil saat berlari ke sekolah. Kecelakaan ini menyebabkan cedera kepala serius yang mengharuskannya menjalani operasi, meninggalkan bekas luka seumur hidup di dahinya. Insiden ini membuatnya lebih banyak menghabiskan waktu membaca daripada bermain di luar, yang kemudian membentuk kecintaannya pada literatur dan teologi.

Pada tahun 1944, Packer masuk ke Universitas Oxford, di mana ia mengalami pertobatan pribadi setelah menghadiri pertemuan Kristen di kampus. Selama di Oxford, ia dipengaruhi oleh tulisan-tulisan tokoh Puritan seperti John Owen dan Richard Baxter. Kecintaannya terhadap teologi Puritan ini kelak menjadi salah satu ciri khas pemikirannya.

Setelah menyelesaikan studinya, ia bergabung dengan fakultas di Latimer House, Oxford, dan mulai mengembangkan reputasi sebagai pemikir dan penulis teologi Reformed yang disegani.

II. Teologi J. I. Packer: Reformed, Puritan, dan Intelektual

1. Komitmen terhadap Otoritas Alkitab

Salah satu pilar utama dalam pemikiran Packer adalah keyakinannya yang teguh akan otoritas Alkitab. Dalam bukunya Fundamentalism and the Word of God (1958), Packer dengan tajam membela doktrin inspirasi dan ketidakbersalahan Kitab Suci. Ia berpendapat bahwa Alkitab adalah firman Allah yang mutlak benar dan harus menjadi dasar dari seluruh kehidupan Kristen.

Hal ini sejalan dengan pemikiran para Reformator seperti Yohanes Calvin, yang dalam Institutes of the Christian Religion menekankan bahwa Alkitab adalah satu-satunya otoritas tertinggi bagi iman dan kehidupan Kristen.¹

2. Packer dan Teologi Puritan

J. I. Packer adalah salah satu figur utama dalam menghidupkan kembali minat terhadap teologi Puritan di era modern. Dalam bukunya A Quest for Godliness: The Puritan Vision of the Christian Life (1990), ia menunjukkan bagaimana teologi dan kehidupan rohani kaum Puritan menawarkan jawaban bagi banyak tantangan yang dihadapi gereja saat ini.

Menurut Packer, kaum Puritan memiliki pemahaman yang seimbang antara doktrin dan kehidupan rohani. Mereka tidak hanya berteologi dengan baik, tetapi juga hidup dalam kekudusan dan kedisiplinan rohani yang mendalam. Pandangan ini sangat berpengaruh dalam pembentukan banyak gereja Reformed di era modern.

3. Doktrin Allah dan Hubungan dengan Evangelikalisme

Packer dikenal sebagai salah satu teolog yang memperjuangkan pemahaman yang benar tentang Allah. Karyanya yang paling terkenal, Knowing God (1973), mengajarkan bahwa mengenal Allah bukan sekadar memahami konsep-konsep teologis, tetapi juga mengalami relasi yang intim dengan-Nya.

Ia menulis:

"Menjadi seorang Kristen bukan hanya tentang mengenal tentang Allah, tetapi benar-benar mengenal Allah secara pribadi."²

Buku ini menjadi bacaan wajib bagi banyak orang Kristen di seluruh dunia dan telah membantu jutaan orang bertumbuh dalam iman mereka.

Meskipun Packer adalah seorang teolog Reformed, ia juga memiliki hubungan erat dengan gerakan Injili (Evangelikal). Ia percaya bahwa ada kebutuhan bagi orang Kristen dari berbagai denominasi untuk bekerja sama dalam memberitakan Injil.

III. Kontribusi Besar J. I. Packer bagi Gereja

1. Keterlibatan dalam Penulisan Alkitab NIV dan ESV

Packer adalah salah satu tokoh kunci dalam proyek penerjemahan Alkitab English Standard Version (ESV). Ia menjabat sebagai Editor Umum dalam proyek ini, memastikan bahwa terjemahan tersebut tetap setia pada teks asli Alkitab sambil tetap dapat dipahami oleh pembaca modern.

Sebelumnya, ia juga berkontribusi dalam pembuatan New International Version (NIV), yang menjadi salah satu terjemahan Alkitab paling populer di dunia.

2. Perannya dalam Gerakan Reformed dan Injili

Pada tahun 1994, Packer menjadi salah satu penandatangan dokumen Evangelicals and Catholics Together (ECT), sebuah upaya untuk mendorong kerja sama antara Protestan Injili dan Katolik dalam menghadapi tantangan sekularisme. Namun, langkah ini menuai kontroversi di kalangan Reformed, dengan beberapa kritikus menuduhnya terlalu kompromistis.

Meskipun demikian, Packer tetap teguh pada keyakinannya bahwa kerja sama antar denominasi penting dalam mempertahankan nilai-nilai Kristen di dunia yang semakin sekuler.

3. Pendidikan dan Disiplin Rohani

Packer bukan hanya seorang teolog akademis, tetapi juga seorang mentor rohani bagi banyak orang. Ia sering berbicara tentang pentingnya disiplin rohani seperti doa, membaca Alkitab, dan meditasi firman Tuhan.

Dalam Rediscovering Holiness (1992), ia menekankan bahwa kekudusan bukanlah pilihan bagi orang Kristen, tetapi panggilan yang harus diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari.³

IV. Warisan dan Dampak J. I. Packer

1. Pengaruh terhadap Generasi Baru Teolog

Banyak teolog modern, seperti John Piper, Timothy Keller, dan Kevin DeYoung, mengakui bahwa pemikiran J. I. Packer sangat berpengaruh dalam perkembangan teologi mereka.

John Piper pernah berkata:

"Tanpa Packer, saya tidak akan memahami betapa pentingnya mengenal Allah dengan benar."⁴

2. Buku-Bukunya yang Tetap Relevan

Buku-buku Packer terus dibaca dan dikaji oleh orang Kristen di seluruh dunia. Knowing God tetap menjadi buku klasik yang sangat direkomendasikan bagi siapa saja yang ingin memperdalam pemahaman mereka tentang Allah.

3. Teladan dalam Hidup dan Pelayanan

Hingga akhir hidupnya, Packer tetap setia dalam pelayanan. Ia terus mengajar, menulis, dan membimbing banyak orang hingga kesehatannya mulai memburuk pada usia 90-an.

Pada 17 Juli 2020, Packer berpulang ke rumah Bapa dalam damai. Namun, warisannya tetap hidup melalui tulisan-tulisannya dan dampaknya bagi gereja di seluruh dunia.

Kesimpulan: Mengenang Seorang Pelayan Kristus yang Setia

J. I. Packer bukan hanya seorang teolog, tetapi juga seorang gembala hati yang selalu rindu menuntun orang Kristen untuk mengenal Allah dengan benar. Ia mengajarkan bahwa teologi bukan sekadar akademik, tetapi harus berdampak pada kehidupan sehari-hari.

Dalam mengenang hidupnya, kita diajak untuk tidak hanya mengagumi pemikirannya, tetapi juga mengikuti teladannya dalam hidup yang takut akan Tuhan.

Seperti yang ia sendiri katakan dalam Knowing God:

"Tujuan tertinggi manusia adalah mengenal Allah dan menikmati Dia selamanya."⁵

Kiranya kita juga berusaha mengenal Allah dengan lebih dalam dan hidup untuk kemuliaan-Nya, sebagaimana J. I. Packer telah lakukan sepanjang hidupnya.

Soli Deo Gloria!

Next Post Previous Post