Otoritas Yesus Kristus

Otoritas Yesus Kristus

Pendahuluan

Istilah "otoritas" dalam konteks teologi Kristen menunjuk pada hak dan kuasa yang sah untuk memerintah, mengajar, menghakimi, dan menyelamatkan. Dalam pengajaran Alkitab, Yesus Kristus tidak hanya dianggap sebagai Guru moral atau tokoh historis, tetapi sebagai Pribadi Ilahi yang memiliki otoritas penuh atas langit dan bumi.

Dalam teologi Reformed, otoritas Yesus tidak hanya dimengerti secara spiritual atau simbolik, melainkan bersifat mutlak, final, dan berlaku universal atas seluruh ciptaan.

I. Otoritas Yesus dalam Alkitab

1. Otoritas Mengajar

“Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat mereka.”
(Matius 7:29, TB)

Yesus tidak seperti guru pada zamannya. Ia mengajar dengan kuasa, bahkan memulai dengan, “Aku berkata kepadamu...” – sebuah bentuk pernyataan ilahi, bukan sekadar interpretasi.

2. Otoritas atas Alam dan Mukjizat

  • Yesus meredakan badai (Markus 4:39)

  • Memberi makan lima ribu (Markus 6)

  • Mengusir setan (Lukas 8)

  • Membangkitkan orang mati (Yohanes 11:43-44)

Semua ini menunjukkan bahwa alam, kuasa kegelapan, dan kematian tunduk di bawah perintah-Nya.

3. Otoritas Mengampuni Dosa

“Supaya kamu tahu bahwa Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa di bumi...”
(Markus 2:10)

Dalam konteks Yahudi, hanya Allah yang dapat mengampuni dosa. Maka, klaim Yesus ini adalah deklarasi otoritas ilahi.

4. Otoritas dalam Amanat Agung

“Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi.”
(Matius 28:18)

Amanat Agung dimulai dengan deklarasi otoritas-Nya secara universal — dasar dari misi gereja.

II. Otoritas Yesus dalam Teologi Reformed

Teologi Reformed menekankan Kristus sebagai Raja, yang tidak hanya menyelamatkan, tetapi juga memerintah umat-Nya dan dunia ini.

1. John Calvin: Kristus sebagai Prophet, Priest, and King

Dalam sistem Calvin, Kristus menjalankan tiga jabatan (officia triplex):

  • Sebagai Nabi (Prophet): Otoritas untuk mengajar.

  • Sebagai Imam (Priest): Otoritas untuk menebus dan mengampuni.

  • Sebagai Raja (King): Otoritas untuk memerintah, mengatur, dan menjaga umat-Nya.

Calvin berkata:

“Dalam Kristus terdapat kesempurnaan dari segala otoritas ilahi...”
(Institutes 2.15.1)

2. Louis Berkhof: Kristus sebagai Raja dalam Kerajaan Allah

Berkhof dalam Systematic Theology menjelaskan bahwa otoritas Kristus tidak hanya atas gereja, tetapi juga atas bangsa-bangsa dan sejarah dunia. Ia adalah Raja segala raja.

3. R.C. Sproul: Kekudusan dan Kedaulatan Kristus

Sproul sering menekankan konsep kedaulatan mutlak dari Allah, yang juga berlaku bagi Kristus sebagai bagian dari Tritunggal:

“Jika Kristus tidak memiliki otoritas mutlak, maka Ia bukanlah Allah.”

III. Bentuk Otoritas Kristus

1. Otoritas sebagai Firman Allah yang Hidup

Yesus adalah Firman yang menjadi manusia (Yohanes 1:1,14). Maka, segala perintah, pengajaran, dan tindakan-Nya adalah manifestasi dari Firman Allah itu sendiri.

2. Otoritas sebagai Anak Allah dan Mesias

Yesus menyebut Allah sebagai “Bapa-Ku”, dan menyatakan kesatuan-Nya:

“Aku dan Bapa adalah satu.” (Yohanes 10:30)

Ini adalah klaim otoritas Trinitarian.

3. Otoritas Eskatologis (Penghakiman Terakhir)

Yesus menyatakan bahwa Ia akan kembali sebagai Hakim (Matius 25:31-46). Dalam teologi Reformed, hal ini menunjukkan otoritas-Nya di akhir zaman, bukan hanya di masa kini.

IV. Aplikasi Otoritas Kristus dalam Kehidupan Orang Percaya

1. Ketaatan Total

Karena otoritas Kristus adalah sempurna, maka orang percaya dipanggil untuk taat tanpa syarat:

“Mengapa kamu memanggil Aku: Tuhan, Tuhan, tetapi tidak melakukan apa yang Aku katakan?”
(Lukas 6:46)

2. Penyembahan yang Berpusat pada Kristus

Segala liturgi, pengajaran, dan pelayanan dalam gereja Reformed diarahkan kepada kemuliaan Kristus. Ia bukan hanya Juruselamat, tapi juga Tuan dan Raja.

3. Penginjilan dan Misi

Otoritas Kristus menjadi dasar untuk mengutus:

“Karena itu pergilah... ajarlah mereka...” (Matius 28:19-20)

V. Penolakan dan Penerimaan Terhadap Otoritas Yesus

1. Penolakan oleh Pemimpin Agama

Para ahli Taurat dan Farisi mempertanyakan otoritas-Nya (Markus 11:28). Penyaliban adalah penolakan paling keras terhadap klaim ilahi-Nya.

2. Penerimaan oleh Para Murid dan Gereja

Petrus berkata:

“Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!” (Matius 16:16)

Pengakuan ini adalah pengakuan terhadap otoritas Kristus.

VI. Otoritas Kristus dalam Konteks Zaman Modern

1. Sekularisasi dan Relativisme

Banyak orang hari ini menolak konsep otoritas mutlak. Namun, dalam teologi Reformed, otoritas Firman dan Kristus tetap final dan absolut.

2. Gereja dan Kekuasaan Politik

Reformed tidak memisahkan iman dari kehidupan publik. Otoritas Kristus juga relevan dalam keadilan sosial, politik, dan hukum.

Kesimpulan

Otoritas Yesus Kristus adalah pilar utama dalam iman Kristen Reformed. Ia bukan sekadar Guru moral, tapi Raja segala raja, Hakim yang adil, Imam yang agung, dan Tuhan atas segala sesuatu.

Otoritas ini bukanlah sesuatu yang bisa dipisahkan dari kasih dan anugerah-Nya. Justru, melalui otoritas-Nya, Ia memanggil dunia kepada pertobatan, keselamatan, dan kehidupan yang kekal.

Next Post Previous Post