Galatia 5:21: Peringatan Serius tentang Hidup dalam Dosa

Galatia 5:21: Peringatan Serius tentang Hidup dalam Dosa

Pendahuluan

Dalam dunia yang semakin permisif terhadap dosa, sering kali ajaran tentang pengudusan dan kekudusan hidup terabaikan, bahkan di kalangan gereja. Surat Paulus kepada jemaat di Galatia menjadi suara kenabian yang membangunkan gereja dari sikap kompromistis. Salah satu pernyataan paling tajam terdapat dalam Galatia 5:21, ketika Paulus memperingatkan tentang konsekuensi dari gaya hidup duniawi:

“kecemburuan, mabuk-mabukan, pesta pora, dan sejenisnya. Aku peringatkan kamu sekarang, seperti yang sudah aku peringatkan sebelumnya, siapa yang melakukan hal-hal itu tidak akan mewarisi Kerajaan Allah.” (Galatia 5:21, AYT)

Ayat ini berada dalam daftar panjang “perbuatan daging” (Galatia 5:19–21) yang dikontraskan dengan “buah Roh” (Galatia 5:22–23). Dalam artikel ini, kita akan membedah ayat Galatia 5:21 secara teologis dan praktis berdasarkan pemikiran teolog Reformed seperti John Calvin, R.C. Sproul, John Piper, dan lainnya.

I. Konteks Kitab Galatia

1. Surat untuk Jemaat yang Berjuang

Kitab Galatia ditulis oleh Rasul Paulus untuk menghadapi pengaruh ajaran sesat (Yudaisme) yang mencampurkan Injil dengan tuntutan hukum Musa. Paulus menegaskan bahwa keselamatan hanya oleh kasih karunia melalui iman (Gal. 2:16), dan kehidupan baru dalam Kristus akan menghasilkan buah Roh, bukan perbuatan daging.

2. Kontras Tajam antara Daging dan Roh

Pasal 5 merupakan titik balik praktis dalam surat ini. Setelah menegaskan kebebasan dalam Kristus, Paulus menasihati agar orang percaya hidup oleh Roh dan bukan menuruti keinginan daging (Gal. 5:16). Daftar perbuatan daging (ay. 19–21) merupakan identifikasi kehidupan tanpa Roh Kudus.

II. Eksegesis Galatia 5:21

1. “Kecemburuan, mabuk-mabukan, pesta pora, dan sejenisnya...”

Frasa ini melanjutkan daftar perbuatan daging sebelumnya (ay. 19–20). Paulus tidak menyebutkan semua dosa secara lengkap, tetapi cukup untuk menunjukkan kategori:

  • Kecemburuan (φθόνοι) – hasrat untuk merusak atau menginginkan apa yang dimiliki orang lain.

  • Mabuk-mabukan (μέθαι) – gaya hidup yang tidak terkendali dalam hal alkohol atau narkotika.

  • Pesta pora (κῶμοι) – pesta liar, perayaan penuh hawa nafsu.

  • Dan sejenisnya – ini menunjukkan bahwa daftar ini tidak tertutup. Dosa-dosa modern seperti pornografi, kecanduan, dan materialisme juga termasuk.

2. “Aku peringatkan kamu sekarang... siapa yang melakukan hal-hal itu...”

Paulus menyatakan ini bukan sebagai informasi baru, tetapi sebagai peringatan yang telah diulang-ulang. Dalam bahasa Yunani, kata “melakukan” (πράσσοντες) dalam bentuk partisip aktif menunjukkan kebiasaan hidup, bukan hanya sekali jatuh dalam dosa. Ini menunjuk pada gaya hidup yang tidak bertobat.

3. “Tidak akan mewarisi Kerajaan Allah”

Ini adalah kalimat yang keras. Paulus menyatakan bahwa mereka yang terus hidup dalam perbuatan daging tanpa pertobatan tidak memiliki bagian dalam Kerajaan Allah, yaitu keselamatan dan hidup kekal.

John Calvin menekankan bahwa ini bukan berarti keselamatan didasarkan pada perbuatan, tetapi perbuatan mencerminkan iman sejati. Jika seseorang hidup dalam dosa secara terus-menerus, itu berarti ia belum dilahirkan kembali oleh Roh Kudus.

III. Teologi Reformed dan Galatia 5:21

1. Total Depravity dan Perbuatan Daging

Menurut doktrin Total Depravity, manusia pada dasarnya telah rusak secara moral dan tidak mampu menghasilkan kebenaran sejati tanpa karya Roh Kudus. Maka, perbuatan daging seperti dalam Galatia 5:21 adalah ekspresi alami dari hati yang belum ditebus.

R.C. Sproul menjelaskan bahwa dosa bukan hanya tindakan eksternal, tetapi “cerminan hati yang tidak diperbaharui.” Oleh karena itu, orang percaya yang sejati akan mengalami pertobatan yang mengubah gaya hidupnya.

2. Regenerasi dan Buah Roh

Dalam teologi Reformed, regenerasi (kelahiran baru) selalu menghasilkan perubahan hidup. Orang yang sungguh-sungguh lahir baru tidak akan terus-menerus hidup dalam perbuatan daging, karena Roh Kudus diam di dalam dia (Galatia 5:16–17).

John Piper mengatakan:

“Seseorang yang terus hidup dalam dosa dengan nyaman seharusnya tidak memiliki kepastian bahwa ia diselamatkan.”

3. Perseverance of the Saints (Ketekunan Orang Kudus)

Mereka yang benar-benar diselamatkan akan bertahan dalam iman hingga akhir. Namun, ketekunan ini bukan berarti tidak pernah jatuh, melainkan tidak tinggal dan menikmati dosa. Jika seseorang hidup tanpa pertobatan seperti yang dijelaskan dalam Galatia 5:21, itu adalah bukti bahwa dia belum lahir baru.

IV. Pandangan Para Teolog Reformed

A. John Calvin

Dalam komentarnya terhadap Galatia, Calvin menekankan bahwa perbuatan daging merupakan tanda dari jiwa yang belum diperbaharui. Ia berkata:

“Mereka yang hidup dalam dosa-dosa ini memperlihatkan bahwa mereka belum menjadi bagian dari umat Allah. Injil Kristus tidak mungkin tinggal berdampingan dengan kehidupan yang dikendalikan oleh daging.”

B. R.C. Sproul

Sproul menekankan bahwa ada perbedaan antara kejatuhan dalam dosa dan kehidupan dalam dosa. Ia menjelaskan bahwa orang Kristen bisa jatuh dalam dosa, tetapi tidak akan merasa nyaman tinggal di sana.

“Orang yang dipenuhi Roh Kudus akan merasakan pertentangan batin terhadap dosa. Jika tidak ada konflik itu, patut dipertanyakan apakah Roh Kudus benar-benar hadir.”

C. John Piper

Piper mengaitkan ayat ini dengan konsep “membunuh dosa” (Romans 8:13). Ia menyatakan bahwa dosa yang dibiarkan hidup dalam hidup orang percaya adalah seperti kanker yang akan membunuh rohani seseorang.

“Pertobatan bukan pilihan tambahan dalam kekristenan. Itu adalah bukti kehidupan baru.”

D. Sinclair Ferguson

Ferguson menekankan pentingnya pertempuran antara daging dan Roh. Ia menyatakan bahwa orang Kristen sejati akan mengalami pertempuran itu secara nyata setiap hari.

V. Aplikasi Pastoral dan Pribadi

1. Ujian Iman yang Sehat

Paulus memberikan peringatan ini bukan untuk menakut-nakuti, tetapi agar orang percaya memeriksa diri (2 Korintus 13:5). Hidup yang tidak berubah setelah “percaya” kepada Yesus bukanlah iman yang menyelamatkan.

2. Penolakan terhadap Injil Murahan

Galatia 5:21 menolak gagasan bahwa seseorang bisa percaya kepada Yesus lalu terus hidup dalam dosa. Ini adalah kritik langsung terhadap “easy-believism” atau iman yang tidak menghasilkan perubahan.

3. Menumbuhkan Buah Roh

Solusinya bukan dengan mengandalkan kekuatan sendiri, tetapi dengan hidup oleh Roh Kudus (Galatia 5:25). Ini berarti menyerahkan kehendak, hasrat, dan keputusan kita kepada pimpinan Roh setiap hari.

VI. Panggilan untuk Gereja Masa Kini

1. Khotbah tentang Dosa dan Kekudusan

Banyak gereja modern menghindari pembicaraan tentang murka Allah dan dosa karena dianggap tidak populer. Namun, Galatia 5:21 memaksa kita untuk berbicara jujur tentang konsekuensi dosa. Injil bukan hanya tentang pengampunan, tetapi juga pembebasan dari kuasa dosa.

2. Disiplin Gereja dan Kasih yang Tegas

Galatia 5:21 memberikan dasar untuk penerapan disiplin gereja yang sehat. Mereka yang hidup dalam dosa terbuka dan menolak pertobatan perlu ditegur dengan kasih, bukan diabaikan. Tujuannya bukan penghukuman, tetapi pemulihan (Gal. 6:1).

3. Penekanan pada Kekudusan Hidup

Gereja perlu kembali mengajarkan bahwa keselamatan menghasilkan hidup yang kudus. Kekristenan tanpa pertobatan adalah penipuan rohani.

Kesimpulan

Galatia 5:21 adalah peringatan serius bagi siapa saja yang menyebut dirinya pengikut Kristus. Hidup dalam dosa secara terus-menerus menunjukkan bahwa hati belum diubah oleh Injil. Ini bukan tentang sempurna, tetapi tentang pertobatan yang sejati dan terus-menerus.

Para teolog Reformed mengajarkan dengan jelas bahwa keselamatan menghasilkan perubahan. Kuasa Roh Kudus bukan hanya menyelamatkan, tetapi juga menguduskan. Jika kita telah diselamatkan oleh kasih karunia, kita dipanggil untuk meninggalkan perbuatan daging dan menghasilkan buah Roh sebagai tanda kehidupan baru.

“Siapa yang melakukan hal-hal itu tidak akan mewarisi Kerajaan Allah.” – ini bukan ancaman kosong, tetapi panggilan untuk pertobatan, refleksi, dan hidup yang sesuai dengan Injil.

Next Post Previous Post