Yohanes 14:9-11: Yesus dan Hubungan-Nya dengan Bapa

Yohanes 14:9-11: Yesus dan Hubungan-Nya dengan Bapa

Pendahuluan

Dalam Yohanes 14:9-11, Yesus menegaskan kepada murid-murid-Nya bahwa siapa saja yang telah melihat Dia, telah melihat Bapa. Pernyataan ini adalah salah satu pernyataan paling penting dalam Injil Yohanes, yang menegaskan keilahian Kristus dan hubungan-Nya yang unik dengan Allah Bapa.

“Yesus menjawab dia, ‘Filipus, sudah sekian lama Aku bersama-sama kamu, dan kamu masih belum mengenal Aku? Siapa saja yang telah melihat Aku, dia telah melihat Bapa, bagaimana kamu bisa berkata, ‘Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami?’ Apakah kamu tidak percaya bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? Perkataan-perkataan yang Aku katakan kepadamu, Aku tidak mengatakannya dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa yang tinggal di dalam Akulah yang melakukan pekerjaan-Nya. Percayalah kepada-Ku, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku; atau setidaknya, percayalah karena pekerjaan-pekerjaan itu sendiri.” (Yohanes 14:9-11, AYT)

Ayat-ayat ini menjadi dasar bagi doktrin Trinitas dan keilahian Kristus, yang merupakan salah satu pilar utama dalam teologi Reformed. Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi makna ayat ini berdasarkan pandangan para teolog Reformed serta aplikasinya dalam kehidupan orang percaya.

1. Konteks Yohanes 14:9-11 dalam Injil Yohanes

a. Konteks Historis dan Naratif

Pasal 14 dalam Injil Yohanes adalah bagian dari pidato perpisahan Yesus kepada murid-murid-Nya sebelum penyaliban. Yesus menghibur mereka dengan janji bahwa Dia akan pergi untuk mempersiapkan tempat bagi mereka (Yohanes 14:1-3).

John MacArthur dalam The MacArthur New Testament Commentary menekankan bahwa murid-murid masih berjuang untuk memahami identitas Yesus sepenuhnya. Filipus meminta Yesus untuk menunjukkan Bapa, seolah-olah ia belum memahami bahwa Yesus adalah manifestasi sempurna dari Allah.

R.C. Sproul dalam Knowing Christ menjelaskan bahwa permintaan Filipus mencerminkan keinginan manusia untuk melihat Allah, tetapi dalam Yesus, kehadiran Bapa telah nyata secara sempurna.

b. Tema Keilahian Kristus dalam Injil Yohanes

Injil Yohanes secara konsisten menekankan keilahian Yesus, mulai dari Yohanes 1:1 “Pada mulanya adalah Firman, Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.” hingga Yohanes 20:28, di mana Tomas menyebut Yesus sebagai “Tuhanku dan Allahku.”

John Calvin dalam Commentary on John menyatakan bahwa dalam ayat ini, Yesus bukan hanya mengklaim kesatuan dengan Bapa dalam kehendak dan pekerjaan, tetapi dalam esensi yang sama. Ini adalah dasar bagi pemahaman kita tentang doktrin Trinitas.

2. "Siapa Saja yang Telah Melihat Aku, Dia Telah Melihat Bapa" (Yohanes 14:9)

Yesus mengoreksi Filipus dengan mengatakan bahwa melihat Dia sama dengan melihat Bapa. Ini adalah pernyataan teologis yang sangat mendalam.

a. Yesus sebagai Representasi Sempurna dari Bapa

Kolose 1:15 menyatakan:

“Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan.”

Jonathan Edwards dalam The Excellency of Christ menjelaskan bahwa Yesus adalah manifestasi sempurna dari karakter, kehendak, dan kasih Allah. Tidak ada manusia lain yang bisa berkata bahwa melihat dirinya sama dengan melihat Allah.

b. Doktrin Trinitas dalam Pernyataan Yesus

Yesus tidak mengatakan bahwa Dia dan Bapa adalah pribadi yang sama (modalisme), tetapi bahwa mereka memiliki hubungan kesatuan yang sempurna dalam keberadaan ilahi.

R.C. Sproul dalam The Mystery of the Trinity menekankan bahwa ayat ini mengajarkan bahwa Yesus dan Bapa adalah dua pribadi yang berbeda, tetapi berbagi satu esensi ilahi. Ini adalah dasar dari pengajaran ortodoks tentang Trinitas.

3. "Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku" (Yohanes 14:10-11)

a. Kesatuan antara Yesus dan Bapa

Frasa ini menunjukkan hubungan unik antara Yesus dan Bapa yang tidak bisa diterapkan kepada manusia lain.

John Piper dalam Seeing and Savoring Jesus Christ menjelaskan bahwa kesatuan ini berarti bahwa setiap tindakan Yesus adalah tindakan Bapa. Pekerjaan Yesus adalah perwujudan dari kehendak ilahi yang sempurna.

b. Otoritas Yesus dalam Perkataan dan Pekerjaan-Nya

Yesus menegaskan bahwa perkataan dan perbuatan-Nya berasal dari Bapa. Ini mengingatkan kita pada Yohanes 5:19:

“Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diri-Nya sendiri, jika Ia tidak melihat Bapa mengerjakannya.”

John Calvin dalam Institutes of the Christian Religion menekankan bahwa ini bukan berarti Yesus lebih rendah dari Bapa, tetapi bahwa Ia selalu bertindak dalam keselarasan yang sempurna dengan kehendak Bapa.

c. Bukti Keilahian Yesus Melalui Pekerjaan-Nya

Yesus meminta murid-murid-Nya untuk percaya kepada-Nya berdasarkan pekerjaan-pekerjaan yang telah Dia lakukan. Ini merujuk pada mukjizat-mukjizat-Nya yang menunjukkan otoritas ilahi-Nya.

Martyn Lloyd-Jones dalam The Gospel in Genesis menyatakan bahwa mukjizat Yesus bukan sekadar tanda kuasa, tetapi juga tanda kasih dan belas kasihan Allah yang bekerja melalui-Nya.

4. Implikasi Teologis dari Yohanes 14:9-11

a. Yesus adalah Allah yang Berinkarnasi

Doktrin inkarnasi adalah pusat dari iman Kristen: bahwa Allah menjadi manusia dalam Yesus Kristus.

Filipi 2:6-7 menyatakan:

“Yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah sebagai sesuatu yang harus dipertahankan, tetapi telah mengosongkan diri-Nya sendiri.”

Jonathan Edwards dalam The Glory of Christ menjelaskan bahwa inkarnasi adalah ekspresi terbesar dari kasih dan kemuliaan Allah, di mana Ia datang untuk menyelamatkan umat-Nya.

b. Yesus sebagai Jalan Satu-satunya kepada Bapa

Karena Yesus adalah satu dengan Bapa, maka satu-satunya cara untuk mengenal dan datang kepada Bapa adalah melalui Dia (Yohanes 14:6).

John MacArthur dalam The Gospel According to Jesus menekankan bahwa keselamatan hanya ada dalam Kristus karena hanya Dia yang memiliki otoritas untuk menyatakan Bapa kepada dunia.

c. Trinitas dalam Hubungan Kekal

Ayat ini juga menunjukkan bahwa Yesus dan Bapa tidak bisa dipisahkan. Doktrin Trinitas menegaskan bahwa Bapa, Anak, dan Roh Kudus adalah tiga pribadi dalam satu esensi ilahi yang sama.

R.C. Sproul dalam The Holiness of God menjelaskan bahwa Trinitas adalah misteri besar dalam iman Kristen, tetapi itu adalah satu-satunya cara untuk memahami kesaksian Alkitab secara konsisten.

5. Aplikasi bagi Kehidupan Orang Percaya

a. Mengenal Yesus Berarti Mengenal Allah

Jika kita ingin mengenal Allah, kita harus mengenal Yesus. Ini berarti kita harus mempelajari firman-Nya, mengikuti teladan-Nya, dan hidup dalam persekutuan dengan-Nya.

b. Percaya kepada Yesus sebagai Satu-satunya Jalan kepada Bapa

Yesus tidak hanya menunjukkan jalan kepada Bapa, tetapi Dia sendiri adalah Jalan itu (Yohanes 14:6). Kita harus menaruh iman sepenuhnya kepada-Nya untuk keselamatan kita.

c. Mengandalkan Kuasa Kristus dalam Hidup Sehari-hari

Karena Yesus adalah satu dengan Bapa, kita dapat percaya bahwa Dia memiliki otoritas penuh untuk membimbing, melindungi, dan menguatkan kita dalam setiap aspek kehidupan.

Kesimpulan: Yesus adalah Wajah Allah yang Nampak

Yohanes 14:9-11 menegaskan beberapa kebenaran teologis utama:

  1. Yesus adalah manifestasi sempurna dari Allah Bapa.
  2. Yesus dan Bapa adalah satu dalam esensi dan kehendak.
  3. Mukjizat-mukjizat Yesus membuktikan keilahian-Nya.
  4. Hanya melalui Yesus kita dapat mengenal dan datang kepada Bapa.

Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk hidup dalam hubungan yang erat dengan Kristus karena Dia adalah satu-satunya jalan untuk mengenal Allah yang sejati.

Next Post Previous Post