Kasih dalam Kebenaran: 3 Yohanes 1:1

Kasih dalam Kebenaran: 3 Yohanes 1:1

Pendahuluan: Sebuah Surat Pribadi dengan Makna Teologis yang Dalam

Surat 3 Yohanes adalah kitab terpendek dalam Perjanjian Baru, namun memiliki bobot doktrinal dan pastoral yang luar biasa. Ayat pertamanya berbunyi:

“Dari penatua kepada Gayus terkasih, yang kukasihi dalam kebenaran.” (3 Yohanes 1:1, AYT)

Meskipun terdengar sederhana, ayat ini mengandung elemen-elemen teologi penting: otoritas gerejawi, kasih Kristen, dan dasar kebenaran Injil. Dalam teologi Reformed, ayat ini memperlihatkan bagaimana kasih sejati tidak pernah dilepaskan dari kebenaran, dan bagaimana kepemimpinan dalam gereja bersifat pastoral serta teologis.

I. Penulis Surat: “Dari Penatua” – Figur Otoritas dalam Gereja Mula-Mula

A. Siapa “Penatua”?

Dalam konteks gereja mula-mula, istilah “penatua” (presbyteros) tidak hanya merujuk pada usia, tetapi lebih kepada posisi rohani dan tanggung jawab kepemimpinan. Penatua adalah mereka yang:

  • Mengajar doktrin yang benar (1 Timotius 3:2)

  • Menggembalakan jemaat (1 Petrus 5:1-3)

  • Memberikan teladan dalam hidup (Titus 1:5-9)

B. Yohanes Sebagai Penatua: Kepemimpinan yang Melayani

Yohanes, penulis surat ini, tidak menyebut dirinya “rasul”, tetapi “penatua”. Ini mencerminkan kerendahan hati dan pendekatan pastoral. Dalam pandangan John Calvin, ini menunjukkan bahwa:

“Otoritas rohani bukan untuk menundukkan, tetapi untuk menggembalakan umat Allah.”

Yohanes berbicara sebagai gembala yang mengasihi, bukan penguasa yang memaksa.

II. Penerima Surat: “Kepada Gayus Terkasih” – Gambar Seorang Jemaat yang Setia

A. Siapakah Gayus?

Nama Gayus cukup umum dalam Perjanjian Baru, tetapi dalam konteks ini, dia adalah seorang Kristen yang:

  • Setia dalam iman (3 Yohanes 1:3-4)

  • Menunjukkan kasih kepada orang asing (1:5-6)

  • Menjadi teladan dalam kebenaran

Bagi teologi Reformed, kesetiaan seperti Gayus adalah buah dari anugerah, bukan hasil usaha manusia. Ini ditegaskan oleh R.C. Sproul yang menyatakan:

“Kesetiaan orang percaya adalah karya Roh Kudus yang memelihara dan membentuk mereka dalam kebenaran.”

B. Kasih Personal dan Komunitas

Penyebutan “terkasih” menunjukkan bahwa kasih dalam gereja perdana bersifat personal namun berakar dalam kebenaran ilahi.

III. Cinta yang Dilandaskan pada Kebenaran: “Yang Kukasihi dalam Kebenaran”

A. Kasih yang Berdasarkan Kebenaran, Bukan Perasaan

Dalam dunia modern, kasih sering disamakan dengan toleransi dan sentimen. Namun, kasih dalam Alkitab, terutama dalam teologi Reformed, tidak bisa dipisahkan dari kebenaran Injil.

B.B. Warfield berkata:

“Kasih Kristen yang sejati adalah kasih yang berakar dalam kehendak Allah dan dilandaskan pada Firman-Nya.”

Artinya, Yohanes tidak mengasihi Gayus hanya karena relasi personal, tetapi karena kesatuan mereka dalam kebenaran Injil.

B. Kebenaran sebagai Fondasi Relasi Jemaat

Kata “dalam kebenaran” dalam bahasa Yunani adalah en aletheia, yang berarti kasih itu berlangsung di dalam dan melalui kebenaran Injil. Ini menunjukkan bahwa:

  • Relasi dalam gereja harus dilandasi pada Injil.

  • Tidak ada kasih sejati tanpa kesetiaan pada Firman Allah.

IV. Perspektif Reformed tentang 3 Elemen dalam 3 Yohanes 1:1

A. Teologi Gereja (Ekklesiologi)

Surat ini menunjukkan bahwa gereja bukan sekadar organisasi sosial, tetapi komunitas kasih yang dipimpin oleh kebenaran dan otoritas Kristus. Penatua berperan penting dalam mengarahkan gereja dengan hikmat dan kasih.

B. Teologi Kasih (Agape dalam Kebenaran)

Dalam tradisi Reformed, kasih agape adalah kasih pilihan yang lahir dari kehendak Allah, bukan emosi manusia.

Jonathan Edwards, dalam tulisannya tentang kasih Kristen, mengatakan:

“Kasih sejati bukanlah kasih yang didorong oleh kedekatan alamiah, tetapi oleh Roh yang mengarahkan hati kepada Kristus dan tubuh-Nya.”

C. Teologi Firman (Kebenaran sebagai Dasar Segala Hal)

Kata “kebenaran” mengacu pada doktrin rasuli, Injil Kristus, dan ajaran yang benar. Teologi Reformed menekankan bahwa kebenaran adalah alat utama yang digunakan Roh Kudus untuk membentuk dan menjaga umat Allah.

V. Aplikasi Pastoral dan Reformed dari 3 Yohanes 1:1

1. Pentingnya Kepemimpinan Rohani yang Setia

Pemimpin gereja harus seperti Yohanes—mengasihi jemaat dan memimpin berdasarkan kebenaran, bukan otoriter atau menyimpang dari Injil.

2. Membangun Relasi Jemaat Berdasarkan Firman

Hubungan antara sesama orang percaya harus lebih dari sekadar “komunitas sosial”—harus berakar dalam kasih yang disatukan oleh kebenaran Alkitab.

3. Kasih Sejati Tidak Bisa Dipisahkan dari Doktrin yang Benar

Teologi Reformed mengingatkan kita bahwa:

  • Tidak semua kasih itu kudus.

  • Kasih sejati lahir dari hidup dalam Firman.

  • Gereja harus menolak kasih sentimental yang menoleransi dosa.

VI. Studi Kata: “Kebenaran” (Aletheia) dalam Surat Yohanes

A. Aletheia sebagai Inti Etika dan Komunitas

Kata “kebenaran” muncul 5 kali dalam surat ini (ay. 1, 3, 4, 8, 12), menunjukkan tema dominan. Dalam teologi Reformed, ini menegaskan bahwa:

  • Komunitas Kristen harus dibangun di atas dasar yang tidak berubah: Firman Allah.

  • Kebenaran bukan hanya konsep doktrinal, tetapi kehidupan yang dijalani (3 Yohanes 1:4).

VII. Penekanan Reformasi: Kebenaran Sebagai Reaksi Terhadap Relativisme

Pada masa Reformasi, para reformator seperti Calvin dan Luther melawan relativisme teologis Gereja Roma. Mereka menegaskan bahwa:

  • Kebenaran hanya ditemukan dalam Kitab Suci.

  • Cinta kasih yang benar hanya muncul dari hati yang diperbaharui oleh Injil.

3 Yohanes 1:1 mencerminkan semangat itu: kasih dan kebenaran harus berjalan bersama.

VIII. Kaitan Teologi Surat Ini dengan Teologi Kristus

A. Kristus sebagai Sumber Kasih dan Kebenaran

Yohanes 14:6 berkata: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup.” Maka dari itu, kasih yang “dalam kebenaran” tidak lain adalah kasih yang tertanam dalam Kristus.

B. Kristus Sebagai Teladan Penatua Agung

Yohanes meniru Kristus sebagai Gembala yang Baik (Yohanes 10:11), menunjukkan bahwa setiap penatua sejati adalah bayangan dari kepemimpinan Kristus.

IX. Konteks Historis dan Literer

A. Surat Pribadi yang Mengungkap Struktur Gereja Awal

3 Yohanes adalah surat pribadi, tetapi dari sinilah kita belajar:

  • Model kepemimpinan jemaat

  • Relasi antar gereja dan para utusan Injil

  • Prinsip hospitalitas dan misi

B. Relevansi bagi Gereja Masa Kini

Surat ini menjadi penting bagi gereja modern yang kerap tergoda pada:

  • Model kepemimpinan CEO, bukan gembala

  • Komunitas sosial tanpa kedalaman teologis

  • Kasih tanpa standar moral

X. Kesimpulan: Kasih yang Mengakar dalam Kebenaran adalah Pilar Gereja Reformed

3 Yohanes 1:1, walau pendek, mencerminkan fondasi dari gereja yang sehat menurut teologi Reformed:

  • Kasih tanpa kompromi terhadap kebenaran

  • Kepemimpinan yang rohani, bukan sekadar administratif

  • Komunitas yang dibentuk oleh Injil, bukan budaya

Dalam dunia yang mengaburkan antara kasih dan toleransi terhadap dosa, ayat ini menjadi panggilan untuk mengasihi secara tulus, dalam terang kebenaran Firman.

Next Post Previous Post