Radikalitas Kekudusan: Matius 5:29

Radikalitas Kekudusan: Matius 5:29

Pendahuluan

Dalam Khotbah di Bukit, Yesus memberikan pengajaran mendalam tentang standar kekudusan dalam kerajaan Allah. Salah satu pernyataan-Nya yang paling mengejutkan adalah dalam Matius 5:29:

"Kalau mata kananmu membuatmu berdosa, cungkillah matamu itu dan buanglah itu darimu. Sebab, lebih baik kamu kehilangan salah satu anggota tubuhmu daripada seluruh tubuhmu dibuang ke dalam neraka." (Matius 5:29, AYT)

Ayat ini mengandung ajaran penting tentang keseriusan dosa, radikalitas pertobatan, dan pentingnya kekudusan dalam hidup orang percaya. Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi eksposisi Matius 5:29 berdasarkan pemikiran beberapa teolog Reformed serta makna teologisnya dalam kehidupan Kristen.

Konteks Matius 5:29

Matius 5 merupakan bagian dari Khotbah di Bukit (Matius 5-7), yang merupakan pengajaran Yesus tentang hidup sebagai warga kerajaan Allah. Dalam bagian ini, Yesus:

  1. Menjelaskan standar kekudusan yang lebih dalam dibandingkan hukum Taurat (Matius 5:17-20).
  2. Mengajarkan bahwa dosa bukan hanya tindakan eksternal, tetapi juga berasal dari hati (Matius 5:21-30).
  3. Memperingatkan bahwa siapa pun yang berbuat dosa harus mengambil tindakan drastis untuk bertobat (Matius 5:29-30).

Ayat ini berada dalam konteks Yesus membahas dosa perzinahan dan nafsu hati. Dalam Matius 5:27-28, Yesus menyatakan bahwa bukan hanya perbuatan zinah yang salah, tetapi keinginan dalam hati pun sudah dianggap sebagai dosa di hadapan Allah.

Eksposisi Matius 5:29 dalam Perspektif Teologi Reformed

1. "Kalau Mata Kananmu Membuatmu Berdosa" – Dosa Dimulai dari Dalam Hati

"Kalau mata kananmu membuatmu berdosa..."

Yesus menggunakan contoh mata kanan, yang dalam budaya Yahudi melambangkan anggota tubuh yang sangat berharga dan penting.

a. Dosa Dimulai dari Keinginan Hati

John Calvin dalam Institutes of the Christian Religion menegaskan bahwa dosa bukan hanya soal tindakan eksternal, tetapi juga berasal dari hati manusia yang rusak. Ini sesuai dengan doktrin Total Depravity, yang menyatakan bahwa setiap aspek kehidupan manusia telah dirusak oleh dosa (Yeremia 17:9).

R.C. Sproul dalam The Holiness of God menjelaskan bahwa dosa tidak hanya terjadi dalam tindakan, tetapi juga dalam pikiran dan keinginan manusia. Oleh karena itu, Yesus tidak hanya menyoroti dosa eksternal, tetapi juga dosa yang tersembunyi dalam hati.

b. Peran Mata dalam Dosa

Dalam Perjanjian Lama, mata sering dikaitkan dengan keinginan dan godaan dosa (Kejadian 3:6, Ayub 31:1). John Owen dalam The Mortification of Sin menekankan bahwa keinginan berdosa sering kali dimulai dari apa yang kita lihat. Jika kita tidak berhati-hati dengan apa yang kita lihat, kita bisa dengan mudah jatuh dalam pencobaan.

2. "Cungkillah Matamu Itu dan Buanglah Itu Darimu" – Radikalitas dalam Pertobatan

"Cungkillah matamu itu dan buanglah itu darimu..."

Yesus menggunakan bahasa hiperbolis untuk menunjukkan betapa seriusnya kita harus menangani dosa dalam hidup kita.

a. Pertobatan yang Radikal

Charles Spurgeon dalam Sermons on Holiness menegaskan bahwa Yesus tidak secara harfiah meminta kita untuk mencungkil mata kita, tetapi Ia menggunakan metafora untuk menekankan bahwa kita harus mengambil tindakan ekstrem dalam menjauhi dosa.

Martyn Lloyd-Jones dalam Studies in the Sermon on the Mount menyoroti bahwa banyak orang ingin menghindari konsekuensi dosa, tetapi tidak ingin benar-benar bertobat. Pertobatan sejati berarti mengambil langkah konkret untuk menghindari apa pun yang bisa membuat kita jatuh dalam dosa.

b. Menghindari Godaan Secara Aktif

Jonathan Edwards dalam Resolutions berkomitmen untuk menghindari semua kesempatan yang dapat membawa dirinya kepada dosa. Ini berarti kita harus tegas dalam menjauhi situasi, kebiasaan, atau lingkungan yang dapat menyebabkan kita jatuh.

3. "Lebih Baik Kehilangan Salah Satu Anggota Tubuhmu daripada Masuk ke Neraka" – Keseriusan Dosa

"Sebab, lebih baik kamu kehilangan salah satu anggota tubuhmu daripada seluruh tubuhmu dibuang ke dalam neraka."

Yesus menegaskan bahwa harga dari membiarkan dosa berkembang dalam hidup kita jauh lebih besar daripada harga yang harus kita bayar untuk menjauhinya.

a. Dosa Mengarah ke Kehancuran Kekal

John MacArthur dalam The Gospel According to Jesus menegaskan bahwa banyak orang meremehkan konsekuensi dosa. Namun, Yesus dengan jelas mengatakan bahwa dosa yang tidak ditinggalkan akan membawa seseorang ke neraka.

Dalam teologi Reformed, ini berhubungan dengan doktrin Perseverance of the Saints, yaitu bahwa mereka yang benar-benar diselamatkan akan menunjukkan buah pertobatan dalam hidup mereka. Mereka yang terus hidup dalam dosa tanpa pertobatan menunjukkan bahwa mereka tidak memiliki iman yang sejati (1 Yohanes 3:9-10).

b. Neraka adalah Realitas yang Serius

R.C. Sproul dalam Hell: The Ultimate Reality menegaskan bahwa Yesus berbicara lebih banyak tentang neraka dibandingkan tentang surga. Ini menunjukkan bahwa konsekuensi dosa bukanlah hal yang sepele.

John Owen dalam The Mortification of Sin mengingatkan bahwa jika kita tidak membunuh dosa dalam hidup kita, maka dosa akan membunuh kita. Oleh karena itu, kita harus mengambil langkah serius untuk melawan dosa sebelum dosa menghancurkan kita.

Makna Teologis Matius 5:29 dalam Teologi Reformed

1. Dosa Bukan Hanya Perbuatan, tetapi Juga Keinginan Hati

Teologi Reformed menegaskan bahwa dosa bukan hanya tentang apa yang kita lakukan, tetapi juga tentang apa yang kita inginkan. Inilah sebabnya mengapa kita tidak hanya harus menghindari tindakan dosa, tetapi juga mengendalikan hati dan pikiran kita.

2. Pertobatan yang Sejati Harus Radikal

Pertobatan sejati bukan hanya tentang meminta maaf kepada Tuhan, tetapi juga tentang mengambil langkah konkret untuk menjauhi dosa.

3. Kekudusan Itu Sangat Berharga, Bahkan Lebih dari Kenyamanan Pribadi

Yesus mengatakan bahwa lebih baik kehilangan sesuatu yang berharga daripada tetap hidup dalam dosa. Ini berarti bahwa tidak ada harga yang terlalu mahal untuk hidup dalam kekudusan.

4. Dosa yang Tidak Ditangani Akan Berujung pada Kehancuran Kekal

Yesus menegaskan bahwa jika kita tidak serius dalam melawan dosa, konsekuensinya adalah kehancuran kekal di neraka.

Implikasi Praktis dalam Kehidupan Kristen

1. Memeriksa Diri dengan Serius

Kita harus bertanya kepada diri sendiri: Adakah dosa tersembunyi yang masih kita toleransi dalam hidup kita?

2. Mengambil Langkah Nyata untuk Menghindari Dosa

  • Jika kita tahu bahwa media sosial membuat kita jatuh dalam dosa, kita harus membatasi penggunaannya.
  • Jika kita tahu bahwa pergaulan tertentu membawa kita jauh dari Tuhan, kita harus menghindarinya.

3. Hidup dalam Ketergantungan pada Roh Kudus

Kita tidak bisa mengalahkan dosa dengan kekuatan kita sendiri. Kita harus bersandar kepada Roh Kudus untuk memberikan kita kekuatan dalam melawan dosa (Roma 8:13).

4. Menghargai Kekudusan Lebih dari Kenyamanan Dunia

Jika kita serius tentang kehidupan kekal, kita harus bersedia meninggalkan apa pun yang menghalangi kita untuk hidup dalam kekudusan.

Kesimpulan

Matius 5:29 mengajarkan bahwa:

  1. Dosa berasal dari hati, bukan hanya dari perbuatan eksternal.
  2. Pertobatan sejati harus radikal dan melibatkan tindakan konkret.
  3. Lebih baik kehilangan sesuatu yang berharga daripada tetap hidup dalam dosa.
  4. Dosa yang tidak ditinggalkan akan membawa konsekuensi kekal di neraka.

Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk hidup dalam kekudusan dan mengalahkan dosa dengan kuasa Roh Kudus. Soli Deo Gloria!

Next Post Previous Post