Play-Doh, Flannelgraph, dan Pengajaran: Pendidikan Iman Anak

Play-Doh, Flannelgraph, dan Pengajaran: Pendidikan Iman Anak

Pendahuluan: Antara Kreativitas dan Kekokohan Teologi

“Play-Doh” dan “Flannelgraph” mungkin mengingatkan kita pada kenangan masa kecil di sekolah minggu. Mereka adalah alat bantu visual dan kreatif dalam pengajaran Alkitab. Namun, dalam diskusi teologi Reformed, pertanyaannya bukan hanya “seberapa menarik metode pengajaran kita?”, melainkan: “apakah kebenaran Injil ditanamkan dengan kokoh dalam hati anak-anak?”

Dalam artikel ini, kita akan menyajikan refleksi mendalam tentang pengajaran Alkitab kepada anak-anak, menelusuri peran alat bantu seperti Play-Doh dan Flannelgraph, sekaligus membahas prinsip-prinsip dasar pengajaran Kristen menurut teologi Reformed, sebagaimana diajarkan oleh tokoh seperti John Calvin, Cornelius Van Til, Voddie Baucham, Tim Keller, dan Kevin DeYoung.

Bagian I: Play-Doh dan Flannelgraph sebagai Simbol Metodologi

1. Apa itu Play-Doh dan Flannelgraph?

  • Play-Doh: bahan mainan yang bisa dibentuk bebas, melambangkan fleksibilitas dan imajinasi.

  • Flannelgraph: alat bantu visual berupa papan kain dengan gambar-gambar karakter Alkitab yang dapat ditempel dan dilepas, melambangkan visualisasi cerita.

Keduanya adalah alat bantu pedagogis yang populer dalam pengajaran sekolah minggu sejak pertengahan abad ke-20.

Namun, kita perlu bertanya:

Apakah metode ini hanya menyenangkan, atau benar-benar membentuk fondasi teologis?

2. Potensi Bahaya: Teologi Seperti Play-Doh?

Play-Doh mudah dibentuk, dan ini menjadi metafora untuk pengajaran yang fleksibel secara tidak sehat — yakni pengajaran yang mengorbankan kebenaran teologis demi hiburan atau penerimaan budaya.

R.C. Sproul memperingatkan bahwa:

“Ketika gereja mengajar hanya untuk menyenangkan atau menghibur, kita kehilangan salib.”

Bagian II: Dasar Teologis Pengajaran Anak Menurut Pandangan Reformed

1. Tanggung Jawab Pengajaran Dimulai di Rumah

Ulangan 6:6–7 (TB):

“Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu...”

John Calvin dalam Institutes menyatakan:

“Adalah tugas utama orang tua Kristen untuk menanamkan pengetahuan akan Allah kepada anak-anak mereka sedari kecil.”

Artinya, pengajaran bukan hanya tugas guru sekolah minggu, tetapi juga panggilan kovenantal keluarga Kristen.

2. Anak-anak dan Kovenan

Teologi Reformed menekankan bahwa anak-anak orang percaya adalah bagian dari perjanjian anugerah (covenant of grace).

Bavinck menulis:

“Anak-anak dibaptis karena mereka termasuk dalam umat perjanjian, dan karena itu mereka juga harus dibentuk dengan pengajaran yang sejati.”

3. Pendidikan Berbasis Doktrin

Flannelgraph sering digunakan untuk menyampaikan narasi — kisah-kisah menarik seperti Daud dan Goliat, Daniel di gua singa, atau perahu Nuh. Namun, jika tidak disertai penekanan pada struktur doktrin, kisah-kisah itu akan berakhir sebagai dongeng moralistis.

Kevin DeYoung menekankan pentingnya pengajaran doktrinal dari sejak dini, bukan hanya cerita-cerita yang inspiratif:

“Anak-anak tidak hanya butuh cerita Alkitab, tetapi sistem yang membentuk kerangka berpikir mereka berdasarkan kebenaran Allah.”

Bagian III: Prinsip Reformed untuk Mengajar Anak dengan Setia

1. Kebenaran Dulu, Visual Kemudian

Metode seperti Play-Doh dan Flannelgraph berguna, tapi harus tunduk pada isi, bukan sebaliknya. Visual adalah pelengkap, bukan pengganti Firman.

Cornelius Van Til menekankan bahwa semua pendidikan Kristen harus bersumber dari prasuposisi Alkitabiah:

“Anak-anak tidak netral; mereka membutuhkan kebenaran mutlak, bukan imajinasi liar.”

2. Ketekunan dan Pengulangan

Anak-anak belajar melalui pengulangan. Dalam tradisi Reformed, katekisasi adalah metode historis untuk menanamkan iman.

The Westminster Shorter Catechism dirancang untuk anak-anak dan pemula — mengajarkan konsep seperti dosa asal, pengampunan, dan keselamatan dalam Kristus secara sistematis.

3. Kristus sebagai Fokus, Bukan Karakter Alkitab

Bahaya dari pengajaran “Flannelgraph-style” adalah menjadikan setiap tokoh Alkitab sebagai model moral, bukan bagian dari narasi penebusan dalam Kristus.

Tim Keller menyatakan:

“Daud bukan tentang kamu yang mengalahkan raksasa, tetapi tentang Kristus, Raja sejati yang mengalahkan musuh tertinggi umat-Nya.”

Bagian IV: Apakah Anak-anak Bisa Mengerti Teologi yang Dalam?

Jawabannya: Ya!

Anak-anak mampu memahami konsep besar seperti:

  • Allah yang kudus

  • Dosa dan kejatuhan

  • Kasih penebusan dalam Kristus

  • Pengharapan akan kehidupan kekal

Masalahnya bukan kemampuan anak, tapi keraguan orang dewasa terhadap kemampuan anak.

Voddie Baucham menyebut bahwa gereja masa kini terlalu sering menurunkan standar, padahal sejarah gereja memperlihatkan betapa seriusnya pendidikan iman bagi anak-anak.

Bagian V: Membangun Gereja yang Bertanggung Jawab atas Pendidikan Anak

1. Pendekatan Gereja Reformed Sejati

Dalam gereja Reformed, pendidikan iman anak dilakukan melalui:

  • Katekisasi Mingguan

  • Ibadah keluarga di rumah

  • Pengajaran yang konsisten dari mimbar

  • Pelayanan sekolah minggu berbasis doktrin

Bukan sekadar “Fun Sunday School,” tetapi training for godliness.

2. Integrasi Rumah dan Gereja

Gereja dan rumah bukan saingan, tetapi partner. Orang tua harus didukung oleh gereja untuk menjadi pengajar utama di rumah. Gereja harus melatih orang tua, bukan menggantikan mereka.

Bagian VI: Menggunakan Alat Kreatif Secara Bertanggung Jawab

a. Play-Doh: Mengajarkan Keunikan Ciptaan Allah

Misalnya: Anak-anak dapat membentuk makhluk ciptaan dan belajar bahwa:

  • Allah menciptakan segalanya dengan baik

  • Kita berbeda dari binatang karena diciptakan dalam gambar Allah

b. Flannelgraph: Menunjukkan Narasi Penebusan

Kisah Alkitab harus dilihat sebagai bagian dari cerita besar Injil, bukan cerita lepas yang berdiri sendiri.

Contoh: Ketika mengajar tentang Nuh, guru harus menghubungkan bahtera sebagai gambaran keselamatan dalam Kristus.

Kesimpulan: Mengapa Semua Ini Penting?

Anak-anak adalah bagian dari umat perjanjian. Mereka berharga di hadapan Allah, dan tugas gereja serta keluarga adalah membentuk generasi yang berakar kuat dalam Firman.

Alat bantu seperti Play-Doh dan Flannelgraph bukanlah musuh, tetapi pelayan dari kebenaran Injil. Jangan biarkan metode menutupi isi. Dalam terang teologi Reformed:

“Kebenaran Allah tidak bisa disampaikan dengan main-main belaka, namun tidak juga harus kaku — yang penting, setia.” — parafrase prinsip Calvinistik

Next Post Previous Post