SIKAP PAULUS DALAM MENGHADAPI BENCANA: FilIPI 1:12-19

Pdt. Budi Asali, M. Div.
SIKAP PAULUS DALAM MENGHADPI BENCANA: FilIPI 1:12-19. FilIPI 1:12-19 - (Filipi 1:12) Aku menghendaki, saudara-saudara, supaya kamu tahu, bahwa apa yang terjadi atasku ini justru telah menyebabkan kemajuan Injil, (13) sehingga telah jelas bagi seluruh istana dan semua orang lain, bahwa aku dipenjarakan karena Kristus. (14) Dan kebanyakan saudara dalam Tuhan telah beroleh kepercayaan karena pemenjaraanku untuk bertambah berani berkata-kata tentang firman Allah dengan tidak takut. (15) Ada orang yang memberitakan Kristus karena dengki dan perselisihan, tetapi ada pula yang memberitakanNya dengan maksud baik. (16) Mereka ini memberitakan Kristus karena kasih, sebab mereka tahu, bahwa aku ada di sini untuk membela Injil, (17) tetapi yang lain karena kepentingan sendiri dan dengan maksud yang tidak ikhlas, sangkanya dengan demikian mereka memperberat bebanku dalam penjara. (18) Tetapi tidak mengapa, sebab bagaimanapun juga, Kristus diberitakan, baik dengan maksud palsu maupun dengan jujur. Tentang hal itu aku bersukacita. Dan aku akan tetap bersukacita, (Filipi 1:19) karena aku tahu, bahwa kesudahan semuanya ini ialah keselamatanku oleh doamu dan pertolongan Roh Yesus Kristus.”.
SIKAP PAULUS DALAM MENGHADPI BENCANA: FilIPI 1:12-19
otomotif, gadget
I) Paulus mengalami bencana.

1) Ia dipenjarakan.

FilIPI 1:13: dipenjarakan karena Kristus.

FilIPI 1:14: pemenjaraanku.

FilIPI 1:17: dalam penjara.

Tadinya Tuhan memakai Paulus untuk keliling memberitakan Injil, mendirikan gereja-gereja, memberitakan Firman Tuhan untuk menguatkan orang-orang kristen dll. Tetapi sekarang Paulus masuk penjara! Bahkan ada kemungkinan Paulus akan dijatuhi hukuman mati! Kelihatannya setan menang, Tuhan kalah, gereja rugi, Paulus rugi. Tetapi, benarkah demikian?

2) Ada orang-orang yang tidak senang pada Paulus.

Orang-orang ini giat mengabarkan Injil dengan maksud untuk memperberat beban Paulus dalam penjara.

FilIPI 1:15a,17: (15a) Ada orang yang memberitakan Kristus karena dengki dan perselisihan, ... (17) tetapi yang lain karena kepentingan sendiri dan dengan maksud yang tidak ikhlas, sangkanya dengan demikian mereka memperberat bebanku dalam penjara.”.

II) Akibat dari bencana ini.

Bencana biasanya berakibat buruk. Tapi di sini, bencana berakibat lain!

FilIPI 1:12: Aku menghendaki, saudara-saudara, supaya kamu tahu, bahwa apa yang terjadi atasku ini justru telah menyebabkan kemajuan Injil,”.

Akibat bencana itu: Injil makin maju!

Kata kemajuan dalam FilIPI 1: 12 itu, dalam bahasa Yunaninya adalah PROKOPEN yang menunjukkan kemajuan dari suatu expedisi atau pasukan tentara.

Bagaimana Injil bisa tambah maju?

1) Paulus dipenjara, tetapi ia terus mengabarkan Injil.

Ia mengabarkan Injil kepada penjaga penjara / tentara yang secara bergiliran menjaga dia. Ini betul-betul persis seperti kata-kata Paulus dalam 2Timotius 2:9 dimana ia berkata: ‘Karena pemberitaan Injil inilah aku menderita, malah dibelenggu seperti seorang penjahat, tetapi firman Allah tidak terbelenggu.’.

Bandingkan dengan orang kristen jaman sekarang yang pada umumnya orangnya tidak terbelenggu, tetapi Firman Allah di dalam mereka terbelenggu!

Akibat Pekabaran Injil yang Paulus lakukan, ada orang-orang yang bertobat.

Filipi 4:22 - Salam kepadamu dari segala orang kudus, khususnya dari mereka yang di istana Kaisar.”.

Perhatikan bahwa mereka yang di istana Kaisar oleh Paulus disebut sebagai orang kudus! Ini pasti merupakan hasil pelayanan Paulus dalam penjara tersebut.

Sekarang terlihat tujuan Allah membiarkan Paulus masuk penjara, yaitu untuk menyelamatkan orang-orang pilihan Allah di sana!

2) Orang lain juga banyak yang makin giat memberitakan Injil (FilIPI 1:14).

FilIPI 1: 14: Dan kebanyakan saudara dalam Tuhan telah beroleh kepercayaan karena pemenjaraanku untuk bertambah berani berkata-kata tentang firman Allah dengan tidak takut.”.

a) Yang dimaksud dengan saudara dalam Tuhan dalam FilIPI 1: 14 adalah orang-orang kristen di Roma, tempat Paulus dipenjarakan.

b) Kata-kata ‘kebanyakan saudara (FilIPI 1:14) menunjukkan bahwa ada juga orang-orang yang lalu malah bertambah takut untuk memberitakan Injil, tetapi kebanyakan menjadi bertambah berani dalam memberitakan Injil.

Penerapan: Kalau saudara mendengar ada orang yang ditangkap / dianiaya karena memberitakan Injil, bagaimana sikap / tindakan saudara?

1. Mengkritik / menyalahkan orang itu karena terlalu fanatik / extrim?

2. Menjadi makin bijaksana (atau bijaksini?) dengan tidak lagi memberitakan Injil atau mengurangi Pemberitaan Injil?

3. Menjadikan orang itu sebagai teladan, sehingga saudara lalu makin berani dalam memberitakan Injil?

c) Mereka yang memberitakan Injil terbagi menjadi 2 golongan:

1. Golongan yang motivasinya benar.

FilIPI 1:15,16,18: (15) Ada orang yang memberitakan Kristus karena dengki dan perselisihan, tetapi ada pula yang memberitakanNya dengan maksud baik. (16) Mereka ini memberitakan Kristus karena kasih, sebab mereka tahu, bahwa aku ada di sini untuk membela Injil, ... (18) Tetapi tidak mengapa, sebab bagaimanapun juga, Kristus diberitakan, baik dengan maksud palsu maupun dengan jujur. Tentang hal itu aku bersukacita. Dan aku akan tetap bersukacita,”.

Mungkin mereka melihat penginjilan di dalam gereja menjadi terbengkalai karena ditinggal oleh Paulus, maka mereka berusaha memberitakan Injil untuk menggantikan Paulus.

Penerapan: Kalau dalam gereja saudara ada seseorang yang karena satu hal tertentu tidak bisa melayani, apakah saudara berusaha menggantikannya? Atau saudara bersikap acuh tak acuh saja?

2. Golongan yang motivasinya salah.

FilIPI 1: 15,17,18: (15) Ada orang yang memberitakan Kristus karena dengki dan perselisihan, tetapi ada pula yang memberitakanNya dengan maksud baik. ... (Filipi 1:17) tetapi yang lain karena kepentingan sendiri dan dengan maksud yang tidak ikhlas, sangkanya dengan demikian mereka memperberat bebanku dalam penjara. (18) Tetapi tidak mengapa, sebab bagaimanapun juga, Kristus diberitakan, baik dengan maksud palsu maupun dengan jujur. Tentang hal itu aku bersukacita. Dan aku akan tetap bersukacita,”.

a. Hal yang perlu saudara ketahui adalah bahwa orang-orang ini adalah orang kristen! Berita / ajaran yang mereka berikan adalah ajaran yang benar / Injil yang murni!

Ayat-ayat seperti 2Kor 11:4-5,13 Galatia 1:6-9 Filipi 3:2 menunjukkan bahwa kalau menghadapi orang-orang yang ajarannya salah, Paulus tidak pernah bersikap ramah, tetapi bersikap sangat keras.

2Korintus 11:4,5,13 - (4) Sebab kamu sabar saja, jika ada seorang datang memberitakan Yesus yang lain dari pada yang telah kami beritakan, atau memberikan kepada kamu roh yang lain dari pada yang telah kamu terima atau Injil yang lain dari pada yang telah kamu terima. (5) Tetapi menurut pendapatku sedikitpun aku tidak kurang dari pada rasul-rasul yang tak ada taranya itu. ... (13) Sebab orang-orang itu adalah rasul-rasul palsu, pekerja-pekerja curang, yang menyamar sebagai rasul-rasul Kristus.”.

Galatia 1:6-9 - (6) Aku heran, bahwa kamu begitu lekas berbalik dari pada Dia, yang oleh kasih karunia Kristus telah memanggil kamu, dan mengikuti suatu injil lain, (7) yang sebenarnya bukan Injil. Hanya ada orang yang mengacaukan kamu dan yang bermaksud untuk memutarbalikkan Injil Kristus. (8) Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari sorga yang memberitakan kepada kamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia. (9) Seperti yang telah kami katakan dahulu, sekarang kukatakan sekali lagi: jikalau ada orang yang memberitakan kepadamu suatu injil, yang berbeda dengan apa yang telah kamu terima, terkutuklah dia.”.

Filipi 3:2 - Hati-hatilah terhadap anjing-anjing, hati-hatilah terhadap pekerja-pekerja yang jahat, hati-hatilah terhadap penyunat-penyunat yang palsu,”.

Bahwa terhadap golongan ke 2 ini Paulus bersikap ramah, membuktikan bahwa mereka adalah orang kristen sungguh-sungguh, yang memberitakan ajaran yang benar (hanya motivasi mereka saja yang salah).

b. Orang-orang kristen ini memberitakan Injil dengan motivasi salah, dan ini terlihat dari:

(1) FilIPI 1:15: dengki [NIV/NASB/KJV/RSV: ‘envy’ {= iri hati}].

Mungkin orang-orang kristen ini iri dengan kepopuleran Paulus sehingga akhirnya tidak senang kepada Paulus. Dan sementara Paulus ada di penjara, mereka beranggapan bahwa itu adalah saat yang baik bagi mereka untuk menaikkan kepopuleran mereka dengan giat memberitakan Injil.

(2) Dalam Filipi 1:17 juga dikatakan bahwa mereka giat memberitakan Injil untuk memperberat beban Paulus dalam penjara. Bagaimana hal ini bisa terjadi, kita tidak bisa tahu. Tetapi yang jelas, mereka memberitakan Injil, atau memberitakan Kristus. Tetapi tujuannya memperberat beban Paulus. Jadi, orang-orang ini adalah orang yang pro Kristus, tetapi anti Paulus!

Saya ingin menekankan tentang tindakan yang secara lahiriah kelihatannya baik, tetapi yang motivasinya salah ini! Ingat bahwa motivasi yang salah membuat tindakan yang baik menjadi dosa, tetapi sebaliknya tidak berlaku. Jadi, motivasi yang baik tidak membuat tindakan yang salah menjadi baik.

Tetapi yang saya tekankan saat ini adalah tindakan yang secara lahiriah baik tetapi motivasinya tidak baik. Ini jadi dosa! Dan satu-satunya motivasi yang benar adalah kemuliaan Tuhan.

1Korintus 10:31 - Aku menjawab: Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah.”.

Ada banyak contoh tindakan yang secara lahiriah baik tetapi motivasinya salah:

(a) Orang yang dirikan gereja dengan tujuan bisnis (Cho Yesu).

(b) Orang yang menjadi hamba Tuhan dengan tujuan dapat uang, atau hamba Tuhan yang melayani demi uang.

(c) Jemaat yang berbakti dari pada nganggur, sekedar sebagai kebiasaan, untuk cari pacar, untuk dapat sembako, dan sebagainya.

(d) Orang yang memberikan persembahan persepuluhan dengan tujuan supaya diberkati berlipat ganda.

(e) Orang yang menolong orang lain dengan tujuan supaya dipuji, dibalas dan sebagainya.

(f) Dan di sini kita melihat orang-orang yang memberitakan Injil karena iri hati dan dengan tujuan supaya memperberat beban Paulus di penjara.

Menghadapi kejadian seperti ini Paulus tetap bersukacita! Bagaimana mungkin? Karena ia menyoroti hal itu secara positif! Asal mereka memberitakan Kristus, sekalipun dalam diri mereka ada dosa (motivasi yang salah), Tuhan tetap bisa memakai mereka (Awas! Ini tentu tak berarti bahwa saudara boleh membiarkan begitu saja dosa ada dalam diri saudara!).

Sekarang terlihat bahwa bencana itu ternyata membawa kebaikan! Kalau saudara adalah orang yang tidak / belum percaya kepada Kristus, atau orang kristen KTP, maka bencana memang bisa berakibat buruk bagi saudara. Tetapi kalau saudara adalah orang kristen yang sejati, bagi saudara berlaku janji Tuhan dalam Roma 8:28 (perhatikan juga Roma 8:32) sehingga tidak mungkin ada bencana yang betul-betul bisa merugikan saudara!

Roma 8:28,32 - (28) Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. ... (32) Ia, yang tidak menyayangkan AnakNya sendiri, tetapi yang menyerahkanNya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?.

III) Sikap Paulus dalam bencana.

1) Ia yakin bahwa semua yang ia alami akan membawa kebaikan.

FilIPI 1:19: karena aku tahu, bahwa kesudahan semuanya ini ialah keselamatanku oleh doamu dan pertolongan Roh Yesus Kristus.”.

Beberapa penjelasan tentang FilIPI 1:19 ini:

a) Semuanya (FilIPI 1:19) menunjuk pada bencana yang ia alami, baik masuknya ia ke penjara, maupun adanya orang-orang yang memberitakan Injil untuk memperberat bebannya dalam penjara.

b) Kesudahan (FilIPI 1:19) menunjukkan bahwa ia mengarahkan pandangannya ke depan! Sekarang ia menderita, tetapi nanti ia yakin semua akan membawa kebaikan.

Memang, dalam mengalami penderitaan, arahkan mata saudara ke depan, bukan pada penderitaan saudara saat itu!


c) Keselamatanku (FilIPI 1: 19) jelas tidak menunjuk pada keselamatan dari dosa karena Paulus sudah selamat dan ia yakin akan keselamatannya (FilIPI 1: 21,23).

Filipi 1:21,23 - (21) Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. ... (23) Aku didesak dari dua pihak: aku ingin pergi dan diam bersama-sama dengan Kristus - itu memang jauh lebih baik;.

Kata keselamatan di sini bisa diartikan kesehatan, atau kesejahteraan secara jasmani / rohani, atau sekedar diartikan kebaikan. Jadi, ia yakin bahwa semuanya akan membawa kebaikan bagi dia!

Penerapan: Persoalan / bencana apa yang saat ini saudara hadapi? Percayakah saudara bahwa itu akan membawa kebaikan bagi saudara? Atau, adakah problem dalam gereja saudara? Percayakah saudara bahwa itupun akan membawa kebaikan bagi gereja saudara maupun diri saudara sendiri?

Keyakinan ini penting, karena akan menjadi dasar dari sikap-sikap lain dalam menghadapi bencana / problem!

2) Ia bersukacita.

FilIPI 1:18-19: (18) Tetapi tidak mengapa, sebab bagaimanapun juga, Kristus diberitakan, baik dengan maksud palsu maupun dengan jujur. Tentang hal itu aku bersukacita. Dan aku akan tetap bersukacita, (Filipi 1:19) karena aku tahu, bahwa kesudahan semuanya ini ialah keselamatanku oleh doamu dan pertolongan Roh Yesus Kristus.”.

Keyakinan bahwa segala sesuatu akan membawa kebaikan, menyebabkan ia bisa bersukacita dalam penderitaan yang berat sekalipun.

Hal ini merupakan sesuatu yang sangat penting! Kalau saudara bisa bersukacita ditengah-tengah bencana, maka:

a) Semua akan terasa lebih ringan bagi diri saudara sendiri. Sebaliknya, kalau saudara putus asa, maka saudara akan makin celaka.

Amsal 15:15 - Hari orang berkesusahan buruk semuanya, tetapi orang yang gembira hatinya selalu berpesta.”.

Amsal 17:22 - Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang.”.

Amsal 24:10 - Jika engkau tawar hati pada masa kesesakan, kecillah kekuatanmu.”.

b) Itu akan menjadi kesaksian yang luar biasa bagi orang-orang disekitar saudara. Tetapi sebaliknya, kalau ditengah-tengah kesukaran saudara juga menjadi sumpek, gelisah, marah, putus asa, dsb, lalu apa bedanya hidup saudara dengan orang kafir?

3) Ia melupakan diri sendiri (menyangkal diri) dan ia hidup hanya untuk kemuliaan Allah saja!

a) FilIPI 1:18: Tetapi tidak mengapa.

Ini kelihatannya menunjukkan bahwa motivasi yang salah dalam memberitakan Injil itu tidak apa-apa. Tetapi dalam bagian ini Kitab Suci Indonesia terjemahannya kurang tepat!

KJV/RSV/NIV/NASB: What then? [= Lalu apa?].

Jadi, FilIPI 1: 18 ini tidak menunjukkan bahwa Paulus menganggap bahwa motivasi yang salah itu tidak apa-apa! FilIPI 1: 18 ini hanya menunjukkan bahwa sekalipun orang-orang itu berusaha merugikan dirinya, Paulus tidak peduli dengan dirinya sendiri. Yang penting bagi dia adalah: Kristus diberitakan!
SIKAP PAULUS DALAM MENGHADAPI BENCANA: FilIPI 1:12-19
otomotif
b) FilIPI 1: 12 juga menunjukkan bahwa Paulus tidak peduli pada dirinya sendiri, sekalipun pada saat itu ia ada dalam penjara. Yang ia pedulikan bukanlah apa yang terjadi pada dirinya tetapi apa yang terjadi pada Injil!

Penerapan: Bagaimana dengan diri saudara? Sudahkah saudara menyangkal diri saudara sendiri dan sudahkah saudara hidup hanya bagi kemuliaan Allah? Yang mana yang lebih saudara perhatikan / pedulikan: apa yang terjadi pada diri saudara, atau, apa yang terjadi pada Injil?

4) Ia berusaha maximal dimanapun dan dalam sikon apapun ia berada. Yakin pada Roma 8:28 tidak berarti bahwa kita boleh menjadi orang yang pasif dan berserah pada keadaan dengan alasan toh semua akan membawa kebaikan.

Paulus tetap berusaha secara maximal! Apa usahanya?

a) Paulus memberitakan Injil dalam penjara.

Kehebatan Paulus dalam memberitakan Injil bisa kita lihat dalam kitab Kisah Rasul. Ia memberitakan Injil dalam rumah-rumah ibadah orang Yahudi. Kalau ditolak, ia lalu memberitakan Injil kepada orang-orang non Yahudi. Kalau dianiaya / mau dibunuh di suatu kota, ia pindah ke kota lain dan memberitakan Injil di tempat yang baru. Pada saat ia dimasukkan penjara di Filipi (Kis 16) ia memberitakan Injil kepada kepala penjara sehingga kepala penjara bertobat dan terbentuk gereja di Filipi. Pada waktu ia ditangkap dan dihadapkan kepada Mahkamah Agama Yahudi, ia juga memberitakan Injil kepada mereka. Waktu dihadapkan kepada penggede / raja seperti Festus, Felix, Agripa dan Bernike, ia juga memberitakan Injil kepada mereka. Dan di sini, waktu ia masuk penjara di Roma, ia memberitakan Injil lagi sehingga mempertobatkan orang-orang dalam istana kaisar Nero! Biasanya orang Kristen bingung karena serangan setan, tetapi mungkin sekali pada waktu menghadapi Paulus, setannya yang bingung, karena serangan apa pun yang setan lakukan, Paulus tetap memberitakan Injil! Ia betul-betul melakukan apa yang ia sendiri katakan / perintahkan dalam 2Tim 4:2a, yang berbunyi: Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya,’!

Maukah saudara meniru Paulus?

b) Ia menghibur orang-orang Filipi dengan surat ini, supaya orang-orang Filipi tidak mundur dalam pelayanan tetapi sebaliknya bisa mempunyai keyakinan dan sukacita seperti dia. Biasanya orang yang ada di penjara dihibur oleh yang di luar penjara. Tetapi di sini justru orang yang sedang di dalam penjara menghibur orang yang sedang bebas!

Kesimpulan: Paulus tetap berusaha maximal / melakukan yang terbaik dalam situasi dan kondisi yang bagaimanapun tidak menyenangkannya!

Seseorang berkata:

1. Never to allow ourselves to think that we could serve God better if our circumstances were other than they are.” [= Jangan pernah mengijinkan diri sendiri untuk berpikir bahwa kita bisa melayani Tuhan dengan lebih baik, seandainya sikonnya berbeda dengan yang sesungguhnya.].

2. Always try to do our best where we are, knowing that he can bring good out of evil.” [= Kita harus selalu berusaha untuk melakukan yang terbaik dimana kita berada, karena kita tahu bahwa Ia bisa membuat yang baik dari yang jahat / dari bencana.].

Penerapan: Kita sering berkhayal dengan menggunakan kata andai kata!

Misalnya:

a. Andai kata kita mempunyai gereja besar di tempat yang strategis, maka kita bisa melayani Tuhan dengan lebih baik.

b. Andai kata kita tak punya problem ekonomi / keluarga / kesehatan, kita bisa melayani Tuhan dengan lebih baik.

c. Andai kata saya kaya, saya bisa mempersembahkan lebih banyak bagi Tuhan / gereja.

d. Andai kata saya orang yang pandai / punya karunia-karunia yang hebat, saya akan melayani Tuhan mati-matian.

e. Andai kata suami / istri saya orang Kristen, saya bisa lebih bebas dalam melayani Tuhan.


Semua pangandaian seperti ini tidak pada tempatnya! Ingat bahwa kalau Tuhan mengizinkan saudara mengalami hal-hal itu, pasti itulah yang baik bagi saudara, dan Ia ingin saudara berusaha secara maximal dalam keadaan seperti itu!

Memang, kalau keadaan yang tidak menyenangkan itu bisa diubah, tentu saja saudara boleh mengubahnya; tetapi kalau tidak bisa, janganlah selalu berkhayal dengan kata andai kata itu! Itu cuma akan menyebabkan saudara tidak bersyukur dengan apa yang Tuhan berikan, dan itu menyebabkan saudara tidak berusaha secara maximal, karena saudara menantikan keadaan yang saudara khayalkan itu, yang kemungkinan besar tidak akan pernah muncul!

Jadi, maukah saudara berusaha secara maximal dalam situasi dan kondisi di mana saudara berada sekarang ini? Berusahalah secara maximal dalam doa, pelayanan / pemberitaan Injil, mengajak orang ke gereja, kehadiran saudara sendiri (jangan mbolosan!), persembahan, ketaatan, dsb. Maukah saudara?

Kesimpulan:

Apakah saudarapun menghadapi bencana / problem? Hadapilah semua itu dengan:

1. Yakin pada Roma 8:28.


2. Sukacita.

3. Menyangkal diri dan hidup hanya untuk kemuliaan Allah.

4. Berusaha secara maximal dalam sikon apa pun.

Maukah saudara?

Catatan: Pdt. Budi Asali, M.Div:  meraih gelar Master of Divinity (M.Div) dari Reformed Theological Seminary (RTS), Jackson, Mississippi, United States of America
Ikuti saya di google news untuk membaca artikel lainnya :


-AMIN-
Next Post Previous Post