Memasuki Pintu yang Sempit Hanya oleh Iman (Matius 7:13-14)

Pendahuluan
Yesus berkata dalam Matius 7:13–14, “Masuklah melalui pintu yang sempit itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya; karena sempitlah pintu dan sesaklah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya.”
Apa makna dari pintu yang sempit ini? Bagaimana seseorang dapat memasukinya? Dan mengapa teologi Reformed menekankan bahwa hanya oleh iman seseorang dapat masuk ke dalam kehidupan kekal?
Artikel ini akan menggali pandangan beberapa pakar teologi Reformed seperti John Calvin, R.C. Sproul, John Piper, dan Tim Keller, untuk memahami ajaran Alkitab mengenai keselamatan melalui pintu yang sempit hanya oleh iman.
1. Makna Pintu yang Sempit: Perspektif Teologi Reformed
Dalam teologi Reformed, pintu yang sempit merujuk pada jalan keselamatan yang ditentukan Allah melalui Yesus Kristus. Jalan ini bukan hanya sekadar etika moral atau usaha manusia, tetapi jalan anugerah.
John Calvin dalam Institutes of the Christian Religion menekankan bahwa manusia berdosa secara total (doktrin total depravity) dan tidak mampu menyelamatkan dirinya sendiri. Hanya anugerah Allah yang menarik manusia masuk melalui pintu sempit itu.
R.C. Sproul menulis bahwa pintu yang sempit berarti ada satu-satunya jalan menuju keselamatan: melalui iman kepada Kristus. Tidak ada alternatif lain, tidak ada kombinasi iman + perbuatan, tidak ada agama lain, tidak ada usaha manusia yang bisa membuka pintu itu.
John Piper menegaskan bahwa pintu sempit adalah Yesus sendiri (Yohanes 10:9), dan hanya mereka yang datang kepada-Nya dengan iman yang akan menemukan kehidupan.
2. Mengapa Iman Saja?
a. Iman sebagai sarana, bukan sebab keselamatan
Teologi Reformed memegang prinsip sola fide — hanya oleh iman seseorang dibenarkan. Efesus 2:8–9 berkata, “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.”
John Calvin menegaskan bahwa iman bukanlah sebab keselamatan, tetapi sarana yang Allah tetapkan untuk menerima anugerah-Nya. Dengan kata lain, kita tidak diselamatkan karena iman kita kuat, tetapi karena objek iman kita — yaitu Kristus.
b. Lawan dari iman: usaha manusia
R.C. Sproul menunjukkan bahwa sifat pintu yang sempit mengajarkan bahwa tidak ada ruang bagi kesombongan atau pencapaian pribadi. Banyak orang ingin masuk melalui jalan lebar karena mereka mengandalkan perbuatan baik, ritual, atau prestasi agama.
Dalam teologi Reformed, semua usaha manusia untuk mendapatkan keselamatan ditolak. Hanya iman kepada karya Kristus yang diterima Allah.
3. Mengapa Sedikit yang Menemukan Pintu Itu?
Yesus berkata, “sedikit orang yang mendapatinya.” (Matius 7:14). Mengapa? Apakah Allah tidak menginginkan semua orang selamat?
John Piper menjelaskan bahwa natur manusia yang jatuh cenderung menolak Allah. Kita lebih suka jalan yang mudah, populer, dan memuaskan hawa nafsu. Tanpa anugerah Allah, tidak ada seorang pun yang akan mencari pintu sempit itu (Roma 3:10–12).
Tim Keller menambahkan bahwa banyak orang tersinggung dengan gagasan keselamatan hanya oleh iman karena itu berarti mereka harus mengakui ketidakberdayaan mereka. Manusia lebih suka merasa bisa “membeli” keselamatan melalui moralitas atau agama.
R.C. Sproul menekankan doktrin election (pemilihan), bahwa hanya mereka yang dipilih Allah sejak semula yang akan menerima iman dan menemukan pintu itu.
4. Iman yang Seperti Apa?
a. Iman yang menyelamatkan, bukan sekadar pengakuan
Yakobus 2:19 berkata, “Engkau percaya, bahwa hanya ada satu Allah saja? Itu baik! Tetapi setan-setan pun juga percaya akan hal itu dan gemetar.”
John Calvin menjelaskan bahwa iman yang menyelamatkan bukan hanya pengakuan intelektual, tetapi penyerahan diri sepenuhnya kepada Kristus. Itu adalah kepercayaan hati, bukan sekadar pikiran.
b. Iman yang menghasilkan buah
Teologi Reformed menolak pandangan cheap grace — anugerah murahan. Iman sejati selalu menghasilkan buah pertobatan dan ketaatan. Seperti tertulis di Efesus 2:10, “Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik.”
John Piper menekankan bahwa buah iman bukan syarat keselamatan, tetapi bukti keselamatan.
5. Tantangan Memasuki Pintu Sempit
a. Penyangkalan diri
Yesus berkata dalam Lukas 9:23, “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku.” Ini berarti masuk melalui pintu sempit memerlukan penyangkalan diri.
Tim Keller menulis bahwa iman kepada Kristus bukan hanya soal percaya, tetapi juga menyerahkan seluruh hidup kepada-Nya.
b. Tekanan dari dunia
R.C. Sproul mengingatkan bahwa jalan lebar adalah jalan yang dunia sukai. Mengikuti jalan sempit sering berarti menghadapi ejekan, penganiayaan, atau pengucilan.
c. Perjuangan melawan dosa
John Piper mendorong orang percaya untuk berjuang melawan dosa dengan kekuatan Roh Kudus. Masuk melalui pintu sempit berarti mengakui bahwa kita lemah, tetapi juga percaya bahwa Allah memberi kekuatan untuk bertahan.
6. Anugerah yang Menarik Masuk
Teologi Reformed mengajarkan bahwa bahkan iman itu sendiri adalah anugerah Allah (Filipi 1:29). Tidak ada yang dapat membanggakan diri karena menemukan pintu sempit itu.
John Calvin berkata, “Segala yang baik dalam diri kita berasal dari anugerah Allah; iman itu sendiri adalah karya Roh Kudus dalam hati kita.”
R.C. Sproul menambahkan bahwa anugerah Allah tidak hanya memampukan kita percaya, tetapi juga memelihara kita hingga akhir.
7. Mengapa Ini Penting?
a. Untuk penginjilan
Mengetahui bahwa hanya iman kepada Kristus yang membawa keselamatan harus mendorong kita untuk memberitakan Injil. Tim Keller menekankan bahwa gereja tidak boleh puas hanya menjadi komunitas moral atau sosial, tetapi harus berfokus pada misi menyelamatkan jiwa.
b. Untuk penghiburan
Bagi orang percaya, pengajaran ini membawa penghiburan besar. Keselamatan kita tidak bergantung pada kekuatan iman kita, tetapi pada kekuatan Allah. John Piper berkata, “Iman yang kecil pada Yesus yang besar lebih menyelamatkan daripada iman yang besar pada diri sendiri.”
8. Akhir Segala Sesuatu: Pintu Sempit yang Terbuka Lebar
Dalam Wahyu 3:8, Yesus berkata, “Lihatlah, Aku telah membuka pintu bagimu, yang tidak dapat ditutup oleh seorang pun.”
Teologi Reformed percaya bahwa meski pintu itu sempit, anugerah Allah cukup besar untuk menarik masuk semua yang telah Dia pilih. Di surga, akan ada kumpulan besar dari segala bangsa dan bahasa yang telah masuk melalui pintu sempit itu — hanya oleh iman.
Kesimpulan
Masuk melalui pintu sempit bukanlah soal usaha manusia, melainkan soal anugerah Allah yang kita terima hanya melalui iman.
✅ Iman saja (sola fide), bukan perbuatan.
✅ Kristus saja (solus Christus), bukan agama atau moralitas.
✅ Anugerah saja (sola gratia), bukan karena kemampuan kita.
Dalam teologi Reformed, pintu sempit itu bukan hanya tantangan, tetapi juga janji. Allah memanggil kita untuk masuk, memberi kita iman, menopang kita, dan akhirnya memuliakan kita bersama-Nya.