The Sacred Diary: Catatan Kudus dan Perjalanan Iman

Pendahuluan:
Di sepanjang sejarah Kekristenan, banyak orang percaya yang mencatat perjalanan rohani mereka dalam bentuk jurnal atau catatan kudus. The Sacred Diary atau Catatan Kudus bukan hanya sekadar kumpulan tulisan pribadi, tetapi menjadi alat refleksi spiritual yang membantu pertumbuhan iman, pemahaman teologi, dan hubungan dengan Tuhan.
Dalam teologi Reformed, disiplin rohani seperti mencatat pengalaman iman, doa, dan perenungan firman Tuhan dianggap sebagai bagian penting dari pengudusan dan pembaruan pikiran. Para teolog seperti John Calvin, Jonathan Edwards, R.C. Sproul, John Piper, dan Wayne Grudem menekankan bahwa seorang Kristen harus terus-menerus bertumbuh dalam anugerah dan kebenaran firman Tuhan, dan salah satu cara untuk mencapai ini adalah dengan mencatat perjalanan rohani mereka.
Dalam artikel ini, kita akan membahas:
- Apa Itu The Sacred Diary dan Mengapa Penting?
- Bagaimana Catatan Kudus Membantu Pertumbuhan Iman?
- Pandangan Teologi Reformed tentang Mencatat Perjalanan Rohani
- Contoh dari Para Teolog dan Tokoh Kristen yang Menulis Jurnal Rohani
- Bagaimana Kita Bisa Memulai Sacred Diary Sendiri?
1. Apa Itu The Sacred Diary dan Mengapa Penting?
The Sacred Diary atau Catatan Kudus adalah jurnal rohani yang berisi catatan pengalaman pribadi seseorang dalam perjalanan imannya. Ini dapat mencakup:
- Refleksi atas firman Tuhan
- Doa dan jawaban doa
- Pergumulan spiritual dan bagaimana Tuhan bekerja
- Kejadian sehari-hari yang membawa pelajaran rohani
- Catatan tentang pertumbuhan iman dan karakter
a. Alkitab dan Pentingnya Mengingat Karya Tuhan
Alkitab mengajarkan bahwa mengingat dan mencatat perbuatan Tuhan adalah bagian penting dari kehidupan rohani.
“Aku hendak mengingat perbuatan-perbuatan TUHAN, ya, aku hendak mengingat keajaiban-keajaiban-Mu dari zaman dahulu.” (Mazmur 77:11, AYT)
Dalam Perjanjian Lama, Allah sering kali memerintahkan umat-Nya untuk mengingat dan menuliskan hukum serta karya-karya-Nya agar generasi mendatang dapat belajar darinya.
“Tuliskanlah hal ini sebagai peringatan dalam sebuah kitab.” (Keluaran 17:14, AYT)
Jonathan Edwards menekankan bahwa mengingat pekerjaan Tuhan dalam hidup kita akan membantu kita untuk tetap setia dan tidak mudah jatuh dalam dosa.
2. Bagaimana Catatan Kudus Membantu Pertumbuhan Iman?
Banyak orang percaya menemukan bahwa mencatat pengalaman iman mereka membantu mereka bertumbuh dalam pengenalan akan Tuhan.
a. Membantu Kita Merenungkan Firman Tuhan
“Firman-Mu adalah pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.” (Mazmur 119:105, AYT)
John Calvin menegaskan bahwa pembelajaran firman Tuhan harus terus diperdalam melalui refleksi dan pengamatan yang cermat, dan mencatat wawasan dari Alkitab membantu kita untuk semakin memahami kebenaran Tuhan.
b. Mengajarkan Kita untuk Bersyukur
“Bersyukurlah dalam segala hal.” (1 Tesalonika 5:18, AYT)
Ketika kita melihat kembali catatan-catatan kita, kita dapat mengidentifikasi bagaimana Tuhan telah memimpin, menjawab doa, dan bekerja dalam hidup kita, sehingga iman kita diperkuat.
John Piper menekankan bahwa melihat kembali jejak kasih karunia Tuhan dalam hidup kita akan menumbuhkan hati yang bersyukur dan memperkuat kepercayaan kita kepada-Nya.
c. Menguatkan Ketekunan dalam Iman
“Sebab kita hidup oleh iman, bukan karena melihat.” (2 Korintus 5:7, AYT)
Ketika kita mengalami masa sulit, kita bisa membaca kembali pengalaman-pengalaman di mana Tuhan telah setia, sehingga kita tidak mudah putus asa dalam iman.
R.C. Sproul menegaskan bahwa iman Kristen harus terus bertumbuh, dan salah satu cara untuk mempertahankan ketekunan adalah dengan mengingat kembali bagaimana Tuhan telah menuntun kita dalam perjalanan iman kita.
3. Pandangan Teologi Reformed tentang Mencatat Perjalanan Rohani
Dalam teologi Reformed, pengudusan (sanctification) adalah proses terus-menerus di mana orang percaya bertumbuh dalam kekudusan dan semakin menyerupai Kristus. Salah satu cara untuk mengamati pertumbuhan rohani ini adalah melalui catatan pribadi tentang perjalanan iman.
“Tetapi bertumbuhlah dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Juru Selamat kita, Yesus Kristus.” (2 Petrus 3:18, AYT)
a. Catatan Rohani sebagai Bagian dari Disiplin Spiritual
Wayne Grudem dalam Systematic Theology menjelaskan bahwa mencatat perjalanan iman membantu kita untuk tetap disiplin dalam merenungkan firman Tuhan dan melihat pekerjaan Roh Kudus dalam hidup kita.
b. Menghindari Pengalaman yang Subjektif dan Berdasarkan Firman
Beberapa orang mungkin takut bahwa mencatat pengalaman iman dapat menjadi subjektif dan tidak Alkitabiah. Namun, teologi Reformed menekankan bahwa semua pengalaman rohani harus diuji dengan firman Tuhan.
“Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik.” (1 Tesalonika 5:21, AYT)
Jonathan Edwards menegaskan bahwa pengalaman spiritual yang sejati harus selalu berlandaskan kebenaran Alkitab dan bukan perasaan semata.
4. Contoh dari Para Teolog dan Tokoh Kristen yang Menulis Jurnal Rohani
Banyak tokoh Kristen besar yang menggunakan The Sacred Diary atau jurnal rohani sebagai alat untuk pertumbuhan iman mereka.
a. Jonathan Edwards
Jonathan Edwards terkenal dengan "Resolutions", yaitu daftar komitmennya dalam kehidupan Kristen. Ia menulis secara teratur untuk mengevaluasi pertumbuhan imannya dan bagaimana ia harus lebih menyerahkan hidupnya kepada Tuhan.
b. John Calvin
John Calvin menulis banyak catatan teologi dan refleksi pribadi tentang bagaimana Tuhan membentuk gereja dan dirinya dalam pelayanan.
c. David Brainerd
David Brainerd, seorang misionaris kepada suku Indian di Amerika, menulis jurnal spiritual yang mendokumentasikan pergumulannya, doanya, dan bagaimana Tuhan bekerja di tengah tantangan yang ia hadapi.
5. Bagaimana Kita Bisa Memulai Sacred Diary Sendiri?
Jika Anda ingin memulai The Sacred Diary, berikut adalah beberapa langkah yang bisa Anda lakukan:
a. Mulai dengan Doa
Mintalah bimbingan Roh Kudus agar setiap catatan yang Anda tulis membawa Anda lebih dekat kepada Tuhan.
b. Tetapkan Tujuan Jurnal Anda
Anda bisa menggunakan jurnal Anda untuk:
- Menulis refleksi atas firman Tuhan
- Mencatat doa dan jawaban doa
- Mengamati pertumbuhan iman Anda
c. Gunakan Alkitab sebagai Landasan
Pastikan catatan Anda selaras dengan firman Tuhan dan tidak hanya berdasarkan perasaan pribadi.
d. Konsisten dalam Menulis
Tulislah secara teratur, baik setiap hari atau beberapa kali dalam seminggu, untuk melihat perkembangan rohani Anda.
Kesimpulan: The Sacred Diary sebagai Alat Pertumbuhan Iman
Dari pembahasan ini, kita memahami bahwa mencatat perjalanan iman dalam The Sacred Diary adalah praktik yang sangat berharga bagi pertumbuhan rohani.
- Alkitab mengajarkan pentingnya mengingat dan mencatat perbuatan Tuhan.
- The Sacred Diary membantu kita merenungkan firman Tuhan dan bersyukur.
- Dalam teologi Reformed, catatan rohani membantu dalam proses pengudusan.
- Banyak teolog besar menggunakan jurnal sebagai alat pertumbuhan iman.
- Kita bisa mulai menulis Sacred Diary sendiri untuk mendukung perjalanan iman kita.
Sebagaimana John Calvin berkata:
“Hanya dalam merenungkan pekerjaan Tuhan kita dapat semakin mengenal Dia dengan benar.”
Marilah kita memulai The Sacred Diary sebagai bagian dari perjalanan iman kita dan semakin bertumbuh dalam kasih karunia Tuhan!