Tuhan Datang untuk Menghakimi: Yudas 1:14–15

Tuhan Datang untuk Menghakimi: Yudas 1:14–15

Juga tentang orang-orang inilah Henokh, keturunan ketujuh dari Adam, bernubuat, ‘Lihatlah, Tuhan datang bersama beribu-ribu orang kudus-Nya, untuk menjalankan penghakiman atas semua orang; menghukum semua orang fasik atas semua perbuatan fasik yang mereka lakukan dengan cara yang fasik, dan atas semua perkataan kasar yang telah diucapkan oleh orang-orang berdosa yang fasik terhadap Allah.’”Yudas 1:14–15 (AYT)

Pendahuluan

Surat Yudas dikenal sebagai salah satu tulisan paling singkat namun padat dalam Perjanjian Baru. Fokus utama surat ini adalah memperingatkan gereja akan bahaya ajaran sesat dan kehidupan yang tidak taat kepada Tuhan. Dalam Yudas 1:14–15, penulis mengutip nubuat dari Henokh, tokoh dari zaman pra-air bah yang hanya disebutkan singkat dalam Kejadian 5:24 dan lebih diperluas dalam kitab non-kanonik 1 Henokh.

Ayat ini menjadi sorotan karena secara langsung berbicara tentang kedatangan Tuhan untuk menghakimi, sebuah tema penting dalam eskatologi Reformed. Dalam artikel ini, kita akan menelusuri makna teks ini, bagaimana tafsirannya dalam tradisi Reformed, serta aplikasinya bagi kehidupan umat percaya masa kini.

I. Konteks Historis Surat Yudas

Surat Yudas ditulis oleh Yudas, saudara Yakobus (kemungkinan besar juga saudara tiri Yesus), kepada umat percaya yang sedang menghadapi ancaman dari dalam — guru palsu yang menyusup secara diam-diam.

Pokok utama:

  • Menjaga iman yang telah dipercayakan kepada orang-orang kudus (Yud 1:3).

  • Mengingatkan akan contoh-contoh penghakiman masa lalu.

  • Menubuatkan penghakiman yang akan datang atas orang-orang fasik.

Ayat 14–15 muncul sebagai klimaks dari peringatan tersebut, menampilkan nubuatan Henokh tentang penghakiman universal.

II. Siapakah Henokh? Dan Mengapa Penting?

Henokh adalah keturunan ketujuh dari Adam, yang dalam Kejadian 5:24 dikatakan:

Henokh hidup bergaul dengan Allah, lalu ia tidak ada lagi, sebab Allah mengangkat dia.”

Henokh dikenal sebagai satu dari dua tokoh Perjanjian Lama (selain Elia) yang tidak mengalami kematian fisik. Tradisi Yahudi menempatkan Henokh sebagai tokoh apokaliptik yang diberi penglihatan surgawi dan nubuat tentang akhir zaman. Nubuat yang dikutip Yudas dalam ayat 14–15 diambil dari 1 Henokh 1:9, yang merupakan bagian dari literatur apokaliptik Yahudi.

Pandangan Teologi Reformed terhadap Kutipan Kitab Non-Kanonik

Reformed menyadari bahwa meskipun 1 Henokh bukan kitab kanonik, pengutipan sebagian isinya oleh Yudas tidak serta-merta mengesahkan seluruh kitab tersebut. John Calvin menulis:

Allah dapat menggunakan bagian dari karya manusia yang tidak sempurna untuk menyampaikan kebenaran-Nya, tanpa menyatakan bahwa seluruh karya itu diilhami.”

Dengan kata lain, kutipan Yudas adalah konfirmasi terhadap kebenaran yang diungkap, bukan terhadap seluruh isi buku Henokh.

III. Eksposisi Yudas 1:14: Tuhan Datang Bersama Orang Kudus-Nya

Lihatlah, Tuhan datang bersama beribu-ribu orang kudus-Nya...”

Bagian ini mengandung tema parousia (kedatangan kembali Kristus), yaitu saat Tuhan datang dalam kemuliaan untuk menghakimi dunia.

John MacArthur (meski bukan Reformed murni):

Kedatangan Tuhan ini adalah penegasan dari janji bahwa tidak ada kejahatan yang akan dibiarkan tanpa hukuman. Keadilan Allah akan ditegakkan secara sempurna.”

R.C. Sproul:

Dalam seri The Last Days According to Jesus, Sproul menekankan bahwa kedatangan Tuhan selalu berkaitan dengan penggenapan keadilan Allah, bukan hanya penyataan kasih.

Kita sering berbicara tentang kasih Tuhan, tapi jarang tentang kemurkaan-Nya. Yudas mengingatkan bahwa Tuhan datang bukan hanya untuk menyelamatkan, tetapi juga untuk menghakimi.”

IV. Eksposisi Yudas 1:15: Penghakiman atas Orang Fasik

“...untuk menjalankan penghakiman atas semua orang; menghukum semua orang fasik atas semua perbuatan fasik... dan atas semua perkataan kasar yang diucapkan...”

Ayat ini menekankan bahwa penghakiman Tuhan bersifat:

  1. Universal — “atas semua orang”

  2. Moral dan Etisperbuatan dan kata-kata jahat menjadi dasar penghakiman

  3. Adiltidak ada yang tersembunyi dari hadapan Tuhan

Herman Bavinck:

Dalam Reformed Dogmatics, Bavinck menyatakan:

Hari penghakiman adalah kebutuhan moral. Tanpa hari itu, dunia tidak akan mengenal keadilan sempurna.”

John Calvin:

Calvin menegaskan bahwa penghakiman ini menyangkut semua aspek kehidupan manusia:

Perkataan dan perbuatan tidak bisa dipisahkan dalam penghakiman Allah. Bahkan perkataan jahat pun akan diperhitungkan.”

Tiga Aspek yang Dihukum:

  1. Perbuatan fasiktindakan yang bertentangan dengan kehendak Allah.

  2. Cara fasikgaya hidup yang menunjukkan penolakan terhadap kebenaran.

  3. Perkataan kasarpenghinaan verbal terhadap Allah, bisa dalam bentuk ejekan, penolakan, bahkan ajaran sesat.

V. Aplikasi Teologi Reformed terhadap Yudas 1:14–15

1. Eskalasi Eskatologi

Reformed memahami bahwa nubuat ini berbicara mengenai kedatangan terakhir Kristus, bukan sekadar peristiwa simbolis. Ini sesuai dengan pengajaran dalam Wahyu 19 dan Matius 25.

2. Kekudusan Allah dan Kemurkaan-Nya

Allah bukan hanya kasih, tetapi juga kudus dan adil. Penghakiman adalah ekspresi dari kekudusan-Nya. Teologi Reformed menolak pandangan liberal yang mengabaikan realitas murka Allah.

3. Hidup dalam Kesadaran Eskatologis

Yudas mengingatkan gereja bahwa hidup Kristen harus dijalani dengan kesadaran bahwa penghakiman akan datang. Ini membentuk gaya hidup saleh dan mendorong penginjilan.

VI. Perbandingan dengan Pengajaran Lain dalam Alkitab

  • 2 Tesalonika 1:7–10Tuhan Yesus akan datang dengan malaikat-Nya dalam api yang menyala-nyala untuk menghukum mereka yang tidak mengenal Allah.

  • Matius 25:31–46Penghakiman domba dan kambing berdasarkan perbuatan.

  • Wahyu 20:11–15Takhta Putih Besar sebagai simbol penghakiman terakhir.

Ini memperkuat bahwa Yudas 1:14–15 konsisten dengan seluruh narasi Alkitab tentang hari penghakiman.

VII. Tantangan dan Aplikasi Bagi Gereja Masa Kini

A. Tantangan Ajaran Populer

Banyak pengkhotbah modern cenderung menghindari tema penghakiman. Ini berbahaya karena mengaburkan gambaran Allah yang alkitabiah.

B. Kebutuhan Akan Kekudusan

Jika Tuhan akan datang untuk menghakimi segala kefasikan, maka umat-Nya harus hidup dalam kekudusan, menjauh dari kompromi.

C. Misi Gereja sebagai Peringatan

Kita bukan hanya membawa kabar baik, tetapi juga peringatan serius: “Tuhan akan datang”. Ini harus menjadi motivasi dalam pelayanan dan penginjilan.

VIII. Konklusi

Yudas 1:14–15 adalah seruan keras dari Alkitab kepada gereja masa kini: Tuhan akan datang untuk menghakimi. Penghakiman ini:

  • Didasarkan pada kebenaran dan kekudusan Allah.

  • Mencakup setiap aspek hidup manusia — kata dan perbuatan.

  • Tidak bisa dihindari oleh siapa pun yang menolak Kristus.

Dalam terang teologi Reformed, ayat ini memperkuat bahwa iman Kristen tidak hanya berbicara tentang kasih karunia, tetapi juga tentang kekudusan, keadilan, dan tanggung jawab moral.

Takut akan Tuhan adalah permulaan hikmat.” (Amsal 9:10)

Penutup

Yudas menulis dengan urgensi. Ia tahu bahwa banyak yang telah menyusup ke dalam gereja dengan hidup fasik. Namun, Tuhan tidak akan tinggal diam. Dia akan datang — dengan kuasa dan kemuliaan — untuk menghakimi, menyucikan, dan menyatakan keadilan-Nya.

Mari kita hidup dalam terang nubuat Henokh ini: dengan hormat akan Tuhan, dan keyakinan bahwa segala kejahatan tidak akan luput dari penghakiman-Nya.

Next Post Previous Post