Menjalani Hidup yang Menang: 2 Timotius 4:7
.jpg)
“Aku telah bertarung dalam pertarungan yang baik; aku telah mengakhiri pertandingan; aku telah memelihara iman.”— 2 Timotius 4:7 (AYT)
Pendahuluan
Dalam surat terakhirnya kepada anak rohaninya, Paulus menyampaikan pernyataan yang begitu kuat dan menggugah: “Aku telah bertarung dalam pertarungan yang baik; aku telah mengakhiri pertandingan; aku telah memelihara iman.” (2 Timotius 4:7). Ayat ini sering dikutip dalam penguburan tokoh-tokoh Kristen besar, dan juga menjadi semangat bagi banyak orang percaya dalam menjalani hidup yang berpusat pada Kristus.
Namun, apakah makna terdalam dari pernyataan Paulus ini? Bagaimana para teolog Reformed seperti John Calvin, Charles Hodge, dan Martyn Lloyd-Jones memaknai ayat ini? Artikel ini akan menggali secara mendalam eksposisi dari ayat ini dan menawarkan aplikasi praktis berdasarkan prinsip teologi Reformed.
I. Konteks Historis dan Literer 2 Timotius 4:7
A. Surat Terakhir Paulus
Surat 2 Timotius adalah tulisan terakhir Paulus sebelum ia dieksekusi di bawah pemerintahan Kaisar Nero. Paulus menulis dari penjara di Roma, dalam kondisi sepi, miskin, dan ditinggalkan banyak rekan pelayanannya. Namun demikian, surat ini penuh dengan pengharapan, penghiburan, dan keyakinan iman.
B. Struktur dan Alur Pemikiran
Ayat 7 muncul dalam bagian penutup dari surat ini (2 Timotius 4:6-8), yang sering disebut sebagai “testamen rohani” Paulus. Di sini, Paulus menggunakan tiga metafora:
-
Pertarungan yang baik
-
Pertandingan yang diakhiri
-
Iman yang dipelihara
Ketiga metafora ini merangkum seluruh kehidupan pelayanan Paulus sejak pertobatannya hingga saat menjelang kematiannya.
II. Eksposisi Frasa per Frasa
A. “Aku telah bertarung dalam pertarungan yang baik”
Kata “bertarung” dalam bahasa Yunani adalah ἀγωνίζομαι (agonizomai), akar kata dari "agon" (pertandingan, perjuangan). Ini adalah kata yang digunakan untuk menggambarkan perjuangan keras seperti dalam pertandingan atletik atau peperangan.
John Calvin menafsirkan bagian ini sebagai pernyataan kesetiaan Paulus dalam menyelesaikan tugas kerasulannya. Menurut Calvin:
“Paulus tidak menyombongkan dirinya, tetapi menyatakan anugerah Allah yang telah memampukannya setia dalam pelayanan, di tengah pencobaan dan penderitaan.”
Charles Hodge, teolog Princeton, menggarisbawahi bahwa perjuangan ini bukan sembarang perjuangan, tetapi “pertarungan yang baik.” Bagi Hodge, istilah “baik” (kalos) menunjukkan bahwa ini adalah perjuangan yang bernilai, luhur, dan patut dijalani — yakni perjuangan iman dalam pengabdian kepada Kristus.
Martyn Lloyd-Jones, pengkhotbah Reformed dari abad ke-20, menegaskan bahwa kehidupan Kristen adalah peperangan rohani melawan dosa, dunia, dan Iblis. Paulus menyatakan bahwa ia telah “menyelesaikan” peperangan ini dengan setia.
B. “Aku telah mengakhiri pertandingan”
Kata Yunani yang digunakan adalah τέλος τρέχω (telos trechō) — menyelesaikan sebuah lomba atau perlombaan. Ini kembali pada metafora atletik yang sering digunakan Paulus (bdk. 1 Korintus 9:24-27).
Calvin menyatakan bahwa ungkapan ini menunjukkan bahwa kehidupan Kristen adalah perlombaan dengan tujuan akhir: kekekalan bersama Kristus. Paulus telah mencapai garis akhir dengan tetap setia, bukan karena kekuatannya, tetapi karena pemeliharaan Allah.
R.C. Sproul, dalam catatan eksposisinya, mengatakan:
“Berlari sampai akhir adalah tanda dari iman sejati. Paulus bukan hanya memulai perlombaan, tetapi menyelesaikannya, menunjukkan buah dari panggilan efektif.”
C. “Aku telah memelihara iman”
Ini adalah klimaks dari pernyataan Paulus. Iman di sini bukan hanya keyakinan intelektual, tetapi kepercayaan hidup yang dipegang teguh di tengah tantangan.
Herman Bavinck, seorang teolog sistematika dari tradisi Reformed Belanda, menyatakan bahwa “iman” adalah karunia Allah yang aktif dan berdaya tahan. Memelihara iman berarti mempertahankan hubungan dengan Kristus, percaya kepada Injil, dan tidak menyimpang.
John Owen, dalam tulisannya mengenai pengudusan dan ketekunan orang percaya, menegaskan bahwa menjaga iman adalah hasil dari karya Roh Kudus dalam orang percaya. Paulus, meskipun diserang dari segala arah, tidak kehilangan kepercayaannya kepada Kristus.
III. Implikasi Teologis Menurut Pandangan Reformed
A. Ketekunan Orang Kudus
Salah satu pilar teologi Reformed adalah ketekunan orang kudus (Perseverance of the Saints). Ayat ini merupakan ilustrasi nyata dari prinsip tersebut. Paulus tetap setia hingga akhir bukan karena kekuatan dirinya sendiri, tetapi karena anugerah Allah yang memelihara.
Louis Berkhof dalam Systematic Theology menyatakan:
“Mereka yang sungguh-sungguh dilahirkan kembali akan dipelihara dalam iman oleh kuasa Allah sampai akhir.”
B. Iman sebagai Karunia dan Tanggung Jawab
Pandangan Reformed menyeimbangkan antara kedaulatan Allah dan tanggung jawab manusia. Paulus berkata “aku telah memelihara iman,” namun kita tahu dari tulisan-tulisan lainnya bahwa iman itu sendiri adalah pemberian Allah (Efesus 2:8-9).
Paulus memelihara sesuatu yang telah dikaruniakan kepadanya. Ini adalah tindakan aktif dalam ketergantungan total kepada Allah.
C. Teologi Salib dan Penderitaan
Teologi Reformed banyak berbicara tentang salib sebagai pola hidup Kristen. Paulus bukan saja mengajar tentang penderitaan, tetapi menghidupinya. Ia menderita demi Injil, namun menyebutnya sebagai “pertarungan yang baik.”
Sinclair Ferguson menyatakan:
“Penderitaan bukanlah tanda ditinggalkan, tetapi sering justru tanda dipakai oleh Allah.”
IV. Aplikasi Praktis Bagi Orang Percaya Masa Kini
A. Hidup dengan Tujuan Kekekalan
Kita hidup di dunia yang penuh dengan distraksi dan kesementaraan. Namun, seperti Paulus, orang Kristen dipanggil untuk menyelesaikan perlombaan dengan setia. Kita harus bertanya pada diri sendiri: Apakah saya sedang berlari ke arah yang benar?
B. Bertarung dengan Senjata Rohani
Dalam kehidupan Kristen, kita sedang berada dalam peperangan rohani (Efesus 6:10-18). Kita harus berjaga-jaga, mengenakan perlengkapan senjata Allah, dan tidak lengah terhadap tipu daya Iblis.
C. Memelihara Iman dalam Dunia yang Gelap
Dunia yang semakin sekuler dan relativistik dapat menggoda kita untuk meninggalkan kebenaran. Namun, kita dipanggil untuk tetap memelihara iman — dalam doktrin, dalam kasih, dan dalam ketaatan.
V. Kesimpulan: Kemenangan yang Dijanjikan
2 Timotius 4:7 bukan hanya testimoni Paulus, tapi juga panggilan bagi setiap orang percaya untuk hidup dengan orientasi kekal. Ayat ini mengajarkan kita bahwa:
-
Hidup Kristen adalah perjuangan yang layak dijalani
-
Kesetiaan hingga akhir adalah tanda iman yang sejati
-
Iman harus dipelihara dalam segala musim kehidupan
Sebagaimana Paulus menantikan “mahkota kebenaran” (ayat 8), kita juga bisa menantikannya jika kita menyelesaikan perlombaan ini dalam iman.
Penutup
Kiranya kita semua dapat berkata seperti Paulus saat hari-hari terakhir kita tiba: “Aku telah bertarung dalam pertarungan yang baik; aku telah mengakhiri pertandingan; aku telah memelihara iman.” Bukan karena kita hebat, tetapi karena Allah yang setia memelihara kita sampai akhir.
“Barangsiapa bertahan sampai pada kesudahannya, ia akan selamat.”
— Matius 24:13