Khotbah bagi Manusia Alamiah (Natural Man)

Khotbah bagi Manusia Alamiah (Natural Man)

Pendahuluan

Dalam tradisi Reformed, istilah “manusia alamiah” (natural man) mengacu pada manusia yang belum dilahirkan kembali, hidup dalam dosa, dan berada di luar kasih karunia Allah. Topik ini menjadi sorotan dalam banyak karya teolog Reformed, termasuk dalam kumpulan khotbah klasik berjudul Sermons to the Natural Man oleh William G.T. Shedd, seorang teolog Reformed dari abad ke-19.

Shedd dan teolog-teolog Reformed lainnya seperti Jonathan Edwards, John Owen, R.C. Sproul, dan John Calvin memberikan perhatian besar pada kondisi rohani manusia yang belum dilahirkan kembali. Dalam artikel ini, kita akan membahas bagaimana ajaran Reformed memandang manusia alamiah, mengapa khotbah kepada mereka penting, dan bagaimana penginjilan kepada manusia alamiah dilakukan secara efektif menurut Alkitab dan prinsip Reformed.

I. Siapakah “Manusia Alamiah”?

1. Pengertian dari 1 Korintus 2:14

Alkitab menggunakan istilah “manusia alamiah” dalam:

“Tetapi manusia duniawi (natural man) tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah, karena hal itu adalah kebodohan baginya; dan ia tidak dapat memahaminya, sebab hal itu hanya dapat dinilai secara rohani.” (1 Korintus 2:14, TB)

Kata “manusia duniawi” atau “psuchikos” (Yunani) secara harfiah berarti manusia yang hidup menurut dorongan alamiah atau jasmaniah, tanpa pengaruh Roh Kudus. Ini mengacu kepada kondisi sebelum kelahiran baru (regenerasi), di mana seseorang masih mati dalam pelanggaran dan dosa (Efesus 2:1).

2. Pandangan Teologi Reformed

Dalam teologi Reformed:

  • Manusia alamiah sepenuhnya rusak (total depravity) – bukan berarti manusia sejahat mungkin, tetapi bahwa setiap aspek dirinya telah tercemar dosa.

  • Ia tidak dapat datang kepada Allah dengan kekuatan sendiri (Yohanes 6:44).

  • Ia menolak Injil karena hatinya yang keras dan pikirannya yang dibutakan oleh dosa.

John Calvin menyatakan:

"Tanpa Roh Kudus, manusia hanyalah daging dan tidak memiliki kemampuan untuk memahami hal-hal ilahi."

II. Tujuan Khotbah kepada Manusia Alamiah

1. Mengguncang Rasa Aman Palsu

William G.T. Shedd, dalam Sermons to the Natural Man, tidak segan-segan menyoroti kesombongan rohani, apatisme, dan ketidakpercayaan manusia berdosa. Ia bertujuan mengguncang rasa aman palsu yang dibangun oleh moralitas, agama nominal, atau kebaikan lahiriah.

Contohnya, dalam salah satu khotbahnya, Shedd berkata:

"Kamu yang puas hanya dengan moralitas sipil, perlu diingat: Tuhan menuntut pertobatan, bukan hanya perbaikan tingkah laku."

2. Mengungkap Dosa dan Ketidakberdayaan

Khotbah kepada manusia alamiah juga bertujuan menyingkapkan dosa, menunjukkan ketidakmampuan total manusia untuk menyelamatkan dirinya sendiri. Ini bukan untuk menghancurkan secara psikologis, tetapi untuk menyingkapkan kebutuhan mutlak akan Kristus.

Jonathan Edwards, dalam khotbah terkenalnya Sinners in the Hands of an Angry God, menggambarkan dengan jelas bagaimana murka Allah tertuju kepada manusia berdosa:

“Kamu seperti laba-laba yang tergantung di atas api neraka hanya oleh seutas benang belas kasihan Allah.”

III. Karakteristik Khotbah Reformed kepada Manusia Alamiah

1. Kejujuran Teologis

Khotbah Reformed tidak membungkus kebenaran dengan kata-kata manis. Ia berakar pada realitas teologis tentang dosa, neraka, dan penghakiman. Teolog Reformed percaya bahwa kabar baik tidak akan berarti tanpa kabar buruk lebih dahulu.

R.C. Sproul berkata:

"Seseorang tidak akan menghargai keselamatan jika ia tidak mengerti dari apa ia diselamatkan."

2. Ketergantungan pada Roh Kudus

Karena manusia alamiah tidak dapat menerima hal-hal dari Roh, maka khotbah tidak dapat bergantung pada retorika atau emosi semata. Pengkhotbah Reformed sangat sadar akan ketergantungan mutlak kepada Roh Kudus untuk membangkitkan hati yang mati secara rohani.

John Owen menulis:

"Hanya Roh yang dapat menginsafkan dunia akan dosa dan membawa jiwa kepada Kristus."

3. Penekanan pada Anugerah Allah

Khotbah kepada manusia alamiah harus menunjukkan bahwa keselamatan adalah karena kasih karunia saja (Efesus 2:8-9). Bahkan pertobatan dan iman pun adalah karunia Allah, bukan hasil usaha manusia.

Louis Berkhof mengungkapkan dalam Systematic Theology:

"Regenerasi mendahului iman; tanpa kelahiran baru, tidak ada orang yang dapat percaya dengan sungguh-sungguh."

IV. Respons Manusia Alamiah terhadap Khotbah

1. Penolakan atau Keengganan

Karena kebutaan rohani, banyak manusia alamiah tidak menerima khotbah dengan segera. Mereka mungkin:

  • Menganggapnya bodoh (1 Korintus 1:18),

  • Menjadi tersinggung atau tersandung (1 Petrus 2:8),

  • Atau mengeraskan hati mereka (Ibrani 3:15).

2. Pertobatan sebagai Buah Anugerah

Namun, ketika Roh Kudus bekerja melalui Firman, maka akan terjadi kelahiran baru. Hati yang keras menjadi lunak, mata yang buta terbuka, dan seseorang menerima Kristus dengan iman.

Yesus berkata:

"Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku." (Yohanes 10:27)

V. Strategi Penginjilan Reformed kepada Manusia Alamiah

1. Eksposisi Alkitab yang Setia

Penginjilan Reformed berbasis pada eksposisi Kitab Suci, bukan pendekatan pragmatis. Firman Allah sendiri adalah alat utama pertobatan (Roma 10:17). Tanpa Firman, tidak ada kebangunan rohani sejati.

2. Khotbah tentang Hukum dan Injil

Hukum Allah menunjukkan dosa (Roma 3:20), sementara Injil memberikan pengharapan. Keduanya harus disampaikan dengan seimbang.

Martin Luther menyatakan:

"Hukum harus mengguncang, dan Injil harus menyembuhkan."

3. Doa Syafaat dan Ketekunan

Karena hanya Allah yang dapat membuka hati, penginjilan harus disertai dengan doa yang sungguh-sungguh. Doa bukan pelengkap, melainkan bagian vital dari pelayanan kepada manusia alamiah.

VI. Aplikasi dalam Gereja dan Pelayanan Masa Kini

1. Pentingnya Khotbah yang Tegas

Banyak gereja modern lebih memilih menyampaikan pesan-pesan yang menyenangkan telinga. Namun, teologi Reformed menantang pengkhotbah untuk berdiri teguh di atas kebenaran, bahkan jika itu tidak populer.

2. Pelayanan yang Berfokus pada Hati

Pelayanan Reformed tidak fokus hanya pada perubahan perilaku, tetapi transformasi hati melalui Injil. Ini berarti konseling, penggembalaan, dan penginjilan harus bersifat teosentris, bukan antropocentris.

3. Evangelisasi di Era Modern

Dalam dunia pasca-kristiani, banyak orang hidup sebagai manusia alamiah yang tidak sadar akan kondisi rohani mereka. Gereja Reformed harus konsisten memberitakan dosa, kasih karunia, dan pertobatan, bukan kompromi untuk kenyamanan.

Kesimpulan: Suara Profetik kepada Dunia yang Mati

Khotbah kepada manusia alamiah adalah panggilan yang sulit, tetapi sangat penting. Dalam konteks Reformed, pelayanan ini menuntut:

  • Kebenaran yang tidak dikompromikan,

  • Ketergantungan penuh kepada Roh Kudus,

  • Pengharapan kepada anugerah Allah yang menyelamatkan.

Seperti para nabi dan rasul, kita dipanggil untuk bersaksi kepada generasi yang berdosa dan keras hati, sembari percaya bahwa Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya (Roma 1:16).

Semoga gereja-gereja masa kini tidak takut untuk berkhotbah kepada manusia alamiah, karena justru dari situ, terang Injil akan bersinar dalam kegelapan.

Next Post Previous Post