PERUBAHAN IBADAH DARI HARI SABTU KE HARI MINGGU

PDT. BUDI ASALI, M.DIV.
PERUBAHAN IBADAH DARI HARI SABTU KE HARI MINGGU. Keluaran 20:8-11 - “(8) Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat: (9) enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu, (10) tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu. (11) Sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan menguduskannya.
PERUBAHAN IBADAH DARI HARI SABTU KE HARI MINGGU
health, gadget
Kejadian 2:1-2 - “(1) Demikianlah diselesaikan langit dan bumi dan segala isinya. (2) Ketika Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuatNya itu, berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuatNya itu.

1) Hari Sabat sebetulnya adalah hari Sabtu.

Dari ayat-ayat di atas terlihat bahwa hari Sabat sebetulnya adalah hari yang ketujuh. Sekarang, hari ketujuh itu hari apa? Bangsa Israel / orang-orang Yahudi menghitung hari dengan cara berbeda dari orang Tionghoa. Bagi orang Tionghoa, hari pertama adalah hari Senin, tetapi bagi bangsa Israel / orang Yahudi hari pertama adalah hari Minggu, hari kedua adalah hari Senin, dst., sehingga bagi mereka hari ketujuh adalah hari Sabtu. Jadi, hari Sabat sebetulnya (pada jaman Perjanjian Lama) adalah hari Sabtu.

Hal lain yang perlu diingat adalah bahwa pergantian hari bagi orang-orang Yahudi terjadi pada pk 6 sore. Jadi kalau bagi kita masih Jumat pk 6 sore, bagi mereka saat itu sudah mulai masuk hari Sabtu / Sabat.

Bdk. Lukas 23:53-54 - (53) Dan sesudah ia menurunkan mayat itu, ia mengapaninya dengan kain lenan, lalu membaringkannya di dalam kubur yang digali di dalam bukit batu, di mana belum pernah dibaringkan mayat. (54) Hari itu adalah hari persiapan dan sabat hampir mulai”.

Catatan: Yesus mati pada Jumat pk 3 siang, dan setelah itu mayatNya diturunkan dan dikuburkan. Jadi pada saat penguburan itu selesai, sudah mendekati pk 6 sore, sehingga sudah hampir memasuki hari Sabat / Sabtu.

2) Perubahan Sabat dari Sabtu menjadi Minggu.

Sabat Kristen berbeda dengan Sabat Yahudi. Bagi orang Kristen, hari Sabat berubah dari Sabtu menjadi Minggu. Apa alasan orang Kristen untuk mengubah Sabat dari Sabtu menjadi Minggu?

a) Kristus bangkit pada hari Minggu, dan 2 x Ia menampakkan diri setelah kebangkitan, juga pada hari Minggu (Yohanes 20:19,26). Mari kita memperhatikan kedua ayat itu.

1. Yohanes 20:19 - “Ketika hari sudah malam pada hari pertama minggu itu berkumpullah murid-murid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi. Pada waktu itu datanglah Yesus dan berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: Damai sejahtera bagi kamu!”.

a. “pada hari pertama minggu itu”.

Yohanes menulis sedemikian rupa sehingga hari pertama itu sangat ditekankan.

KJV: Then the same day at evening, being the first day of the week (= Maka pada hari yang sama pada sore / malam hari, yang merupakan hari pertama dari minggu).

William Hendriksen menterjemahkan: Now when it was evening on that day, the first day of the week (= Pada waktu sore / malam pada hari itu, hari pertama dari minggu).

William Hendriksen mengatakan (hal 457) bahwa Yohanes bisa saja menulis Now when it was the evening of the first day (= Pada sore / malam dari hari pertama). Tetapi ia mau lebih menekankan hari pertama itu. Jadi ia mulai dengan mengatakan Now when it was evening on that day (= Pada sore / malam pada hari itu). Sebetulnya, dilihat dari kontextnya, itu sudah menunjuk kepada hari pertama (bdk. 20:1 - “Pada hari pertama minggu itu, pagi-pagi benar ketika hari masih gelap, pergilah Maria Magdalena ke kubur itu dan ia melihat bahwa batu telah diambil dari kubur). Tetapi Yohanes tidak puas dengan itu, dan ia melanjutkan that day, the first day of the week (= hari itu, hari pertama dari minggu).

Matthew Henry beranggapan bahwa ini merupakan tanda / bukti bahwa Allah menghormati hari itu.

b. malam.

Text yang sedang kita pelajari ini (Yohanes 20:19-23) paralel dengan Lukas 24:36-dst. Sekarang mari kita perhatikan kontext dari Luk 24 itu.

Lukas 24:29,33,36 - (29) Tetapi mereka sangat mendesakNya, katanya: Tinggallah bersama-sama dengan kami, sebab hari telah menjelang malam dan matahari hampir terbenam. Lalu masuklah Ia untuk tinggal bersama-sama dengan mereka. ... (33) Lalu bangunlah mereka dan terus kembali ke Yerusalem. Di situ mereka mendapati kesebelas murid itu. Mereka sedang berkumpul bersama-sama dengan teman-teman mereka. ... (36) Dan sementara mereka bercakap-cakap tentang hal-hal itu, Yesus tiba-tiba berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata kepada mereka: Damai sejahtera bagi kamu!.

Jadi, kalau dilihat dari Lukas 24:29,33,36 ini, terlihat dengan jelas bahwa saat ini bukan lagi siang / sore (sebelum pk 6 sore) tetapi sudah malam (lewat dari pk 6 sore). Itu berarti bahwa sebetulnya, dari perhitungan waktu Yahudi, itu bukan lagi hari pertama (minggu) tetapi hari kedua (senin).

William Hendriksen: It was evening. In the light of Luke 24:29,33,36 we have a right to conclude that it was no longer early in the evening when the great event recorded in the present paragraph took place. As the Jews compute the days it was no longer the first day of the week. But John, though a Jew, is writing much later than Matthew and Mark, and does not seem to concern himself with Jewish time-reckoning” (= Itu adalah malam. Dalam terang dari Luk 24:29,33,36 kami mempunyai hak untuk menyimpulkan bahwa itu bukan lagi awal dari suatu sore ketika peristiwa yang besar yang dicatat dalam text ini terjadi. Sebagaimana orang-orang Yahudi menghitung hari, itu bukan lagi hari pertama dari minggu. Tetapi Yohanes, sekalipun ia adalah orang Yahudi, menulis jauh lebih belakangan dari Matius dan Markus, dan kelihatannya tidak mempedulikan perhitungan waktu Yahudi) - hal 458.


A. T. Robertson menganggap bahwa kata-kata dalam Yohanes 20:19 - Ketika hari sudah malam pada hari pertama minggu itu” menunjukkan bahwa Yohanes menggunakan perhitungan waktu Romawi dan bukan Yahudi.

Catatan: kalau Yohanes menggunakan perhitungan waktu Yahudi, maka ia tidak mungkin menggabungkan malam dengan hari pertama minggu itu.

Bagian ini perlu diperhatikan karena ada orang-orang yang menolak perubahan Sabat dari Sabtu menjadi Minggu dengan mengatakan bahwa Yesus menampakkan diri di sini pada hari Senin, bukan pada hari Minggu. Itu memang Senin berdasarkan perhitungan waktu Yahudi, tetapi itu adalah Minggu berdasarkan perhitungan waktu Romawi.

Dan Yohanes memang menggunakan perhitungan waktu Romawi. Itu terlihat dengan jelas dari
Yohanes 19:14 - Hari itu ialah hari persiapan Paskah, kira-kira jam dua belas. Kata Pilatus kepada orang-orang Yahudi itu: ‘Inilah rajamu!’”.

Dalam bahasa Yunani dituliskan jam yang ke enam. KJV/RSV/NIV/NASB: about the sixth hour (= kira-kira jam yang ke enam). Kalau digunakan waktu Yahudi maka menjadi pk 12 siang, seperti dalam Kitab Suci Indonesia, dan ini jelas salah, karena Ia sudah disalibkan pada pk 9 pagi (Markus 15:25 - Hari jam sembilan ketika Ia disalibkan), sehingga tidak mungkin pada pk 12 siang Ia masih ada dalam sidang Pontius Pilatus. Kalau digunakan waktu Romawi, maka ini menjadi pk 6 pagi, dan ini yang benar.

c. berkumpullah murid-murid Yesus di suatu tempat.

Kita memang tidak tahu apa tujuan para murid berkumpul pada saat itu, tetapi sedikitnya itu adalah suatu persekutuan. Bahkan ada penafsir yang beranggapan bahwa murid-murid berkumpul pada hari minggu dalam Yohanes 20:19 itu, untuk berbakti.

Barnes Notes: It is worthy of remark that this is the first assembly that was convened for worship on the Lords Day, and in that assembly Jesus was present. Since that time, the day has been observed in the church as the Christian Sabbath, particularly to commemorate the resurrection of Christ (= Layak diperhatikan bahwa ini adalah perkumpulan pertama yang dilakukan untuk kebaktian pada hari Tuhan, dan dalam perkumpulan itu Yesus hadir. Sejak saat itu, hari itu dihormati dalam gereja sebagai Sabat Kristen, khususnya untuk memperingati kebangkitan Kristus).

2. Yohanes 20:26 - Delapan hari kemudian murid-murid Yesus berada kembali dalam rumah itu dan Tomas bersama-sama dengan mereka. Sementara pintu-pintu terkunci, Yesus datang dan Ia berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: Damai sejahtera bagi kamu!.

Maksudnya adalah 8 hari setelah Yoh 20:19. Ini bukan hari Senin, tetapi hari Minggu! Yoh 20:19 adalah hari Minggu. 8 hari setelah itu / hari ke 8 setelah itu juga adalah hari Minggu! (bandingkan dengan Yesus yang mati pada hari Jumat, lalu bangkit pada hari ke 3 yang adalah hari Minggu - itulah cara mereka menghitung hari!).

      M   S    S   R   K   J    S   M

----|----|----|----|----|----|----|----|----|---

       1    2   3   4    5    6   7    8

Mengapa Yesus muncul lagi-lagi pada hari Minggu? Untuk menekankan perubahan Sabat dari Sabtu menjadi hari pertama (Minggu). Mari kita memperhatikan beberapa komentar dari para penafsir tentang bagian ini.

Barnes Notes: And after eight days again. That is, on the return of the first day of the week. From this it appears that they thus early set apart this day for assembling together, and Jesus countenanced it by appearing twice with them. It was natural that the apostles should observe this day, but not probable that they would do it without the sanction of the Lord Jesus. His repeated presence gave such a sanction, and the historical fact is indisputable that from this time this day was observed as the Christian Sabbath. See Acts 20:7; 1 Cor. 16:2; Rev. 1:10. (= Dan setelah 8 hari lagi. Yaitu, pada kembalinya hari pertama dari suatu minggu. Dari sini kelihatannya mereka demikian awal memisahkan hari ini untuk berkumpul bersama-sama, dan Yesus menyetujuinya dengan muncul 2 x bersama mereka. Adalah sesuatu yang wajar bahwa rasul-rasul memperingati hari ini, tetapi tidak mungkin bahwa mereka melakukan hal itu tanpa persetujuan dari Tuhan Yesus. KehadiranNya yang terulang memberikan persetujuan seperti itu, dan fakta historis tidak dapat dibantah bahwa sejak saat ini hari ini diperingati sebagai Sabat Kristen. Lihat Kisah Para Rasul 20:7; 1Korintus 16:2; Wahyu 1:10).

Jadi, kelihatannya Barnes beranggapan bahwa rasul-rasul yang lebih dulu melakukan perubahan Sabat, dan Yesus lalu merestuinya. Tetapi saya lebih condong pada pandangan dari beberapa penafsir di bawah ini.

William Hendriksen: Did the Lord wait until Sunday evening in order to encourage his disciples to observe that day - and not some other day - as day of rest and worship? That would seem probable (= Apakah Tuhan menunggu sampai Minggu malam untuk mendorong murid-muridNya untuk menghormati hari itu - dan bukannya hari yang lain - sebagai hari istirahat dan ibadah? Itu kelihatannya memungkinkan) - hal 464.

Matthew Henry: He deferred it so long as seven days. And why so? ... that he might put an honour upon the first day of the week, and give a plain intimation of his will, that it should be observed in his church as the Christian sabbath, the weekly day of holy rest and holy convocations (= Ia menunda itu selama 7 hari. Dan mengapa demikian? ... supaya Ia bisa meletakkan suatu penghormatan pada hari pertama dari suatu minggu, dan memberikan suatu isyarat yang jelas dari kehendakNya, bahwa hari itu harus diperingati / dihormati dalam gerejaNya sebagai Sabat Kristen, hari libur mingguan dan pertemuan kudus mingguan).

Jamieson, Fausset & Brown: And after eight days - that is, on the eighth or first day of the following week. They themselves probably met every day during the preceding week, but their Lord designedly reserved His second appearance among them until the recurrence of His resurrection-day, that He might thus inaugurate the delightful sanctities of THE LORDS DAY (Rev. 1:10). [= Dan setelah 8 hari - yaitu, pada hari ke 8 atau hari pertama dari minggu berikutnya. Mereka sendiri mungkin bertemu setiap hari dalam sepanjang minggu yang lalu, tetapi Tuhan mereka dengan terencana menahan pemunculanNya yang kedua di antara mereka sampai kembalinya hari kebangkitanNya, supaya dengan demikian Ia bisa melantik kekudusan yang menggembirakan dari HARI TUHAN (Wahyu 1:10)].

Jelas bahwa inisiatif perubahan Sabat itu tidak mungkin datang dari rasul-rasul, yang lalu disetujui oleh Yesus. Inisiatif itu datang dari Yesus sendiri, yang secara sengaja dan terencana melakukan 2 x pemunculan pada hari Minggu, dan dengan demikian memberikan isyarat yang jelas tentang hal itu.

b) Hari Pentakosta (Kisah Para Rasul 2:1-13), yang merupakan hari berdirinya gereja, juga jatuh pada hari Minggu (bdk. Im 23:15-16 Ulangan 16:9).

Imamat 23:15-16 - (15) Kemudian kamu harus menghitung, mulai dari hari sesudah sabat itu, yaitu waktu kamu membawa berkas persembahan unjukan, harus ada genap tujuh minggu; (16) sampai pada hari sesudah sabat yang ketujuh kamu harus hitung lima puluh hari; lalu kamu harus mempersembahkan korban sajian yang baru kepada TUHAN.

c) Hari Minggu disebut sebagai hari Tuhan.

Wahyu 1:10 - Pada hari Tuhan aku dikuasai oleh Roh dan aku mendengar dari belakangku suatu suara yang nyaring, seperti bunyi sangkakala.

Sekalipun ayat ini tak menyebutkan bahwa itu adalah hari pertama / hari Minggu, tetapi boleh dikatakan semua penafsir menganggapnya demikian

Thomas Watson: As it is called the Lords Supper, because of the Lords instituting the bread and wine and setting it apart from a common to a special and sacred use; so it is called the Lords-day, because of the Lords instituting it, and setting it apart from common days, to his special worship and service [= Sebagaimana itu disebut Makan Malam / Perjamuan Tuhan (= Perjamuan Kudus), karena Tuhan menetapkan roti dan anggur dan memisahkannya dari penggunaan yang umum / biasa menjadi penggunaan yang khusus dan keramat / kudus; demikian juga itu disebut hari Tuhan, karena Tuhan menetapkannya, dan memisahkannya dari hari-hari yang umum / biasa, bagi penyembahan dan kebaktianNya yang khusus] - The Ten Commandments, hal 95.

Catatan: istilah the Lords Supper muncul dalam 1Kor 11:20 versi KJV.

1Korintus 11:20 - Apabila kamu berkumpul, kamu bukanlah berkumpul untuk makan perjamuan Tuhan”.

KJV: the Lords supper (= makan malam Tuhan / perjamuan Tuhan).

Bdk. Yesaya 58:13-14 - (13) Apabila engkau tidak menginjak-injak hukum Sabat dan tidak melakukan urusanmu pada hari kudusKu; apabila engkau menyebutkan hari Sabat hari kenikmatan, dan hari kudus TUHAN hari yang mulia; apabila engkau menghormatinya dengan tidak menjalankan segala acaramu dan dengan tidak mengurus urusanmu atau berkata omong kosong, (14) maka engkau akan bersenang-senang karena TUHAN, dan Aku akan membuat engkau melintasi puncak bukit-bukit di bumi dengan kendaraan kemenangan; Aku akan memberi makan engkau dari milik pusaka Yakub, bapa leluhurmu, sebab mulut Tuhanlah yang mengatakannya.

Matthew Henry: Even in Old-Testament times the sabbath was called the Lords day, and therefore it is fitly called so still, and for a further reason, because it is the Lord Christs day, Rev. 1:10 (= Bahkan dalam jaman Perjanjian Lama Sabat disebut hari Tuhan, dan karena itu, itu cocok tetap disebut demikian, dan untuk alasan lain, karena itu adalah hari Tuhan Kristus, Wahyu 1:10).

d) Sejak kebangkitan Tuhan Yesus, orang-orang kristen berbakti pada hari pertama / hari Minggu.

1. Kisah Para Rasul 20:7 - Pada hari pertama dalam minggu itu, ketika kami berkumpul untuk memecah-mecahkan roti, Paulus berbicara dengan saudara-saudara di situ, karena ia bermaksud untuk berangkat pada keesokan harinya. Pembicaraan itu berlangsung sampai tengah malam.

Ini jelas merupakan suatu kebaktian, dan itu diadakan pada hari pertama / hari Minggu.

Matthew Henry: They came together upon the first day of the week, which they called the Lord’s day (Rev. 1:10), the Christian sabbath, celebrated to the honour of Christ and the Holy Spirit, in remembrance of the resurrection of Christ, and the pouring out of the Spirit, both on the first day of the week. This is here said to be the day when the disciples came together, that is, when it was their practice to come together in all the churches [= Mereka datang berkumpul pada hari pertama dari minggu itu, yang mereka sebut hari Tuhan (Wah 1:10), hari Sabat Kristen, dirayakan bagi kehormatan Kristus dan Roh Kudus, dalam peringatan tentang kebangkitan Kristus, dan pencurahan dari Roh Kudus, keduanya pada hari pertama dari minggu. Di sini ini dikatakan sebagai hari dimana murid-murid datang berkumpul, yaitu, pada waktu itu merupakan praktek mereka untuk datang berkumpul dalam semua gereja-gereja].

Matthew Henry: They came together to break bread, that is, to celebrate the ordinance of the Lords supper, ... In the primitive times it was the custom of many churches to receive the Lords supper every Lords day, celebrating the memorial of Christs death in the former, with that of his resurrection in the latter (= Mereka datang berkumpul untuk memecahkan roti, yaitu untuk merayakan peraturan Perjamuan Kudus, ... Dalam jaman primitif merupakan kebiasaan dari banyak gereja untuk menerima Perjamuan Kudus setiap hari Tuhan, merayakan peringatan kematian Kristus dalam hal yang terdahulu, dan kebangkitanNya dalam hal yang terakhir).

Adam Clarke: “‘To break bread. To break eucaristia, the eucharist, as the Syriac has it; intimating, by this, that they were accustomed to receive the holy sacrament on each Lord’s day. It is likely that, besides this, they received a common meal together. Some think that the agapee, or love feast, is intended” (= Untuk memecah-mecahkan roti. Untuk memecah-mecahkan EUCARISTIA, EUCHARIST, seperti bahasa Aram menuliskannya; menunjukkan dengan ini bahwa mereka terbiasa untuk menerima sakramen kudus pada setiap hari Tuhan. Adalah mungkin bahwa disamping ini mereka menerima makanan bersama. Sebagian orang beranggapan bahwa AGAPE, atau perjamuan kasih, yang dimaksudkan).

Jamieson, Fausset & Brown: “To break bread. This, when compared with 1 Cor. 16:2, and other similar allusions, plainly indicates that the Christian observance the first day of the week - afterward emphatically termed ‘The Lord’s Day - was already a fixed practice of the churches” (= Untuk memecah-mecahkan roti. Ini, pada saat dibandingkan dengan 1Kor 16:2, dan bagian-bagian lain yang mirip yang menunjukkan secara tak langsung, dengan jelas menunjukkan bahwa pemeliharaan orang-orang Kristen terhadap hari pertama dari minggu - yang belakangan secara menekankan diistilahkan dengan hari Tuhan - sudah merupakan suatu praktek yang tetap dari gereja-gereja).

Wycliffe: “This is the earliest clear reference to the Christian practice of observing Sunday as a day of worship. The first Christians, as Jews, probably continued to observe the Sabbath as well as the first day of the week. We are not told when or how the practice of Sunday worship arose in the church. ... Broken bread refers to the breaking of the bread of the Lord’s Supper. Eaten refers to the agape or love feast, a fellowship meal that accompanied the Lords Supper” (= Ini merupakan referensi yang jelas yang paling awal bagi praktek Kristen untuk memperingati hari Sabat maupun hari pertama dari minggu. Kita tidak diberitahu kapan atau bagaimana praktek ibadah minggu muncul dalam gereja. ... Pemecahan roti menunjuk pada pemecahan roti dari Perjamuan Kudus. Makan menunjuk pada AGAPE atau perjamuan kasih, suatu makan persekutuan yang menyertai Perjamuan Kudus).

Catatan: bagian akhir yang saya garis-bawahi menunjuk pada Kis 20:11 - Setelah kembali di ruang atas, Paulus memecah-mecahkan roti lalu makan; habis makan masih lama lagi ia berbicara, sampai fajar menyingsing. Kemudian ia berangkat.

Calvin: on the morrow after the Sabbath they came together. ... to what end is there mentioned of the Sabbath, save only that he may note the opportunity and choice of the time? Also, it is a likely matter that Paul waited for the Sabbath, that the day before his departure he might the more easily gather all the disciples into one place” (= pada pagi setelah Sabat mereka datang berkumpul. ... untuk tujuan apa disebutkan di sana tentang Sabat, kecuali supaya ia bisa memperhatikan kesempatan dan pemilihan dari waktu? Juga, merupakan sesuatu yang memungkinkan bahwa Paulus menunggu hari Sabat, supaya pada hari sebelum keberangkatannya ia bisa dengan lebih mudah mengumpulkan semua murid-murid di suatu tempat).

Bible Knowledge Commentary: This is the clearest verse in the New Testament which indicates that Sunday was the normal meeting day of the apostolic church. Paul stayed in Troas for seven days (v. 6) and the church met on the first day of the week. Lukes method of counting days here was not Jewish, which measures from sundown to sundown, but Roman, which counted from midnight to midnight. This can be stated dogmatically because ‘daylight’ (v. 11) was the next day (v. 7)” [= Ini adalah ayat yang paling jelas dalam Perjanjian Baru yang menunjukkan bahwa hari minggu adalah hari pertemuan normal dari gereja rasuli. Paulus tinggal di Troas untuk 7 hari (ay 6) dan gereja bertemu pada hari pertama dari minggu. Metode Lukas tentang penghitungan hari di sini bukanlah metode Yahudi, yang mengukur dari matahari terbenam sampai matahari terbenam, tetapi metode Romawi, yang menghitung dari tengah malam sampai tengah malam. Ini bisa dinyatakan secara dogmatik karena fajar menyingsing (ay 11) merupakan hari berikutnya (ay 7)].

Kis 20:6-11 - “(6) Tetapi sesudah hari raya Roti Tidak Beragi kami berlayar dari Filipi dan empat hari kemudian sampailah kami di Troas dan bertemu dengan mereka. Di situ kami tinggal tujuh hari lamanya. (7) Pada hari pertama dalam minggu itu, ketika kami berkumpul untuk memecah-mecahkan roti, Paulus berbicara dengan saudara-saudara di situ, karena ia bermaksud untuk berangkat pada keesokan harinya. Pembicaraan itu berlangsung sampai tengah malam. (8) Di ruang atas, di mana kami berkumpul, dinyalakan banyak lampu. (9) Seorang muda bernama Eutikhus duduk di jendela. Karena Paulus amat lama berbicara, orang muda itu tidak dapat menahan kantuknya. Akhirnya ia tertidur lelap dan jatuh dari tingkat ketiga ke bawah. Ketika ia diangkat orang, ia sudah mati. (10) Tetapi Paulus turun ke bawah. Ia merebahkan diri ke atas orang muda itu, mendekapnya, dan berkata: ‘Jangan ribut, sebab ia masih hidup. (11) Setelah kembali di ruang atas, Paulus memecah-mecahkan roti lalu makan; habis makan masih lama lagi ia berbicara, sampai fajar menyingsing. Kemudian ia berangkat.

The Bible Exposition Commentary: New Testament: “The ‘breaking of bread’ in Acts 20:7 refers to the Lord’s Supper, whereas in Acts 20:11 it describes a regular meal” (= Pemecahan roti dalam Kis 20:7 menunjuk pada Perjamuan Kudus, sedangkan dalam Kisah Para Rasul 20:11 itu menggambarkan makan biasa).

Kesimpulan: memang ada perbedaan pandangan di antara para penafsir tentang arti dari 2 x pemecahan roti (ay 7,11), tetapi bagaimanapun, dari 2 x pemecahan roti itu, salah satu pasti menunjuk pada Perjamuan Kudus. Dengan demikian, itu pasti dilakukan dalam kebaktian.

2. 1Korintus 16:2 - Pada hari pertama dari tiap-tiap minggu hendaklah kamu masing-masing - sesuai dengan apa yang kamu peroleh - menyisihkan sesuatu dan menyimpannya di rumah, supaya jangan pengumpulan itu baru diadakan, kalau aku datang.

Kata-kata di rumah yang saya coret itu bukan hanya salah terjemahan, tetapi juga tidak masuk akal. Kalau memang harus disimpan di rumah mengapa mereka harus mengumpulkan pada hari pertama? Kata-kata di rumah itu seharusnya tidak ada / dihapuskan.

NIV: each one of you should set aside a sum of money in keeping with his income, saving it up, ... (= setiap orang dari kamu harus menyisihkan sejumlah uang sesuai dengan penghasilannya, menyimpannya, ...).

Adam Clarke: “It appears from the whole that the first day of the week, which is the Christian Sabbath, was the day on which their principal religious meetings were held in Corinth and the churches of Galatia; and, consequently, in all other places where Christianity had prevailed. This is a strong argument for the keeping of the Christian Sabbath” (= Kelihatan dari seluruh bagian ini bahwa hari pertama dari minggu, yang merupakan Sabat Kristen, adalah hari dimana pertemuan-pertemuan agama utama mereka dilakukan di Korintus dan gereja-gereja Galatia; dan karena itu, di semua tempat dimana kekristenan menang. Ini merupakan argumentasi yang kuat untuk memelihara hari Sabat Kristen).

Jewish New Testament Commentary: “There is good documentation that the Gentile churches have observed Sunday as a day of worship since very early times. Specifically, Ignatius writes in the early second century of Sunday as ‘the Lord’s Day,’ commemorating the day Yeshua rose from the grave. This we know to have been Sunday from Mt 28:1 and Lk 24:1” (= Ada dokumentasi yang baik bahwa gereja-gereja dari orang-orang non Yahudi telah memelihara hari Minggu sebagai suatu hari kebaktian sejak masa yang sangat awal. Secara khusus, Ignatius menulis pada awal abad ke 2 tentang hari Minggu sebagai hari Tuhan, untuk memperingati hari dimana Yesus bangkit dari kubur. Ini kita ketahui sebagai hari minggu dari Matius 28:1 dan Lukas 24:1).

Charles Hodge: “If Paul directed this money to be laid up at home, why was the first day of the week selected? It is evident that the first day must have offered some special facility for doing what is here enjoined. The only reason that can be assigned for requiring the thing to be done on the first day of the week, is, that on that day the Christians were accustomed to meet, and what each one had laid aside from his weekly gains could be treasured up, i.e. put into the common treasury of the church” (= Jika Paulus mengarahkan uang ini untuk disimpan di rumah, mengapa hari pertama dari minggu dipilih? Adalah jelas bahwa hari pertama pasti memberikan suatu fasilitas khusus untuk melakukan apa yang diperintahkan di sini. Satu-satunya alasan yang bisa diberikan untuk mengharuskan hal itu dilakukan pada hari pertama dari minggu adalah bahwa pada hari itu orang-orang Kristen terbiasa untuk bertemu, dan apa yang tiap orang telah sisihkan dari keuntungan mingguannya bisa disimpan, yaitu dimasukkan ke dalam perbendaharaan umum dari gereja).

Jadi, berbakti pada hari Minggu ini sudah dimulai sangat awal, dan beberapa penafsir mengatakan bahwa sejak awal abad kedua, seluruh gereja sudah meninggalkan Sabat Yahudi, dan menggunakan hari Minggu sebagai hari Sabat / hari Kebaktian. Ke-universal-an seperti ini tidak mungkin terjadi kalau hanya orang-orang kristen tertentu yang mengubahnya. Bahkan saya berpendapat tidak akan mungkin terjadi seandainya hanya sebagian dari rasul-rasul yang mengubahnya. Ini hanya bisa terjadi kalau semua rasul-rasul mengubahnya, dan mereka tidak mungkin mengubah berdasarkan kemauan / pemikiran mereka sendiri. Mereka pasti mendapat perintah dari Tuhan.

Thomas Watson: Augustine and Innocentius, and Isidore, make the keeping of our gospel Sabbath to be of apostolic sanction, and affirm, that by virtue of the apostles practice, this day is to be set apart for divine worship. What the apostles did, they did by divine authority; for they were inspired by the Holy Ghost (= Agustinus dan Innocentius, dan Isidore, menganggap pemeliharaan Sabat Injil kita sebagai penetapan rasuli, dan menegaskan, bahwa berdasarkan praktek rasul-rasul, hari ini harus dipisahkan untuk penyembahan / ibadah ilahi. Apa yang dilakukan rasul-rasul, mereka lakukan oleh otoritas ilahi; karena mereka diilhami oleh Roh Kudus) - The Ten Commandments, hal 95.

Thomas Watson: The primitive church had the Lords-day, which we now celebrate, in high estimation. It was a great badge of their religion to observe this day. Ignatius, the most ancient father, who lived in the time of John the apostle, has these words, Let every one that loveth Christ keep holy the first day of the week, the Lords-day. (= Gereja mula-mula sangat meninggikan hari Tuhan, yang sekarang kita rayakan. Merupakan lencana yang besar dari agama mereka untuk menghormati hari ini. Ignatius, bapa gereja yang paling kuno, yang hidup pada jaman Yohanes sang rasul, mengatakan kata-kata ini: Hendaklah setiap orang yang mengasihi Kristus menguduskan hari pertama dari suatu minggu, hari Tuhan) - The Ten Commandments, hal 95-96.

William Barclay: By early in the second century the Sabbath had been abandoned and the Lords Day was the accepted Christian day (= Pada awal abad kedua hari Sabat telah ditinggalkan dan hari Tuhan diterima sebagai hari Kristen) - hal 43.

Catatan: awal abad kedua berarti tahun 100an, dan itu sangat dekat dengan masa kehidupan rasul Yohanes, yang masih hidup sampai akhir abad pertama.

Philip Schaff: The universal and uncontradicted Sunday observance in the second century can only be explained by the fact that it had its roots in apostolic practice (= Ibadah pada hari Minggu yang bersifat universal dan tidak ditentang pada abad kedua, hanya bisa dijelaskan oleh fakta bahwa itu mempunyai akarnya dalam praktek rasuli) - History of the Christian Church, vol I, hal 478.

Homer Hailey: The ante-Nicene writers who wrote after John followed a consistent pattern in considering the first day, the Lords day, the resurrection day, and the day of meeting, Sunday, as identical. Ignatius (30-107 A.D.) writes, Let every friend of Christ keep the Lords day as a festival, the resurrection day, the queen and chief of all the days (of the week) (A-N-F, I, p. 63). Justin (110-165 A.D.), writing of the day which the saints met for worship identified it as Sunday ... the first day ... and Jesus Christ our Saviour on the same day rose from the dead (I, p. 168). The teaching of the Twelve (120-190 A.D.): But every Lords day do ye gather yourselves, and break bread (VII, p. 381). Clement (153-217 A.D.), writing agonist (against?) Gnostics, identifies the Lords day with the resurrection, saying, He, in fulfillment of the precept, according to the Gospel, keeps the Lords day ... glorifying the Lords resurrection (II, p. 545). Tertullian (145-220 A.D.) identifies the Lords day as every eighth day (III, p. 70). Constitution of the Holy Apostles (250-325 A.D.): And on the day of our Lords resurrection, which is the Lords day, meet more diligently (VII, p. 423); and on the day of the resurrection of the Lord, that is, the Lords day, assemble yourselves together, without fail (ibid. p. 471) [= Penulis-penulis sebelum Nicea yang menulis setelah Yohanes mengikuti pola yang konsisten dalam menganggap hari pertama, hari Tuhan, hari kebangkitan, dan hari pertemuan, Minggu, sebagai identik. Ignatius (30-107 M) menulis: Hendaknya setiap teman Kristus memelihara hari Tuhan sebagai suatu perayaan, hari kebangkitan, ratu dan kepala dari semua hari (dari suatu minggu) (A-N-F, I, hal 63). Justin (110-165 M), menulis tentang hari dimana orang-orang kudus bertemu untuk kebaktian menyebutnya sebagai Minggu ... hari yang pertama ... dan Yesus Kristus Juruselamat kita bangkit dari antara orang mati pada hari yang sama (I, hal 168). The teaching of the Twelve (120-190 M): Tetapi setiap hari Tuhan kamu berkumpul dan memecahkan roti (VII, hal 381). Clement (153-217 M), menulis menentang Gnostics, mengidentikkan hari Tuhan dengan kebangkitan, dengan berkata: Ia, dalam penggenapan ajaran / perintah, sesuai dengan Injil, memelihara hari Tuhan ... memuliakan kebangkitan Tuhan (II, hal 545). Tertullian (145-220 M) mengidentikkan / menyebut hari Tuhan sebagai setiap hari ke 8 (III, hal 70). Constitution of the Holy Apostles (250-325 M): Dan pada hari kebangkitan Tuhan, yang adalah hari Tuhan, bertemulah dengan makin rajin (VII, hal 423); dan pada hari kebangkitan Tuhan, yaitu, hari Tuhan, kumpulkanlah dirimu bersama-sama, tanpa gagal (jangan pernah gagal untuk bertemu) (ibid. hal 471)] - hal 107.

Keberatan:

Tetapi bagaimana dengan ayat yang menunjukkan bahwa rasul Pauluspun tetap berbakti pada hari Sabat (hari ketujuh) setelah kebangkitan Yesus? Misalnya:

Kisah Para Rasul  13:14 - Dari Perga mereka (Paulus dan kawan-kawan) melanjutkan perjalanan mereka, lalu tiba di Antiokhia di Pisidia. Pada hari Sabat mereka pergi ke rumah ibadat, lalu duduk di situ.

Kisah Para Rasul  13:42 - Ketika Paulus dan Barnabas keluar, mereka diminta untuk berbicara tentang pokok itu pula pada hari Sabat berikutnya.

Kisah Para Rasul  13:44 - Pada hari Sabat berikutnya datanglah hampir seluruh kota itu berkumpul untuk mendengar firman Allah.

Kisah Para Rasul  16:13 - Pada hari Sabat kami (Paulus dan Silas) ke luar pintu gerbang kota. Kami menyusur tepi sungai dan menemukan tempat sembahyang Yahudi, yang sudah kami duga ada di situ; setelah duduk, kami berbicara kepada perempuan-perempuan yang ada berkumpul di situ.

Kisah Para Rasul  17:2 - Seperti biasa Paulus masuk ke rumah ibadat itu. Tiga hari Sabat berturut-turut ia membicarakan dengan mereka bagian-bagian dari Kitab Suci.

Kisah Para Rasul  18:4 - Dan setiap hari Sabat Paulus berbicara dalam rumah ibadat dan berusaha meyakinkan orang-orang Yahudi dan orang-orang Yunani.

Catatan: dalam semua ayat di atas, kata Sabat menunjuk pada hari ketujuh. Dalam Kitab Suci kata Sabat tidak pernah digunakan untuk menunjuk pada hari Minggu / hari pertama.

Jawaban saya:

Ada 2 kemungkinan untuk menjawab keberatan di atas:

1. Ini merupakan masa peralihan dari Sabat Yahudi (Hari ketujuh / Sabtu) ke Sabat Kristen (Hari pertama / Minggu), sehingga orang-orang kristen Yahudi (termasuk Paulus) beribadah baik pada hari ketujuh / Sabtu, maupun pada hari pertama / Minggu.

R. L. Dabney: After the establishment of the new dispensation, the Christian converted from among the Jews had generally combined the practice of Judaism with the forms of Christianity. They observed the Lords day, baptism, and the Lords supper; but they also continued to keep the seventh day, the passover, and circumcision. ... In the mixed churches of Asia Minor and the West, some brethren went to the synagogue on Saturday, and to the church-meeting on Sunday, keeping both days religiously” (= Setelah penegakan dari sistim agama yang baru, orang Kristen yang bertobat dari antara orang-orang Yahudi pada umumnya mengombinasikan praktek dari agama Yahudi dengan bentuk-bentuk dari kekristenan. Mereka memelihara / menghormati hari Tuhan, baptisan, dan Perjamuan Kudus; tetapi mereka juga terus memelihara hari ketujuh, Paskah, dan sunat. ... Dalam gereja-gereja campuran Asia Kecil dan di Barat, sebagian saudara-saudara pergi ke sinagog pada hari Sabtu, dan ke pertemuan / kebaktian gereja pada hari Minggu, memelihara kedua hari secara agamawi) - Lectures in Systematic Theology, hal 385-386.

2. Paulus pergi ke tempat ibadah Yahudi itu bukan dengan tujuan berbakti, tetapi untuk memberitakan Injil. Kalau ia pergi ke sana pada hari pertama / Minggu, tidak akan ada siapa-siapa di sana. Lalu siapa yang mau ia injili? Ia harus pergi pada hari kebaktian Yahudi, yaitu hari ketujuh / Sabtu.

e) Perubahan dari Sabtu ke Minggu ini perlu untuk mengingat penebusan dosa kita oleh Kristus.

Thomas Watson: The grand reason for changing the Jewish Sabbath to the Lords-day is that it puts us in mind of the Mystery of our redemption by Christ. The reason why God instituted the old Sabbath was to be a memorial of the creation; but he has now brought the first day of the week in its room in memory of a more glorious work than creation, which is redemption. Great was the work of creation, but greater was the work of redemption (= Alasan yang agung untuk mengubah Sabat Yahudi menjadi hari Tuhan adalah bahwa itu mengingatkan kita akan Misteri penebusan kita oleh Kristus. Alasan mengapa Allah mengadakan Sabat yang lama adalah sebagai peringatan tentang penciptaan; tetapi sekarang Ia telah membawa hari pertama dari minggu sebagai gantinya untuk mengingat tentang suatu pekerjaan yang lebih mulia dari pada penciptaan, yaitu penebusan. Pekerjaan penciptaan itu besar, tetapi pekerjaan penebusan itu lebih besar) - The Ten Commandments, hal 96.

Bagian ini penting untuk diingat kalau saudara menghadapi orang Advent, yang berkeras bahwa hari untuk berbakti haruslah Sabtu, yang merupakan hari Sabat Perjanjian Lama.

Pandangan Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh terhadap gereja yang menggunakan Sabat Minggu.

Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh menganggap bahwa semua gereja yang tidak memelihara Sabat hari Sabtu, dan mengubahnya menjadi Sabat Minggu, tidak memelihara 10 hukum Tuhan, dan karena itu merupakan gereja yang sesat.

Wahyu 12:17 - Maka marahlah naga itu kepada perempuan itu, lalu pergi memerangi keturunannya yang lain, yang menuruti hukum-hukum Allah dan memiliki kesaksian Yesus.

Hukum-hukum Allah itu mereka artikan sebagai 10 hukum Tuhan (hal 15). Dan dari 10 hukum Tuhan ini mereka menekankan hukum ke 4, yaitu tentang hari Sabat.

Joe Crews: gereja ini haruslah sebuah gereja yang memelihara Sepuluh Hukum seluruhnya. Sekilas, hal ini kelihatan sebagai suatu tes yang jelek untuk menemukan gereja mana yang benar. Tentu saja semua gereja akan mengajar dan mempraktekkan penurutan akan hukum moral Tuhan - bukankah demikian? Bukti yang ada menunjukkan bahwa sangat sedikit golongan agama saat ini yang mengklaim memelihara Sepuluh Hukum seluruhnya. Kebanyakan dari mereka mengakui secara bebas bahwa mereka tidak memelihara Sabat hari ketujuh seperti yang disyaratkan dalam Hukum ke-empat. Mereka memelihara hari yang pertama dan bukan hari Sabat” - Mencari Gereja Yang Benar, hal 24.

Catatan: menurut saya kata-kata yang saya beri garis bawah ganda itu merupakan suatu fitnahan! Semua gereja yang benar mengclaim bahwa mereka memelihara 10 hukum Tuhan, termasuk hukum ke 4. Tetapi mereka percaya bahwa hari Sabat yang dulunya Sabtu telah diubah menjadi Minggu!

Joe Crews: Tidak ada seorangpun yang pernah bingung tentang hari yang Tuhan sucikan dan perintahkan. Seluruh pengkhotbah dan gereja secara bebas mengakui bahwa Sabat adalah hari ketujuh dari satu minggu. Namun demikian banyak dari mereka melanggar aturan perintah Tuhan ini setiap minggu secara terang-terangan dengan bekerja pada hari Sabat, yang telah dilarang Tuhan. Untuk mengimbangi pelanggaran hari Sabat ini, mereka telah menggantikannya dengan hari lain - hari pertama dalam minggu - sebagai ganti dari hari yang Tuhan perintahkan - Mencari Gereja Yang Benar, hal 25.

Joe Crews: Demikianlah kita baru saja menemukan bahwa gereja yang benar akan dibedakan dari lainnya karena pemeliharaan hukum. Tuliskanlah: sesuai dengan ajaran yang jelas dari Alkitab, tidak ada gereja yang dapat menjadi keturunan perempuan itu kecuali gereja itu memelihara Sabat hari ke tujuh dan sembilan hukum lainnya. Tiba-tiba saja kita melihat bahwa mayoritas dari gereja yang lolos dari tes pertama gagal memenuhi tes kedua ini - Mencari Gereja Yang Benar, hal 26.

Tanggapan Pdt. Budi Asali:

a) Dengan mengatakan demikian Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh boleh dikatakan menganggap hampir semua gereja sebagai sesat, kecuali gereja mereka sendiri. Dan memang, setelah membahas syarat-syarat gereja benar yang lain, akhirnya mereka mengclaim gereja mereka sebagai the only true church (= satu-satunya gereja yang benar). Saya berpendapat biarpun jaman sekarang memang ada sangat banyak gereja yang sesat, tetapi kalau ada suatu gereja yang mengclaim bahwa gereja mereka adalah satu-satunya gereja yang benar, maka sebetulnya mereka sendiri justru adalah gereja sesat!

b) Seandainya hari Sabat memang tetap adalah hari Sabtu bahkan dalam jaman Perjanjian Baru, maka kesalahan seperti ini sama sekali tidak layak untuk dianggap sebagai dasar untuk mengatakan gereja tersebut adalah gereja sesat! Mengapa? Karena ini bukan doktrin yang besar atau yang bersifat dasari. Jadi, pandangan seperti ini merupakan pandangan tolol, picik dan bersifat fanatik yang membuta!

Keberatan / serangan dari Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh terhadap gereja yang menggunakan Sabat Minggu, dan jawaban saya.

1) Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh mengatakan bahwa hari Sabat dimaksudkan untuk selama-lamanya.

9. Untuk berapa lama hari Sabat dimaksudkan untuk disucikan?

Hari Sabat itu akan disucikan sampai selama-lamanya. Baca Yesaya 66:22, 23.

Tanggapan Pdt. Budi Asali:

a) Mari kita baca ayat yang mereka gunakan.

Yesaya 66:22-23 - (22) Sebab sama seperti langit yang baru dan bumi yang baru yang akan Kujadikan itu, tinggal tetap di hadapanKu, demikianlah firman TUHAN, demikianlah keturunanmu dan namamu akan tinggal tetap. (23) Bulan berganti bulan, dan Sabat berganti Sabat, maka seluruh umat manusia akan datang untuk sujud menyembah di hadapanKu, firman TUHAN.

Saya tak melihat bahwa text seperti itu bisa diartikan bahwa Sabat Sabtu akan disucikan selama-lamanya. Ayat ini tetap tak akan jadi masalah, kalau Sabat diganti dari Sabtu menjadi Minggu.

b) Baik sunat maupun Perjamuan Paskah ditetapkan untuk dilakukan selama-lamanya, tetapi toh keduanya dihapuskan / diubah menjadi baptisan dan Perjamuan Kudus.

1. Tentang sunat, itu ada dalam Kejadian 17:7,9,13 - (7) Aku akan mengadakan perjanjian antara Aku dan engkau serta keturunanmu turun-temurun menjadi perjanjian yang kekal, supaya Aku menjadi Allahmu dan Allah keturunanmu. ... (9) Lagi firman Allah kepada Abraham: Dari pihakmu, engkau harus memegang perjanjianKu, engkau dan keturunanmu turun-temurun. ... (13) Orang yang lahir di rumahmu dan orang yang engkau beli dengan uang harus disunat; maka dalam dagingmulah perjanjianKu itu menjadi perjanjian yang kekal”.

2. Tentang Perjamuan Paskah, itu ada dalam Keladian 12:14,17,24 - (14) Hari ini akan menjadi hari peringatan bagimu. Kamu harus merayakannya sebagai hari raya bagi TUHAN turun-temurun. Kamu harus merayakannya sebagai ketetapan untuk selamanya. ... (17) Jadi kamu harus tetap merayakan hari raya makan roti yang tidak beragi, sebab tepat pada hari ini juga Aku membawa pasukan-pasukanmu keluar dari tanah Mesir. Maka haruslah kamu rayakan hari ini turun-temurun; itulah suatu ketetapan untuk selamanya. ... (24) Kamu harus memegang ini sebagai ketetapan sampai selama-lamanya bagimu dan bagi anak-anakmu”.

2) Yesus, Paulus, dan orang-orang Kristen dalam Perjanjian Baru, berbakti pada hari Sabtu.

Perhatikan kutipan di bawah ini, yang diambil dari makalah / buku orang Advent.

2. Pada hari apa biasanya Kristus berbakti?

la datang ke Nazaret tempat la dibesarkan, dan menurut kebiasaanNya pada hari Sabat la masuk ke rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari Alkitab. Lukas 4:16.

4. Hari apa disucikan wanita-wanita itu sesudah penyaliban?

Dan setelah pulang, mereka menyediakan rempah-rempah dan minyak mur. Dan pada hari Sabat mereka beristirahat menurut hukum Taurat. Lukas 23:56.

Catatan: Menurut hukum Taurat, hari Sabat adalah hari ketujuh. (Baca Keluaran 20:10).

5. Apa teladan Paulus - hari apa yang dia sucikan (pelihara) untuk berbakti?

Dari Perga mereka melanjutkan perjalanan mereka, lalu tiba di Antiokia di Pisidia. Pada hari Sabat mereka pergi ke rumah ibadat, lalu duduk di situ. Kisah Para Rasul  13:14

Ketika Paulus dan Barnabas keluar, mereka diminta untuk berbicara tentang pokok itu pula pada hari Sabat berikutnya. Kisah 13:42

Pada hari Sabat kami keluar pintu gerbang kota. Kami menyusur tepi sungai dan menemukan tempat sembahyang Yahudi, yang sudah kami duga ada di situ, setelah duduk, kami berbicara kepada perempuan-perempuan yang ada berkumpul di situ. Kisah Para Rasul 16:13.

Seperti biasa Paulus masuk ke rumah ibadat itu. Tiga hari Sabat berturut-turut ia membicarakan dengan mereka bagian-bagian dari Kitab Suci. Kisah Para Rasul 17:2

Dan setiap hari Sabat Paulus berbicara dalam rumah ibadat dan berusaha meyakinkan orang-orang Yahudi dan orang-orang Yunani. Kisah Para Rasul  18:4

Catatan: Adalah kebiasaan Paulus menghadiri upacara agama pada hari Sabat.

6. Apa yang dilakukan Paulus pada hari-hari kerja dibandingkan dengan hari Sabat?

Dan karena mereka melakukan pekerjaan yang sama ia tinggal bersama-sama dengan mereka. Mereka bekerja bersama-sama, karena mereka sama-sama tukang kemah. Dan setiap hari Sabat Paulus berbicara dalam rumah ibadat dan berusaha meyakinkan orang-orang Yahudi dan orang-orang Yunani. Kisah Para Rasul 18:3,4.

Catatan: Kebiasaan Paulus adalah berbakti pada hari Sabat dan mencari nafkah pada hari lainnya.

Tanggapan Pdt. Budi Asali:

a) Yesus hidup dan melayani dalam jaman Perjanjian Lama, dan karena itu tidak aneh bahwa Ia menggunakan Sabat hari Sabtu. Secara theologis, batasan antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru bukanlah antara Matius dan Maleakhi, tetapi salib Kristus.

b) Para perempuan (setelah kebangkitan Yesus) tetap merayakan Sabat Sabtu, karena mereka tidak / belum tahu akan perubahan Sabat.

c) Paulus pergi ke sinagog, Bait Allah, dsb, pada hari Sabat (Sabtu) bukan untuk berbakti, tetapi untuk memberitakan Injil. Kalau ia datang pada hari Minggu, tak ada orang di sana, sehingga tak ada siapapun yang bisa ia injili.

d) Dalam point yang terakhir yang mereka berikan di atas, sama sekali tidak dikatakan dalam ayat yang mereka gunakan, bahwa pada hari di luar hari Sabtu Paulus bekerja / mencari nafkah tiap hari.

Kisah Para Rasul  18:3-4 - (3) Dan karena mereka melakukan pekerjaan yang sama, ia tinggal bersama-sama dengan mereka. Mereka bekerja bersama-sama, karena mereka sama-sama tukang kemah. (4) Dan setiap hari Sabat Paulus berbicara dalam rumah ibadat dan berusaha meyakinkan orang-orang Yahudi dan orang-orang Yunani.

Ayat ini hanya mengatakan bahwa rasul Paulus dan kawan-kawannya mempunyai pekerjaan, yaitu membuat kemah. Dan setiap hari Sabat (Sabtu) ia memberitakan Injil di sinagog-sinagog Yahudi.

3) Istilah hari Tuhan dalam Wahyu 1:10 menunjuk pada hari Sabtu.

Pada hari Tuhan aku dikuasai oleh Roh dan aku mendengar dari belakangku suatu suara yang nyaring seperti bunyi sangkakala. Wahyu 1:10.

Catatan: Ungkapan Hari Tuhan menunjuk kepada hari Sabat hari ketujuh baik dalam Perjanjian Lama maupun dalam Perjanjian Baru. Dia mengatakan, Tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat Tuhan, Allahmu. Keluaran 20:10. Dalam Yesaya 58:13 Dia menyebut hari Sabat Hari kudusKu. Hari Tuhan adalah hari atas mana Kristus adalah Tuhan, Dia katakan la adalah Tuhan atas hari Sabat (Matius 12:8; Markus 2:28). Baca Keluaran 20:11.

Tanggapan Pdt. Budi Asali:

a) The Lords day dan The day of the Lord.

Istilah hari Tuhan biasanya menunjuk pada hari kedatangan Kristus yang keduakalinya, tetapi di sini jelas tidak mungkin diartikan seperti itu. Perlu diketahui bahwa di sini sebetulnya digunakan istilah Yunani yang berbeda dengan istilah hari Tuhan di tempat lain.

Wahyu 1:10 - TE KURIAKE HEMERA (the Lords day). Kata Lord mendahului day.

2Petrus 3:10 - HEMERA KURIOU (the day of the Lord). Kata day mendahului Lord.

1Tesalonika 5:2 - HEMERA KURIOU (the day of the Lord). Kata day mendahului Lord.

Kisah Para Rasul 2:20 - HEMERAN KURIOU (the day of the Lord). Kata day mendahului Lord.

Dan dalam bahasa Inggris juga diterjemahkan secara berbeda. Untuk Wah 1:10 diterjemahkan the Lords day, sedangkan untuk ayat-ayat yang menunjuk pada kedatangan Yesus yang keduakalinya diterjemahkan the day of the Lord. Tetapi repotnya, waktu diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, keduanya diterjemahkan hari Tuhan, padahal sebetulnya kedua istilah ini berbeda artinya.

Homer Hailey: The Lords day is not to be confused with the day of the Lord, used often in both testaments [= The Lords day tidak boleh dicampuradukkan dengan the day of the Lord yang sering digunakan dalam kedua perjanjian (lama dan baru)] - hal 107.

b) Kalau dalam Perjanjian Lama istilah hari Tuhan ini menunjuk pada hari Sabat Sabtu, maka dalam Perjanjian Baru, dimana Sabat sudah diubah dari Sabtu ke Minggu, maka tidak aneh kalau dalam Perjanjian Baru (Wahyu 1:10), ini ditujukan pada hari Minggu.

4) Argumentasi berdasarkan Mat 5:17-18.

2. Apakah Kristus mengubah hari Sabat?

Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi. Matius 5:17, 18.

Tanggapan Pdt. Budi Asali:

a) Kalau begitu, sekarang kita masih harus disunat dan merayakan Paskah Perjanjian Lama?

b) Meniadakan berbeda dengan mengganti. Sunat jelas digantikan oleh baptisan, dan Perjamuan Paskah digantikan oleh Perjamuan Kudus (biarpun ayat-ayat yang explicit untuk penggantian ini juga tidak ada!!!!). Tetapi ini tidak bertentangan dengan Matius 5:17-18, bukan? Kalau demikian, mengapa penggantian Sabat dari Sabtu ke Minggu dianggap bertentangan dengan Mat 5:17-18?

c) Ada juga penafsir yang menganggap bahwa yang terutama dari hukum Sabat (hukum ke 4), bukanlah hari ke berapa, tetapi bahwa manusia bekerja selama 6 hari, dan mempunyai 1 hari untuk beristirahat dan berbakti kepada Tuhan. Dan ada penafsir yang beranggapan bahwa yang termasuk hukum moral dari hukum ke 4 adalah bahwa kita harus menyisihkan 1 hari dari 1 minggu untuk berbakti dan beristirahat. Sedangkan bahwa dalam Perjanjian Lama hari itu adalah hari Sabtu, itu tidak termasuk hukum moral, tetapi hukum upacara, dan karena itu tak berlaku lagi setelah kematian Kristus (Ef 2:15).

5) Dalam Perjanjian Baru hari Minggu tak pernah disebut sebagai hari Sabat.

Hari pertama dalam minggu itu disebutkan delapan kali tetapi tidak pernah itu disebutkan hari Sabat. Inilah kedelapan ayat itu:

1) Matius 28:1 5) Yohanes 20:1

2) Markus 16:1, 2 6) Yohanes 20:19

3) Markus 16:9 7) Kisah 20:7

4) Lukas 24:1 8) I Korintus 16:2

Tanggapan Pdt. Budi Asali:

a) Tak disebutkan, tak berarti apa-apa. Ini merupakan argument from silence (= argumentasi dari ke-diam-an), yang tidak mempunyai kekuatan apa-apa. Misalnya, kalau Kitab Suci tak pernah menceritakan bahwa Yesus pernah mandi, tentu tak bisa dijadikan argumentasi untuk mengatakan bahwa Ia adalah orang jorok.

b) Kitab Suci selesai ditulis pada akhir abad pertama. Dan ini masih merupakan masa transisi perubahan Sabat dari Sabtu ke Minggu.

c) Sekalipun Minggu tidak pernah disebut sebagai Sabat, tetapi sedikitnya ada 2 ayat yang menunjukkan bahwa mereka melakukan kebaktian pada hari Minggu (Kis 20:7 1Korintus 16:2).

d) Setelah kebangkitanNya Yesus 2 x menampakkan diri justru pada hari Minggu (Yoh 20:19,26).

6) Penafsiran Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh tentang Kisah Para Rasul  20:7.

2. Ayat mana yang mencatat satu-satunya pertemuan agama dalam Perjanjian Baru yang diadakan pada hari pertama dalam minggu itu?

Pada hari pertama dalam minggu itu, ketika kami berkumpul untuk memecah-mecahkan roti, Paulus berbicara dengan saudara-saudara di situ, karena la bermaksud untuk berangkat pada keesokan harinya. Pembicaraan itu berlangsung sampai tengah malam. Kisah 20:7.

a. Pertemuan itu bukanlah menggantikan perbaktian Sabat atau dalam rangka merayakan kebangkitan Kristus. Maksud pertemuan itu adalah ...karena ia (Paulus) bermaksud untuk berangkat pada keesokan harinya. Ini adalah semacam pesta perpisahan untuk Paulus.

b. Mereka berkumpul di Bait Allah tiap hari, namun untuk mengadakan perjamuan makan bersama, mereka adakan di rumah-rumah.

Makanan orang-orang di Timur Tengah adalah roti, kata memecah-mecahkan roti artinya makan bersama dan bukan mengadakan perjamuan kudus. Baca dengan teliti Kisah 2:46 Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan tulus hati.

c. Pertemuan itu diadakan pada hari Sabtu petang karena dinyalakan banyak lampu (ayat 8) melewati tengah malam, sampai fajar menyingsing (ayat 11). Dalam Alkitab, satu hari itu dihitung dari matahari terbenam ke matahari terbenam. Pada hakekatnya suatu pertemuan yang diadakan pada petang hari pertama dalam minggu itu adalah apa yang diketahui sebagai Sabtu malam. Perhatikan hal-hal yang penting ini:

Tanggapan Pdt. Budi Asali:

a) Mari kita baca text itu mulai ayat sebelumnya.

Kis 20:6-7 - (6) Tetapi sesudah hari raya Roti Tidak Beragi kami berlayar dari Filipi dan empat hari kemudian sampailah kami di Troas dan bertemu dengan mereka. Di situ kami tinggal tujuh hari lamanya. (7) Pada hari pertama dalam minggu itu, ketika kami berkumpul untuk memecah-mecahkan roti, Paulus berbicara dengan saudara-saudara di situ, karena ia bermaksud untuk berangkat pada keesokan harinya. Pembicaraan itu berlangsung sampai tengah malam.

Perhatikan ay 6b yang mengatakan bahwa mereka tinggal di situ 7 hari lamanya. Mengapa tak pernah diceritakan sama sekali bahwa mereka mengadakan kebaktian ataupun pertemuan (pada hari Sabat / Sabtu)? Mengapa diceritakan bahwa mereka mengadakan pertemuan justru pada hari pertama (Minggu)? Apakah pertemuan / pesta perpisahan itu lebih penting dari suatu kebaktian?

b) Sekalipun memang harus diakui bahwa kata-kata memecah-mecahkan roti bisa digunakan untuk makan biasa, tetapi itu juga bisa digunakan untuk menunjuk pada Perjamuan Kudus ataupun menunjuk pada love feast (perjamuan kasih), dan kedua hal ini dilakukan dalam kebaktian!!!

Dan dalam Kis 20 itu, terjadi 2 x pemecahan roti.

Kis 20:7,11 - (7) Pada hari pertama dalam minggu itu, ketika kami berkumpul untuk memecah-mecahkan roti, Paulus berbicara dengan saudara-saudara di situ, karena ia bermaksud untuk berangkat pada keesokan harinya. Pembicaraan itu berlangsung sampai tengah malam. ... (11) Setelah kembali di ruang atas, Paulus memecah-mecahkan roti lalu makan; habis makan masih lama lagi ia berbicara, sampai fajar menyingsing. Kemudian ia berangkat.

Mungkinkah keduanya menunjuk pada makan biasa?

c) Argumentasi mereka pada point b. di atas merupakan suatu kegilaan, atau merupakan suatu usaha penipuan terhadap orang-orang yang tidak cermat / teliti dalam membaca / menafsirkan Kitab Suci. Mengapa? Karena mereka menggunakan ayat yang menceritakan suatu kejadian di Yerusalem (Kisah Para Rasul  2:46), padahal peristiwa dalam Kisah Para Rasul 20:7 itu terjadi di Troas (Kisah Para Rasul  20:5-6)! Hanya di Yerusalem mereka bisa menggunakan Bait Allah sebagai tempat pertemuan. Tetapi di Troas??? Itu mustahil.

d) Juga dengan licik mereka hanya membicarakan Kisah Para Rasul  2:46, tetapi sengaja menutup mata para pembaca terhadap Kis 2:42.

Kis 2:42,46 - (42) Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa. ... (46) Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati.

Dalam Kisah Para Rasul 2: 42 dan ay 46 dikatakan bahwa mereka memecah-mecahkan roti. Istilah memecah-mecahkan roti ini bisa menunjuk pada makan roti biasa (Lukas 24:30), tetapi bisa juga menunjuk pada Perjamuan Kudus (Lukas 22:19 Kis 20:7). Karena itu di dalam bagian ini ada macam-macam pendapat:

1. Ada yang menganggap ini adalah makan roti biasa.

2. Ada yang menganggap ini adalah Perjamuan Kudus.

3. Ada yang menganggap ini adalah Perjamuan Kudus dan makan biasa.

4. Calvin menganggap bahwa ay 42 menunjuk pada Perjamuan Kudus, sedang Kisah Para Rasul 2:  46 menunjuk pada makan roti biasa. Alasan Calvin adalah: ay 42 membicarakan acara resmi dari gereja, sedangkan ay 46 membicarakan hal-hal yang tidak resmi (biasa).

e) Betul-betul bodoh untuk mengatakan bahwa karena mereka memecah-mecahkan roti di rumah, maka itu bukan suatu kebaktian! Ingat, ini adalah abad pertama, dan mereka tidak / belum punya gedung gereja! Jadi, kebaktian memang diadakan di rumah-rumah!

Orang-orang Kristen abad pertama memang bertemu setiap hari, baik itu untuk berbakti ataupun untuk bersekutu. Mengapa? Karena mereka tidak mempunyai Kitab Suci, sehingga kalau mau membaca atau belajar Kitab Suci, mereka harus melakukannya dalam suatu pertemuan.

f) Kata-kata mereka pada point c hanya merupakan suatu penafsiran yang sangat tidak pasti, dan menurut saya jelas-jelas merupakan suatu usaha untuk memutar-balikkan Kitab Suci. Untuk jelasnya saya akan mengutip kata-kata mereka itu di sini sekali lagi.

c. Pertemuan itu diadakan pada hari Sabtu petang karena dinyalakan banyak lampu (ayat 8) melewati tengah malam, sampai fajar menyingsing (ayat 11). Dalam Alkitab, satu hari itu dihitung dari matahari terbenam ke matahari terbenam. Pada hakekatnya suatu pertemuan yang diadakan pada petang hari pertama dalam minggu itu adalah apa yang diketahui sebagai Sabtu malam. Perhatikan hal-hal yang penting ini:

Sekarang mari kita bandingkan dengan ayat yang sedang dipersoalkan, yaitu Kisah Para Rasul 20:7 - “Pada hari pertama dalam minggu itu, ketika kami berkumpul untuk memecah-mecahkan roti, Paulus berbicara dengan saudara-saudara di situ, karena ia bermaksud untuk berangkat pada keesokan harinya. Pembicaraan itu berlangsung sampai tengah malam”.

Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan:

1. Perhatikan bahwa dalam Kis 20:7 tidak dikatakan kapan mereka mulai dengan pertemuan / pembicaraan itu. Apakah tidak mungkin mereka mulai sebelum pk 6 sore, dan terus melanjutkan sampai tengah malam (Kis 20:7b), bahkan sampai fajar menyingsing (Kisah Para Rasul 20:11)??

2. Juga, mengingat dimungkinkannya penggunaan waktu Romawi dan bukannya Yahudi, maka sekalipun mereka mulai setelah pk 6 sore, bisa saja itu adalah minggu malam, bukannya malam minggu atau sabtu malam!

3. Sekarang mari kita bandingkan dengan ayat yang sudah kita bahas kemarin, yaitu Yoh 20:1,19 - “(1) Pada hari pertama minggu itu, pagi-pagi benar ketika hari masih gelap, pergilah Maria Magdalena ke kubur itu dan ia melihat bahwa batu telah diambil dari kubur. ... (19) Ketika hari sudah malam pada hari pertama minggu itu berkumpullah murid-murid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi. Pada waktu itu datanglah Yesus dan berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: Damai sejahtera bagi kamu!”.

Di sini jelas bahwa kata-kata Ketika hari sudah malam pada hari pertama minggu itu dalam ay 19, tidak menunjuk pada malam minggu atau sabtu malam, tetapi betul-betul pada minggu malam. Lalu mengapa dalam Kis 20:7 tidak diartikan dengan cara yang sama?

4. Juga, kalau mereka mengatakan bahwa pertemuan itu terjadi pada Sabtu malam, dan mereka menggunakan waktu Yahudi, maka itu berarti sudah termasuk hari minggu!! Jadi, argumentasi mereka menampar muka mereka sendiri!

7) Penafsiran Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh tentang 1Korintus 16:2.

3. Adakah ayat di mana Paulus mengatakan pengumpulan dana harus diadakan pada hari Minggu?

Ada satu ayat yang mengatakan demikian: Tentang pengumpulan uang bagi orang-orang kudus, hendaklah kamu berbuat sesuai dengan petunjuk-petunjuk yang kuberikan kepada Jemaat-jemaat di Galatia. Pada hari pertama dari tiap-tiap minggu hendaklah kamu masing-masing - sesuai dengan apa yang kamu peroleh - menyisihkan suatu dan menyimpannya di rumah, supaya jangan pengumpulan itu baru diadakan, kalau aku datang. I Korintus 16:1, 2.

Catatan: Perhatikan tidak ada disebutkan gereja atau pertemuan ketika Paulus memperingatkan orang-orang suci untuk menyimpan di rumah sejumlah uang sesuai dengan apa yang diperolehnya dari Allah. Masing-masing menyimpan di rumah. dan mereka harus menyimpannya hingga itu diperlukan. Paulus menganjurkan pemberian yang sistematis dengan menabung, bukan secara mendadak. Alasan Paulus mengumpulkan pada hari Minggu, karena pada Jumat petang orang akan menutup tokonya lalu bersedia untuk hari Sabat. Kemudian, pada hari Minggu pagi mereka akan memeriksa hasil penjualan minggu sebelumnya. Ayat ini tidak menyatakan kesucian hari Minggu. Paulus tidak menyebutkan suatu pemungutan yang tetap setiap minggu, tetapi ini adalah suatu pemberian/ proyek khusus, yang diadakan oleh gereja-gereja bukan Yahudi untuk orang-orang suci yang miskin di Yerusalem. Paulus membawa pemberian itu dengan utusan-utusan tertentu dari setiap kelompok yang akan mempersembahkan tanda kasih itu. Baca I Korintus 16:34; Roma 15:24-28. Ini juga disebutkan lagi dalam II Korintus 8:1-4 dan II Korintus 9:1-5.

Tanggapan Pdt. Budi Asali:

Mereka menekankan bahwa ini tidak dilakukan di gereja, tetapi di rumah! Saya anjurkan supaya orang-orang dari Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh yang membuat makalah / tulisan / buku ini belajar Kitab Suci baik-baik dan dengan lebih teliti, karena kata di rumah itu justru sebetulnya tidak ada!

1Korintus 16:2 - Pada hari pertama dari tiap-tiap minggu hendaklah kamu masing-masing - sesuai dengan apa yang kamu peroleh - menyisihkan sesuatu dan menyimpannya di rumah, supaya jangan pengumpulan itu baru diadakan, kalau aku datang.

NIV: each one of you should set aside a sum of money in keeping with his income, saving it up, ... (= setiap orang dari kamu harus menyisihkan sejumlah uang sesuai dengan penghasilannya, menyimpannya, ...).

Kata-kata di rumah yang saya coret itu bukan hanya salah terjemahan, tetapi juga tidak masuk akal. Kalau memang harus disimpan di rumah mengapa mereka harus mengumpulkan pada hari pertama? Kata-kata di rumah itu seharusnya tidak ada / dihapuskan. Tetapi penulis makalah / buku dari Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh ini justru menekankan apa yang seharusnya tidak ada!

8) Penafsiran Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh tentang Yohanes 20:1,19.

7. Mengapa murid-murid itu berkumpul bersama-sama pada petang hari pertama?

Dua ayat terakhir di mana hari pertama disebutkan yaitu dalam Yohanes 20:1dan 19 yang mengatakan, Pada hari pertama minggu itu, pagi-pagi benar ketika hari masih gelap, pergilah Maria Magdalena ke kubur itu dan ia melihat bahwa batu telah diambil dari kubur ....... Ketika hari sudah malam pada hari pertama minggu itu berkumpullah murid-murid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi. Pada waktu itu datanglah Yesus dan berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: Damai sejahtera bagi kamu!.

Catatan: Pada ayat pertama Yohanes hanya mengulangi apa yang telah dituliskan para evangelis lain. Ayat sembilan belas menunjukkan bahwa murid-murid itu berkumpul dan pintu ditutup dan dipalang karena takut kepada orang-orang Yahudi. Mereka di situ bukan untuk merayakan kebangkitan walaupun mereka tahu Yesus tidak ada dalam kubur. Mereka tidak percaya bahwa Dia telah bangkit.

Tanggapan Pdt. Budi Asali:

Yang saya tekankan dari ayat ini bukanlah tindakan berkumpul yang dilakukan oleh para murid, maupun tujuan mereka untuk berkumpul. Mereka mungkin sekali berkumpul setiap hari. Tetapi yang saya tekankan adalah saat yang dipilih oleh Yesus untuk menghadirkan diriNya. Baik dalam Yoh 20:19 maupun dalam Yoh 20:26, Yesus memilih untuk hadir pada hari minggu! Mengapa???

9) Jauh setelah kenaikan Yesus ke surga, Matius tetap menggunakan Sabat Sabtu.

4. Menurut Matius, apa hubungan antara hari Sabat dan hari Pertama dari minggu itu?

Setelah hari Sabat lewat, menjelang menyingsingnya fajar pada hari pertama minggu itu, pergilah Maria Magdalena dan Maria yang lain, menengok kubur itu. Matius 28:1.

Catatan: Matius menyebutkan dua hari; satu disebut hari Sabat; satu lagi disebutkan hari pertama dari minggu itu. Hari Sabat datang sebelum hari pertama. Tidak ada anjuran untuk mengubah hari Sabat. Umumnya menurut dugaan, injil Matius ditulis kira-kira tiga puluh tahun sesudah penyaliban dan Matius masih menyebut hari Sabat sebagai hari ketujuh.

Tanggapan Pdt. Budi Asali:

Ini betul-betul merupakan omongan / argumentasi tolol! Matius memang menuliskan Injilnya jauh setelah kenaikan Yesus ke surga (sekalipun saya kira bukan 30 tahun setelah penyaliban), tetapi pada waktu ia menuliskan peristiwa yang terjadi pada masa lampau, ia menggunakan istilah itu menurut pengertian pada masa lampau itu! Jadi, ini sama sekali tidak berarti bahwa pada saat menuliskan Injilnya Matius masih mempercayai Sabat Sabtu!

Kalau mau mengikuti kegilaan mereka dalam berargumentasi, maka pada saat Matius mengatakan bahwa Yesus berbakti di sinagog atau Bait Allah, apakah itu berarti bahwa jauh setelah kenaikan Yesus ke surga Matius tetap beranggapan bahwa kita harus berbakti di sinagog / Bait Allah?

10)Jauh setelah kenaikanNya ke surgapun Yesus tetap mempertahankan Sabat Sabtu.

3. Apakah Kristus mengharapkan hari Sabat akan dihapuskan?

Dia mengakui hari Sabat itu akan ada lama sesudah kenaikanNya, pada waktu pengepungan Yerusalem tahun 70 Tarikh Masehi, karena la mengatakan kepada murid-muridNya, Berdoalah, supaya waktu kamu melarikan diri itu jangan jatuh pada musim dingin dan jangan pada hari Sabat.

Tanggapan Pdt. Budi Asali:

Ini suatu penyimpulan yang sangat tergesa-gesa. Apakah mereka disuruh berdoa supaya peristiwa itu jangan terjadi pada hari Sabat (Sabtu), karena mereka merayakan Sabat pada hari Sabtu? Memang mungkin saja ditafsirkan begitu, tetapi tidak harus demikian. Bisa saja ditafsirkan sebagai berikut: kalau hal itu terjadi pada hari Sabat (Sabtu), maka mereka akan mendapatkan banyak problem dalam pelarian mereka. Mengapa? Karena orang-orang Yahudi yang non Kristen merayakan Sabat pada hari Sabtu, dan ini akan sangat menimbulkan kesukaran bagi orang-orang Kristen yang melarikan diri itu, karena:

a) Pada hari Sabat tak ada orang-orang Yahudi yang melakukan jual beli, sehingga akan membuat mereka yang lari itu tidak bisa membeli apapun yang mereka butuhkan termasuk makanan.

b) Pada hari Sabat maka pintu-pintu gerbang kota ditutup, dan ini lagi-lagi akan mempersulit orang-orang Kristen yang lari itu untuk masuk ke / keluar dari suatu kota.

Jadi intinya, mereka disuruh berdoa supaya itu jangan terjadi pada hari Sabat (Sabtu), bukan karena pada hari itu mereka harus merayakan Sabat, tetapi karena orang-orang Yahudi yang non Kristen merayakan Sabat pada hari itu.

11)Kesesatan berkenaan dengan perubahan Sabat dari Sabtu menjadi Minggu sudah dinubuatkan.

10. Apakah Allah mengetahui bahwa suatu kekuasaan akan timbul yang akan menuntut hak untuk mengubah hukumNya? Jika demikian bagaimana Dia memberitahukannya?

la akan mengucapkan perkataan yang menentang Yang Mahatinggi, dan akan menganiaya orang-orang kudus milik Yang Mahatinggi; ia berusaha untuk mengubah waktu dan hukum, dan mereka akan diserahkan ke dalam tangannya selama satu masa dan dua masa dan setengah masa. Daniel 7:25.

Tanggapan Pdt. Budi Asali:

a) Orang sesat senang menggunakan ayat sukar.

b) Ayat ini berbicara tentang Anti Kristus. Jadi bagaimana mungkin diterapkan kepada seluruh Gereja?

c) Daniel 7:25a mengatakan la akan mengucapkan perkataan yang menentang Yang Mahatinggi, dan akan menganiaya orang-orang kudus milik Yang Mahatinggi.

Barnes Notes: “(f) It would be proud, and ambitious, and particularly arrogant against God: ‘and he shall speak great words against the Most High,’ Dan 7:25. The Chaldee here rendered against - ‎latsad ‎- means, literally, at, or against the part of it, and then against. Vulgate contra; Greek ‎pros‎. This would be fulfilled in one who would blaspheme God directly; or who would be rebellious against his government and authority; or who would complain of his administration and laws; or who would give utterance to harsh and reproachful words against his real claims. It would find a fulfillment obviously in an open opposer of the claims and the authority of the true God; or in one the whole spirit and bearing of whose pretensions might be fairly construed as in fact an utterance of great words against him. (g) This would be a persecuting power: and shall wear out the saints of the Most High, Dan 7:25. That is, it would be characterized by a persecution of the real saints - of those who were truly the friends of God, and who served him” (= ).

Saya tak menterjemahkan, tetapi hanya memberikan intinya saja dari kata-kata Barnes di atas ini. Ia mengatakan bahwa orang-orang itu betul-betul menghujat Allah secara langsung, atau akan memberontak terhadap pemerintahan dan otoritas Allah, atau mengeluh tentang pengaturan dan hukum-hukumNya, atau mengucapkan kata-kata yang kasar dan bersifat mencela terhadap tuntutan-tuntutan Allah.

Juga orang-orang itu akan menganiaya orang-orang kudus / sahabat-sahabat Allah.

Apakah ini cocok kalau diterapkan kepada seluruh Gereja?

d) Kata-kata yang ditekankan oleh Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh adalah ia berusaha untuk mengubah waktu dan hukum. Pertama, apa dasarnya mengatakan bahwa waktu menunjuk pada hari Sabat? Kedua, bagian ini hanya mengatakan berusaha untuk mengubah, bukan sudah mengubah atau berhasil mengubah.

12)Yang mengubah Sabat dari Sabtu menjadi Minggu adalah orang kafir Romawi.

4. Bagaimanakah terjadinya perubahan hari kebaktian dari Sabtu menjadi Minggu?

Banyak ahli sejarah gereja memperkirakan permulaan adanya perubahan hari-hari itu secara perlahan-lahan. Sesudah kehancuran kota Yerusalem pada tahun 70 M dan pecahnya pemberontakan orang Yahudi terhadap bangsa Romawi (saat itu orang Yahudi dalam penjajahan bangsa Romawi) yang dipimpin oleh Bar-Kokkba pada tahun 135 M, orang-orang Yahudi itupun terpencar di seluruh kekaisaran itu. Nama dan agamanya ditentang habis-habisan. Di beberapa tempat, orang Yahudi diperlakukan sebagai ‘orang yang tidak disenangi’. Setelah pemberontakan Yahudi yang dipimpin oleh Bar-Kokkba dihancurkan oleh Kaisar Hadrian, Hadrian melarang praktek agama Yahudi di seluruh kerajaan, khususnya melarang pemeliharaan Sabat. (‘Divine Rest for Human Restlessness’, Dr. Samuele Bacchiocchi, hal 238)

Salah satu ciri yang paling nyata dari orang Yahudi adalah pemeliharaan hari Sabat. Karena pemeliharaan hari Sabat adalah juga bagian dari gereja Kristen, maka beberapa penguasa Romawi menganggap Kekristenan sebagai satu sekte Yahudi. Karena dihubungkan dengan sekte Yahudi inilah maka banyak orang Kristen dianiaya di zaman permulaan sejarah gereja ini. Dan penganiayaan ini telah menuntun beberapa bishop gereja untuk mencari jalan keluar agar tidak menghubungkan Kekristenan mula-mula itu dengan agama Yahudi. Maka secara berangsur hari ibadah berpindah ke hari Minggu, demi membedakan diri dengan bangsa Yahudi dan menghindari penganiayaan Roma.

Catatan: menurut saya, bagian terakhir yang saya garis-bawahi itu adalah omong kosong / dusta yang sama sekali tidak berdasar. Pada saat itu (abad ke 2), gereja / orang Kristen sudah mengganti Sabatnya menjadi hari Minggu.

5. Lalu mengapa hari Minggu yang dipilih sebagai pengganti hari Sabtu?

Orang-orang kafir dalam Kerajaan Roma adalah penyembah matahari yang meng-keramat-kan hari Minggu (sun's day). Para kaisar Roma pun menyatakan diri mereka sebagai dewa matahari, memeteraikan lambang matahari di atas mata uang mereka dan membangun serta menuntut penyembahan dari rakyat. Beberapa ahli teologia percaya bahwa gereja melihat suatu keuntungan dalam berkompromi dengan agama kafir. Dengan mengambil beberapa kebiasaan kafir, maka orang-orang kafir akan bertobat menjadi orang Kristen lebih cepat dan lebih merasa senang. Juga akan menguntungkan kerajaan Roma karena menyatukan rakyatnya menjadi satu agama yang besar.

Kebangkitan Kristus pada hari pertama dalam minggu telah menjadi jembatan antara kekafiran dan keKristenan. Dengan jalan berkompromi, maka para pemimpin gereja yang mula-mula secara bertahap sudah meninggikan hari Minggu sebagai pengganti hari Sabat yang benar. Namun demikian permeliharaan hari Sabat masih tetap dipraktekkan. Di berbagai tempat pembela-pembela kebenaran Allah yang setia tidak rela menyerahkan pernyataan Allah yang sudah ada dalam hati nurani mereka. Bagi mereka, hari Sabat itu bukanlah sekedar hari saja. Hal itu adalah masalah ketaatan kepada Allah.

Catatan: menurut saya ini lagi-lagi merupakan dusta / omong kosong.

6. Mulai dari kompromi, selanjutnya ke arah mana?

Pemeliharaan/penyucian hari Minggu semakin diteguhkan di abad-abad selanjutnya :

~ Undang-undang sipil yang pertama mengenai hari Minggu, diberlakukan oleh Kaisar Constantine di Roma tanggal 7 Maret tahun 321 M, yang berbunyi : Pada Hari Matahari yang dihormati hendaknya para pembesar dan rakyat yang bertempat tinggal di kota berhenti, dan hendaknya semua bengkel ditutup. Namun di pedesaan, orang-orang yang bertani boleh dengan bebas dan sah meneruskan pekerjaan mereka. (History of the Christisn Church, edisi tahun 1902, jilid 3, hal 380).

~ Langkah berikutnya dalam menjadikan pemeliharaan hari Minggu lengkap sebagai bagian agama Kristen, diambil oleh gereja di Roma dalam Konsili Laodekia. Konsili itu membuat undang-undang agama pertama mengenai memelihara hari Minggu. Pada tahun 325, Sylvester, Bishop Roma ... secara resmi mengubah sebutan hari pertama, dengan menyebutnya hari Tuhan. (Historia Ecleslastica, hal 739).

~ Pada Konsili Laodekia lain, tahun 364, dibuat undang-undang berikut :

Orang-orang Kristen bukanlah penganut agama Yahudi dan tidak boleh bermalas-malas pada hari Sabtu ..., tetapi harus bekerja pada hari itu; tetapi hari Tuhan khususnya harus mereka hormati, dan sebagai orang-orang Kristen, jika sekiranya mungkin, tidak boleh bekerja pada hari itu. Namun, jika mereka ketahuan sebagai penganut agama Yahudi ( memelihara Sabat ) , mereka akan dikeluarkan ... dari Kristus. (A History of Councils of the Church, jilid 2, hal 316).

~ Meskipun demikian, orang-orang Kristen masih tetap memelihara hari Sabat (Sabtu) pada abad keenam, sehingga Paus Gregory mengumkan, mereka yang mempertahankan bahwa pekerjaan tidak boleh dilakukan pada hari yang ketujuh adalah sebagi nabi-nabi antikristus. (The Law of Sunday, dikutip dalam Carlyle B. Haynes, From Sabbath to Sunday, hal 43).

~ Yang terakhir, bulan Juli 1998, Paus Yohanes Paulus II menerbitkan Surat Pastoral Dies Domini (Hari Minggu), yang menyerukan agar umat Kristen beribadah di hari Minggu sebagai penggenapan Sabat, dan meminta perundang-undangan sipil untuk memberi sarana kepada peribadahan Minggu ini.

Tanggapan Pdt. Budi Asali:

Ini semua merupakan omong kosong / dusta, karena perubahan Sabat dari Sabtu ke Minggu sudah terjadi sangat awal, jauh sebelum jaman Konstantin, yaitu pada awal abad ke dua, bahkan sudah ada pada abad pertama (Kis 20:7 dan 1Kor 16:2). Paling-paling Konstantin hanya mengesahkan apa yang sudah ada, dan secara resmi menjadikan minggu sebagai hari libur.

Juga perlu diperhatikan bahwa Kitab Suci tidak pernah menggunakan istilah sunday (= hari minggu / hari matahari) tetapi hari pertama. Jadi, bagaimana mungkin dihubungkan dengan penyembahan berhala dan dewa matahari? Ini hanya merupakan argumentasi yang dicari-cari.


Encyclopedia Britannica 2008 (dengan topik Sunday): first day of the week; in Christianity, the Lords Day, the weekly memorial of Jesus Christs Resurrection from the dead. The practice of Christians gathering together for worship on Sunday dates back to apostolic times, but details of the actual development of the custom are not clear. Before the end of the 1st century AD, the author of Revelation gave the first day its name of the Lords Day (Rev. 1:10). Saint Justin Martyr (c. 100c. 165), philosopher and defender of the Christian faith, in his writings described the Christians gathered together for worship on the Lords Day: the gospels or the Old Testament was read, the presiding minister preached a sermon, and the group prayed together and celebrated the Lords Supper. The emperor Constantine (d. 337), a convert to Christianity, introduced the first civil legislation concerning Sunday in 321, when he decreed that all work should cease on Sunday, except that farmers could work if necessary. This law, aimed at providing time for worship, was followed later in the same century and in subsequent centuries by further restrictions on Sunday activities.

Encyclopedia Britannica 2008 ini mengatakan bahwa praktek orang-orang Kristen untuk berkumpul untuk berbakti pada hari minggu sudah dimulai sejak jaman rasul-rasul. Justin Martyr yang hidup pada tahun 100-165 M. mengatakan bahwa orang-orang Kristen berkumpul untuk berbakti pada hari Tuhan. Dan kaisar Konstantin pada tahun 321 M. untuk pertama kalinya membuat undang-undang sipil berkenaan dengan hari minggu, dimana ia menetapkan bahwa semua pekerjaan harus dihentikan pada hari minggu kecuali petani-petani yang boleh melakukan hal-hal yang memang perlu / harus dilakukan.

Jadi jelas bahwa Konstantin hanya mengesahkan praktek yang sudah ada jauh sebelumnya, dan bukan ia yang betul-betul mengubah Sabat dari hari Sabtu menjadi hari Minggu.

Encyclopedia Encarta mengatakan hal-hal yang kurang lebih sama.

Encarta 2008 (dengan topik Sunday): “Sunday, first day of the week. Its English name and its German name (Sonntag) are derived from the Latin dies solis, suns day, the name of a pagan Roman holiday. In the New Testament (see Revelation 1:10) it is called the Lords Day (Dominica in the Latin version), from which the name of Sunday is derived in Romance languages (French Dimanche; Italian Domenica; Spanish Domingo; Roman Duminica). In the early days of Christianity, Sunday began to replace the Sabbath and to be observed to honor the resurrection of Christ. Sunday was instituted as a day of rest, consecrated especially to the service of God, by the Roman emperor Constantine the Great. Since the 4th century, ecclesiastical and civil legislation has frequently regulated work on Sunday and service attendance”.

13)Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh menggunakan banyak kutipan untuk mendukung ajaran mereka tentang Sabat Sabtu, seperti:

BAPTIS :

Sudah ada suatu perintah memelihara hari sabat tetapi hari Sabat itu bukan hari Minggu....Bagaimanapun juga sudah dikatakan bahwa hari Sabat... menurut pendapat beberapa orang sudah dipindahkan ke hari pertama dalam Minggu... Dimanakah kita jumpai uraian tersebut? Sesungguhnya kita tidak akan menjumpainya didalam Perjanjian Baru. Tidak ada bukti Alkitab tentang perubahan hari Sabat hari yang ke-7 ke hari yang Pertama dalam Minggu. Dr. Edward T. Hiscox, Penulis Pedoman Gereja Babtist.

KATHOLIK :

Saudara boleh baca Alkitab dari Kejadian sampai Wahyu, maka engkau tidak akan menjumpai satu kata pun yang menyuruh sucikan hari Minggu. Kitab kudus itu menyuruh menguduskan hari Sabtu. Yaitu hari yang kita tidak kuduskan. Cardinal James Gibbons, dalam buku The Faith of Our Fathers, hal 111.

KRISTEN :

Tidak ada suatu perubahan hari Sabat dari hari ke-7 menjadi ke hari Pertama. Tidak ada satu bukti Alkitab yang mengatakan tentang perobahannya. Dikutip dari buku First-Day Observance, hal 17,19.

GEREJA KRISTUS :

Saya tidak percaya bahwa hari Tuhan datang dari Sabat Yahudi, atau hari Sabat sudah dirobah dari hari yang ke-7 ke hari yang pertama. Alexander Camphell, Washington Reporter, October 8,1821.

CONGREGETIONAL :

Suatu dugaan atau pendapat yang mengatakan bahwa Kristus dan Rasul-rasulNya sudah menggantikan hari yang ke-7 dengan hari yang pertama, adalah sesungguhnya tidak beralasan yang kuat dalam Perjanjian Baru. Dr. Lyman Abbott, Christian Union.

EPISCOPAL :

Apakah ada perintah didalam perjanjian Baru untuk merubah hari perhentian dalam Minggu dari hari Sabtu ke hari Minggu? Sama sekali tidak. Manual of Christian Doctrine. Hal 127.

METHODIST:

Ambillah hal-hal yang berbicara tentang hari Minggu... Tidak ada pasal yang berbicara atau mengatakan kepada orang Kristen untuk menyucikan hari itu, ataupun memindahkan hari Sabat Yahudi ke hari Pertama. Harris Franklin Raal, Christian Advocate, Juli 2, 1942.

LUTHERAN:

Pemeliharaan hari Tuhan (hari Minggu) tidak terdapat dalam perintah Allah, tetapi terdapat pada kuasa gereja. Augsburg Confession of Faith, dikutip dari Catholic sabbath Manual, bagian ke-2, pasal 1, bagian ke 10.

PRESBITARIAN:

Hari Sabat orang Kristen (hari Minggu) tidak terdapat dalam Kitab Suci, dan tidak ada juga di Gereja Primitive yang menamakan dirinya penganut Sabat. Dwights Theology, jilid 4 hal. 401.

KAMUS:

Dugaan tentang suatu pergantian secara resmi oleh kuasa para rasul tentang hari Tuhan (hari Minggu) terhadap Sabat Yahudi (atau hari Pertama menggantikan hari ke-7)... dan soal kepindahannya, mungkin dalam bentuk rohani dari penetapan hari Sabat dari hukum ke-4, tidak mempunyai dasar baik dari Kitab Suci maupun orang Kristen zaman dulu. William Smith & Samuel cheetham, A Dictionary of Christian Antiquites, Jilid 2, hal 182.

ENCYCLOPEDIA :

Haruslah diakui bahwa tidak ada peraturan atau hukum di dalam Perjanjian Barn berbicara tentang hari Pertama. MClintoch and Strong, Encyclopedia of Biblical, Theological and Wcclestical Llieratur, Jilid 9, Hal 196.

Tanggapan Pdt. Budi Asali:

a) Memberikan banyak kutipan dari berbagai sumber seperti ini, mirip dengan cara berargumentasi dari Saksi-Saksi Yehuwa.

b) Saya sendiri tak peduli betapa banyak orang mendukung pandangan mereka, karena kebenaran bukanlah merupakan persoalan demokrasi seakan-akan yang banyak pasti yang benar.

c) Dari kutipan-kutipan yang mereka gunakan sedikitnya ada beberapa yang menurut saya merupakan suatu kutipan yang dilakukan secara curang / bersifat menipu / mendustai. Ini menyebabkan saya juga tidak mempercayai kutipan-kutipan mereka yang lain.


14)Protestan dan Martin Luther tentang Sabat.

7. Ketika berabad-abad kemudian lahir Reformasi Protestan, bagaimana dengan hari Sabat?

Penting diingat bahwa Alkitab tidak mudah diperoleh orang pada zaman itu seperti sekarang ini. Ajaran-ajaran disampaikan dengan perkataan yang keluar dari mulut, sehingga para anggota harus dengan susah payah membedakan antara ajaran Kitab Suci dan tradisi. Hanya sedikit yang betul-betul mengetahui kebenaran sebagaimana diajarkan Kristus dan murid-murid-Nya.

Martin Luther berkata, Mereka (para paus) menyatakan perubahan hari Sabat menjadi hari Tuhan, bertentangan, kelihatannya, dengan Sepuluh Hukum; dan mereka tidak memiliki contoh lain kecuali perubahan hari Sabat itu. Mereka tentunya memerlukan kekuasaan gereja yang sangat besar, karena mencabut salah satu perintah Sepuluh Hukum. (The Creeds of Christendom, Philip Schaff, jilid 3, hal 64).

Tanggapan Pdt. Budi Asali:

Ini lagi-lagi merupakan pengutipan yang tidak bertanggung jawab, karena kalau kita membaca artikel itu secara keseluruhan, maksud dari Martin Luther adalah menyalahkan Gereja Roma Katolik yang menyatakan bahwa perubahan Sabat dari Sabtu ke Minggu dilakukan atas otoritas gereja. Martin Luther sendiri menganggap bahwa gereja tidak mempunyai otoritas seperti itu, dan Sabat diubah dari Sabtu ke Minggu berdasarkan otoritas Kitab Suci.PERUBAHAN IBADAH DARI HARI SABTU KE HARI MINGGU.
Next Post Previous Post