Yakobus 5:11 – Ketabahan Ayub dan Belas Kasih Allah: Iman Bertahan dalam Ujian

Teks Ayat (AYT):
"Sesungguhnya, kami menganggap berbahagia mereka yang tabah. Kamu telah mendengar ketabahan Ayub dan melihat maksud Tuhan pada akhirnya, bahwa Tuhan itu penuh belas kasih dan murah hati."
— Yakobus 5:11
1. Pendahuluan: Iman yang Bertahan Lebih Berharga dari Emas
Dalam dunia yang serba instan, kesabaran menjadi sesuatu yang langka, apalagi ketabahan dalam penderitaan. Namun, Alkitab — khususnya dalam surat Yakobus — terus mengarahkan kita pada panggilan untuk bertahan dalam iman meski dunia runtuh di sekitar kita. Yakobus 5:11 menjadi pernyataan yang sangat kuat dan penuh pengharapan: bahwa ada berkat di balik ketabahan, dan Tuhan yang kita percayai penuh belas kasih.
2. Konteks Surat Yakobus
Yakobus menulis surat ini kepada jemaat Yahudi Kristen yang tersebar dan mengalami berbagai bentuk penderitaan serta ketidakadilan. Tema besar surat ini adalah:
-
Iman yang hidup (faith in action)
-
Kesabaran dalam penderitaan
-
Ketekunan yang diuji
Ayat 11 berada dalam bagian terakhir surat (Yakobus 5:7–11) yang mendorong pembaca untuk bersabar sampai kedatangan Tuhan. Dalam konteks ini, Yakobus menyebut ketabahan Ayub sebagai teladan, dan mengingatkan akan karakter Allah sebagai motivasi utama untuk bertahan.
3. Penafsiran Kata-Kata Kunci
a. “Berbahagia mereka yang tabah”
Kata "tabah" berasal dari Yunani hupomenō (ὑπομένω), yang berarti bertahan di bawah tekanan atau tidak menyerah di tengah penderitaan. Bukan sekadar bersabar pasif, tetapi menunjukkan daya tahan spiritual yang aktif.
b. “Ketabahan Ayub”
Ayub adalah lambang penderitaan dalam Alkitab, tetapi juga lambang iman yang bertahan meskipun tidak mengerti alasan penderitaan.
c. “Maksud Tuhan pada akhirnya”
Yunani: telos kyriou — tujuan akhir atau hasil dari pekerjaan Tuhan. Ini menekankan rencana Allah yang sempurna dan penuh kasih, bahkan bila terlihat gelap sementara waktu.
d. “Tuhan itu penuh belas kasih dan murah hati”
Dua istilah Yunani penting di sini:
-
Polusplanchnos – banyak belas kasih
-
Oiktirmōn – penuh belas kasihan, murah hati
Ini menggambarkan karakter Allah sebagai dasar dari semua harapan dan kekuatan kita dalam penderitaan.
4. Perspektif Teolog Reformed
a. John Calvin: “Iman yang Bertahan karena Mengenal Karakter Allah”
Calvin menulis dalam Commentaries on James bahwa berkat ketabahan tidak bergantung pada kemampuan manusia, tetapi pada kasih karunia Allah. Ia menyatakan:
“Ayub tidak diberi jawaban atas semua pertanyaannya, tetapi ia bertahan karena ia mengenal siapa Tuhannya.”
Bagi Calvin, Yakobus 5:11 adalah seruan untuk percaya kepada kedaulatan Allah yang penuh belas kasih, bukan karena kita mengerti segalanya, tetapi karena kita mengenal Pribadi-Nya.
b. R.C. Sproul: “Providensia dan Kasih Allah Tidak Pernah Bertentangan”
Dalam The Invisible Hand, Sproul menyatakan bahwa doktrin providensia Allah tidak boleh dilihat terpisah dari kasih-Nya. Ia mengutip Ayub sebagai contoh bahwa meskipun Allah mengizinkan penderitaan, tujuan-Nya penuh belas kasih dan pengudusan.
“Allah tidak kejam dalam rencana-Nya. Ia bekerja dalam penderitaan untuk membawa kebaikan yang lebih besar.”
Yakobus 5:11, menurut Sproul, adalah pengingat akan pemeliharaan Allah yang setia, bahkan saat kita tidak melihat jawabannya secara langsung.
c. Joel Beeke: “Penderitaan Sebagai Sekolah Kekudusan”
Beeke dalam Living for God's Glory menyatakan bahwa penderitaan adalah alat Allah untuk menguduskan umat-Nya. Ayub adalah contoh utama bagaimana Allah memurnikan iman melalui ujian besar.
“Ketabahan Ayub bukan hanya tentang kekuatan, tetapi tentang kasih karunia Allah yang menopang.”
5. Teologi Penderitaan: Perspektif Reformed
a. Ketabahan Bukan Stoikisme
Dalam teologi Reformed, ketabahan bukanlah ketegaran tanpa emosi, tetapi iman yang tidak menyerah karena berpegang pada janji Tuhan. Ayub meratap, bahkan mempertanyakan, tetapi tidak melepaskan imannya kepada Allah.
b. Penderitaan sebagai Alat Pengudusan
Lihat Roma 5:3–5 dan Yakobus 1:2–4 — penderitaan menghasilkan ketekunan, dan ketekunan menghasilkan karakter. Allah memakai penderitaan untuk membentuk kita menjadi seperti Kristus.
c. Penghiburan dalam Karakter Allah
Dalam Westminster Confession of Faith (Bab 5), penderitaan didefinisikan sebagai bagian dari providensia Allah, yang selalu selaras dengan kasih-Nya. Allah tidak pernah jahat, bahkan ketika Ia mengizinkan penderitaan.
6. Teladan Ayub: Ketabahan Tanpa Jawaban
Ayub mengalami kehilangan besar—anak-anak, kekayaan, kesehatan—namun ia tidak meninggalkan Allah. Bahkan saat ia bertanya dan berseru, ia tetap mencari Allah dan percaya kepada-Nya.
-
Ayub 1:21 – “Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil, terpujilah nama Tuhan!”
-
Ayub 19:25 – “Aku tahu bahwa Penebusku hidup.”
Yakobus menggunakan Ayub sebagai contoh bukan karena ia sempurna, tetapi karena ia tidak membiarkan penderitaan merusak iman kepada Allah.
7. Aplikasi dalam Kehidupan Orang Percaya
a. Ketabahan dalam Ujian Keseharian
Yakobus 5:11 mengingatkan kita bahwa penderitaan bukan tanda bahwa Tuhan tidak peduli, tetapi mungkin tanda bahwa Tuhan sedang bekerja dalam kita.
b. Melihat Tujuan Akhir Allah
Sering kali kita baru melihat maksud Tuhan “pada akhirnya” — bukan di tengah badai. Maka, iman dipanggil untuk bertahan tanpa syarat.
c. Berbahagia dalam Ketabahan
Berbahagia bukan berarti bebas masalah, tetapi berarti memiliki damai dan pengharapan meski dalam penderitaan. Ini hanya mungkin jika kita mengenal karakter Tuhan.
8. Karakter Allah: Dasar dari Penghiburan Kita
a. Belas Kasih dan Kasih Karunia
Allah tidak acuh terhadap penderitaan kita. Ia adalah Bapa yang penuh belas kasih (compassionate) dan murah hati (merciful). Inilah penghiburan utama kita: bahwa Allah tidak hanya Mahakuasa, tetapi juga Mahakasih.
b. Allah Bekerja Melalui Penderitaan
Roma 8:28 menjadi kenyataan hanya jika kita percaya bahwa Allah itu penuh belas kasih seperti yang dinyatakan dalam Yakobus 5:11.
9. Eskatologi dan Pengharapan
Ketabahan tidak hanya untuk masa kini, tetapi juga bagian dari persiapan menuju kemuliaan kekal. Dalam 2 Korintus 4:17, Paulus menyebut penderitaan kita sebagai “penderitaan ringan” dibandingkan “kemuliaan yang kekal dan tak tertandingi.”
Kesimpulan: Bertahan karena Tuhan yang Kita Kenal
Yakobus 5:11 adalah seruan iman yang menenangkan: bahwa dalam dunia yang tidak selalu adil, dalam kehidupan yang penuh air mata, kita bisa tetap tabah karena kita tahu siapa Allah kita.
Ketabahan Ayub mengajar kita untuk bertahan. Tujuan Allah mengajar kita untuk berharap. Karakter Allah memberi kita penghiburan.