Apa Arti Menjadi "Tidak Bercacat Cela"? (Above Reproach) -1 Timotius 3:2

Apa Arti Menjadi "Tak Bercacat Cela"? (Above Reproach)

Pendahuluan: Panggilan untuk Hidup Tidak Bercacat Cela

Dalam dunia yang penuh kompromi dan relativisme moral, panggilan untuk hidup “tak bercacat cela” atau "above reproach" tampak seperti standar yang tidak realistis—bahkan tidak mungkin dicapai. Namun, dalam Alkitab, khususnya dalam tulisan rasul Paulus, istilah ini muncul sebagai kriteria utama bagi pemimpin gereja, sekaligus standar hidup umat Allah secara umum.

“Penilik jemaat harus tidak bercacat cela...”
(1 Timotius 3:2)

“Tetapi sekarang Ia telah mendamaikan kamu... untuk menempatkan kamu kudus dan tak bercela di hadapan-Nya.”
(Kolose 1:22)

Apakah ini berarti orang Kristen harus hidup sempurna? Bagaimana mungkin seseorang menjadi tak bercacat cela? Dan apa yang dimaksud Alkitab ketika menyebutkan syarat ini?

Dalam artikel ini, kita akan menelaah secara mendalam arti “above reproach” menurut teologi Reformed, dengan mengacu pada ajaran para teolog besar seperti John Calvin, Louis Berkhof, Herman Bavinck, R.C. Sproul, John Piper, dan Martyn Lloyd-Jones.

1. Arti Kata “Above Reproach” dalam Konteks Alkitab

a. Definisi Bahasa Asli

Dalam bahasa Yunani, kata “above reproach” berasal dari kata anepilÄ“mptos, yang berarti:

  • Tidak dapat dituduh secara sah.

  • Tidak ada dasar tuduhan moral yang sah atau terbuka.

  • Berperilaku secara konsisten sesuai dengan pengakuan iman.

b. Digunakan untuk Pemimpin dan Seluruh Jemaat

  • Dalam 1 Timotius 3:2 dan Titus 1:6–7, Paulus menggunakan istilah ini untuk menetapkan standar bagi penatua atau pemimpin gereja.

  • Namun prinsip ini juga berlaku untuk semua orang percaya.

2. John Calvin: Hidup yang Layak di Hadapan Allah dan Sesama

John Calvin dalam komentarnya atas 1 Timotius 3 menekankan bahwa:

“Pemimpin gereja harus hidup sedemikian rupa hingga tidak memberikan celah bagi tuduhan dunia yang bisa merusak Injil.”

Poin-poin penting dari Calvin:

  • Tak bercacat cela bukan berarti tanpa dosa, tetapi hidup yang tidak memberi alasan sah untuk dicela.

  • Ini berkaitan dengan kesaksian hidup yang konsisten, bukan kesempurnaan mutlak.

3. Louis Berkhof: Karakter dan Integritas yang Terbukti

Dalam Systematic Theology, Louis Berkhof menulis bahwa:

“Kehidupan Kristen yang sejati akan tercermin dalam kesaksian yang tak terbantahkan dari hidup sehari-hari.”

Berkhof menekankan:

  • "Above reproach" berarti karakter yang sesuai dengan Injil.

  • Orang percaya dipanggil untuk hidup dengan integritas moral dan rohani.

4. Herman Bavinck: Kekudusan yang Nyata, Bukan Formalitas

Herman Bavinck dalam Reformed Dogmatics menyatakan:

“Kekudusan Kristen bukan hanya posisi status rohani di hadapan Allah, tetapi juga manifestasi nyata dalam kehidupan.”

Artinya:

  • “Tak bercacat cela” adalah panggilan nyata untuk hidup kudus dalam terang anugerah.

  • Ini adalah hasil dari pembenaran dan pengudusan yang bekerja bersama.

5. R.C. Sproul: Tak Bercacat Cela Bukan Tanpa Dosa, Tapi Tanpa Celaan yang Bertahan

R.C. Sproul menulis:

“Semua orang Kristen tetap berdosa, tapi hidup tak bercacat cela berarti tidak ada tuduhan yang sah yang dapat melekat dan bertahan.”

Penjelasan Sproul:

  • Doa pengakuan dosa menjadi ritme hidup yang menjaga kekudusan.

  • Komunitas Kristen harus menjaga standar tinggi, tanpa jatuh pada perfeksionisme legalistik.

6. John Piper: Citra Kristus dalam Karakter Orang Percaya

John Piper menekankan bahwa:

“Menjadi tak bercacat cela adalah cerminan karakter Kristus yang bekerja dalam kita oleh Roh Kudus.”

Menurut Piper:

  • Hidup tak bercacat cela adalah buah dari kasih karunia, bukan hasil usaha manusia semata.

  • Tujuannya adalah memuliakan Kristus, bukan mencari pujian dari manusia.

7. Martyn Lloyd-Jones: Hidup yang Diperiksa dan Dipertanggungjawabkan

Lloyd-Jones menekankan pentingnya hidup di hadapan Allah dan manusia:

“Seorang Kristen sejati hidup seolah-olah setiap langkahnya ada di hadapan takhta Allah.”

  • Hidup “tak bercacat cela” melibatkan disiplin rohani, ketekunan dalam doa, dan pertobatan yang berkelanjutan.

8. Aspek Praktis Menjadi “Above Reproach” dalam Kehidupan Sehari-hari

a. Dalam Keluarga

  • Pemimpin keluarga dipanggil untuk:

    • Mengasihi istri seperti Kristus mengasihi jemaat.

    • Mendidik anak dalam kasih dan disiplin Tuhan.

b. Dalam Gereja

  • Tidak menyebarkan gosip.

  • Tidak hidup dalam dosa tersembunyi.

  • Tunduk pada otoritas Firman dan pemimpin rohani.

c. Dalam Dunia Kerja

  • Jujur, bertanggung jawab, tidak curang.

  • Menjadi saksi Kristus melalui etika kerja dan integritas.

9. Bagaimana Menjadi Tak Bercacat Cela Jika Kita Masih Berdosa?

a. Pahami Perbedaan antara Posisi dan Proses

  • Posisi: Kita dibuat benar oleh iman (pembenaran).

  • Proses: Kita dibentuk dalam kekudusan oleh Roh Kudus (pengudusan).

“Karena kamu telah dikuduskan... maka hiduplah sebagai orang yang layak bagi Injil.”
(Filipi 1:27)

b. Bertumbuh dalam Pertobatan

  • Hidup yang tak bercacat cela bukan hidup tanpa dosa, tapi hidup yang cepat bertobat ketika jatuh.

10. Bahaya Jika Pemimpin Gereja Tidak "Above Reproach"

a. Merusak Kesaksian Injil

  • Skandal rohani sering menghancurkan kepercayaan publik terhadap Injil.

b. Membuat Jemaat Goyah

  • Kepemimpinan yang tidak layak merusak kepercayaan dan pertumbuhan rohani jemaat.

c. Tidak Layak Mengajar

“Ia harus memegang teguh perkataan yang benar... supaya ia sanggup menasihati dan membantah orang yang melawan.”
(Titus 1:9)

11. Panggilan “Above Reproach” bagi Semua Orang Kristen

Meskipun awalnya diterapkan untuk pemimpin gereja, panggilan ini juga:

  • Relevan untuk semua orang percaya (Kolose 1:22).

  • Tujuan dari pengudusan yang terus berlangsung (Efesus 5:27).

  • Gambaran dari identitas baru kita di dalam Kristus.

Kesimpulan: Tak Bercacat Cela adalah Hidup dalam Kasih Karunia

Menjadi “above reproach” bukan berarti sempurna tanpa dosa, tetapi:

  • Hidup yang setia di hadapan Allah dan sesama.

  • Hidup yang mencerminkan karakter Kristus dalam segala hal.

  • Hidup yang diwarnai oleh pertobatan, iman, dan ketekunan.

Sebagaimana Yesus sendiri adalah Anak Domba yang tak bercela, kita dipanggil untuk mengikuti-Nya dalam kekudusan, bukan karena kemampuan kita, tapi karena anugerah-Nya yang mengubahkan.

“Dia yang memulai pekerjaan baik dalam kamu akan menyelesaikannya sampai pada hari Kristus Yesus.”
(Filipi 1:6)

Next Post Previous Post