Posisi Kita di Hadapan Yesus: Identitas dan Relasi Orang Percaya dengan Kristus

Identitas dan Relasi Orang Percaya dengan Kristus

Pendahuluan

Setiap orang percaya pasti pernah bertanya: “Siapakah saya di hadapan Yesus?” atau “Bagaimana posisi saya di mata Tuhan?” Pertanyaan ini bukan hanya bersifat pribadi, melainkan menyentuh dasar identitas spiritual kita. Mengetahui posisi kita di hadapan Yesus sangat penting karena memengaruhi cara kita memahami keselamatan, hidup dalam kekudusan, dan melayani dengan kerendahan hati.

Dari sudut pandang teologi Reformed, pertanyaan ini dijawab bukan dengan pendekatan psikologis atau perasaan, tetapi dengan mengacu kepada kebenaran firman Tuhan dan prinsip teologis seperti union with Christ (persatuan dengan Kristus), pembenaran, pengangkatan sebagai anak, dan pengudusan.

Dalam artikel ini, kita akan menelusuri pemahaman tentang posisi kita di hadapan Yesus melalui pemikiran para teolog Reformed besar seperti John Calvin, Jonathan Edwards, R.C. Sproul, John Owen, dan Martyn Lloyd-Jones. Kita juga akan melihat dasar-dasar Alkitabiah dari identitas ini dan implikasinya dalam kehidupan rohani setiap hari.

1. Union with Christ: Dasar Relasi Kita dengan Yesus

A. Apa Itu “Union with Christ”?

Dalam teologi Reformed, union with Christ adalah pusat dari semua berkat keselamatan. Ketika seseorang percaya kepada Kristus, ia dipersatukan secara rohani dengan Dia dalam kematian, kebangkitan, dan kemuliaan-Nya.

John Calvin menyatakan:

“Selama kita tetap terpisah dari Kristus, semua yang telah Dia derita dan lakukan demi keselamatan umat manusia tidak berguna bagi kita.”
(Institutes of the Christian Religion, 3.1.1)

Dengan kata lain, posisi kita di hadapan Yesus ditentukan oleh apakah kita telah dipersatukan dengan-Nya oleh iman dan karya Roh Kudus.

B. Alkitab dan Union with Christ

  • Yohanes 15:5 — “Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya…”

  • Galatia 2:20 — “Bukan aku lagi yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku.”

  • Efesus 2:6 — “...dan di dalam Kristus Yesus Ia telah membangkitkan kita juga dan memberikan tempat bersama-sama dengan Dia di sorga.”

2. Dibuat Benar di Hadapan-Nya: Doktrin Pembenaran

A. Pembenaran oleh Iman

Teologi Reformed menekankan bahwa posisi orang percaya di hadapan Yesus adalah dibuat benar (dibenarkan) oleh iman, bukan karena pekerjaan baik.

R.C. Sproul menjelaskan:

“Justifikasi adalah deklarasi hukum di mana Allah menyatakan orang berdosa sebagai benar, bukan karena kebenaran mereka sendiri, tetapi karena kebenaran Kristus yang diperhitungkan kepada mereka.”

Ini berarti bahwa ketika Allah melihat orang percaya, Ia melihat Kristus di dalam kita — bukan karena kita sempurna, tetapi karena kebenaran Kristus telah diperhitungkan kepada kita (lih. Roma 5:1, 2 Korintus 5:21).

B. Tidak Ada Penghukuman

Karena kita telah dibenarkan di dalam Kristus, maka:

“Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus.” (Roma 8:1)

Posisi kita di hadapan Yesus adalah aman, diterima, dan dikasihi sepenuhnya karena karya salib.

3. Diangkat Menjadi Anak: Posisi sebagai Anggota Keluarga Allah

A. Anak-anak Allah

Melalui iman kepada Kristus, orang percaya bukan hanya dibenarkan, tetapi juga diangkat menjadi anak-anak Allah (Yohanes 1:12; Galatia 4:4-7).

Jonathan Edwards menekankan bahwa:

“Adopsi adalah salah satu bentuk tertinggi dari kasih Allah, sebab Ia tidak hanya membebaskan kita dari hukuman, tetapi membawa kita masuk ke dalam rumah-Nya.”

B. Hak dan Warisan

Sebagai anak-anak, kita:

  • Memiliki akses langsung kepada Bapa (Efesus 2:18)

  • Menjadi ahli waris Allah dan teman sepewaris dengan Kristus (Roma 8:17)

  • Menerima jaminan pengasuhan dan perlindungan ilahi

Ini menunjukkan bahwa posisi kita bukan sebagai budak, tetapi sebagai anak-anak kesayangan, yang diterima dan dihargai dalam keluarga Allah.

4. Dikuduskan: Hidup dalam Panggilan Baru

A. Pengudusan Sebagai Posisi dan Proses

Pengudusan (sanctification) dalam teologi Reformed dipahami sebagai posisi (kita telah dipisahkan untuk Allah) dan proses (kita terus dibentuk serupa Kristus).

John Owen menulis:

“Pengudusan sejati adalah karya Roh Kudus yang membuat kita menjadi kudus dalam seluruh kehidupan, sebagai bukti dari persatuan kita dengan Kristus.”

B. Hidup yang Mencerminkan Identitas

Karena posisi kita adalah kudus, maka kita dipanggil untuk hidup kudus (1 Petrus 1:16). Ini bukan syarat agar diterima, tetapi karena kita sudah diterima.

5. Posisi di Hadapan Yesus dalam Penderitaan dan Kejatuhan

A. Tidak Pernah Ditolak

Orang percaya tetap memiliki posisi aman di hadapan Kristus meskipun jatuh dalam dosa atau sedang menderita. Allah tidak mencabut kasih-Nya dari anak-anak-Nya.

Martyn Lloyd-Jones berkata:

“Orang Kristen sejati bukanlah yang tidak pernah jatuh, tetapi yang selalu bangkit kembali karena ia tahu bahwa Kristus tidak akan meninggalkannya.”

B. Yesus Sebagai Pengantara dan Pembela

1 Yohanes 2:1 mengatakan bahwa kita memiliki seorang Pembela pada Bapa, yaitu Yesus Kristus. Ia senantiasa memperjuangkan kita.

6. Posisi Kita di Hadapan Yesus dalam Pelayanan

A. Identitas Bukan Berdasarkan Kinerja

Teologi Reformed mengingatkan bahwa identitas kita tidak ditentukan oleh keberhasilan pelayanan, tetapi oleh relasi kita dengan Kristus.

R.C. Sproul memperingatkan bahaya aktivisme rohani yang melupakan anugerah:

“Bahkan pelayanan pun bisa menjadi berhala jika kita mencari nilai diri dari sana, bukan dari posisi kita di dalam Kristus.”

B. Pelayanan Sebagai Buah, Bukan Syarat

Karena kita telah diterima, maka kita melayani. Pelayanan adalah buah dari kasih, bukan cara untuk “membuktikan” diri di hadapan Allah.

7. Posisi di Hadapan Kristus pada Masa Kini dan Masa Depan

A. Saat Ini: “Telah Diberikan Tempat Bersama Kristus” (Efesus 2:6)

Bahkan saat ini, posisi rohani kita telah diangkat bersama Kristus, suatu gambaran kehormatan dan kedekatan.

B. Masa Depan: Dimuliakan Bersama-Nya (Roma 8:30)

Teologi Reformed menegaskan bahwa posisi kita di hadapan Kristus akan mencapai puncaknya dalam kemuliaan kekal. Kita akan memerintah bersama Kristus dalam kerajaan-Nya.

8. Implikasi Praktis dari Posisi Kita di Hadapan Kristus

A. Hidup Bebas dari Rasa Bersalah dan Takut

Jika posisi kita aman di dalam Kristus, maka kita tidak perlu hidup dalam rasa bersalah yang melumpuhkan. Kita boleh datang kepada Allah dengan keberanian (Ibrani 4:16).

B. Hidup dalam Sukacita dan Syukur

Mengetahui bahwa kita dikasihi, dibenarkan, dan diterima membuat kita dapat hidup dengan sukacita yang mendalam, bukan didasarkan pada keadaan, tetapi pada kebenaran kekal.

C. Komitmen untuk Hidup Kudus

Karena kita telah dipisahkan bagi Allah, maka kita dipanggil untuk mencerminkan karakter-Nya — dalam integritas, kasih, dan kerendahan hati.

9. Kesaksian Tokoh-Tokoh Reformed

John Calvin

“Semua berkat rohani kita berasal dari persatuan dengan Kristus. Di luar Dia, kita adalah kosong; di dalam Dia, kita memiliki segala yang kita perlukan.”

Jonathan Edwards

“Keselamatan adalah berkat rohani tertinggi: bahwa kita diperbolehkan menikmati Allah dalam Kristus, sebagai milik kita selamanya.”

R.C. Sproul

“Kita adalah anak-anak Allah bukan karena kinerja kita, tetapi karena darah Anak-Nya yang telah menebus kita.”

10. Ringkasan: Siapakah Kita di Hadapan Yesus?

AspekPosisi Kita
HubunganDipersatukan dengan Kristus (union with Christ)
Status HukumDibenarkan (justification)
KeluargaAnak Allah, ahli waris Kristus
EtikaDipanggil hidup kudus
KeamananTidak ada penghukuman, tidak terpisah dari kasih Allah
PelayananHamba Kristus, dikuatkan oleh anugerah
Masa depanAkan dimuliakan bersama Kristus

Kesimpulan

Posisi kita di hadapan Yesus bukanlah hasil pencapaian manusia, melainkan pemberian kasih karunia Allah dalam Kristus. Teologi Reformed mengajarkan bahwa kita adalah:

  • Dipersatukan dengan Kristus

  • Dibenarkan melalui iman

  • Diberi posisi sebagai anak-anak Allah

  • Dipanggil hidup kudus dalam kekuatan Roh Kudus

  • Aman dalam kasih dan janji Allah

  • Dipastikan akan dimuliakan bersama-Nya

Mengetahui posisi kita ini memberikan damai sejahtera, keyakinan, dan motivasi untuk hidup dengan setia di tengah dunia yang kacau.

Next Post Previous Post