EKSPOSISI SURAT YUDAS 1:1-25

Pdt.Budi Asali, M.Div.
EKSPOSISI SURAT YUDAS 1:1-25Pendahuluan:EKSPOSISI SURAT YUDAS 1:1-25.
Surat Yudas ini sangat mirip dengan 2 Petrus 2, tetapi tidak jelas apa yang menyebabkan kemiripan ini.

Ayat Yudas 1:1:

1. ‘Dari Yudas, hamba Yesus Kristus dan saudara Yakobus’ (ay Yudas 1:1a).

a. Kata-kata ‘dari Yudas’ menunjukkan bahwa penulis surat ini adalah Yudas. Tetapi Yudas yang mana?

Ini tentu bukan Yudas Iskariot.

Gara-gara Yudas Iskariot mengkhianati Yesus, nama ‘Yudas’ selalu dihubungkan dengan pengkhianatan atau selalu dianggap berbau negatif. Karena itu sekalipun banyak sekali orang kristen menggunakan nama Paulus, Petrus, Yohanes dsb, tetapi jarang sekali ada yang menggunakan nama Yudas. Tetapi perlu diingat bahwa Yudas Iskariot bukanlah satu-satunya Yudas dalam Kitab Suci!

Ada yang mengatakan bahwa ini adalah salah satu dari 12 murid Yesus (dalam 12 murid Yesus ada 2 yang namanya Yudas, jadi ada Yudas yang lain selain Yudas Iskariot). Bdk. Lukas 6:16 - ‘Yudas anak Yakobus’; Kisah Para Rasul 1:13 - ‘Yudas bin Yakobus’; Yohanes 14:22 - ‘Yudas, yang bukan Iskariot’. Dalam Mat 10:3 dan Markus 3:18 Yudas yang ini disebut dengan nama Tadeus.

Tetapi penulis surat Yudas ini:

tidak mengatakan bahwa dirinya adalah rasul.

Memang bisa saja ia adalah rasul tetapi tidak mau menyebutkan hal itu karena kerendahan hatinya (seperti yang dilakukan oleh Yakobus (Yakobus 1:1 bdk Galatia 1:19). Karena itu bahwa dalam ay Yudas 1:1 ia tidak menyebut diri sebagai rasul masih belum bisa dijadikan patokan. Tetapi kalau dilihat dari ay 17 ia justru kelihatannya membedakan dirinya dengan rasul-rasul.

mengakui dirinya sebagai ‘saudara Yakobus’.

Jadi jelas ia tidak sama dengan Yudas yang termasuk dalam 12 murid Yesus.

Yudas yang adalah saudara (tiri) Yesus, anak Yusuf dan Maria (bdk. Mat 13:55 Mark 6:3). Karena itu ia juga adalah ‘saudara Yakobus’, karena Yakobus (penulis surat Yakobus) juga adalah saudara Tuhan Yesus (Mat 13:55 Gal 1:19).

Catatan: pada waktu Yudas mengatakan dirinya adalah ‘saudara Yakobus’, ia tidak menjelaskan Yakobus yang mana yang ia maksudkan, dan ini menunjukkan bahwa ini adalah Yakobus yang sudah dikenal secara umum di antara orang-orang kristen abad pertama, dan karena itu ini jelas adalah Yakobus adik Yesus, sokoguru jemaat / gereja (Galatia 2:9 bdk. Kisah Para Rasul 15:13).

b. Sebetulnya Yudas bisa saja menuliskan ‘saudara Yesus Kristus dan saudara Yakobus’, tetapi ia ternyata menuliskan ‘hamba Yesus Kristus dan saudara Yakobus’. Ini menunjukkan:

kerendahan hatinya.

Bayangkan kalau saudara adalah adik dari Presiden, apakah saudara tidak membanggakan dan memamerkan hal itu kepada semua orang? Apalagi kalau saudara adalah adik Tuhan Yesus! Tetapi Yudas tidak memamerkan hal ini!

ia lebih menekankan hubungan rohani dari pada hubungan darah / jasmani.

Secara jasmani ia adalah ‘saudara Yesus’, tetapi secara rohani ia adalah ‘hamba Yesus’. Dengan menyatakan dirinya sebagai ‘hamba Yesus Kristus’, itu menunjukkan ia lebih menekankan hubungan rohani dari pada hubungan jasmani / darah dengan Yesus.

Mungkin saudara mempunyai hubungan jasmani dengan Yesus, seperti sudah dibaptis, rajin ke gereja, ikut Perjamuan Kudus, dsb. Tetapi yang penting adalah: apakah saudara punya hubungan rohani dengan Yesus atau tidak? Sudah pernahkah saudara betul-betul percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat saudara? Tanpa ini, semua hubungan jasmani dengan Yesus tidak ada gunanya!

ia menyadari bahwa ia tidak lagi mempunyai hak atas dirinya sendiri, karena ia adalah milik Tuhan dan harus hidup sepenuhnya untuk Tuhan.

NIV menterjemahkan ‘servant’ (= pelayan). Ini kurang tepat, karena istilah Yunani DOULOS seharusnya berarti ‘budak / hamba’. Seorang pelayan / pegawai masih mempunyai hak atas dirinya sendiri, tetapi seorang budak / hamba tidak demikian. Ia adalah milik tuannya dan ia tidak bisa mempunyai 2 tuan. Bandingkan dengan ayat-ayat di bawah ini:

Matius 6:24 - "Tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon".

Yakobus 4:4 - "Hai kamu, orang-orang yang tidak setia! Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadi-kan dirinya musuh Allah".

1Yohanes 2:15 - "Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu".

Penerapan:

Apa yang saudara putuskan / lakukan pada saat kehendak Tuhan bertentangan dengan kehendak saudara, menunjukkan apakah saudara hamba Tuhan atau bukan! Dan ini berlaku dalam segala hal, seperti dalam persoalan pacaran, pekerjaan, keuangan, study, hobby, dsb.

c. Mengapa Yudas ini memperkenalkan diri sebagai ‘saudara Yakobus’?

Thomas Manton memberikan 2 alasan:

supaya penerima surat tidak menganggap dirinya sebagai Yudas Iskariot. Ia tidak mau disalah-kenali sebagai rasul sesat yang mengkhianati Kristus itu!

Penerapan:

Karena banyaknya orang sesat jaman ini, maka kita juga perlu untuk memberikan suatu pernyataan bahwa kita bukanlah orang sesat seperti mereka. Misalnya menyatakan diri sebagai:

bukan Saksi Yehovah. Orang yang non kristen sering tidak bisa membedakan kristen dengan Saksi Yehovah, dan mereka sering menyebut Saksi Yehovah sebagai kristen. Kita tidak boleh mendiamkan kalau mereka menyatakan hal ini, dan kita harus menyatakan bahwa kristen bukan Saksi Yehovah!

bukan Katolik. Terhadap orang beragama lain yang menyatakan Kristen dan Katolik itu sama atau mirip, saya selalu mengatakan bahwa Kristen dan Katolik sangat berbeda!

bukan liberal.

Karena banyaknya keliberalan yang masuk ke GKI dan GKJW, sayapun tidak mau kalau GKRI EXODUS dianggap sama seperti GKI / GKJW.

anti Toronto Blessing / anti Theologia Kemakmuran.

Saya berpendapat bahwa kedua praktek / ajaran ini (Toronto Blessing dan Theologia Kemakmuran) sangat memalukan gereja / orang kristen. Karena itu orang non kristen harus diberitahu bahwa tidak semua orang kristen setuju dengan ajaran dan praktek sesat seperti itu!

bukan Kharismatik / Pentakosta.

Saya memang tidak beranggapan bahwa semua Kharismatik / Pentakosta sesat, tetapi jelas bahwa banyak yang sesat!

Contoh:

· Kenneth Copeland:

"Satan conquered Jesus on the cross" (= setan mengalahkan Yesus di kayu salib).

o Moris Cerullo:

"You’re not looking at Morris Cerullo - you’re looking at God. You’re looking at Jesus" (= kamu tidak sedang melihat Morris Cerullo - kamu sedang melihat Allah. Kamu sedang melihat Yesus).

o Benny Hinn:

"Never, ever, ever go to the Lord and say, ‘If it be thy will ...’ Don’t allow such faith-destroying words to be spoken from your mouth" (= Jangan sekali-kali pergi kepada Tuhan dan berkata: ‘Jika itu adalah kehendakMu ...’. Jangan membiarkan kata-kata yang menghancurkan iman seperti itu diucapkan dari mulutmu).

o Frederick K. C. Price:

"God has to be given permission to work in this earth realm on behalf of man. ... Yes! You are in control! So, if man has control, who no longer has it? God." (= Allah harus diberi ijin untuk bekerja di bumi ini demi kepentingan manusia. ... Ya! Kamulah yang mengontrol! Jadi, kalau manusia yang mengontrol, siapa yang tidak lagi mengontrol? Allah.).

o Kenneth E. Hagin:

"Man was created on terms of equality with God, and he could stand in God’s presence without any consciousness of inferiority" (= Manusia diciptakan dalam kesetaraan dengan Allah, dan ia bisa berdiri di hadapan Allah tanpa kesadaran bahwa dirinya lebih rendah).

Catatan: kelima kutipan di atas ini saya ambil dari buku ‘Christianity in Crisis’, karangan Hank Hanegraaff, hal 11.

o Selanjutnya Ir. Herlianto mengutip Kenneth Copeland berkata sbb: "Yesus taat kepada setan. ... dan menjelma dalam hakekat setan ... ia memperkenankan setan menyeretnya ke neraka seperti halnya yang harus dialami orang yang paling berdosa. Ia mati dan menyerah ke dalam kontrol Iblis ... selama 3 hari ia berada di neraka merasakan apa hukuman semua dosa yang ada di dunia" - ‘Toronto Blessing Lawatan Allah Masa Kini?’, hal 27.

o Dan Ir. Herlianto mengutip kata-kata Benny Hinn yang membela Kenneth Hagin dan Kenneth Copeland sbb: "Kenneth Hagin dan Kenneth Copeland mengatakan: kamu adalah allah-allah (You are gods. Ye are gods). ... Ketika Yesus menjadi manusia, Ia yang adalah Allah telah menjadi manusia agar kita manusia menjadi seperti diriNya" - ‘Toronto Blessing Lawatan Allah Masa Kini?’, hal 31.

Catatan: Ir. Herlianto mengutip orang-orang itu bukan untuk mendukung mereka, tetapi untuk menentang mereka.

dengan menyebut Yakobus yang adalah sokoguru jemaat (Galatia 2:9) sebagai saudaranya, maka suratnya ini akan lebih diterima oleh orang-orang kristen.

Penerapan:

Kita boleh saja ‘mencatut’ nama orang, asal tujuannya bukan untuk diri kita sendiri tetapi untuk kemuliaan Tuhan! Tetapi pada waktu kita menghadapi orang yang mencatut nama orang lain, kita harus waspada dan tidak boleh cepat-cepat percaya karena:

ada banyak orang yang mencatut secara kurang ajar!

‘saudara Yakobus’ belum tentu theologia / ajarannya sama lurusnya dengan ‘Yakobus’nya sendiri!

d. Mula-mula saudara-saudara Yesus tidak percaya kepada Yesus (Yoh 7:5 Mark 3:21,31). Tetapi akhirnya mereka bertobat (Kis 1:14 menunjukkan bahwa setelah Yesus naik ke surga mereka sudah menjadi orang kristen), dan akhirnya ikut berkeliling memberitakan Injil, setelah Yesus naik ke surga (bdk. 1Kor 9:5). Dan mungkin sekali Yudas termasuk di sini.

2. ‘kepada mereka yang terpanggil, yang dikasihi dalam Bapa, dan yang dipelihara untuk Yesus Kristus’ (ay Yudas 1:1b).

a. Ini adalah penerima surat Yudas atau orang-orang kepada siapa surat Yudas ini ditujukan.

b. Kata ‘terpanggil’ menunjuk bukan pada external call (= panggilan luar) tetapi pada internal / effectual call (= panggilan di dalam / effektif).

Dan calling / panggilan ini merupakan pelaksanaan dari election / pemilihan (predestinasi).

c. ‘yang dikasihi dalam Bapa’.

Kata ‘dalam’ diterjemahkan dari kata bahasa Yunani EN, dan kata ini bisa diterjemahkan by (= oleh). Karena itu NIV menterjemahkan: ‘who are loved by God the Father’ (= yang dikasihi oleh Allah Bapa).

Kata ‘dikasihi’ dalam KJV adalah ‘sanctified’ (= dikuduskan), tetapi ini berasal dari manuscript yang berbeda.

d. ‘yang dipelihara untuk Yesus Kristus’.

Kitab Suci Indonesia menterjemahkan ‘untuk’, tetapi NIV menterjemahkan by (= oleh).

Kata ‘dipelihara’ dalam bahasa Yunaninya menggunakan kata dasar yang sama dengan kata ‘tersimpan’ dalam 1Pet 1:4.

1Pet 1:4 - "untuk menerima suatu bagian (warisan) yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar dan yang tidak dapat layu, yang tersimpan di sorga bagi kamu".

Jadi, sama seperti kita disimpan untuk / oleh Yesus Kristus, demikian juga warisan [kata ‘bagian’ dalam 1Pet 1:4 seharusnya adalah inheritance (= warisan)] yang tidak dapat binasa / layu disimpan di sorga bagi kita!

Disamping itu, kata ‘dipelihara’ ada dalam bentuk pasif, dan ini menunjukkan bahwa kalau kita bisa terus ada di dalam Yesus / setia kepada Yesus, itu bukan karena jasa / kebaikan kita, tetapi karena pekerjaan Tuhan (bdk. Yoh 17:11,12,15).

Tetapi pada saat yang sama juga perlu diingat bahwa kita tidak boleh pasif total! Ini terlihat dari fakta dalam surat ini dimana Yudas menulis surat kepada orang-orang kristen yang diserang oleh nabi-nabi palsu (ay 4,8,12,13,16), dan Yudas mengingatkan orang-orang kristen ini untuk ‘berjuang untuk mempertahankan iman’ (ay 3b).

Hal seperti ini lagi-lagi terlihat dalam ay Yudas 1:20-24. Dalam ay 24 ada jaminan pemeliharaan / penjagaan dari Tuhan, tetapi dalam ay Yudas 1:20-23 ada perintah untuk berusaha menjaga diri sendiri.

Semua ini menunjukkan suatu keseimbangan. Kita memang harus percaya bahwa kita bisa terus ikut Yesus karena pekerjaan Allah (bdk. Yohanes 10:27-29), dan ini seharusnya memberikan damai dan sukacita kepada kita. Tetapi kita juga harus berusaha mati-matian untuk menjadi makin kuat dalam iman dan makin dekat kepada Tuhan, supaya kita tidak disesatkan. Bandingkan dengan Kis 27:21-34. Dalam Kis 27 itu Paulus menerima janji Tuhan yang menjamin keselamatan semua orang di kapal itu (ay 22,25,34b), tetapi itu tidak menyebabkan Paulus hanya berdiam diri, beriman, berdoa saja! Paulus menasehati mereka supaya Firman Tuhan itu terjadi.

Ay 26: Paulus menasehati mereka untuk mendamparkan kapal di salah 1 pulau. Perhatikan kata ‘namun’ & ‘harus’ (ay 26).

Ay 31: Paulus menasehati perwira & prajurit untuk tidak membiarkan anak-anak kapal melarikan diri. Perhatikan kata-kata ‘Jika ..., kamu tidak mungkin selamat’ (ay 31).

Ay 33-34: Paulus menasehati mereka untuk makan. Perhatikan bahwa sekalipun ia yakin akan keselamatan mereka (ay 34b), ia tetap berkata ‘ini perlu untuk keselamatanmu’ (ay 34a).

Ayat Yudas 1:2:

Ini adalah salam dari Yudas untuk penerima surat.

Kata ‘rahmat’ diterjemahkan mercy (= belas kasihan) oleh NIV/NASB.

Istilah ini hampir sama dengan grace (= kasih karunia). Tetapi ada sedikit perbedaan, yaitu grace merupakan akibat dari mercy.

Kita memang selalu membutuhkan belas kasihan Tuhan karena kita selalu jatuh bangun dalam dosa!

Ayat Yudas 1:3:

Kita akan membahas ay 3 ini bagian per bagian:

1. ‘Saudara-saudaraku yang kekasih’ (bdk. ay Yudas 1:17,20).

a. Orang kristen harus saling mengasihi (bdk. Yoh 13:34-35 Yoh 15:17 1Kor 13:1-3 Efesus 4:31-32 Ef 5:2 1Yoh 3:10b,23 1Yoh 4:7-8,11,20-21 1Yohanes 5:1). Kalau terhadap saudara seiman saja kita tidak bisa mengasihi, bagaimana mungkin kita mengasihi musuh (Matius 5:44)?

b. Yudas mengasihi orang-orang itu, lalu ia melayani mereka dengan memberitakan Firman Tuhan kepada mereka. Kasih harus menjadi dasar dari pelayanan!

Penerapan:

Kalau saudara adalah hamba Tuhan / majelis, renungkan: apakah saudara mengasihi jemaat yang saudara layani? Kalau saudara adalah guru sekolah minggu, apakah saudara mengasihi anak-anak yang saudara layani? Kalau saudara adalah seorang Penginjil pribadi, apakah saudara mengasihi orang yang saudara injili?

2. ‘Sementara aku bersungguh-sungguh berusaha menulis kepada kamu’.

Kata yang diterjemahkan ‘bersungguh-sungguh’ juga digunakan dalam Ro 12:8,11 dan diterjemahkan ‘rajin / kerajinan’. Orang yang mengasihi, pasti akan melayani dengan rajin dan sungguh-sungguh. Kalau saudara melayani dengan asal-asalan / bermalas-malasan, maka saudara pasti tidak / kurang mempunyai kasih!

3. ‘Keselamatan kita bersama’.

Ini menunjukkan keselamatan untuk semua orang, baik bagi Yahudi maupun non Yahudi.

4. ‘aku merasa terdorong’.

NIV: ‘I felt the necessity’ (= aku merasa perlunya / aku merasakan suatu keharusan).

5. ‘menulis’.

a. Yudas tidak berada di tengah-tengah mereka, tetapi pada waktu ia melihat bahwa mereka membutuhkan pelayanannya, ia tetap melayani mereka, yaitu dengan tulisan. Ini mengajar kita 2 hal:

kita harus rajin dalam pelayanan, dan jangan terlalu gampang untuk berkata ‘itu bukan tugas saya’. Terlalu banyak orang kristen yang beranggapan bahwa kalau ada jemaat lain yang terhilang / jatuh ke dalam dosa, maka bukanlah tugas mereka untuk menangani hal itu, melainkan tugas pendeta. Benarkah ini? Bukankah lebih baik kalau mereka berusaha menangani hal itu, dan kalau mereka tidak sanggup menanganinya barulah memberikannya kepada pendeta? Dengan demikian jemaat terlatih untuk melayani, dan pendeta berkurang bebannya sehingga bisa memusatkan tenaga, waktu dan pikirannya untuk hal-hal yang lebih penting. Karena itu mulai sekarang bukalah mata saudara untuk melihat hal-hal apa yang bisa saudara layani!

kalau ada suatu tujuan baik, dan jalannya terhalang, maka kita harus berusaha mencari jalan yang lain. Yudas tidak bisa menasehati mereka dengan mulut / lidah, dan ia menggunakan tulisan.

Penerapan:

kalau tidak bisa datang dalam Pemahaman Alkitab, carilah jalan lain, misalnya pinjam cassettenya dan / atau baca makalahnya.

kalau saudara ingin menginjili seseorang tetapi tidak bisa bertemu dengan dia, injililah melalui telpon atau surat.

b. Ada beberapa hal yang menunjukkan keunggulan dari pengajaran tertulis:

bisa menjangkau orang yang tidak bersama-sama dengan penulis / pengajar.

pengajaran melalui mulut biasanya hilang setelah pengajarnya mati, tetapi pengajaran melalui tulisan bisa menjangkau anak cucu.

Pulpit Commentary: "Writing gave them permanence. Words pass away, but writing remains" (= tulisan memberikan hal yang tetap kepada mereka. Kata-kata akan berlalu tetapi tulisan menetap).

lebih akurat karena tidak dirusak karena perubahan / kesalahan yang sering terjadi karena penyampaian dari mulut ke mulut.

lebih mudah untuk dipelajari kembali.

lebih mudah melihat sistimatika ajaran.

Jaman sekarang, dengan adanya tape recorder / video, maka keunggulan no 1-3 di atas juga bisa didapatkan melalui tape recorder / video. Tetapi keunggulan no 4 dan 5 tidak bisa didapatkan dari tape recorder / video.

Penerapan:

Kalau saudara adalah hamba Tuhan, maka periksalah diri saudara apakah saudara mempunyai karunia untuk menjadi seorang penulis rohani. Indonesia membutuhkan pelayanan melalui tulisan!

Kalau saudara adalah jemaat, gunakanlah makalah Kebaktian maupun Pemahaman Alkitab, dan bahkan berusahalah menyebarkannya.

Banyaklah belajar melalui buku-buku rohani, tetapi pada saat yang sama, berhati-hatilah terhadap buku-buku yang salah / sesat yang saat ini banyak sekali terdapat.

Sekarang dengan adanya internet, kita bisa belajar Firman Tuhan dan melakukan penyebaran Injil / Firman Tuhan melalui internet.

6. ‘Supaya kamu tetap berjuang untuk mempertahankan iman’.

NIV/RSV: ‘contend for the faith’ (= berjuang / bertanding untuk iman).

NASB: ‘contend earnestly for the faith’ (= berjuang / bertanding dengan sungguh-sungguh untuk iman).

KJV: ‘earnestly contend for the faith’ (= berjuang / bertanding dengan sungguh-sungguh untuk iman).

Kata Yunaninya diambil dari pertandingan dan menunjukkan usaha yang sangat keras (bandingkan dengan tulisan Paulus yang menunjukkan bahwa hidup ini adalah pertandingan).

Sekalipun keselamatan tidak bisa hilang (ay 1,24) tetapi mereka tetap mempunyai tanggung jawab untuk berjuang mempertahankan iman. Adalah sesuatu yang bagus kalau saudara yakin bahwa saudara sudah selamat dan tidak mungkin kehilangan keselamatan saudara, tetapi hal itu harus dibarengi dengan usaha mati-matian untuk mempertahankan iman, misalnya dengan belajar Firman Tuhan, banyak berdoa, melayani / memberitakan Injil, menyucikan diri, berjuang melawan setan, dsb.

7. ‘iman yang telah disampaikan kepada orang-orang kudus’.

NASB: ‘for the faith which once for all delivered to the saints’ (= untuk iman yang telah diberikan sekali dan selamanya kepada orang-orang kudus).

Dalam bahasa Yunaninya memang ada kata HAPAX yang artinya adalah once (= satu kali).

Ini meunjukkan tidak akan ada perubahan terhadap Injil, tidak akan ada Injil yang kedua / Injil yang lain dari Tuhan. Bisa ada Injil yang lain / berbeda, tetapi itu pasti bukan dari Tuhan, melainkan dari setan / manusia. Banding-kan dengan 2 text Kitab Suci di bawah ini.

2Kor 11:4 - "Sebab kamu sabar saja, jika ada seseorang datang memberitakan Yesus yang lain dari pada yang telah kami beritakan, atau memberikan kepada kamu roh yang lain dari pada yang telah kamu terima atau Injil yang lain dari pada yang telah kamu terima".

Gal 1:6-9 - "Aku heran, bahwa kamu begitu lekas berbalik dari pada Dia, yang oleh kasih karunia Kristus telah memanggil kamu, dan mengikuti suatu injil lain, yang sebenarnya bukan Injil. Hanya ada orang yang mengacaukan kamu dan yang bermaksud untuk memutarbalikkan Injil Kristus. Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari sorga yang memberitakan kepada kamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuk-lah dia. Seperti yang telah kami katakan dahulu, sekarang kukatakan sekali lagi: jikalau ada orang yang memberitakan kepadamu suatu injil, yang berbeda dengan apa yang telah kamu terima, terkutuklah dia".

Jadi adalah sesuatu yang mustahil kalau Tuhan membuang Kitab Suci kita yang sekarang ini / menganggap Kitab Suci ini tidak berlaku lagi, dan lalu menggantinya dengan Kitab Suci yang lain!

Ayat Yudas 1:4:

1. Di sini Yudas menyebutkan adanya orang-orang kristen KTP / nabi-nabi palsu yang menyusup ke dalam gereja. Perhatikan istilah yang digunakan oleh Yudas untuk menyebut mereka, yaitu:

‘orang-orang tertentu’.

‘orang-orang yang telah lama ditentukan untuk dihukum’.

‘orang-orang yang fasik’.

a. Yudas tidak menyebut nama, bukan berarti bahwa tidak boleh menyebut nama dalam hal seperti ini. Yudas tidak menyebut nama, mungkin karena identitas orang-orang itu sudah diketahui. Paulus sering menyebut nama misalnya dalam 2Tim 4:10,14. Saya berpendapat bahwa pada jaman ini dengan begitu banyaknya gereja sesat dan nabi palsu, para pengkhotbah yang injili dan alkitabiah harus berani menyebut nama gereja sesat / nabi palsu itu, supaya jemaat bisa terhindar dari penyesatan. Kebanyakan pengkhotbah terlalu berpegang pada ‘kode etik pengkhotbah’ (yang melarang menyebut nama orang gereja yang sesat), padahal kode etik itu tidak mempunyai dasar Kitab Suci, dan kalau itu dituruti, itu bisa justru menyesatkan jemaat. Saya berpendapat bahwa jauh lebih penting bagi pengkhotbah / pendeta untuk menjaga jemaat dari kesesatan dari pada mempedulikan kode etik yang tidak mempunyai dasar Kitab Suci itu!

b. Bandingkan dengan sebutan ‘saudara-saudaraku yang kekasih’ (ay Yudas 1:1,17,20) yang ia gunakan untuk orang kristen yang sejati. Yudas tidak mau menyebut orang kristen KTP / nabi palsu itu sebagai ‘saudara’! Karena itu merupakan sesuatu yang tidak alkitabiah kalau ada orang kristen / Pendeta yang berkata ‘saudara-saudara kita yang beragama lain’! Kalau Kristen KTP saja tidak diakui sebagai saudara, lebih-lebih orang beragama lain!

Perhatikan juga bahwa dalam ay Yudas 1:4 ini Yudas membedakan antara ‘kamu’ (penerima surat) atau ‘kita’ (Yudas dan penerima surat) dengan ‘mereka’ (orang kristen KTP / nabi palsu). Pembedaan antara ‘lalang’ dengan ‘gandum’ adalah sesuatu yang sangat penting karena:

dengan demikian kita akan memberitakan Injil kepada mereka. Banyak hamba Tuhan yang menganggap ‘lalang’ di gerejanya sebagai ‘gandum’ dan akibatnya ia tidak memberitakan Injil kepada mereka.

kita bisa waspada terhadap mereka, dan tidak menempatkan mereka pada posisi-posisi yang penting dalam gereja!

2. ‘Masuk menyelusup di tengah-tengah kamu’.

NIV: ‘have crept in unnoticed’ (= telah merangkak / masuk perlahan-lahan tanpa diperhatikan).

NASB: ‘have secretly slipped in among you’ (= telah masuk / menyelusup secara diam-diam di antara kamu).

Ini menunjukkan mereka masuk secara diam-diam.

Bandingkan ini dengan:

a. Serigala yang menyamar sebagai domba dalam Matius 7:15.

Mat 7:15 (NIV): ‘They come to you in sheep’s clothing’ (= mereka datang kepadamu dengan / dalam pakaian domba

b. Setan yang menabur benih lalang pada waktu semua tidur (Matius 13:25).

Semua ini menyebabkan kita harus sangat waspada terhadap orang-orang seperti ini!

3. ‘Orang-orang yang telah lama ditentukan untuk dihukum’.

a. Arti bagian ini:

Calvin menganggap ini menunjuk pada penetapan yang kekal dari Allah, dengan kata lain dalam Rencana Allah orang-orang itu telah ditentukan untuk dihukum.

Tetapi bagian ini sebetulnya mengandung kata ‘dituliskan sejak dulu’.

NIV: whose condemnation was written about long ago (= penghukuman siapa sudah dituliskan sejak dulu).

Dalam bahasa Yunaninya digunakan kata PROGEGRAMMENOI yang artinya adalah: having been previously written (= telah dituliskan lebih dulu).

Adanya kata ‘dituliskan’ ini menyebabkan adanya orang-orang yang menganggap bahwa ini tidak menunjuk pada ketetapan yang kekal dari Allah, tetapi pada Perjanjian Lama maupun nubuat dari Yesus dan rasul-rasul (Misalnya Mat 18:7).

Tetapi perhatikan penafsiran Thomas Manton (ini orang Reformed) di bawah ini:

"The meaning of the metaphor is to show that these decrees are as certain and determinate as if he had a book wherein to write them" (= arti dari kiasan ini adalah untuk menunjukkan bahwa ketetapan-ketetapan ini adalah sama pasti dan tertentunya seperti kalau ia mempunyai sebuah buku dimana ia menuliskannya).

Jadi Thomas Manton tidak menganggap ini menunjuk pada tulisan Kitab Suci / Firman Tuhan, tetapi sebagai suatu kiasan yang menunjukkan suatu kepastian.

Thomas Manton lalu menambahkan:

"...heresies and errors do not fall out by chance, but according to the certain pre-ordination and foreknowledge of God. There are two reasons for it: Nothing can come to pass without his will, and nothing can come to pass against his will" (= bidat-bidat dan kesalahan-kesalahan tidak terjadi secara kebetulan, tetapi menurut penetapan lebih dulu dan pengetahuan lebih dulu dari Allah. Ada dua alasan untuk itu: Tidak ada yang bisa terjadi tanpa kehendakNya, dan tidak ada yang bisa terjadi bertentangan dengan kehendakNya).

"... from all eternity some were decreed by their sins to come unto judgment or condemnation" (= ... dari kekekalan beberapa ditetapkan melalui dosa-dosa mereka untuk menuju pada penghakiman atau penghukuman).

Thomas Manton juga memberikan dukungan Kitab Suci yang lain, yaitu Roma 9:11-13 1Tesalonika 5:9 1Petrus 2:8 Amsal 16:4. Kalau saudara tidak percaya pada penentuan binasa (reprobation), bacalah dan renungkanlah ayat-ayat ini!

b. Satu hal yang perlu diperhatikan adalah: kalau bagian ini memang menunjuk pada penentuan binasa, seperti yang dikatakan oleh Calvin dan Thomas Manton, maka itu tidak berarti bahwa kita boleh meniru Yudas, dalam arti: pada waktu melihat orang jahat / nabi palsu / orang kristen KTP, lalu menganggapnya sebagai orang yang ditentukan untuk binasa. Jangan lupa bahwa Yudas menuliskan semua ini dibawah pengilhaman Roh Kudus, dan itu adalah sesuatu yang tidak kita miliki!

4. ‘Orang fasik’.

Thomas Manton berkata bahwa arti sebenarnya adalah ‘without worship’ (= tanpa ibadah). Ini menunjuk pada orang yang:

tidak pernah atau jarang memikirkan tentang Allah.

tidak senang bersekutu dengan Allah.

tidak takut untuk menyalahi Allah.

tidak ingin menyenangkan Allah.

Renungkan: apakah saudara adalah orang seperti ini?

5. ‘Yang menyalahgunakan kasih karunia Allah kita untuk melampiaskan hawa nafsu mereka’.

a. ‘menyalahgunakan kasih karunia Allah’.

Karena:

· ada penebusan dosa oleh Kristus.

Allah itu kasih, sabar dan maha pengampun.

keselamatan tidak bisa hilang (ay 1,24).

maka orang-orang ini terus hidup di dalam dosa (bdk. Roma 6:1-23).

b. ‘melampiaskan hawa nafsu’.
Kata ‘melampiaskan hawa nafsu’ diterjemahkan licentiousness (= ketidak-bermoralan) oleh NASB.

Kata Yunaninya adalah ASELGEIAN, dan Thomas Manton berkata bahwa kata ini mengandung kata SELGA, yaitu nama kota di Pisidia yang terkenal karena Sodomy (= homosex atau hubungan sex manusia dengan binatang).

6. ‘dan yang menyangkal satu-satunya Penguasa dan Tuhan kita, Yesus Kristus’.

a. Penyangkalan terhadap Kristus bisa dilakukan dengan 2 cara:

secara verbal / lisan.

Ini adalah orang yang secara terang-terangan tidak mengakui Yesus sebagai Tuhan / Juruselamat. Orang-orang seperti ini pasti ada di luar gereja.

secara praktis / melalui kehidupan.

Golongan kedua ini secara verbal / lisan mengakui bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat, tetapi hidup mereka sama sekali tidak menunjukkan hal itu (bdk. Matius 7:21-23 Lukas 6:46 2Tim 3:5 Tit 1:16).

Orang-orang yang dimaksud oleh Yudas ini rupanya tidak termasuk golongan pertama tetapi golongan kedua. Alasannya karena mereka disebut sebagai orang yang telah ‘masuk menyelusup’ (secara diam-diam) ke dalam gereja.

Penerapan:

Orang-orang yang secara teoritis mempunyai pengakuan yang benar tetapi secara praktis hidupnya tidak sesuai dengan pengakuannya ini lebih berbahaya dari pada orang yang secara teoritis mempunyai pengakuan yang salah.

Contoh:

Dalam bukunya yang berjudul ‘Toronto Blessing Lawatan Roh Allah Masa Kini?’ Ir Herlianto menyerang gereja Vineyard sebagai gereja yang brengsek. Tetapi Pdt. Bambang Widjaja dari GKPB Fajar Pengharapan Bandung, dalam bukunya yang berjudul ‘Menguji Batu Penguji’, lalu menyerang buku Ir Herlianto ini, dan menunjukkan pengakuan Iman gereja Vineyard, yang alkitabiah dan injili. Menurut saya ini adalah suatu serangan yang bodoh, karena pengakuan iman suatu gereja belum tentu sama (bahkan sering tidak sama) dengan prakteknya! Jadi bisa saja suatu gereja mempunyai pengakuan iman yang injili dan alkitabiah, tetapi gerejanya tetap brengsek dan sesat!

Ada Liberal teoritis yang menyangkal Yesus sebagai satu-satunya jalan keselamatan, menyangkal Kitab Suci sebagai Firman Allah, dsb. Tetapi juga ada Liberal praktis yang sekalipun secara teoritis mengakui Yesus sebagai satu-satunya jalan keselamatan, tetapi tidak memberitakan Injil, dan sekalipun secara teoritis mengakui Kitab Suci sebagai Firman Allah, tetapi tidak mengajarkannya dengan serius (misalnya dengan tidak mengadakan Pemahaman Alkitab atau memberikan khotbah yang tidak ada isinya) dan tidak meninggikan otoritas Kitab Suci (misalnya dengan mengijinkan pernikahan antar agama). Saya berpendapat bahwa golongan kedua ini lebih berbahaya! Karena itu kalau gereja saudara mempunyai slogan-slogan yang injili / alkitabiah, renungkanlah apakah slogan-slogan itu juga diterapkan dalam kehidupan praktis dari gereja atau tidak!

b. Ada manuscript yang menambahi kata ‘Allah’.

KJV: the only Lord God and our Lord Jesus Christ (= satu-satunya Tuhan Allah dan Tuhan kita Yesus Kristus).

Tetapi ini dari manuscript yang tidak terlalu dipercaya.

NASB/RSV: our only Master and Lord, Jesus Christ (= satu-satunya Tuan dan Tuhan kita, Yesus Kristus).

NIV: Jesus Christ our only Sovereign and Lord (= Yesus Kristus satu-satunya Orang yang berdaulat dan Tuhan kita)

Kata ‘Tuhan / Lord’ diterjemahkan dari kata Yunani KURIOS sedangkan kata ‘Penguasa / Master / Sovereign’ diterjemahkan dari kata Yunani DESPOTES [dari sini diturunkan kata bahasa Inggris despot (= raja / penguasa yang lalim)], yang menekankan kedaulatan / otoritas.

c. Calvin berkata: Yang disangkal bukannya kasih / kasih karunia dari Yesus Kristus. Yang disangkal adalah ‘the ruling power’ (= kuasa pemerintahan) / kedaulatan Yesus Kristus. Jadi, ini adalah orang-orang yang menerima Yesus sebagai Juruselamat tetapi tidak sebagai Tuhan! Bdk. Luk 2:11 yang menyatukan ‘Juruselamat’ dan ‘Tuhan’. Karena itu tidak mungkin seseorang bisa menerima Yesus sebagai Juruselamat tetapi tidak sebagai Tuhan.

Kesimpulan:

Dalam Yudas 1:3-4 ini ditunjukkan bahwa Yudas sebetulnya mau menulis tentang keselamatan bersama, tetapi ia lalu merasakan bahwa lebih penting baginya untuk membicarakan:

orang kristen KTP / nabi palsu yang menyusup ke dalam gereja.

memperingatkan orang kristen sejati untuk berjuang mempertahankan iman.

Karena itulah ia akhirnya menuliskan surat Yudas ini.

Dalam ay Yudas 1:3-4 Yudas mengatakan bahwa:

ada orang-orang kristen KTP / nabi-nabi palsu yang menyelusup ke dalam gereja.

orang kristen harus berjuang mempertahankan iman.

Sekarang dalam ay Yudas 1:5-7 Yudas memberikan contoh-contoh untuk menunjukkan bahwa:

Tuhan pasti menghukum dosa.

kemurtadan / penyimpangan dari iman pasti mendapatkan hukuman.

Ayat Yudas 1:5:

1. Ay 5a: ‘Tetapi, sekalipun kamu telah mengetahui semuanya itu dan tidak meragukannya lagi, aku ingin mengingatkan kamu’ (bdk.  Yudas 1:17).

a. Kata-kata ‘dan tidak meragukannya lagi’ sebetulnya tidak ada.

b. Orang kristen perlu diingatkan tentang hal-hal yang sudah diketahui / dimengertinya.

Calvin:

"The use of God’s Word is not only to teach what we could not have otherwise known, but also to rouse us to a serious meditation of those things which we already understand, and not to suffer us to grow torpid in a cold knowledge" (= Kegunaan Firman Allah bukan hanya untuk mengajar kita apa yang tidak bisa kita ketahui, tetapi juga untuk membangkitkan kita pada meditasi yang serius tentang hal-hal yang sudah kita mengerti, dan tidak membiarkan kita untuk menjadi tumpul / lamban dalam pengetahuan yang dingin).

Penerapan:

Pengajar Firman Tuhan tidak boleh bosan memberitakan hal yang sudah diketahui jemaat (bdk. 1Tim 4:6).

Jemaat tidak boleh mempunyai pemikiran ‘aku sudah tahu’ pada waktu mendengar sesuatu yang sudah diketahuinya.

2. Yudas 1:5b: ‘bahwa memang Tuhan menyelamatkan umatNya dari tanah Mesir, namun sekali lagi membinasakan mereka yang tidak percaya’.

a. Kata-kata ‘sekali lagi’ salah terjemahan.

NIV: later (= belakangan).

NASB: subsequently (= sesudah itu).

b. Ini menunjuk pada Bil 13-14.

Ayat Yudas 1:6:

Dalam ay 6 ini Yudas berbicara tentang malaikat-malaikat yang berdosa dan hukuman mereka.

1. Dosa mereka.

a. Dasar Kitab Suci yang salah tentang kejatuhan malaikat / setan.

Yesaya 14:12-23.

Kata ‘Lucifer’ adalah kata bahasa Latin yang berarti ‘light bearer’ (= pembawa terang). Ini merupakan nama untuk planet Venus, yang merupakan benda paling terang setelah matahari dan bulan. Dalam Yesaya 14:12 ini merupakan terjemahan dari kata Ibrani HEY-LEL yang diterjemahkan ‘morning star’ (= bintang pagi) oleh NIV, dan ‘Bintang Timur’ oleh Kitab Suci Indonesia.

Kata-kata dalam Yes 14:12-14 menyebabkan orang beranggapan bahwa bagian ini menceritakan kejatuhan setan, tetapi Yes 14:4,22-23 dengan jelas menunjukkan bahwa bagian ini berbicara tentang Babel / raja Babel.

Tidak ada dasar untuk mengatakan bahwa Babel / raja Babel di sini adalah lambang dari setan ataupun TYPE dari setan (Catatan: kalau Kitab Suci memaksudkan sebagai TYPE itu selalu menunjuk ke depan, bukan ke belakang).

Yeh 28:1-19.

Kalau dilihat Yeh 28:1,6,12,14-17 maka kelihatannya bagian ini menunjuk pada kejatuhan setan, tetapi Yeh 28:2 dengan jelas mengatakan bahwa ini ditujukan kepada raja Tirus, dan tentang dia dikatakan: ‘engkau adalah manusia, bukanlah Allah’ (ay 2 akhir).

sama seperti dalam Yes 14 di atas, tidak ada dasar untuk mengartikan bagian ini sebagai lambang ataupun TYPE dari setan.

Kejadian 1:1-2 - ‘Gap theory’.

Ada suatu teori / penafsiran yang salah tentang Kej 1:1-2 ini, yang disebut ‘Gap Theory’. Teori ini mengatakan bahwa di antara Kej 1:1 dan Kej 1:2 terdapat ‘gap’ (= celah / selang waktu) yang lamanya jutaan tahun atau bahkan ratusan juta tahun. Mereka menganggap bahwa dalam Kej 1:1, langit dan bumi dan segala isinya sudah sempurna. Lalu terjadi pemberontakan Lucifer / Iblis, sehingga bumi menjadi tidak berbentuk dan kosong seperti dalam Kej 1:2. Lalu dalam Kej 1:3-dst Allah melakukan penciptaan ulang.

Dasar dari ‘gap theory’ ini adalah:

1. Mereka berpendapat bahwa Allah tidak mungkin mencipta sesuatu yang kacau seperti yang tertulis dalam Kej 1:2 - ‘bumi belum berbentuk dan kosong, gelap gulita menutupi samudera raya’. Karena itulah mereka beranggapan bahwa penciptaan dalam Kej 1:1 sudah sempurna, tetapi lalu menjadi rusak / kacau karena pemberontakan Iblis.

2. Dengan adanya ‘gap’ jutaan tahun ini maka Alkitab menjadi cocok dengan ilmu Geologia yang mengatakan bahwa umur bumi sudah jutaan tahun.

3. Kej 1:2 berbunyi: ‘Bumi belum berbentuk dan kosong’.

NIV menterjemahkan sebagai berikut: ‘Now the earth was formless and empty’ (= Bumi adalah tidak berbentuk dan kosong).

Ditinjau dari sudut bahasa Ibrani, kata ‘HAYETAH’ yang diterjemahkan ‘was / adalah’, juga bisa diterjemahkan ‘became / menjadi’. Kalau dipilih terjemahan ini, maka Kej 1:2 menjadi: ‘Dan bumi menjadi tidak berbentuk dan kosong’. Terjemahan ini cocok dengan ‘gap theory’.

Saya berpendapat bahwa ‘Gap theory’ ini harus ditolak dengan alasan / penjelasan sebagai berikut:

a. Kej 1:1-2 tidak berarti bahwa Allah menciptakan sesuatu yang kacau, tetapi bahwa Ia menciptakan yang sempurna secara bertahap.

Penganut ‘gap theory’ tidak mau mempercayai bahwa Allah melakukan penciptaan secara bertahap, tetapi dalam teori mereka sendiri mereka berpendapat bahwa pada waktu Allah melakukan ‘penciptaan kembali’ dalam Kej 1:3-dst, maka Allah melakukannya secara bertahap. Ini menunjukkan ketidak-konsekwenan teori ini.

b. Ilmu Geologia sama sekali tidak mempunyai kepastian dalam menentukan umur bumi.

Perlu diketahui bahwa ada banyak metode yang bisa digunakan untuk menentukan umur bumi, dan ternyata metode-metode ini menghasilkan hasil yang sangat bervariasi. Misalnya metode pertama menghasilkan bilangan 100 juta tahun, maka metode kedua ternyata menghasilkan bilangan 20 ribu tahun, dsb. Disamping itu perlu diketahui bahwa para ahli ilmu pengetahuan itu kebanyakan adalah orang yang bukan kristen, bahkan anti kristen. Karena itu, kalau dengan metode tertentu mereka menemukan bahwa umur bumi adalah jutaan tahun, maka hasil itu dipublikasikan, sedangkan kalau dengan metode yang lain menghasilkan bilangan ribuan atau puluhan ribu tahun (sehingga cocok dengan Alkitab), maka hasil itu mereka sembunyikan.

Hal lain yang perlu diketahui adalah bahwa pada waktu Allah menciptakan segala sesuatu dalam Kej 1, maka semua itu diciptakan dalam keadaan ‘sudah mempunyai umur tertentu’ (yang tidak kita ketahui). Misalnya:

o Pada waktu Adam diciptakan pada hari ke 6, ia tidak diciptakan sebagai seorang bayi yang baru lahir, tetapi sebagai manusia dewasa, yang sudah mempunyai umur tertentu. Karena itu, andaikata pada hari ke 7 seorang ilmuwan memeriksa Adam, maka mungkin sekali ia mendapatkan bahwa Adam sudah berumur 30 tahun, atau 50 tahun, padahal Adam baru berumur 1 hari!

o Pada waktu pohon-pohonan diciptakan oleh Allah pada hari ke 3, mereka tidak diciptakan sebagai tunas yang baru tumbuh, tetapi sebagai pohon yang sudah besar, yang sudah mempunyai umur tertentu. Karena itu, andaikata pada hari ke 4 seorang ilmuwan memeriksa sebuah pohon, maka mungkin sekali ia akan mendapatkan bahwa pohon itu sudah berumur 100 tahun, padahal sebetulnya baru berumur 1 hari.

o Demikian juga pada waktu Allah menciptakan bumi dengan lapisan batu-batuannya, Allah menciptakannya dalam keadaan sudah mempunyai umur tertentu. Dan kita tidak tahu berapa umur bumi pada waktu diciptakan. Bisa saja 1000 tahun, atau satu juta tahun, atau bahkan ratusan juta tahun!

Karena itu, kalaupun para ilmuwan jaman sekarang bisa menemukan suatu metode penentu umur bumi yang betul-betul dapat dipercaya, dan dengan metode itu didapatkan bahwa umur bumi sudah 5 juta tahun, maka itu tidak menunjukkan bahwa Kitab Sucinya salah. Siapa tahu bahwa Allah memang menciptakan bumi ini dalam keadaan sudah berumur mendekati 5 juta tahun?

c. Kalau ‘gap theory’ mau mencocokkan Alkitab dengan Ilmu Geologia dalam persoalan umur bumi, lalu bagaimana dengan umur dari tulang-tulang manusia yang jutaan tahun (ini menurut ‘ilmu pengetahuan’; tetapi inipun tidak bisa dipercaya!)? Apakah mereka mau berkata bahwa dalam Kej 1:1 itu juga sudah ada manusia?

o Kalau dikatakam bahwa dalam Kej 1:1 sudah ada manusia, maka:

§ itu berarti bahwa Adam bukan manusia pertama, dan ini bertentangan dengan 1Kor 15:45a yang berbunyi: "Seperti ada tertulis: ‘Manusia pertama, Adam menjadi makhluk hidup’".

§ perlu dipertanyakan: bagaimana manusia itu bisa mati, padahal belum ada dosa?

o Kalau mereka berkata bahwa dalam Kejadian 1:1 itu belum ada manusia, maka mereka tetap tidak bisa mencocokkan Alkitab dengan ‘ilmu pengetahuan’.

d. Kalaupun di antara Kej 1:1 dan Kej 1:2 ada pemberontakan setan, mengapa alam semesta harus menjadi kacau / rusak? Iblis memang kuat, tetapi ia jelas sama sekali bukan tandingan Allah, sehingga ‘pertempuran’ antara Iblis dan Allah sama sekali ‘tidak seru’ dan tidak perlu sampai menghancurkan alam semesta. Pandangan yang mengatakan bahwa pertempuran Iblis melawan Allah itu sampai harus menghancurkan ciptaan Allah, adalah pandangan yang terlalu merendahkan Allah, karena secara tidak langsung mereka beranggapan bahwa kekuatan Iblis dan Allah itu tidak terlalu berbeda jauh.

e. ‘Gap theory’ ini muncul bukan sebagai hasil dari Exegesis terhadap Kej 1:1-2, tetapi sebagai hasil dari Eisegesis terhadap Kej 1:1-2. Exegesis berarti kita menggali ayat sedemikian rupa sehingga dari ayat tersebut keluar suatu ajaran. Ini adalah cara yang benar dalam menangani Kitab Suci. Tetapi Eisegesis berarti kita memasukkan pandangan kita ke dalam ayat Kitab Suci, dan ini jelas merupakan cara penafsiran yang salah.

Dengan demikian jelas bahwa Kej 1:1-2 tidak bisa dijadikan dasar dari kejatuhan setan.

Kej 6:2 dimana ‘anak-anak Allah’ diartikan sebagai malaikat.

Sebetulnya ini jelas tidak mungkin menunjuk pada kejatuhan setan, karena setan sudah ada dalam Kej 3. Disamping itu penafsiran ini bertentangan dengan Mat 22:30 yang menyatakan bahwa malaikat itu tidak kawin.

b. Dasar Kitab Suci yang benar tentang kejatuhan setan.

2Petrus 2:4. Tetapi ini sama sekali tidak menunjukkan dosa atau kesalahan apa yang dilakukan olehnya.

Yohanes 8:44. Tetapi bagian ini hanya mengatakan bahwa ia tidak tinggal dalam kebenaran / berpegang pada kebenaran.

1Timotius 3:6. Secara implicit ini menunjukkan bahwa Iblis jatuh karena sombong. Ini sesuai dengan Yak 3:14-15 yang menunjukkan bahwa kesombongan / kemegahan merupakan hikmat dari setan.

Yudas 6: "Dan bahwa Ia menahan malaikat-malaikat yang tidak taat pada batas-batas kekuasaan mereka, tetapi yang meninggalkan tempat kediaman mereka".

NASB: ‘And angels who did not keep their own domain, but abandoned their proper abode’ (= Dan malaikat-malaikat yang tidak mempertahankan daerah kekuasaan mereka, tetapi meninggalkan tempat tinggal mereka yang seharusnya).

NIV: ‘And the angels who did not keep their position of authority but abandoned their own home’ (= Dan malaikat-malaikat yang tidak mempertahankan posisi otoritas mereka, tetapi meninggalkan rumah mereka sendiri).

KJV: ‘And the angels which kept not their first estate but left their own habitation’ (= Dan malaikat-malaikat yang tidak mempertahankan tanah milik mereka, tetapi meninggalkan tempat tinggal mereka sendiri).

RSV: ‘And the angels who did not keep their own position, but left their proper dwelling’ (= Dan malaikat-malaikat yang tidak mempertahankan posisi mereka sendiri, tetapi meninggalkan tempat tinggal mereka yang seharusnya).

Mungkin ini menunjukkan bahwa mereka ingin menjadi Allah, dan ini sesuai dengan godaannya kepada Hawa (Kej 3:5), dan juga keinginannya untuk disembah oleh Yesus (Mat 4:9).

Dari semua dasar Kitab Suci ini, harus diakui bahwa Kitab Suci tidak memberikan pengajaran yang jelas tentang kejatuhan setan. Tetapi kesimpulan yang mungkin diambil adalah: sekalipun sudah diciptakan sebagai makhluk mulia, tetapi kesombongannya menyebabkan ia tidak puas dan ingin menjadi Allah sendiri.

Pulpit Commentary:

"It is hard to be high and not high-minded" (= Adalah sukar untuk menjadi tinggi dan tidak menjadi sombong).

Penerapan:

Kalau saudara dilahirkan dalam keadaan tinggi / mulia, misalnya kaya, pandai, ngganteng / cantik, dsb, berhati-hatilah untuk tidak jatuh dalam kesombongan!

2. Hukuman mereka.

Yudas 6 ini berkata: "Dan bahwa Ia menahan ... dengan belenggu abadi di dalam dunia kekelaman sampai penghakiman pada hari besar".

a. Saat ini setan ditahan oleh Allah dengan belenggu abadi dalam dunia kekelaman.

Setan yang tadinya tidak mau menahan diri sekarang justru ditahan oleh Allah.

NIV: ‘And the angels who did not keep ... these he has kept’ (= Dan malaikat-malaikat yang tidak menahan ... mereka ini telah Ia tahan).

Pulpit Commentary:

"As they ‘kept not their lordship’, God has ‘kept them in everlasting bonds’" (= Karena mereka tidak menjaga otoritas mereka, Allah telah menjaga mereka dalam belenggu abadi).

Tyndale:

"The evil angels had been too arrogant to keep their position - so God kept them in punishment" (= Malaikat-malaikat yang jahat itu terlalu congkak untuk mempertahankan posisi mereka - jadi Allah mengurung mereka dalam penghukuman).

Penerapan:

Ini merupakan peringatan kepada kita yang tidak mau tunduk pada batasan yang Allah berikan kepada kita, seperti:

tidak boleh bekerja pada hari Sabat.

hanya boleh mempunyai 1 istri / suami.

tidak boleh menikah dengan orang non kristen.

jangan berzinah.

Apa artinya ‘setan ditahan dengan belenggu abadi dalam dunia kekelaman’?

Calvin:

"We are not to imagine a certain place in which the devils are shut up, for the Apostle simply intended to teach us how miserable their condition is, since the time they apostized and lost their dignity" (= Kita tidak boleh membayangkan suatu tempat tertentu didalam mana setan-setan itu dikurung, karena sang rasul hanya bermaksud untuk mengajar kita betapa buruknya kondisi mereka sejak saat mereka memberontak / murtad dan kehilangan martabat mereka).

Anthony Hoekema menghubungkan hal ini dengan Wah 20:1-3 dan ia mengatakan bahwa:

Sejak kedatangan Yesus yang pertama setan dibelenggu / diikat. Dasarnya:

Mat 12:29 - kata ‘diikat’ di sini dalam bahasa Yunaninya menggunakan kata yang sama seperti yang digunakan dalam Wah 20:2.

Luk 10:17-18.

Yohanes 12:31 - kata ‘dilemparkan’ menggunakan kata dasar Yunani yang sama dengan kata ‘melemparkan’ dalam Wah 20:3.

‘Diikat / dibelenggu’ tidak berarti bahwa ia dikurung dalam suatu tempat, tetapi hanya dibatasi kekuasaan / aktivitasnya. Karena itu, ia masih mempunyai kebebasan tertentu untuk menggoda dan menyerang manusia. Dan nanti menjelang kedatangan Yesus yang kedua kalinya ia bahkan akan dilepaskan untuk sedikit waktu lamanya (Wah 20:3b).

b. ‘Sampai penghakiman pada hari besar’.

Ini menunjuk pada penghakiman akhir jaman, dimana setan akan dilemparkan ke neraka (Wah 20:10) sehingga tidak lagi bisa menggoda / menyerang manusia.

Beberapa hal yang perlu dicamkan:

Sekalipun penghukuman setan itu sudah pasti, tetapi saat ini setan belum dihukum / belum waktunya masuk neraka (Mat 8:29).

Kalau setan masuk neraka nanti, ia akan dihukum, bukan menghukum! Bdk. Mat 8:29 Mat 25:41 Wah 20:10.

Ini bertentangan dengan:

orang kristen tertentu yang melakukan penengkingan terhadap setan bukan hanya untuk keluar dari diri seseorang tetapi juga untuk masuk ke neraka. Penengkingan semacam ini sia-sia, karena saat ini memang belum waktunya bagi setan untuk masuk ke neraka.

ajaran yang mengatakan bahwa di neraka saat ini sudah ada setan, dan mereka menyiksa manusia yang masuk ke neraka - buku ‘Wahyu Tuhan Yesus tentang neraka’.

setan menyiksa Yesus di neraka - ini ajaran dari Faith Movement.

Persoalan 2Pet 2:4: Ayat ini seolah-olah menunjukkan bahwa Allah sudah memasukkan setan ke dalam neraka. Untuk ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu:

Kata ‘neraka’ di sini diterjemahkan dari kata bahasa Yunani TARTARUS yang hanya dipergunakan satu kali ini saja dalam Kitab Suci.

Bagian ini tidak boleh ditafsirkan sekan-akan setan sudah masuk neraka, karena ini akan bertentangan dengan Mat 8:29 Mat 25:41 Wah 20:10 dan bahkan bertentangan dengan 2Pet 2:4 itu sendiri (baca bagian b dari ayat itu).

Mungkin bagian ini hanya menunjukkan kepastian bahwa setan akan masuk neraka.

Ayat Yudas 1:7:

1. ‘sama seperti Sodom dan Gomora dan kota-kota sekitarnya’.

a. Dari Hos 11:8 dan Ul 29:23 bisa terlihat bahwa selain Sodom dan Gomora ada 2 kota lagi yang dihancurkan oleh Tuhan dalam peristiwa yang sama, yaitu Adma dan Zeboim.

b. Sodom dan Gomora mempunyai keadaan yang sangat menguntungkan.

Kej 13:9-10 - banyak airnya, seperti taman Tuhan.

Yeh 16:49 - makanan berlimpah-limpah, kesenangan hidup.

Tetapi semua keuntungan secara fisik / duniawi / jasmani memang sering menyebabkan orang justru menjadi bejad. Karena itu hati-hatilah dengan semua keuntungan / berkat duniawi!

2. ‘yang dengan cara yang sama’.

Ada macam-macam penafsiran:

a. Orang Sodom dan Gomora berbuat dosa dengan cara yang sama seperti malaikat-malaikat dalam ay Yudas 1:6.

b. Orang Sodom dan Gomora berbuat dosa dengan cara yang sama seperti guru-guru palsu dalam ay Yudas 1:4.

c. Kota-kota lain itu (Adma dan Zeboim) melakukan dosa dengan cara yang sama seperti Sodom dan Gomora, dan dihukum dengan cara yang sama pula.

Saya berpendapat bahwa yang benar adalah arti ke 3.

3. Dosa-dosa Sodom dan Gomora:

a. ‘melakukan percabulan’.

Teladan yang sangat baik dalam menghindari percabulan / perzinahan adalah Ayub (Ayub 31:1,9-12).

Percabulan sangat tidak menyenangkan Allah, dan 1Kor 6:18 kelihatannya menonjolkan dosa percabulan melebihi dosa-dosa yang lain. Calvin menafsirkan bahwa 1Kor 6:18 berarti bahwa dosa sexual memberi bekas yang lebih hebat / memalukan dibanding dosa-dosa yang lain. Penafsiran ini:

sesuai dengan kontex dari 1Kor 6:18 itu, karena 1Kor 6:19-20 mengajarkan bahwa kita harus menggunakan tubuh kita, yang adalah bait Roh Kudus, untuk memuliakan Allah. Tetapi kalau kita menggunakannya untuk percabulan, kita justru memalukan Allah.

sejalan dengan Amsal 6:32-33 yang berbunyi:

"Siapa melakukan zinah tidak berakal budi; orang yang berbuat demikian merusak diri. Siksa dan cemooh diperolehnya, malunya tidak terhapuskan".

Terlihat bahwa ayat ini menghubungkan antara ‘merusak diri’ dengan ‘cemooh yang diperoleh’ dan ‘malu yang tak terhapuskan’.

sejalan juga dengan 1Raja-raja 15:5 yang menunjukkan bahwa dosa sexual menjadi noda dalam kehidupan Daud (dinyatakan dengan kata-kata ‘kecuali dalam hal Uria, orang Het itu’).

b. ‘mengejar kepuasan-kepuasan yang tak wajar’.

NASB: went after strange flesh (= mengikuti kedagingan yang aneh).

Bahasa Yunaninya: SARKOS HETERAS yang sebetulnya berarti ’other flesh’ (= daging yang lain), artinya: ‘other than what nature hath appointed’ (= lain dari yang telah ditetapkan oleh alam), dan ini menunjuk pada homosex, karena ‘yang ditetapkan oleh alam’ adalah heterosex.

Karena itu NIV menterjemahkan sexual perversion (= penyimpangan sexual).

Ini terlihat dari Kej 19:4-5 dimana orang laki-laki dari Sodom, dari yang muda sampai yang tua, seluruh kota tanpa terkecuali, mengepung rumah Lot, dan menghendaki hubungan sex dengan malaikat-malaikat, padahal mereka menyangka malaikat-malaikat itu adalah orang laki-laki.

Catatan: Kata ‘orang-orang’ dalam Kej 19:5 menggunakan kata Ibrani yang sama dengan kata ‘orang-orang lelaki’ dalam Kej 19:4, yaitu ENOSH.

Tindakan orang-orang Sodom dan Gomora ini menyebabkan sampai sekarang ada istilah yang merupakan peringatan tentang tindakan mereka yang memalukan, yaitu Sodomy, yang menunjuk pada semua hubungan sex yang tidak normal, seperti homosex atau hubungan sex antara manusia dengan binatang.

Bandingkan semua ini dengan Ro 1:18-28 yang menunjukkan bahwa homosex itu muncul sebagai hukuman Tuhan kepada manusia, yang sekalipun tahu akan adanya Allah tetapi tidak mau menyembahNya dan sebaliknya menyembah berhala. Sebagai hukuman, Allah lalu menyerah-kan orang-orang itu pada dosa homosex.

c. ‘melakukan percabulan dan mengejar kepuasan-kepuasan yang tak wajar’.

NASB: indulged in gross immorality and went after strange flesh (= menuruti keinginan hati mereka dalam ketidakbermoralan yang menyolok dan mengejar / mencari daging / kedagingan yang aneh).

NIV: gave themselves up to sexual immorality and perversion (= menyerahkan diri mereka sendiri kepada ketidakbermoralan dan penyimpangan sexual).

Ini menunjukkan bahwa mereka bukan melakukannya secara kadang-kadang saja, tetapi boleh dikatakan addictive (= nyandu / ketagihan) terhadap hal-hal itu. Ini juga terlihat dari Kej 19:4-5 dimana mereka ingin memperkosa malaikat secara beramai-ramai.

d. Dosa-dosa lain yang tidak dinyatakan di sini:

dalam kelimpahan tidak menolong orang yang kekurangan (Yeh 16:49 bdk. Amsal 21:13 1Yoh 3:16-17 Matius 25:42-46).

kecongkakan dan tindakan keji (Yeh 16:49-50).

Thomas Manton:

"It is hard to enjoy plenty and not to grow haughty" (= Adalah sukar untuk menikmati kemakmuran / kelimpahan dan tidak menjadi sombong).

Pulpit Commentary:

"Prosperity often becomes an occasion for much wickedness and impiety" (= kemakmuran sering menjadi kesempatan untuk banyak kejahatan dan ketidaksalehan / ketidakhormatan kepada Allah).

Penerapan:

Karena itu kalau saudara diberi kemiskinan, maka ingatlah bahwa semua itu mungkin merupakan semacam kekang supaya saudara tidak menjadi sombong atau lari ke dalam dosa.

membicarakan dosa secara terang-terangan / tanpa sembunyi-sembunyi (Yes 3:9).

Kebejadan manusia terlihat dengan jelas pada saat mereka sudah tidak mempunyai rasa malu lagi, bahkan sebaliknya menjadi bangga, terhadap dosa-dosa mereka. Misalnya membicarakan dusta, zinah, dsb.

4. ‘telah menanggung siksaan api kekal sebagai peringatan kepada semua orang’.

a. ‘telah menanggung siksaan api kekal’.

Orang Sodom dan Gomora dan kota-kota sekitarnya memang dihukum / dihancurkan oleh Tuhan dengan menggunakan hujan api dan belerang, tetapi mengapa disini dikatakan ‘api kekal’?

Ada yang beranggapan bahwa dikatakan ‘kekal’ karena pengaruh dari hujan api dan belerang itu terus membekas sehingga kota itu tidak bisa dibangun kembali karena tanahnya hangus.

Ada yang berpendapat bahwa dikatakan ‘siksaan api kekal’, karena setelah mereka dibasmi dengan hujan api dan belerang, mereka langsung masuk ke neraka dan disiksa oleh api neraka yang kekal.

Thomas Manton:

"the temporal judgment making way for eternal" (= penghakiman sementara membuka jalan untuk yang kekal).

"The wicked Sodomites were not only burnt up by that temporal judg-ment, but cast into hell, which is here called ‘eternal fire’" (= Orang-orang Sodom yang jahat tidak hanya dibakar oleh penghakiman sementara, tetapi dilemparkan ke dalam neraka, yang di sini disebut ‘api yang kekal’).

Saya lebih setuju dengan pandangan ke 2.

Satu hal yang sangat perlu diperhatikan dalam penghukuman Sodom dan Gomora ialah bahwa Tuhan menghukum mereka dengan mendadak! Ini ditunjukkan oleh Kej 19:23 yang menyatakan ‘matahari bersinar’. Jadi saat itu cuaca sedang baik, tetapi secara mendadak berubah menjadi hujan api dan belerang (Kej 19:24)! Bandingkan sifat mendadak dari hukuman Tuhan ini dengan:

Mazmur 73:18-19.

2Pet 3:10a - hari Tuhan akan tiba seperti pencuri!

Lukas 17:26-30.

Lukas 21:34 - ’dengan tiba-tiba’.

Penerapan:

Kalau saudara sadar saudara hidup dalam dosa, jangan bersikap tenang-tenang hanya karena saat itu tidak / belum ada tanda-tanda hukuman Allah! Ingat bahwa hukuman Allah bisa datang secara mendadak!

b. ‘sebagai peringatan kepada semua orang’.

Bdk. 1Kor 10:1-11 (khususnya ay 6,11).

Ayat-ayat seperti ini mengharuskan kita belajar dari sejarah Kitab Suci. Ada banyak orang yang dihukum oleh Tuhan karena dosanya, dan karena itu kita harus menghindari dosa-dosa mereka.

c. Sekalipun hukuman Sodom dan Gomora hebat, tetapi Yesus berkata bah-wa kota Kapernaum / kota yang menolak Kristus akan mengalami hukuman yang lebih hebat lagi (Mat 10:15 Mat 11:20-24). Ini menunjukkan bahwa penolakan terhadap Kristus, adalah suatu dosa yang luar biasa hebatnya di hadapan Allah, lebih-lebih kalau orang yang menolak itu mempunyai banyak terang yang seharusnya mempertobatkan dia.

Ayat Yudas 1:8:

Setelah membahas 3 contoh orang berdosa / murtad dan hukumannya (ay Yudas 1:5-7), sekarang dalam ay 8 Yudas kembali kepada orang-orang kristen KTP / guru-guru palsu yang tadi sudah ia bicarakan dalam ay Yudas 1:4.

1. ‘Namun demikian’.

NASB: Yet in the same manner (= Tetapi dengan cara yang sama).

NIV: In the very same way (= Dalam cara yang persis sama).

Ini menghubungkan ay 8 ini dengan ay 7. Jadi artinya adalah: orang-orang ini berbuat dosa dengan cara yang sama dengan orang-orang Sodom dan Gomora. Mereka tidak mau belajar dari sejarah!

2. ‘Orang yang bermimpi-mimpian ini’.

Beberapa kemungkinan arti:

a. Mungkin orang-orang ini menganggap diri / mengaku mendapat wahyu / pesan dari Tuhan melalui mimpi yang menyokong ajaran sesat mereka.

Bdk. Yer 23:25-27.

b. Hubungan antara ajaran mereka dan kebenaran sama seperti hubungan antara mimpi dan kenyataan.

c. Ajaran mereka adalah hasil imaginasi mereka.

d. Mereka berkhayal yang tidak-tidak (bdk. 2Pet 2:14 - ‘mata mereka penuh nafsu zinah’).

e. Mimpi, sekalipun enak, tidaklah nyata, dan bersifat sementara (bdk. Yes 29:8).

f) Mimpi menunjukkan tidur. Orang berdosa memang sering digambarkan sebagai tidur (bdk. 1Pet 5:8 1Tes 5:6). Tetapi perlu diingat bahwa bagi mereka ‘kebinasaan tidak akan tertunda’ (2Pet 2:3). Dalam NIV diberikan terjemahan hurufiah yang berbunyi: ‘their destruction has not been sleeping’ (= kehancuran mereka tidaklah tidur).

g) Thomas Manton:

"Others dream of attaining the end without using the means; they live in sin, and yet hope to die comfortably, and go to heaven at length for all that, as if it were but an easy and sudden leap from Delilah’s lap to Abraham’s bosom" (= Orang-orang lain bermimpi untuk mencapai tujuan tanpa menggunakan sarana / cara; mereka hidup dalam dosa, tetapi berharap untuk mati dengan senang, dan akhirnya pergi ke surga untuk semua itu, seakan-akan merupakan suatu loncatan yang mudah dan tiba-tiba dari pangkuan Delila ke dada Abraham).

Catatan: ‘pangkuan Delila’ diambil dari Hakim-hakim 16:19, sedangkan ‘dada Abraham’ diambil dari Luk 16:22-23 (kata ‘duduk di pangkuan Abraham’ seharusnya adalah ‘bersandar di dada Abraham’).

3. ‘Mencemarkan tubuh mereka’.

Thomas Manton:

"Impurity of religion is usually joined with uncleanness of body" (= Ketidak-murnian agama / kepercayaan biasanya berhubungan dengan kenajisan tubuh).

Hal seperti ini bisa terjadi:

a. Sebagai hukuman Allah (bdk. Hos 4:12-13 Ro 1:24-dst).

b. Karena kepercayaan yang salah / sesat itu membengkokkan hati dan hidup mereka kepada dosa. Sebaliknya, kebenaran menguduskan hidup kita (Yoh 17:17).

4. ‘Menghina kekuasaan Allah’.

KJV: ‘despise dominion (= memandang rendah kekuasaan).

NIV/NASB/RSV: ‘reject authority’ (= menolak otoritas).

Macam-macam arti:

a. Mereka menolak semua otoritas, baik dalam gereja, keluarga, negara, pekerjaan dsb.

b. Mereka menyangkal ke-Tuhan-an Yesus.

c. Thomas Manton: mereka menolak semua pemerintahan dunia.

Bandingkan dengan Ro 13:1-dst Tit 3:1 1Pet 2:13-14,17 yang menunjukkan bahwa orang kristen harus tunduk kepada pemerintah. Hanya kalau pemerintah bertentangan dengan Firman Tuhan, barulah orang kristen boleh menentangnya (bdk. Kis 5:29).

5. ‘Menghujat semua yang mulia di surga’.

KJV: ‘speak evil of dignities’ (= berbicara jelek / jahat tentang orang-orang berposisi tinggi / agung).

RSV: ‘revile the glorious ones’ (= mencerca / mencaci maki makhluk-makhluk yang mulia).

NIV: ‘slander celestial beings’ (= memfitnah makhluk-makhluk surgawi).

NASB: ‘revile angelic majesties’ (= mencerca / mencaci maki keagungan malaikat).

Macam-macam arti:

a. Mereka menghujat malaikat yang baik.

b. Thomas Manton: mereka menolak semua pemerintahan gereja.

Alasannya: kata DOXA (= glory / kemuliaan) yang digunakan disini dalam 2Kor 8:23 menunjuk pada pejabat gereja.

Orang Kristen harus tunduk kepada pemimpin gereja (1Tes 5:12-13 1Tim 5:17,19 Ibr 13:17), tentu saja sepanjang para pemimpin gereja itu tidak menentang Firman Tuhan (bdk. Kis 5:29).

Ayat Yudas 1:9:

1. ‘Penghulu malaikat’.

NIV/NASB: the archangel.

Yunani: HO ArchanggeloS.

Contoh: ‘archbishop’ = ‘a chief bishop’ (= bishop kepala), ‘a bishop of the highest rank’ (= bishop yang tingkatnya tertinggi).

Istilah archangel ini menunjukkan adanya hierarchy / tingkatan dalam kalangan malaikat.

Demikian juga dalam kalangan setan juga ada hierarchy. Ini terlihat secara implicit dari Mat 25:41 Mat 12:43-45 Mark 9:28-29.

Ada yang beranggapan bahwa Mikhael ini menunjuk kepada Yesus / merupakan simbol Yesus. Tetapi ini salah karena:

a. Kata-kata ‘tidak berani menghakimi Iblis’ tidak cocok untuk Yesus.

b. Bahwa Yesus bisa bertengkar dengan Iblis, juga merupakan sesuatu yang merendahkan Yesus. Bandingkan dengan sikap setan terhadap Yesus dalam Mark 5:6-13.

c. Bagian paralel dari ayat ini, yaitu dalam 2Pet 2:11, berkata ‘malaikat-malaikat’.

2. ‘ketika dalam suatu perselisihan bertengkar dengan Iblis mengenai mayat Musa’ (ay 9a).

a. Problem bagian ini.

Bagian ini (dan lebih-lebih ay Yudas 1:14-15) menimbulkan problem besar, sampai-sampai ada orang yang tidak mau menerima surat Yudas ini dalam kanon Kitab Suci gara-gara adanya bagian ini (Catatan: ada yang mengatakan bahwa surat Yudas baru dipastikan masuk ke kanon Alkitab pada abad ke 4). Apa problemnya?

1. Dalam Perjanjian Lama, tidak ada cerita ini.

Ul 34:5-6 memang hanya menceritakan bahwa setelah Musa mati, ia dikuburkan oleh Tuhan di suatu lembah di tanah Moab, dan tidak ada orang yang tahu kuburannya.

Tetapi sebetulnya bukan sesuatu yang aneh kalau penulis Perjanjian Baru melengkapi Perjanjian Lama. Contoh lain:

2Tim 3:8 memberikan nama Yanes dan Yambres, yang dianggap sebagai nama ahli-ahli sihir Mesir, yang tidak ada dalam Kel 7:11.

Ibr 12:21 mengatakan Musa gemetar dan takut; ini tidak ada dalam Kel 19-20 dan Ul 5.

Kis 7:22 yang mengatakan bahwa ‘Musa dididik dalam segala hikmat orang Mesir’, juga melengkapi Perjanjian Lama.

Yak 5:17 mengatakan bahwa Elia berdoa supaya hujan jangan turun, sehingga akhirnya tidak turun hujan selama 3 1/2 tahun. Ini juga merupakan bagian yang melengkapi cerita tentang Elia dalam 1Raja-raja 17-18.

Mirip dengan ini adalah Kis 20:35 dimana Paulus mengutip kata-kata Yesus, yang berbunyi ‘Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima’ yang tidak pernah ada dalam kitab-kitab Injil. Jelas bahwa bagian ini juga harus dianggap sebagai bagian yang melengkapi kitab-kitab Injil.

2. Cerita ini berbau dongeng-dongeng Yahudi.

Tetapi dalam Zakh 3:1-2 juga ada cerita yang seperti ini, dan itu jelas adalah Firman Tuhan. Cerita dalam Ayub 1-2 juga berbau dongeng, tetapi semua orang yang Injili dan Alkitabiah menerimanya bukan sebagai dongeng, tetapi sebagai fakta sejarah dan sebagai Firman Tuhan.

3. William Barclay mengatakan bahwa dalam buku Apocrypha yang berjudul ‘The Assumption of Moses’ (catatan: sekarang buku ini sudah tidak ada), ada cerita bahwa Mikhael diberi tugas untuk menguburkan mayat Musa. Iblis mencoba menghalangi dan menuntut tubuh Musa itu untuk dirinya sendiri.

Persoalannya adalah: apakah Yudas memang menggunakan Apocrypha? Ada beberapa penafsiran / pandangan tentang hal ini:

a. Yudas memang mengakui otoritas dari Apocrypha sehingga ia lalu mengutipnya.

Keberatan terhadap penafsiran ini: Tidak terbayangkan bahwa ada penulis Kitab Suci yang percaya dan mengutip Apocrypha.

b. Yudas memang mengutip Apocrypha, karena guru-guru palsu dalam ay Yudas 1:4 itu mempercayai otoritas Apocrypha itu. Jadi, sekalipun Yudas sendiri tidak menyetujui Apocrypha, tetapi ia tetap mau menggunakannya demi mempertobatkan mereka.

Illustrasi / analogi: ada orang kristen yang kalau menginjili orang agama lain lalu menggunakan Kitab Suci mereka.

Keberatan terhadap penafsiran ini:

o Yudas menuliskan ay 9 ini sebagai sesuatu yang sungguh-sungguh terjadi.

o Saat ini Yudas tidak sedang berbicara kepada guru-guru palsu itu, tetapi ia sedang berbicara kepada orang-orang kristen tentang guru-guru palsu itu.

c. Yudas mengutip bagian ini bukan dari Apocrypha, tetapi dari tradisi (= cerita turun temurun dari mulut ke mulut) Yahudi yang beredar saat itu. Tradisi memang tidak selalu benar, tetapi ada yang benar, dan Yudas mengutip yang benar. Banyak yang berpendapat bah-wa pada waktu Paulus menyebutkan nama Yanes dan Yambres (sebagai nama-nama para ahli sihir Mesir) dalam 2Tim 3:8, ia juga mendapatkan nama-nama itu dari tradisi yang beredar.

d. Yudas tidak mengutip dari Apocrypha ataupun tradisi tetapi mendapatkan wahyu ilahi tentang hal ini.

b. Pembahasan bagian ini:

1. Mengapa ada pertengkaran antara Mikhael dengan Iblis karena mayat Musa? Ada sedikitnya 2 pandangan:

a. Karena Musa muncul pada waktu Yesus dimuliakan di atas gunung (Mat 17:3), maka ada orang yang berpendapat bahwa Musa mengalami kebangkitan. Mikhael menjaga mayat Musa supaya tidak busuk, sehingga bisa dibangkitkan, sedangkan Iblis ingin membusukkan mayat Musa itu.

Saya tidak menerima pandangan / tafsiran ini karena:

o Kalau Musa dibangkitkan, ia dibangkitkan dengan tubuh apa? Tidak mungkin ia dibangkitkan dengan tubuh kebangkitan / tubuh kemuliaan, karena kalau demikian Kristus tidak bisa dikatakan sebagai yang pertama / yang sulung yang bangkit dari antara orang mati (1Kor 15:20,23 Kol 1:18 Wah 1:5).

o kalau mayat itu busukpun Tuhan tetap bisa membangkitkan.

b. Kebanyakan orang berpendapat bahwa Tuhan menguburkan mayat Musa sehingga tidak ada orang yang tahu kuburannya, karena Tuhan tidak mau orang Israel menyembah Musa / menjadikan mayat Musa sebagai relics. Dan mungkin sekali karena itu Tuhan lalu menugaskan Mikhael untuk menguburkan dan menjaga mayat Musa itu. Sebaliknya, setan menghendaki mayat Musa itu, supaya bisa ia gunakan untuk menjatuhkan bangsa Israel dalam penyembahan terhadap mayat Musa tersebut.

Kalau ini benar, maka ini menunjukkan bahwa setan sangat ingin menjatuhkan anak-anak Tuhan ke dalam penyembahan berhala! Ingat bahwa penyembahan berhala merupakan dosa yang paling dikutuk / dibenci Tuhan dalam Perjanjian Lama, sehingga tidak aneh kalau setan justru ingin kita jatuh ke dalam dosa itu. Karena itu hati-hatilah dengan:

o pemberhalaan terhadap Kitab Suci (menghormati bukunya), salib Kristus, foto Yesus, patung Yesus dsb.

o pemberhalaan terhadap pendeta / gereja.

o pemberhalaan terhadap roti dan anggur dalam Perjamuan Kudus.

o pemberhalaan terhadap uang. Kitab Suci 2 x menyebutkan ketamakan / keserakahan sebagai pemberhalaan, yaitu dalam Ef 5:5 dan Kol 3:5, karena hal ini membelokkan cinta, perhatian, penghargaan, kepercayaan (trust) kita dari Allah kepada uang.

Charles Haddon Spurgeon:

"Anything becomes an idol when it keeps us away from God" (= segala sesuatu menjadi berhala kalau hal itu menjauhkan kita dari Allah).

Karena itu selain uang, waspadai juga TV, hobby, pacar, teman, keluarga / anak, pekerjaan, study, bahkan pelayanan, supaya hal-hal itu tidak menjadi berhala bagi kita, yang menjauhkan kita dari Allah! Bdk. 1Yoh 5:21!

o kepercayaan yang tidak sesuai dengan Kitab Suci, seperti takhyul.

o penyembahan kepada Allah tanpa melalui Kristus, seperti yang dilakukan oleh orang beragama lain.

Thomas Manton:

"It is idolatry not only to worship false gods in the place of the true God, but to worship the true God in a false manner" (= Adalah merupakan penyembahan berhala bukan hanya menyembah allah-allah palsu menggantikan tempat Allah yang benar, tetapi juga menyembah Allah yang benar dengan cara yang palsu / salah).

2. Mikhael berselisih / bertengkar dengan Iblis.

Ada beberapa hal yang perlu dibahas:

yang dimaksud dengan perselisihan / pertengkaran di sini adalah pertengkaran mulut. Kata Yunani yang diterjemahkan ‘perselisihan’ di sini juga digunakan dalam Kis 11:2.

Kitab Suci banyak menceritakan konfrontasi antara Mikhael / malaikat dengan setan:

Daniel 10:12-14,20-21.

Zakh 3:1-2.

Wah 12:7-9.

seringkali kita juga harus bertengkar demi Tuhan (bukan berkelahi secara fisik!). Bdk. Mat 10:34-36. Orang kristen yang memang mempunyai jiwa pengecut, atau tidak mempunyai semangat yang cukup untuk mau geger demi Tuhan, seringkali menggunakan istilah ‘cinta damai’ sebagai kedok, tetapi bahwa ini jelas merupakan hal yang salah, terbukti dari teladan Mikhael di sini!

3. "tidak berani menghakimi Iblis dengan kata-kata hujatan, tetapi berkata: ‘Kiranya Tuhan menghardik engkau!’" (ay Yudas 1:9b).

a. ‘tidak berani menghakimi Iblis dengan kata-kata hujatan’.

‘menghakimi Iblis dengan kata-kata hujatan’.

NIV: ‘to bring a slanderous accusation against him’ (= memberikan tuduhan yang bersifat fitnah terhadapnya).

NASB: ‘pronounce against him a railing judgment’ (= menyatakan terhadapnya suatu penghakiman yang pahit / mencela).

KJV: ‘bring against him a railing accusation’ (= memberikan tuduhan yang pahit / mencela terhadapnya).

RSV: ‘to pronounce a reviling judgment upon him’ (= menyatakan suatu penghakiman yang mencela / memaki-maki kepadanya).

Thomas Manton menafsirkan bahwa ini menunjukkan bahwa Mikhael tidak mau menggunakan kata-kata yang kasar pada waktu marah.

Kalau tadi kita lihat bahwa demi Tuhan Mikhael berani geger / bertengkar, maka sekarang kita melihat ia tidak berani melakukan hal yang kelewat batas dalam gegeran itu. Ia tidak berani melakukan hal itu bukan karena ia takut kepada Iblis, tetapi karena ia takut kepada Allah. Jadi, pada waktu gegeran dengan Iblis, Mikhael bukan hanya memperhatikan Iblis, tetapi memperhatikan Allah! Boleh dikatakan bahwa Mikhael punya motto: ‘Jangan bertindak brengsek terhadap orang brengsek!’.

Sikap Mikhael ini kontras sekali dengan sikap guru-guru palsu / orang-orang kristen KTP yang dibicarakan oleh Yudas itu, yang begitu berani dalam melakukan hujatan (ay Yudas 1:8,10).

Penerapan:

Kita tidak boleh meniru orang-orang brengsek ini, sebaliknya kita harus meniru Mikhael. Dalam geger demi Tuhan, kita harus tetap memandang kepada Tuhan, dan tahu batasnya, misalnya:

jangan sampai berkelahi.

jangan sampai melontarkan kata-kata kotor / makian.

jangan berdusta / memfitnah.

Thomas Manton:

"The God of peace will not be served with a wrathful spirit, and Christ’s warfare needeth no carnal weapons" (= Allah perdamaian tidak akan dilayani dengan roh kemarahan, dan perang Kristus tidak membutuhkan senjata yang bersifat daging / jasmani).

Kalau dalam gegeran yang dilakukan demi Tuhan saja kita tidak boleh melakukan hal-hal ini, lebih-lebih dalam gegeran yang bukan demi Tuhan!

b. ‘tetapi berkata: Kiranya Tuhan menghardik engkau!’

Ini menunjukkan bahwa Mikhael tetap mengeluarkan kata-kata yang menyerang / mengecam Iblis, tetapi dalam batas yang diijinkan. Jadi, Kitab Suci mengijinkan penggunaan kata-kata keras terhadap orang-orang sesat / jahat (bdk. Mat 3:7-12 Mat 23:13-36 Luk 13:32 Gal 1:6-9).

Kata-kata ini juga menunjukkan bahwa Mikhael menyerahkan penghakiman terhadap Iblis itu kepada Allah (bdk. Ro 12:19 Yak 4:11-12).

Ayat Yudas 1:10:

Dalam ay Yudas 1:10 ini dikontraskan 2 hal:

1. Segala sesuatu yang tidak mereka ketahui (ay Yudas 1:10a). Ini mereka hujat (ay Yudas 1:10a).

Tentang ‘segala sesuatu yang tidak mereka ketahui’ (ay 10a) ada yang menafsirkan bahwa ini bukan menunjuk pada kebenaran tetapi kepada malaikat-malaikat, dan dengan demikian ay 10a ini mengulangi ay 8.

Orang yang tidak mengerti seharusnya berdiam diri (bdk. Amsal 17:28) dan mencari pengetahuan (Amsal 1:22-23 8:5-10). Tetapi orang bodoh biasanya justru berani bicara (Amsal 18:2,13).

Pulpit Commentary:

"None are so ready to speak as the ignorant" (= Tidak ada yang lebih siap untuk berbicara dari pada orang yang bodoh / tidak mempunyai pengertian).

Mungkin ini menjelaskan mengapa dalam persekutuan / kebaktian Kharismatik lebih banyak orang yang berani sharing, padahal sharingnya ngawur!

Yang dibicarakan oleh Yudas 10 ini lebih extrim lagi. Orang bodoh itu bukan hanya berbicara, tetapi bahkan menghujat apa yang tidak mereka mengerti.

Thomas Manton mengatakan bahwa memang biasanya orang mengecam / menghujat kebenaran karena mereka tidak mengerti hal itu. Ia juga menambahkan bahwa setan selalu berusaha supaya kita jauh dari kebenaran. Ini akan menyebabkan kita mempunyai prasangka buruk terhadap kebenaran itu, sehingga kita bukannya menyelidikinya tetapi mencurigainya dan mengecamnya / menghujatnya.

Contoh penghujat kebenaran seperti ini:

Paulus sebelum bertobat (1Tim 1:13).

Para perusak gereja yang menulisi tembok dengan makian / kata-kata kotor yang ditujukan kepada Yesus.

Tetapi surat Yudas ini bukannya membicarakan orang atheis yang anti kristen, tetapi membicarakan nabi palsu dalam gereja (bdk. ay Yudas 1:4,12). Bukan sesuatu yang aneh kalau seorang atheis / anti kristen menghujat kekristenan / orang kristen, tetapi adalah sesuatu yang mengejutkan bahwa seorang ‘hamba Tuhan’ melakukan hal semacam itu.

Contoh penghujat kebenaran di dalam gereja:

Gereja Roma Katolik yang mengecam pemberlakuan kebenaran Kristus terhadap diri kita yang percaya (imputed righteousness) dan keyakinan keselamatan.

Orang-orang Liberal yang mengecam ‘inerrancy of the Bible’ (= ketidak-bersalahan Alkitab), kepercayaan bahwa Yesus adalah satu-satunya jalan ke surga, dsb.

Orang Kharismatik tertentu mengecam pengetahuan dan bahkan mengatakan bahwa orang yang menekankan pengetahuan Kitab Suci itu seperti orang Farisi dan ahli Taurat.

Thomas Manton:

"Nazianzen speaks of some ignorant people that condemn learning ... that their own deficiency being the more common, might be less odious" (= Nazianzen berbicara tentang beberapa orang yang bodoh / tidak mempunyai penger-tian yang mengecam pengetahuan ... supaya kekurangan mereka itu menjadi lebih umum sehingga tidak terlalu menjijikkan).

Sikap berani bicara sekalipun tidak mengerti, dan sikap menghujat apa yang tidak dimengerti ini, kontras sekali dengan sikap Kristus yang berkata dalam Yoh 3:11 - "... kami berkata-kata tentang apa yang kami ketahui dan kami bersaksi tentang apa yang kami lihat". Bdk. juga dengan 1Yoh 1:1-3. Sikap Kristus / Yohanes ini yang seharusnya kita tiru.

Penerapan:

semua pemberita Firman (guru sekolah minggu, penginjil pribadi, pengkhotbah awam, guru agama), lebih-lebih hamba Tuhan (pendeta, penginjil, dosen sekolah theologia), harus banyak belajar Firman Tuhan (untuk hamba Tuhan harus sekolah theologia), untuk bisa mengajarkan Firman Tuhan dengan baik! Kalau tidak, bisa-bisa mereka menjadi orang bodoh yang bicara sekalipun tidak mengerti!

kalau kita sudah banyak belajar dan mengerti Firman Tuhan, kita harus berani berbicara. Dunia, bahkan gereja, penuh dengan orang bodoh yang berani berbicara. Kalau orang yang pandai / berpengetahuan tidak berani berbicara, bisakah saudara bayangkan akibatnya?

2. ‘Apa yang mereka ketahui dengan nalurinya seperti binatang yang tidak berakal, itulah yang mengakibatkan kebinasaan mereka’ (ay 10b).

a. Ada 2 pandangan tentang pengetahuan mereka ini:

Ada yang menganggap bahwa pengetahuan ini adalah betul-betul pengetahuan yang benar, misalnya pengetahuan tentang adanya Allah, yang jelas ditanamkan oleh Allah dalam diri setiap orang sejak kecil (Ro 1:19-20). Thomas Manton kelihatannya setuju dengan pandangan ini dan ia berkata:

"wicked men, left to themselves, do but abuse and corrupt that natural goodness and knowledge which they have in them. ... We are so far from improving ourselves, that we ‘corrupt ourselves in what we know naturally’" (= orang jahat kalau dibiarkan akan menyalahgunakan dan merusak kebaikan dan pengetahuan alamiah yang mereka miliki dalam diri mereka. ... Kita begitu jauh dari memperbaiki diri sendiri, sehingga kita ‘merusak diri kita sendiri dalam apa yang kita ketahui secara alamiah’).

Ini penting diperhatikan dalam pendidikan anak! Tidak ada anak yang bisa nggenah dengan sendirinya, kalau tidak dididik. Orang tua tidak boleh membiarkan anak terus menuruti kemauannya sendiri.

Ada yang menafsirkan bahwa ini menunjuk pada ‘superficial knowledge’ (= pengetahuan semu / tidak sungguh-sungguh), atau menunjuk pada pengertian menurut perkiraan mereka. Jadi mereka mengira mereka mengerti padahal mereka salah. Bahkan ada yang secara specific menganggap bahwa orang-orang sesat ini menganut Gnosticism, yang beranggapan bahwa manusia diselamatkan karena pengetahuannya.

Alasan mengapa pengetahuan mereka ini dianggap sebagai pengetahuan yang salah:

Pembedaan kata ‘tahu’ dan ‘mengerti’.

KJV: ‘But these speak evil of those things which they know not: but what they know naturally, as brute beasts, in those things they corrupt themselves’ (= Tetapi mereka berbicara jahat tentang hal-hal yang mereka tidak tahu: tetapi apa yang mereka ketahui secara alamiah, seperti binatang yang kasar, dalam hal-hal itu mereka merusak diri mereka sendiri).

NIV: ‘Yet these men speak abusively against whatever they do not understand; and what things they do understand by instinct, like unreasoning animals - these are the very things that destroy them’ (= Tetapi orang-orang ini berbicara secara menghina menentang apapun yang mereka tidak mengerti; dan hal-hal yang mereka mengerti secara naluri, seperti binatang yang tak berakal - ini adalah hal-hal yang menghancurkan mereka).

RSV: ‘But these men revile whatever they do not understand, and by those things that they know by instinct as irrational animals do, they are destroyed’ (= Tetapi orang-orang ini mencerca apapun yang tidak mereka mengerti, dan oleh hal-hal yang mereka ketahui secara naluri seperti binatang yang tak berakal, mereka dihan-curkan). Ini » NASB.

Berbeda dengan Kitab Suci Indonesia yang menggunakan 2 x kata ‘ketahui’, dan KJV yang menggunakan 2 x kata ‘know’ (= tahu), dan NIV yang menggunakan 2 x kata ‘understand’ (= mengerti), maka RSV dan NASB menggunakan ‘know’ (= tahu) dan ‘understand’ (mengerti). Mungkin pembedaan ini memang harus ditekankan karena bahasa Yunaninya juga menggunakan 2 kata yang berbeda (OIDASIN dan EPISTANTAI).

Adanya kata-kata ‘mereka ketahui dengan nalurinya’.

RSV/NIV/NASB: ‘by instinct’ (= dengan / oleh naluri).

KJV: ‘naturally’ (= secara alamiah).

Pengetahuan yang benar tentang keselamatan pasti tidak akan ada pada diri kita secara alamiah (bdk. 1Kor 2:14), tetapi bagaimanapun ada pengetahuan tentang kebenaran yang bisa ada dalam diri kita secara alamiah, misalnya pengetahuan akan adanya Allah (Ro 1:19-20). Jadi dasar ini saja masih kurang kuat. Karena itu perhatikan dasar yang lain di bawah ini.

Adanya tambahan kata-kata ‘seperti binatang yang tidak berakal’.

Ini rasa-rasanya tidak memungkinkan bahwa pengetahuan itu adalah pengetahuan yang benar.

b. Pengetahuan yang salah ini membinasakan / merusak mereka.

Kitab Suci Indonesia: ‘kebinasaan’.

RSV/NIV/NASB: ‘destroy / destroyed’ (= menghancurkan).

KJV: ‘corrupt’ (= merusak / membuat jadi jahat).

Saya lebih setuju dengan KJV.

Pengetahuan yang salah selalu membawa akibat buruk. Karena itu rajinlah dalam belajar Kitab Suci, dan dengan hati yang tulus dan rendah hati, selalulah berdoa meminta pengertian yang benar dari Tuhan.

Ayat Yudas 1:11:

1. ‘Celakalah mereka’.

a. Mengecam orang salah seperti ini, yang juga dilakukan oleh semua rasul dan nabi dan bahkan Yesus sendiri, tidaklah bertentangan dengan larangan menghakimi (Mat 7:1-5)!

b. Tujuan Yudas di sini adalah mengingatkan mereka nasib apa yang menanti mereka, dan juga supaya orang lain tidak mengikuti kesalahan mereka.

2. Yudas memberikan 3 contoh yaitu:

a. Kain (Yudas 1: 11a).

Kesalahan Kain: mempersembahkan korban tanpa iman, iri hati, marah, tak peduli teguran Allah, membunuh orang benar, kejam (bdk. Ibr 11:4 1Yoh 3:12).

Pulpit Commentary:

"He who cared not how he served God regarded not how he used his brother. Cain begins with sacrifice and ends with murder" (= Ia yang tidak peduli bagaimana ia melayani Allah juga tak akan peduli bagaimana ia menggunakan saudaranya. Kain mulai dengan korban dan mengakhirinya dengan pembunuhan).

Kain dipakai sebagai contoh karena ia adalah orang pertama yang keluar dari gereja yang benar. Tertullian menganggap Kain sebagai ‘keturunan ular’ (bdk. Kej 3:15), yang memulai penganiayaan terhadap orang benar.

b. Bileam (ay Yudas 1:11b).

Kesalahan Bileam.

Kesalahan Bileam adalah tamak, mau melakukan hal yang salah demi uang. Dalam masa resesi ekonomi seperti saat ini, hal ini harus diwaspadai. Bileam juga punya kesalahan yang lain, yaitu memberi nasehat untuk menggoda Israel menggunakan perempuan-perempuan Moab (Bil 25:1-18 bdk. Bil 31:16 Wah 2:14). Juga sekalipun ia disebut nabi dalam 2Pet 2:16, tetapi dalam Yos 13:22 ia disebut ‘juru tenung’. Tetapi karena dalam Yudas 11 ini ada kata-kata ‘oleh sebab upah’ maka jelas bahwa kesalahan Bileam yang dibandingkan dengan para nabi palsu dalam gereja pada jaman Yudas itu hanyalah ketamakan, dan maunya berbuat dosa demi uang.

Untuk saudara yang tamak / ingin kaya, renungkan 2 text Kitab Suci di bawah ini.

Amsal 28:20 - "Orang yang dapat dipercaya mendapat banyak berkat, tetapi orang yang ingin cepat menjadi kaya, tidak akan luput dari hukuman".

1Tim 6:6-10 - "Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar. Sebab kita tidak membawa sesuatu apapun ke dalam dunia dan kitapun tidak dapat membawa apa-apa ke luar. Asal ada makanan dan pakaian cukuplah. Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan. Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka".

‘menceburkan diri’.

NIV: ‘have rushed’ (= telah lari).

NASB: ‘have rushed headlong’ (= telah lari dengan kepala di depan / lari sembarangan / ngawur).

Pulpit Commentary:

"How sad that the saints of God should not run as eagerly in the way of God as sinners in the way of wickedness and folly" (= Betapa menyedihkan bahwa orang-orang kudus Allah tidak lari dengan keinginan yang sangat besar dalam jalan Allah seperti orang-orang berdosa dalam jalan kejahatan dan kebodohan).

c. Korah (ay Yudas 1:11c).

1. Kesalahan Korah.

Kitab Suci Indonesia: ‘kedurhakaan seperti Korah’.

Kata ‘seperti’ ini seharusnya tidak ada, dan kata ‘kedurhakaan’ diterjemahkan berbeda-beda.

RSV/NIV/NASB: ‘rebellion’ (= pemberontakan).

KJV: ‘gainsaying’ (= tindakan membantah dengan kata-kata).

Yunani: ANTILOGIAI.

A. T. Robertson:

"The word ANTILOGIA is originally answering back (Heb. 6:16), but it may be by act also (Rom. 10:21) as here" [= Kata ANTILOGIA semula berarti membantah (Ibr 6:16), tetapi itu juga bisa dilakukan dengan tindakan (Ro 10:21) seperti di sini].

Ini menunjuk pada kesalahan Korah dalam Bil 16:1-3, dimana ia iri hati kepada Musa sebagai pemimpin dan ia menentang pemilihan dan pengangkatan Musa oleh Tuhan. Contoh lain yang boleh dikatakan persis seperti Korah adalah Diotrefes (3Yoh 9-10).

Thomas Manton:

"It is Korah’s sin to invade offices without a call, and to destroy that order which God hath established" (= Dosa Korah adalah masuk / menyerbu suatu jabatan tanpa panggilan, dan menghancurkan urut-urutan / ketertiban / ketenteraman yang telah ditegakkan Allah).

Penerapan:

Jangan sembarangan bertindak kurang ajar terhadap hamba Tuhan, kecuali kalau saudara melihat bahwa hamba Tuhan itu adalah seorang nabi palsu. Kalau saudara menganggapnya sebagai hamba Tuhan yang sejati, saudara harus menghormatinya. Bahkan kalau ia berbuat kesalahan, sekalipun saudara boleh menegurnya / menasehatinya, saudara harus melakukannya dengan hormat.

2. Hukuman Korah: ia mati ditelan bumi yang terbelah (Bil 16:23-33).

Thomas Manton:

"Those that made a cleft in the congregation, the earth cleaved to swallow them up" (= Mereka yang membuat perpecahan dalam jemaat, bumi terpecah untuk menelan mereka).

Karena itu hati-hati untuk tidak memecah gereja!

Tentang penggunaan contoh orang-orang jaman dulu (Kain, Bileam dan Korah) dengan dosa-dosa mereka, Pulpit Commentary memberikan komentar sebagai berikut:

"Sin only repeats itself as it perpetuates itself. Under many new forms we recognize only the old sins of envy, avarice, and pride" (= Dosa hanya mengulang dirinya sendiri pada waktu ia melestarikan dirinya sendiri. Dalam banyak bentuk yang baru kita mengenali dosa-dosa lama belaka yaitu iri hati, ketamakan, dan kesombongan).

Karena itu hati-hati terhadap dosa-dosa ini!

3. Penggunaan 3 kata kerja yang berbeda dalam 3 contoh ini:

a. ‘Mereka mengikuti jalan yang ditempuh Kain’.

b. ‘Menceburkan diri ke dalam kesesatan Bileam’.

NIV: ‘they have rushed’ (= mereka cepat-cepat / mereka lari).

c. ‘Mereka binasa karena kedurhakaan (seperti) Korah’.

Ini menunjukkan suatu perkembangan yang progresif. Mula-mula mereka masuk / mengikuti jalan yang sesat, lalu mereka lari di jalan itu, dan akhirnya mereka binasa di jalan itu!

Ada 2 hal lain yang harus diperhatikan tentang kebinasaan mereka ini:

1. Kata-kata ‘Mereka binasa’.

NIV: ‘they have been destroyed’ (= mereka telah dibinasakan / dihancurkan).

NASB: ‘perished’ (= telah binasa).

Digunakan bentuk lampau (aorist tense) sekalipun belum terjadi, untuk menunjukkan kepastian.

2. Semua orang jahat yang dipakai sebagai contoh oleh Yudas mempunyai akhir yang mengerikan, yaitu orang Israel yang tidak percaya (Yudas 1: 5), malaikat yang jatuh (Yudas 1: 6), orang Sodom dan Gomora (Yudas 1: 8), Kain, Bileam dan Korah (Yudas 1: 11).

Bandingkan ini dengan Maz 73, yang mula-mula menceritakan enaknya orang jahat (Maz 73:3-14) tetapi lalu menunjukkan akhir dari orang jahat (Maz 73:17-20). Ini menyebabkan pemazmur tidak mau mengikuti orang jahat itu tetapi sebaliknya ingin tetap dekat dengan Tuhan (ay 28).

Karena itu setiap kali saudara iri hati kepada orang jahat dan mau mengikuti mereka, renungkan akhir hidup mereka!
Ayat Yudas 1:12-13:

Dalam ay Yudas 1:12-13 ini Yudas memberikan bermacam-macam penggambaran tentang orang-orang sesat itu:

1. ‘Mereka inilah noda dalam perjamuan kasihmu, di mana mereka tidak malu-malu melahap dan hanya mementingkan dirinya sendiri’ (ay Yudas 1:12a).

a. ‘Perjamuan kasihmu’.

Pada abad-abad awal dari kekristenan, dalam gereja ada perjamuan kasih yang disebut ‘love feast’ (= pesta kasih). Ini diadakan demi persekutuan, dan juga demi orang miskin, sebagai ketaatan terhadap kata-kata Kristus dalam Luk 14:12-13. Jadi, setiap orang membawa makanan, orang yang kaya membawa banyak, orang yang miskin membawa sedikit, dan semua makanan itu lalu dimakan bersama-sama. Tetapi lalu terjadi hal-hal yang tidak baik seperti dalam 1Kor 11:21-22 dan Yudas 12 ini.

Sama seperti ay 4, ay 12 ini menunjukkan bahwa orang-orang sesat itu menyusup ke dalam gereja. Ay 12a ini bahkan menunjukkan bahwa mereka aktif dalam gereja.

b. ‘noda’.

Ada penafsir yang menganggap bahwa terjemahan ‘noda’ ini tepat.

Orang-orang ini disebut ‘noda’ bukan hanya karena mereka itu kotor dalam diri mereka sendiri, tetapi juga karena mereka menodai / mempermalukan seluruh gereja (bdk. Ibr 12:15 - ‘mencemarkan banyak orang’). Dalam gereja yang paling murnipun pasti ada noda seperti ini. Untuk mengurangi orang-orang seperti ini, maka gereja harus mempunyai ketegasan terhadap orang-orang brengsek dalam gereja.

Calvin:

"And at this day I wish there were more judgment in some good men, who, by seeking to be extremely kind to wicked men, bring great damage to the whole church" (= Dan pada saat ini saya berharap bahwa ada kemampuan menilai / menghakimi yang lebih baik dalam beberapa orang-orang baik, yang, dengan berusaha berbuat sangat baik kepada orang-orang jahat, membawa kerusakan besar bagi seluruh gereja).

Ada penafsir yang membandingkan sebutan ‘noda’ di sini dengan Ul 32:5 - "Berlaku busuk terhadap Dia, mereka bukan lagi anak-anakNya, yang merupakan noda, suatu angkatan yang bengkok dan belat-belit".
Kebanyakan penafsir menganggap terjemahan ‘noda’ ini kurang tepat.

Dalam 2Pet 2:13 kata Yunani yang dipakai adalah SPILOI, yang artinya memang adalah ‘noda’, tetapi dalam Yudas 12 ini kata Yunani yang dipakai adalah SPILADES yang artinya adalah ‘batu karang yang tersembunyi’. Karena itu NASB, yang memberi terjemahan hurufiah, menterjemahkan ‘hidden reefs’ (= batu karang tersembunyi).

Ini menunjuk pada batu karang yang ada di laut, yang bagian atasnya hanya sedikit di bawah permukaan air. Karena itu tentu saja batu karang seperti ini sangat berbahaya bagi kapal yang tidak berhati-hati.

Saya jauh lebih setuju dengan terjemahan ‘batu karang yang tersembunyi’ dari pada terjemahan ‘noda’, karena dalam ay 12-13 ini Yudas memberikan 5 penggambaran. 4 penggambaran yang terakhir semuanya diambil dari ‘nature’ (= alam), yaitu awan, pohon, ombak dan bintang. Kalau penggambaran pertama ini adalah ‘noda’, maka itu menjadi tidak sesuai dengan 4 penggambaran yang terkhir, karena ‘noda’ tidak termasuk ‘nature’ (= alam). Tetapi kalau penggambaran pertama ini adalah ‘batu karang’, maka itu sesuai dengan 4 penggam-baran yang terakhir, karena ‘batu karang’ jelas termasuk ‘nature’ (= alam).

c. ‘mereka tidak malu-malu melahap dan hanya mementingkan dirinya sendiri’.

Kata Yunani yang diterjemahkan ‘tidak malu-malu’ adalah APHOBOS, dan NASB secara hurufiah menterjemahkannya ‘without fear’ (= tanpa takut). Ini bisa diartikan:

tanpa takut kepada Allah.

tanpa takut / malu kepada jemaat yang lain.

Sedangkan kata-kata ‘hanya mementingkan dirinya sendiri’ terjemahan seharusnya adalah: ‘feeding themselves’ (= memberi makan diri mereka sendiri).

Dalam perjamuan kasih yang harus dipentingkan sebetulnya adalah persekutuan / perhatian terhadap orang lain, bukan makannya. Tetapi orang-orang sesat ini menunjukkan keegoisan mereka dengan tidak malu-malu untuk makan sebanyak-banyaknya, dan mereka melakukan hal ini tanpa mempedulikan apakah orang lain kebagian makanan atau tidak. Mestinya orang kristen memikirkan apa yang bisa mereka berikan untuk Tuhan / gereja, bukan apa yang bisa mereka ambil dari gereja!

Bandingkan keegoisan orang-orang sesat itu dengan kasih dalam persekutuan dalam Kis 2:44-47 & Kis 4:32-37.

Penerapan:

Gereja jaman sekarang juga sering mengadakan perjamuan kasih, sekalipun mungkin dalam pelaksanaannya bukan setiap jemaat membawa makanan ke gereja, tetapi gereja yang menyediakan makanannya. Atau kadang-kadang dalam acara seperti Natal, atau HUT gereja dsb, gereja mengadakan pesta. Dalam acara makan bersama seperti itu apakah saudara mengutamakan makanannya atau persekutuannya? Dan kalau saudara makan apakah saudara juga mengambil sebanyak-banyaknya tanpa mempedulikan orang lain kebagian atau tidak? Saya tahu dalam satu gereja bahkan ada majelis yang setiap acara makan selalu membawa satu susun rantang, dan begitu acara makan dimulai ia langsung mengisi rantangnya untuk nanti dibawa pulang, dan setelah itu ia masih makan lagi di sana. Kalau saudara adalah orang seperti itu, bertobatlah dari sikap tidak tahu malu itu, dan kalau dalam gereja ada orang seperti itu, pendeta atau majelis wajib menegur orang seperti itu!

Kadang-kadang gereja membiayai makan dari para pekerja gereja yang sedang melayani, misalnya dalam rapat atau dalam pelayanan penginjilan / paduan suara keluar kota, dsb. Ini memang sesuai dengan kata-kata Musa yang dikutip oleh Paulus "Janganlah engkau memberangus mulut lembu yang sedang mengirik" (1Kor 9:9). Tetapi hal ini lalu disalahgunakan oleh banyak orang kristen dengan makan makanan yang mahal-mahal mumpung dibiayai gereja! Bahkan ada gereja yang mengadakan rapat majelis di luar kota, di hotel, dengan mengajak seluruh keluarganya, atas biaya gereja. Ini tidak berbeda dengan apa yang dilakukan oleh orang-orang sesat di sini.

Ada banyak gereja yang membayar rekening telpon dan listrik untuk hamba Tuhannya. Tetapi ada banyak hamba Tuhan yang lalu menyalahgunakan hal ini dengan menggunakan telpon dan listrik seenaknya karena toh gereja yang membayar. Hamba Tuhan yang seperti ini tidak berbeda dengan orang-orang sesat pada jaman Yudas!

d. Perhatikan beberapa komentar di bawah ini.

Thomas Manton:

"it is an odious filthiness to make religion serve our bellies, and to turn charity into luxury" (= merupakan suatu kekotoran yang menjijikkan kalau kita membuat agama melayani perut kita, dan kalau kita mengubah kasih menjadi kemewahan).

"When men aim at nothing but their own ease and pleasure, they set the belly in God’s stead" (= Pada waktu orang hanya mengincar kesenangan dan kenikmatan mereka sendiri, mereka meletakkan perut sebagai pengganti Allah).

Bandingkan kata-kata Manton ini dengan 2 ayat di bawah ini:

Ro 16:18 - "sebab orang-orang demikian tidak melayani Kristus, Tuhan kita, tetapi melayani perut mereka sendiri".

Fil 3:19 - "Tuhan mereka ialah perut mereka".

Thomas Manton:

"In the use of pleasures and outward comforts there should be much caution" (= Dalam penggunaan kenikmatan dan kesenangan lahiriah harus ada kewaspadaan).

Bandingkan dengan Ayub, yang setiap kali anak-anaknya selesai mengadakan pesta, lalu mempersembahan korban (Ayub 1:5). Bdk. juga Luk 21:34.

Penerapan: apakah saudara waspada pada saat sedang mengalami kesenangan / kemewahan?

2. ‘mereka bagaikan awan yang tak berair, yang berlalu ditiup angin’ (ay Yudas 1:12b).

Awan menjanjikan hujan, tetapi ternyata tidak memberikan setetes airpun. Arti: orang-orang itu kelihatannya hebat dan menjanjikan, tetapi tidak memberikan / menghasilkan apapun yang baik.

Bdk. Amsal 25:14 - "Awan dan angin tanpa hujan, demikianlah orang yang menyombongkan diri dengan hadiah yang tidak pernah diberikannya".

Kata-kata yang saya garisbawahi itu oleh KJV diterjemahkan ‘false gift’ (= hadiah / karunia palsu).

Bandingkan juga dengan Ul 32:2 - "Mudah-mudahan pengajaranku menitik laksana hujan, perkataanku menetes laksana embun, laksana hujan renai ke atas tunas muda, dan laksana dirus hujan ke atas tumbuh-tumbuhan".

Ayat ini membandingkan pengajaran Firman Tuhan dengan hujan.

Jadi sepertinya orang-orang sesat ini menjanjikan dalam pengajaran Firman, tetapi ternyata nol besar.

Penerapan:

Ada banyak orang yang kelihatannya menjanjikan dalam pengajaran Firman, misalnya orang yang pandai / berIQ tinggi, mempunyai gelar theologia yang tinggi, dsb, tetapi ternyata sama sekali tak ada gunanya dalam gereja, dan bahkan merusak gereja dengan ajaran sesatnya. Karena itu jangan terlalu cepat terpikat dengan kepandaian / IQ yang tinggi maupun gelar theologia. Sekalipun 2 hal ini memang penting, tetapi harus disertai kwalitas yang lain, seperti hikmat, theologia yang benar, karunia berkhotbah / mengajar, kerohanian yang baik, dsb.

3. ‘mereka bagaikan pohon-pohon yang dalam musim gugur tidak menghasil-kan buah, pohon-pohon yang terbantun dengan akar-akarnya dan yang mati sama sekali’ (ay 12c).

a Kata-kata ‘mati sama sekali’ terjemahan hurufiahnya adalah ‘twice dead’ (= mati dua kali), tetapi mungkin sekali artinya memang adalah ‘mati sama sekali’.

b. ‘yang terbantun dengan akar-akarnya’.

NIV/NASB: ‘uprooted’ (= tercabut dengan akar-akarnya).

Kata-kata ini seharusnya terletak pada akhir ay 12, setelah kata-kata ‘twice dead’ (= mati dua kali / mati sama sekali).

c. Pohon seharusnya menghasilkan buah, tetapi pohon pada musim gugur kehilangan semua daun dan buah. Ini masih ditambahi istilah ‘twice dead’ (= mati dua kali / mati sama sekali) dan ‘uprooted’ (= tercabut dengan akar-akarnya). Semua ini menunjukkan betapa tidak bergunanya pohon itu.

4. ‘Mereka bagaikan ombak laut yang ganas, yang membuihkan keaiban mereka sendiri’ (ay Yudas 1:13a).

‘Ombak laut’ adalah sesuatu yang kelihatan hebat, tetapi hanya menghasilkan buih dan bahkan kotoran di pantai.

‘Ombak laut’ juga menunjukkan keadaan hati yang gelisah, tanpa damai. Bdk. Yes 57:20-21 - "Tetapi orang-orang fasik adalah seperti laut yang berombak-ombak sebab tidak dapat tetap tenang, dan arusnya menimbulkan sampah dan lumpur. Tiada damai bagi orang-orang fasik itu, firman Allahku"..

Jadi, orang-orang sesat ini bukan saja hatinya sendiri yang tidak damai, tetapi mereka juga merusak damai dalam gereja yang mereka masuki.

5. ‘mereka bagaikan bintang-bintang yang baginya telah tersedia tempat di dunia kekelaman untuk selama-lamanya’ (ay Yudas 1:13b).

a. Kata-kata ‘bintang-bintang’ terjemahannya kurang.

KJV/RSV/NIV/NASB: ‘wandering stars’ (= bintang-bintang yang mengembara).

Pulpit Commentary:
"We are to think of comets, whose course strikes us as erratic, and that after shining for a time, are lost in the darkness" (= Kita harus berpikir tentang komet, yang lintasannya kelihatannya tak teratur / tak menentu, dan yang setelah bersinar untuk suatu waktu, hilang dalam kegelapan).

Jadi penafsir ini beranggapan bahwa yang dimaksud ‘bintang yang mengembara’ di sini adalah sebuah komet, karena komet sepertinya mempunyai lintasan yang tidak beraturan, muncul sekali selama beberapa saat, lalu lenyap dalam kegelapan untuk selama-lamanya.

Catatan:

Memang sebetulnya komet bukanlah bintang, dan komet tidak hilang selama-lamanya. Ia muncul setiap beberapa puluh atau beberapa ratus tahun sekali. Tetapi perlu diingat bahwa Kitab Suci bukan kitab ilmu pengetahuan, dan karena itu Kitab Suci menggambarkan sesuai dengan pandangan dan pengertian orang jaman itu. Bagi mereka komet adalah bintang, dan setelah muncul sementara waktu lalu terhilang selama-lamanya.

b. Bagian terakhir dari ay Yudas 1:13b ini menunjukkan akhir dari orang-orang sesat itu, yaitu masuk ke dalam kegelapan kekal. Jadi berbeda dengan ke 4 penggambaran sebelumnya yang hanya menunjukkan kondisi / kebrengsekan / ketidakbergunaan orang-orang sesat itu, maka penggambaran yang ke 5 ini juga menunjukkan akhir mereka.

Seorang penafsir membandingkan bagian ini dengan kata-kata ‘siksaan api kekal’ dalam ay 7, dan mengatakan bahwa neraka memang digambarkan sebagai api kekal maupun kegelapan kekal.

Berbeda dengan banyak penafsir yang menganggap bahwa api adalah simbol, penafsir ini menganggap bahwa api adalah sesuatu yang hurufiah / bukan simbol. Argumentasinya:

"Fire is evidently the only word in human language which can suggest the anguish of perdition. It is the only word in the parable of the wheat and the tares which our Lord did not interpret (Matt. 13:36-43). He said: ‘The field is the world,’ ‘the enemy ... is the devil,’ ‘the harvest is the end of the world,’ ‘the reapers are the angels.’ But we look in vain for such a statement as, ‘the fire is ...’ The only reasonable explanation is that fire is not a symbol. It perfectly describes the reality of the eternal burnings" [= Api jelas merupakan satu-satunya kata dalam bahasa manusia yang bisa menunjukkan penderitaan dari penghukuman akhir / neraka. Itu adalah satu-satunya kata dalam perumpamaan gandum dan lalang yang tidak ditafsirkan oleh Tuhan kita (Mat 13:36-43). Ia berkata: ‘ladang ialah dunia’, ‘musuh ... ialah Iblis’, ‘waktu menuai ialah akhir zaman’, para penuai ialah malaikat’. Tetapi kita mencari dengan sia-sia pernyataan seperti ini, ‘api ialah ...’. Satu-satunya penjelasan yang masuk akal adalah bahwa api bukanlah simbol. Itu secara sempurna menggambarkan kenyataan dari pembakaran kekal] - S. Maxwell Coder, ‘Jude: The Acts of The Apostates’, hal 82.

Kelima point / penggambaran tentang orang-orang sesat itu menunjukkan bahwa sekalipun mereka kelihatannya hebat, tetapi mereka bukan hanya tidak berguna, tetapi bahkan merugikan gereja / kekristenan.

Coba renungkan tentang diri saudara sendiri: saudara berguna bagi gereja / kekristenan, atau tidak berguna, atau merugikan?

1. Apakah Yudas mengutip dari kitab Henokh, yang termasuk dalam Apocrypha?

a. Dalam kitab Henokh, ada satu ayat yaitu Henokh 1:9, yang berbunyi sebagai berikut:

Versi William Barclay:

"And behold! He cometh with ten thousands of his holy ones to execute judgment upon all, and to destroy all the ungodly; and to convict all flesh of all the works of their ungodliness which they have ungodly committed, and of all the hard things which ungodly sinners have spoken against him" (= Dan lihatlah! Ia datang dengan sepuluh ribu orang-orang kudusNya untuk melakukan penghakiman terhadap semua orang, dan untuk menghancurkan orang jahat; dan untuk meyakinkan semua daging / orang tentang semua kejahatan yang mereka lakukan secara jahat, dan tentang semua kata-kata keras yang diucapkan oleh orang-orang berdosa yang jahat menentang Dia).

Henokh 1:9 Versi William Barclay ini boleh dikatakan identik dengan Yudas 1:14-15.

Versi Pulpit Commentary:

"And behold, he comes with myriads of the holy, to pass judgment upon them, and will destroy the impious, and will call to account all flesh for everything the sinners and the impious have done and committed against him" (= Dan lihatlah, Ia datang dengan puluhan ribu orang kudus, untuk memberikan penghakiman terhadap mereka, dan akan menghancurkan orang jahat, dan akan meminta pertanggungjawaban semua orang untuk setiap hal yang orang berdosa dan jahat lakukan menentang Dia).

Henokh 1:9 versi Pulpit Commentary ini sedikit berbeda dengan Yudas 14-15, karena dalam Henokh 1:9 ini tidak ada tentang ‘kata-kata keras’ dari orang-orang jahat itu. Versi Barnes’ Notes sama dengan Pulpit Commentary.

b. Kutipan dalam Yudas 1:14-15 ini menyebabkan banyak pertanyaan dan problem.

Haruskah kita menganggap Kitab Henokh itu sebagai Kitab Suci? Atau, haruskah kita membuang surat Yudas dari Kitab Suci, seperti yang dilakukan oleh Jerome? Saya berpendapat bahwa kita tidak boleh menganggap bahwa Kitab Henokh harus dimasukkan ke dalam Kitab Suci (Catatan: tidak adanya kata-kata ‘ada tertulis’ dalam Yudas 14 ini menunjukkan bahwa ia tidak sedang mengutip Kitab Suci), dan kita juga tidak boleh mengeluarkan surat Yudas dari Kitab Suci. Mengapa? Karena adanya kemiripan atau kesamaan antara Yudas 1:14-15 dan Henokh 1:9 memberikan beberapa kemungkinan, yaitu:

1. Yudas mengutip dari Kitab Henokh.

Perlu diketahui bahwa ada banyak penafsir, yang termasuk golongan injili dan alkitabiah sekalipun, yang mempunyai anggapan seperti ini! Tetapi perlu diingat bahwa ini bukan satu-satunya kemungkinan. Orang yang menganggap bahwa Yudas mengutip dari kitab Henokh pada umumnya sampai pada kesimpulan ini karena mereka menyimpulkan terlalu cepat. Mereka tidak memperhitungkan kemungkinan-kemungkinan yang lain.

2. Penulis kitab Henokh mengutip dari Yudas, sedangkan Yudas mengutip dari tradisi.

3. Yudas maupun penulis kitab Henokh mengutip dari tradisi.

Tidak ada kemungkinan untuk membuktikan bahwa kemungkinan pertamalah yang benar, sehingga adanya kemiripan / kesamaan antara Yudas 1:14-15 dengan Henokh 1:9 ini tidak membuktikan bahwa Yudas mengutip dari Kitab Henokh.

Barnes’ Notes:

"There in no clear evidence that he quoted it from any book extant in his time. There is, indeed, now an apocryphal writing called ‘the Book of Enoch,’ containing a prediction strongly resembling this, but there is no certain proof that it existed so early as the time of Jude, nor, if it did, is it absolutely certain that he quoted from it. Both Jude and the author of that book may have quoted a common tradition of their time, for there can be no doubt that the passage referred to was handed down by tradition" (= Tidak ada bukti yang jelas bahwa ia mengutipnya dari buku apapun yang ada pada jamannya. Memang sekarang ada tulisan apokripa yang disebut ‘Kitab Henokh’, yang berisi ramalan yang sangat mirip dengan ini, tetapi tidak ada bukti tertentu bahwa kitab itu sudah ada pada jaman Yudas, atau, jika kitab itu sudah ada pada jaman Yudas, tidak ada kepastian yang mutlak bahwa Yudas mengutip dari kitab itu. Keduanya, Yudas dan penulis kitab itu, bisa telah mengutip dari suatu tradisi yang umum pada jaman mereka, karena tidak ada keraguan bahwa bagian itu diturunkan oleh tradisi).

c. Pandangan yang meninggikan kitab Henokh.

Pulpit Commentary:

"Though never formally recognized as canonical, it was in great esteem, largely accepted as a record of revelations, and regarded as the work of Enoch" (= Sekalipun tidak pernah diakui secara resmi sebagai kanon, itu dihargai / dihormati, sebagian besar diterima sebagai catatan wahyu, dan dianggap sebagai pekerjaan Henokh).

Pulpit Commentary:

"An attempt has been made by some to bring the composition of the book down to Christian times, so that Enoch should quote Jude, not Jude Enoch. But there is every reason to believe that it belongs to the second century B.C. Certain portions of the book, however, are of later date. For it is scarcely possible to deny that it is the work of more than one hand. The original seems to have been written in Hebrew or Aramaic. We cannot be far astray, therefore, in accepting it as the composition of a Jew of Palestine dating between B.C. 166 and 110" (= Suatu usaha telah dilakukan oleh beberapa orang untuk membawa penyusunan kitab itu ke jaman kristen, sehingga Kitab Henokhlah yang mengutip Yudas, bukan Yudas mengutip Kitab Henokh. Tetapi ada banyak alasan un-tuk percaya bahwa buku itu berasal dari abad kedua S.M. Tetapi, beberapa bagian dari kitab itu ditulis belakangan. Karena adalah sesuatu yang hampir mustahil untuk menyangkal bahwa kitab itu merupakan pekerjaan dari lebih dari satu tangan. Kitab aslinya kelihatannya ditulis dalam Ibrani atau Aramaic. Karena itu, kita tidak bisa terlalu tersesat dalam menerima bahwa kitab itu disusun oleh seorang Yahudi di Palestina antara 166 S.M. - 110 S.M.).

Catatan: Ia berkata bahwa kelihatannya kitab itu ditulis dalam bahasa Ibrani atau Aramaic. Ia jelas tidak tahu kitab Henokh yang asli; yang ia tahu paling banter adalah terjemahannya. Menurut dia dari terjemahan itu kelihatannya kitab Henokh yang asli ada dalam bahasa Ibrani atau Aramaic. Ini sudah merupakan kesimpulan yang sangat tidak pasti. Lalu dari sini ia mengambil kesimpulan lagi, yaitu bahwa penulisnya pasti seorang Yahudi di Palestina pada abad 2 S.M. Ini lagi-lagi merupakan kesimpulan yang sangat tidak pasti. Mengingat bahwa pada jaman Yesus hidup di dunia, yaitu pada abad 1 Masehi, bahasa Ibrani dan Aramaic banyak digunakan, maka bisa saja penulisnya hidup pada jaman itu atau bahkan sesudahnya. Dari semua ini saya berpendapat bahwa penafsir Pulpit Commentary ini menyimpulkan tanpa dasar yang kuat.

d. Pandangan yang merendahkan terhadap kitab Henokh, diikuti dengan pandangan bahwa Yudas mengutip dari tradisi.

Calvin’s editor:

"There is no evidence of such a book being known for some time after this epistle was written; and the book so called was probably a forgery, occasioned by this reference to Enoch’s prophecy. ... Until of late, it was supposed to be lost; but in 1821, the late Archbishop Laurence, having found an Ethiopic version of it, published it with a translation" (= Tidak ada bukti tentang diketahuinya kitab seperti itu untuk beberapa waktu setelah surat ini ditulis; dan kitab itu mungkin merupakan suatu pemalsuan, disebabkan oleh hu-bungannya dengan nubuat Henokh ini. ... Sampai waktu belakangan, kitab itu dianggap / diduga hilang; tetapi pada tahun 1821, Uskup Laurence, setelah menemukan versi Ethiopia kitab ini, menerbitkannya dengan terjemahannya).

Catatan: kelihatannya ia berpendapat bahwa pada jaman Yudas kitab Henokh itu belum ada. Tetapi karena Yudas berbicara tentang nubuat Henokh, lalu muncul orang yang membuat sebuah kitab yang lalu dinamakan kitab Henokh, supaya kelihatannya Yudas mengutip dari kitab itu. Kitab itu disebut palsu karena sekalipun memakai nama Henokh tetapi penulisnya bukan Henokh. Si pemalsu mungkin mempunyai kesengajaan untuk menimbulkan kebimbangan dan keraguan dalam diri orang kristen terhadap surat Yudas / Kitab Suci.

Thomas Manton:

"The Jews have some relics of this prophecy in their writings, and some talk of a volume, extant in the primitive time, consisting of 4802 lines, called the Prophecy of Enoch; but that was condemned for spurious and apocryphal. Tertullian saith there was a prophecy of Enoch kept by Noah in the ark, which book is now lost. Be it so; many good books may be lost, but no scripture. But most probably it was a prophecy that went from hand to hand, from father to son. Jude saith, ‘Enoch prophesied;’ he doth not say it is written, as quoting a passage of scripture" (= Orang-orang Yahudi mempunyai peninggalan tentang nubuat ini dalam tulisan-tulisan mereka, dan beberapa orang berbicara tentang sebuah buku, ada dalam jaman primitif, terdiri dari 4802 baris, disebut Nubuat Henokh; tetapi itu dikecam sebagai palsu dan bersifat apokripa. Tertullian berkata bahwa ada nubuat Henokh yang dijaga oleh Nuh di dalam bahtera, yang sekarang sudah hilang. Biarlah itu demikian; banyak buku yang baik / bagus hilang, tetapi tidak ada kitab suci yang hilang. Tetapi kemungkinan besar itu adalah nubuat yang pindah dari tangan ke tangan, dari bapa kepada anak. Yudas berkata: ‘Henokh bernubuat’; ia tidak berkata ada tertulis, seperti mengutip suatu bagian Kitab Suci).

S. Maxwell Coder:

"The Book of Enoch is a patchwork of writings by various unknown persons at various unknown times. It contains fanciful and legendary material, some of it quite ridiculous. Those who love the Word of God and trust it implicitly need not fear that any attack upon Jude will succeed in showing that he took any part of his epistle from such a volume" (= Kitab Henokh merupakan suatu tulisan campur aduk oleh bermacam-macam orang yang tidak dikenal pada berbagai waktu yang tidak diketahui. Kitab itu mengandung bahan yang aneh / khayal dan bersifat dongeng, beberapa di antaranya cukup menggelikan. Mereka yang mencintai Firman Allah dan mempercayainya secara implicit tidak perlu takut bahwa serangan terhadap Yudas akan berhasil dalam menunjukkan bahwa ia mengambil sebagian dari suratnya dari kitab seperti itu).

2. Mengapa Yudas mengutip nubuat Henokh?

Dalam Kitab Suci ada banyak ayat tentang kedatangan Kristus untuk menghakimi, seperti Ul 33:5 Daniel 7:10 Zakh 14:5b. Mengapa Ia mesti mengutip dari nubuat Henokh dan bukannya dari ayat-ayat Kitab Suci?

a. Karena biasanya makin kuno suatu kutipan, makin ia dihormati. Karena itu Yudas memilih yang sekuno mungkin.

b. Karena Tuhan menghendaki nubuat Henokh itu, yang tadinya hanya ada dalam tradisi, masuk ke dalam Kitab Suci.

Thomas Manton:

"if he receives it by tradition, it is here made authentic and put into the canon" (= jika ia menerimanya melalui tradisi, di sini itu dijadikan otentik / berotoritas dan dimasukkan ke dalam kanon).

3. Sekarang mari kita mempelajari nubuat Henokh yang dikutip oleh Yudas ini.

a. ‘Sesungguhnya Tuhan datang’ (ay Yudas 1:14b).

Kata ‘datang’ ini dalam bahasa Yunani adalah ELTHEN yang merupakan kata kerja dalam bentuk aorist / lampau, sehingga terjemahan sebetulnya adalah ‘came’. Sekalipun ini sebetulnya menunjuk pada masa yang akan datang, tetapi untuk menunjukkan suatu kepastian, maka digunakan bentuk lampau.

b. ‘Tuhan datang dengan beribu-ribu orang kudusNya’ (ay 14c bdk. 1Tes 3:13 Zakh 14:5).

Kata-kata ‘orang kudusNya’ mungkin lebih tepat diterjemahkan ‘holy ones’, karena ini bukan hanya menunjuk kepada ‘orang’, tetapi juga kepada malaikat (Mat 25:31 2Tes 1:7).

c. ‘hendak menghakimi semua orang dan menjatuhkan hukuman atas orang-orang fasik karena semua perbuatan fasik, yang mereka lakukan’ (ay 15a).

Bagian ini terjemahannya kurang dan salah.

NIV: ‘to judge everyone, and to convict all the ungodly of all the ungodly acts they have done in the ungodly way’ (= untuk menghakimi setiap orang, dan untuk meyakinkan semua orang fasik tentang semua tindakan fasik yang telah mereka lakukan dengan cara yang fasik).

‘to convict’ (= meyakinkan).

Jadi, dalam penghakiman akhir jaman itu Tuhan Yesus akan meyakinkan orang berdosa atas semua kesalahannya. Dalam hidup di dunia ini kita seringkali bisa mencari alasan untuk kesalahan / dosa kita, dan dengan alasan-alasan itu kita bisa membenarkan diri kita. Tetapi nanti dalam penghakiman akhir jaman, itu tidak mungkin bisa dilakukan. Yesus akan meyakinkan semua orang berdosa atas semua dosa yang mereka lakukan! Ingat bahwa pada waktu Yesus melayani selama 3 1/2 tahun di dunia ini, Ia tidak pernah kalah debat. Demikian juga nanti pada penghakiman akhir jaman, orang-orang berdosa tidak akan bisa mendebat Dia pada waktu Ia meyakinkan mereka tentang dosa mereka. Ada yang langsung berdiam diri (bdk. Mat 22:12 - ‘Tetapi orang itu diam saja’; NIV/NASB: ‘speechless’), dan ada juga yang pada waktu ditunjukkan dosanya lalu mendebat (Mat 25:41-44), tetapi setelah dijawab oleh Yesus mereka tidak mungkin tidak yakin akan dosanya (bdk. Mat 25:45-46). Karena itu hati-hati dengan sikap yang selalu ingin membenarkan diri pada waktu saudara berbuat dosa. Jauh lebih baik kalau saudara mengakui dosa saudara.

di sini dibicarakan tentang dosa yang dilakukan dengan cara yang fasik. Apa yang dimaksud dengan dosa yang dilakukan dengan cara yang fasik?

Matthew Poole menafsirkan bahwa ini menunjuk pada dosa yang dilakukan ‘with an ungodly mind, willingly, delightfully, perseveringly’ (= dengan pikiran jahat, dengan sengaja, dengan senang hati, dengan tekun).

Para penafsir membedakan dosa ini dengan dosa orang kristen, yang sekalipun bisa berbuat dosa yang hebat, tetapi tidak melakukannya dengan senang hati.

Peng’expose’an / pembeberan semua dosa pada akhir jaman (bdk. 1Kor 4:5 Pengkhotbah 12:14) jelas merupakan suatu hal yang memalukan! Bayangkan kalau semua korupsi, pencurian, penipuan, kemunafikan, perzinahan, pikiran cabul, dusta, dsb bakal diexpose / dibeberkan di depan semua orang!

Logikanya, Tuhan meyakinkan dosa seseorang lebih dulu, baru menghakiminya / menghukumnya, tetapi Yudas membalik urut-urutan ini. Mungkin Yudas / nubuat Henokh ini membalik urut-urutan ini karena ingin menekankan penghakiman, yang merupakan tujuan kedatangan Kristus.

d. ‘dan karena semua kata-kata nista, yang diucapkan orang-orang berdosa yang fasik itu terhadap Tuhan’ (ay Yudas 1:15b).

‘kata-kata nista’.

NIV/NASB: ‘harsh things’ (= hal-hal yang kasar / tajam).

Lit: ‘hard things’ (= hal-hal yang keras).

‘terhadap Tuhan’.

Sekalipun jelas bahwa semua dosa dengan kata-kata, termasuk yang tidak diucapkan terhadap Tuhan / menentang Tuhan, akan dihakimi, tetapi bagian ini menekankan kata-kata keras yang diucapkan terhadap / menentang Tuhan.

Penerapan:

Karena itu hati-hati pada waktu menggunakan mulut terhadap Tuhan, khususnya pada waktu saudara sedang menderita sehingga lalu kecewa / marah terhadap Tuhan karena hal itu.

Tuhan bukan hanya menghakimi seseorang atas perbuatan jahat yang mereka lakukan, tetapi juga atas kata-kata berdosa yang mereka ucapkan (bdk. Mat 12:36). Karena itu Yak 2:12 penting untuk direnungkan dan ditaati: "Berkatalah dan berlakulah seperti orang-orang yang akan dihakimi oleh hukum yang memerdekakan orang".

e. Mengapa hanya ada penghakiman atas perbuatan dan kata-kata yang berdosa, tetapi tidak atas pikiran yang berdosa?

Jelas bahwa pikiran berdosa juga akan dihakimi, tetapi di sini tidak dinyatakan, mungkin karena tujuan Henokh maupun Yudas adalah menunjukkan dosa dari orang-orang berdosa pada jamannya supaya orang-orang itu bisa diidentifikasi, sedangkan dosa melalui pikiran tidak terlihat dari luar.

4. Dengan menunjukkan bahwa para orang sesat / nabi palsu pada jamannya itu akan dihakimi oleh Tuhan, Yudas bertujuan supaya orang kristen tidak mengikuti jejak pada orang sesat / nabi palsu itu (bdk. Yudas 17-dst).

5. Sekarang mari kita kembali kepada Henokh (ay Yudas 1:14a).

a. ‘Henokh, keturunan ke tujuh dari Adam’ (ay Yudas 1:14).

Jika Adam dihitung sebagai yang nomor 1, maka Henokh memang adalah keturunan ke 7 dari Adam (Kej 5:1-18 - Adam - Set - Enos - Kenan - Mahalalel - Yared - Henokh).

Ada orang yang mengallegorikan hal ini sebagai berikut:

S. Maxwell Coder:

"Lange takes the position that the first six generations of human race, characterized by sin and death, and followed by a seventh generation exhibiting a godly life without death, foreshadow six world periods of sin and death, to be succeeded by a seventh age, the kingdom of God on earth" (= Lange berpendapat bahwa 6 generasi pertama dari umat manusia ditandai oleh dosa dan kematian, dan disusul oleh generasi ke 7 yang memamerkan suatu kehidupan yang saleh tanpa kematian, membayangkan / melambangkan 6 jaman dunia dari dosa dan kematian, disusul oleh jaman ke 7, kerajaan Allah di bumi).

Ini merupakan penafsiran yang menarik tetapi jelas salah!

Dengan menyebut Henokh sebagai keturunan ke tujuh dari Adam, ini membedakan Henokh ini dengan Henokh yang lain yang berasal dari keturunan Kain (Kej 4:17).

b. Henokh mempunyai nubuat yang lain lagi?

Beberapa penafsir mengatakan bahwa pada waktu Henokh menamakan anaknya dengan nama ‘Metusalah’ (Kej 5:21-22), maka itu juga merupakan suatu nubuat.

Adam Clarke:

"... Methuselah lived till the very year in which the flood came, of which his name is supposed to have been prophetical METHU, ‘he dieth,’ and SHALACH, ‘he sendeth out,’ as if God had designed to teach men that as soon as Methuselah died the flood should be sent forth to drown an ungodly world" (= ... Metusalah hidup sampai tahun datangnya air bah, tentang mana namanya dianggap bersifat nubuat, METHU, ‘ia mati’, dan SHALACH, ‘ia mengirimkan’, seakan-akan Allah telah merencanakan untuk mengajar manusia bahwa begitu Metusalah mati, air bah akan dikirimkan untuk menenggelamkan dunia yang jahat).

S. Maxwell Coder:

"... there is something else which has come down to us from Enoch ... It is the name given by the prophet to his son, and it appears also to be a prophecy. ‘Enoch lived sixty and five years, and begat Methuselah’ (Gen. 5:21). ... A far better interpretation of the name Methuselah is that it means ‘when he is dead, it shall be sent,’ from the Hebrew root MUTH, ‘to die,’ and the verb SHALAK, ‘to send forth.’ ... ‘Methuselah: he dies and it (the Flood) is sent. A name given prophetically by Enoch. He died in the year of the Flood. It is suggestive that death enters into the name of the longest liver.’ ... when Methuselah died, judgment from God was actually sent, according to the chronology of Genesis 5 (tradition says that he dies seven days before the Flood)" [= ... ada sesuatu yang lain yang diturunkan kepada kita dari Henokh ... Itu adalah nama yang diberikan nabi itu kepada anak laki-lakinya, dan kelihatannya itu juga merupakan suatu nubuat. ‘Henokh hidup 65 tahun, dan ia memperanakkan Metusalah’ (Kej 5:21). ... Penafsiran yang jauh lebih baik dari nama Metusalah adalah bahwa itu berarti ‘pada waktu ia mati, itu akan dikirimkan’, dari akar kata Ibrani MUTH, ‘mati’, dan kata kerja SHALAK, ‘mengirim’. ... ‘Metusalah: ia mati dan itu (air bah) dikirim. Suatu nama yang diberikan secara nubuat oleh Henokh. Ia mati dalam tahun terjadinya air bah. Adalah sesuatu yang memberikan gagasan bahwa kematian masuk ke dalam nama orang yang hidup paling lama’. ... ketika Metusalah mati, penghakiman dari Allah betul-betul dikirimkan, menurut urut-urutan waktu dari Kejadian 5 (tradisi mengatakan bahwa ia mati 7 hari sebelum air bah)].

Catatan:

Kata ‘mengirim’ dalam bahasa Ibrani seharusnya bukan SHALAK tetapi SHALAH atau SHALAKH.

arti nama Metusalah banyak diperdebatkan. Ada yang mengartikan ‘man of a dart’ (= manusia panah), ‘man of military arms’ (= manusia senjata militer), ‘man of the missile’ (= manusia rudal), ‘man of the sending forth’ (= manusia pengiriman), ‘man of growth’ (= manusia pertumbuhan) - Pulpit Commentary.

c. Beberapa hal lain yang bisa diperhatikan tentang Henokh dan Metusalah.

Metusalah mencapai usia tertinggi dalam seluruh Alkitab, yaitu 969 tahun, dan ini menunjukkan kepanjangsabaran Allah.

S. Maxwell Coder:

"It is noteworthy that Methuselah lived to be the oldest man in all the Bible (Gen. 5:27). His 969 years speak strongly of the grace and longsuffering of God. The word had been given that when he was gone, the Flood would be sent. But God is not willing that any should perish (2Peter 3:9). Therefore He extended the life of Enoch’s son to provide maximum opportunity for men to repent and turn to God" [= Patut diperhatikan bahwa Metusalah adalah manusia tertua dalam seluruh Alkitab (Kej 5:27). Hidupnya selama 969 tahun berbicara secara kuat tentang kasih karunia dan kepanjang-sabaran Allah. Sudah dibicarakan bahwa pada waktu ia mati, air bah akan dikirim. Tetapi Allah tidak menghendaki seorangpun binasa (2Pet 3:9). Karena itu Ia memperpanjang hidup / usia anak laki-laki Henokh untuk menyediakan / memberikan kesempatan maximum bagi manusia untuk bertobat dan berbalik kepada Allah].

Henokh ‘berjalan dengan Allah’ setelah kelahiran Metusalah.

Kej 5:21-24 menunjukkan bahwa Henokh hidup bergaul dengan Allah / ‘walked with God’ (= berjalan dengan Allah) setelah kelahiran Metusalah (kata ‘lagi’ dalam Kej 5:22 versi Kitab Suci Indonesia seharusnya tidak ada).

S. Maxwell Coder:

"It is not said that Enoch walked with God until after he begat Methuselah. For the first sixty-five years of his life he was certainly a man of God, but then something happened which caused him to enter into such a close fellowship with the Lord as to make him a marked man for the rest of his life. A son was born into his home, and Enoch was given the amazing revelation from God that when this child should die, every living creature upon the earth would be destroyed by a universal flood. The child was named Methuselah. As Enoch watched his son grow, he knew that every time this strange name was spoken, the terrible prophecy of God was repeated: ‘When he is dead, it shall be sent.’ The life of all men hung upon the life of this one baby, this one boy, this one man, Methuselah. Every year he lived brought the announced catastrophic judgment one year closer. This is the key to Enoch’s walk with God. Of what value was earthly gain, earthly pleasure? It would all be gone under divine wrath ere long. He knew that the end of all things was at hand. And so ‘Enoch walked with God after he begat Methuselah.’" (= Tidak dikatakan bahwa Henokh berjalan dengan Allah sampai setelah ia memperanakkan Metusalah. Pada 65 tahun pertama dalam hidupnya, ia pasti adalah orang saleh, tetapi lalu terjadi sesuatu yang menyebabkan ia masuk dalam suatu persekutuan yang begitu dekat dengan Tuhan sehingga membuatnya sebagai orang yang sangat diperhatikan dalam sisa hidupnya. Seorang anak laki-laki dilahirkan dalam rumahnya, dan Henokh diberi suatu wahyu yang menakjubkan dari Allah bahwa pada waktu anak itu mati, setiap makhluk hidup di bumi akan dihancurkan oleh air bah yang bersifat universal. Anak itu dinamakan Metusalah. Pada waktu Henokh memperhatikan anak laki-lakinya tumbuh, ia tahu bahwa setiap kali nama aneh itu disebutkan, nubuat yang mengerikan dari Allah itu diulangi: ‘Pada waktu ia mati, itu akan dikirimkan’. Kehidupan dari semua orang tergantung pada hidup dari satu bayi ini, satu anak ini, satu orang ini, Metusalah. Setiap hidupnya bertambah satu tahun, maka penghakiman yang membawa bencana besar yang telah diumumkan itu makin dekat satu tahun. Ini adalah kunci mengapa Henokh berjalan dengan Allah. Apa artinya keuntungan duniawi, kesenangan duniawi? Dalam waktu singkat semua akan musnah karena murka ilahi. Ia tahu bahwa akhir dari segala sesuatu sudah dekat. Dan begitulah ‘Henokh berjalan dengan Allah setelah ia memperanakkan Metusalah’).

‘Berjalan dengan Allah’ tidak berarti membuang kehidupan normal, tidak menikah, menjadi biarawan, dsb.

Henokh ‘berjalan dengan Allah’, tetapi itu tidak berarti bahwa ia membuang kehidupan normal di dunia ini. Ia ditunjukkan dengan tetap memperanakkan anak laki-laki dan perempuan setelah kelahiran Metusalah (Kej 5:22).

Dalam ay 16 ini dibicarakan lagi tentang dosa dalam kehidupan dan kata-kata dari orang-orang sesat pada jaman Yudas. Yudas melakukan hal ini untuk menunjukkan bahwa orang-orang sesat itu cocok dengan nubuat Henokh dalam ay Yudas 1:14-15.

Dosa-dosa orang-orang sesat itu:

1. ‘orang-orang yang menggerutu dan mengeluh tentang nasibnya’ (ay Yudas 1:16a).

KJV: ‘murmurers, complainers’ (= penggerutu-penggerutu, pengeluh-pengeluh).

Sekalipun kata benda yang diterjemahkan ‘murmurers’ tidak pernah muncul di tempat lain dalam Perjanjian Baru, tetapi kata kerjanya muncul dalam Yoh 6:41,61 1Kor 10:10 dsb.

Kata Yunani untuk ‘complainers’ adalah MEMPSIMOIROI, yang berasal dari 2 kata Yunani yaitu: MEMPHOMAI [= to complain (= mengeluh)] dan MOIRA [= lot / fate (= nasib)]. Jadi kata ini menunjuk kepada orang yang selalu mengeluh tentang nasibnya.

Bahwa orang-orang sesat pada jaman Yudas ini adalah orang-orang yang suka menggerutu dan mengeluh, tidak berarti bahwa orang yang suka menggerutu dan mengeluh pasti adalah orang sesat. Anak-anak Allah yang sejatipun bisa jatuh ke dalam dosa ini, khususnya pada waktu mengalami penderitaan. Karena itu kita perlu untuk mempelajari dosa ini dan menghindarinya.

a. Menggerutu dan mengeluh adalah dosa karena itu menunjukkan ketidak-percayaan kepada Tuhan (akan kasihNya, kesetiaanNya, kebijaksanaanNya). Bahkan menggerutu dan mengeluh bisa menunjukkan suatu pemberontakan kepada Tuhan.

Bahwa menggerutu dan mengeluh adalah suatu dosa, terlihat dari:

ayat-ayat Kitab Suci seperti:

Pengkhotbah 7:10 - "Janganlah mengatakan: ‘Mengapa zaman dulu lebih baik dari pada zaman sekarang?’ Karena bukannya berdasarkan hikmat engkau menanyakan hal itu".

Penerapan:

Apakah dalam krisis moneter sekarang ini saudara merindukan masa lalu dimana dolar hanya bernilai Rp 2.400,- dan beras hanya Rp 1.000,-?. Tidak percayakah saudara bahwa apapun yang menimpa saudara, asal saudara adalah seorang kristen yang sejati, pasti membawa kebaikan bagi saudara? Karena itu janganlah ingin kembali ke masa lalu. Masa sekarang yang berat ini pasti membawa kebaikan bagi saudara, mungkin supaya saudara belajar hidup hemat, mungkin supaya saudara lebih bersandar kepada Tuhan, mungkin supaya saudara melihat cara pemeliharaan Tuhan yang luar biasa, dsb.

1Kor 10:10 - "Dan janganlah bersungut-sungut, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga mereka dibinasakan oleh malaikat maut".

Perintah untuk mengucap syukur senantiasa (Ef 5:20 1Tes 5:18).

Teladan tokoh-tokoh Kitab Suci yang berlawanan dengan menggerutu dan mengeluh, seperti:

Ayub (Ayub 1:20-21 2:10).

Memang pada waktu penderitaannya berlarut-larut, Ayub juga mengeluh, tetapi akhirnya ia bertobat.

Paulus, yang belajar untuk puas dalam segala keadaan (Fil 4:11 bdk. 1Tim 6:6-10).

Mungkin dalam krisis moneter sekarang ini kita harus belajar untuk puas dalam segala keadaan.

b. Menggerutu / bersungut-sungut selalu bisa dikatakan sebagai dosa, tetapi mengeluh tidak selalu merupakan dosa.

Thomas Manton:

"Humble complaints are not murmuring, else there would be no room for prayer; but bold expostulations are murmuring, when we complain rather of God than to God, taxing the administration of his providence, as if he dealt too hardly with us; so that in effect murmuring is an anti-providence, first cherished by repining thoughts, and then vented and uttered in bold and uncomely speeches" (= keluhan yang rendah hati bukanlah menggerutu, karena kalau tidak maka tidak ada tempat untuk doa; tetapi tindakan ber-bantah / memprotes dengan berani adalah menggerutu, ketika kita mengeluh tentang Allah dan bukannya kepada Allah, menuduh pemerintahan / pelak-sanaan providenceNya, seakan-akan Ia memperlakukan kita terlalu keras; sehingga sebetulnya menggerutu adalah anti-providence, mula-mula disimpan dalam pikiran oleh pikiran yang tidak puas, dan lalu dilepaskan dan diucapkan dalam ucapan yang berani dan kasar).

c. Supaya tidak menggerutu dan / atau mengeluh, renungkan beberapa hal ini:

Thomas Manton:

"want is a time of praying, not of murmuring. ... But it is man’s usual custom to change duties into sins, ... so instead of complaining to God, we complain of God, and so make murmuring take the room of prayer" (= Kekurangan / kebutuhan adalah saat untuk berdoa, bukan untuk bersungut-sungut. ... Tetapi adalah kebiasaan manusia pada umumnya untuk mengubah kewajiban menjadi dosa, ... sehingga bukannya mengeluh kepada Allah, tetapi kita mengeluh tentang Allah, dan dengan demikian membuat sungut-sungut menggantikan doa).

Thomas Manton:

"There is much gone, but somewhat left; that little that is left is more than we deserved; many in the world would be glad of our relics" (= Ada banyak yang hilang, tetapi ada yang tertinggal; sedikit yang tertinggal itu adalah lebih dari yang layak kita dapatkan; banyak orang dalam dunia ini yang akan senang dengan sisa-sisa kita).

Catatan: ‘relics’ = ‘remaining fragments’ (= potongan-potongan yang tersisa); ‘surviving parts’ (= bagian-bagian yang masih hidup / tersisa); ‘ruins’ (= reruntuhan) - ‘Webster’s New World Dictionary.

Thomas Manton:

"Many of God’s children are not so high as thou art. If you murmur, what should others do that have less?" (= Banyak anak-anak Allah yang tidak setinggi engkau. Jika engkau bersungut-sungut, apa yang harus dilakukan oleh orang lain yang mempunyai lebih sedikit?).

Penerapan:

Kalau saudara tergoda untuk bersungut-sungut, berusahalah mengarahkan pikiran saudara kepada orang-orang yang lebih menderita dari saudara, dan bersyukurlah bahwa keadaan saudara masih lebih baik dari mereka.

2. ‘hidup menuruti hawa nafsunya’ (ay Yudas 1:16b).

Kata ‘hawa nafsu’ yang dipakai di sini dalam bahasa Yunaninya sama dengan kata ‘keinginan-keinginan’ (NIV/NASB: ‘desires’) dalam Mark 4:19, dimana hawa nafsu / keinginan itu mencekik firman sehingga tidak berbuah. Ini menunjukkan betapa berbahayanya hal ini.

Hawa nafsu ini bisa terjadi dalam macam-macam hal / bidang seperti: kemarahan, kebencian / dendam, iri hati, tamak, cinta uang / dunia, sex, makan, macam-macam ambisi, dsb.

Thomas Manton mengatakan bahwa point ke 2 ini (tentang hawa nafsu) cocok untuk digandengkan dengan point no 1 (tentang menggerutu / mengeluh), karena hawa nafsu menyebabkan kita sukar untuk puas, sehingga lalu menggerutu / mengeluh.

Thomas Manton:

"Men desire more than they have, and so are made poor, not by want so much as desire. He that expects little is soon satisfied" (= Manusia menginginkan lebih dari apa yang mereka miliki, dan dengan demikian dibuat menjadi miskin, bukan oleh kebutuhan / kekurangan tetapi oleh keinginan. Ia yang mengharapkan sedikit cepat dipuaskan).

Kita tidak boleh hidup menuruti hawa nafsu (Gal 5:24 Ro 13:14b).

Ro 13:14b versi Kitab Suci Indonesia kurang tepat terjemahannya.

NIV: ‘do not think about how to gratify the desires of the sinful nature’ (= jangan berpikir tentang bagaimana memuaskan keinginan dari manusia lama yang berdosa).

NASB: ‘make no provision for the flesh in regard to its lusts’ (= jangan membuat persediaan untuk daging berkenaan dengan hawa nafsunya).

3. ‘mulut mereka mengeluarkan perkataan yang bukan-bukan’ (ay Yudas 1:16c).

NASB: ‘they speak arrogantly’ (= mereka berbicara dengan congkak).

NIV: ‘they boast about themselves’ (= mereka membanggakan diri mereka sendiri).

KJV: ‘their mouth speaketh great swelling words’ (= mulut mereka mengatakan kata-kata yang membengkak).

Tindakan menyombongkan diri dengan kata-kata ini, sekalipun kata-katanya itu benar, tetap adalah dosa. Lebih-lebih kalau kata-katanya salah / dusta.

Orang-orang sesat ini tidak peduli pada kebenaran, dan karena itu membual untuk menyombongkan diri bukanlah problem bagi mereka.

Kita bisa berbicara dengan congkak tentang diri kita sendiri, baik dalam hal jasmani maupun dalam hal rohani.

Dalam hal jasmani misalnya: tentang perkerjaan & keuangan kita, tentang harta kita (perhiasan, uang, rumah, mobil, dsb), tentang anak kita, tentang wajah / bentuk badan kita, tentang pelajaran sekolah kita, dsb.

Dalam hal rohani misalnya: tentang iman kita, tentang pengetahuan Kitab Suci, tentang pengudusan kita, tentang karunia kita (khususnya karunia bahasa Roh!), tentang pelayanan kita, dsb.

Jaman sekarang, khususnya dalam kalangan Kharismatik, berkembang suatu pemikiran bahwa apa yang kita percayai dan katakan, itulah yang akan terjadi (Mungkin kepercayaan semacam ini didasarkan atas ayat seperti Mat 9:28-29). ‘Perkataan yang negatif’ dianggap sebagai ‘tidak beriman’ dan akan menyebabkan mereka betul-betul mengalami hal yang negatif itu, dan sebaliknya, ‘perkataan yang positif’ dianggap sebagai ‘kata-kata iman’ yang akan menyebabkan mereka betul-betul mengalami hal yang positif itu. Karena itu mereka selalu mengucapkan ‘perkataan yang positif’ sekalipun itu tidak benar / dusta. Misalnya:

mengatakan bisnisnya lancar sekalipun sebetulnya rugi / bangkrut.

para hamba Tuhan mengatakan gerejanya maju pesat dan pelayanannya berhasil secara luar biasa, sekalipun sebetulnya tidak demikian.

orang sakit yang telah didoakan mengatakan dirinya sembuh sekalipun sebetulnya kondisinya memburuk.

orang yang keluarganya berantakan, tetap mengaku keluarganya harmonis.

pelajar / mahasiswa mengaku nilainya hebat-hebat, sekalipun ujiannya hancur.

Saya berpendapat bahwa ini adalah suatu dusta yang dilandasi oleh suatu kepercayaan yang lebih mirip tahyul dari pada kekristenan. Disamping itu, ini mirip sekali dengan orang-orang sesat yang selalu membual untuk menyom-bongkan dirinya.

Kalau saudara adalah orang yang suka menyombongkan diri dengan kata-kata saudara, maka renungkan kata-kata di bawah ini.

Pulpit Commentary: "Our worth should commend us, not our words" (= Nilai diri kitalah yang harus menghargai / memuji kita, bukan kata-kata kita).

4. ‘mereka menjilat orang untuk mendapat keuntungan’ (ay Yudas 1:16d).

Lit: ‘admiring faces for the sake of advantage’ (= mengagumi muka supaya mendapat keuntungan).

Hal seperti ini bisa terjadi dalam ‘dunia’ maupun dalam ‘gereja’.

Contoh:

pelajar yang ‘ngatok’ kepada guru supaya disenangi guru.

pegawai yang menjilat bossnya.

dalam pekerjaan orang sering bersikap menjilat baik kepada langganan maupun rekan bisnis.

hamba Tuhan yang melakukan hal itu kepada jemaat yang kaya.

Adam Clarke:

"All the flatterers of the rich are of this kind; and especially those who profess to be ministers of the Gospels, and who, for the sake of a more advantageous settlement or living, will soothe the rich in their sins. With such persons a rich man is every thing; and if he have but a grain of grace, his piety is extolled to the skies!" (= Semua penjilat terhadap orang kaya adalah dari jenis ini; dan khususnya mereka yang mengaku sebagai pelayan Injil, dan yang, demi kemapanan atau nafkah yang lebih baik, menenangkan orang-orang kaya dalam dosa mereka. Bagi orang seperti itu orang kaya adalah segala sesuatu; dan jika ia / orang kaya itu mempunyai kasih karunia sedikit saja, kesalehannya ditinggikan sampai ke langit).

Perlu dicamkan bahwa Kitab Suci berulangkali menekankan ciri ini bagi nabi palsu (1Raja-raja 22:1-18 Yer 5:12-13 Yer 6:13-15 Mikha 3:5 Tit 1:11 2Pet 2:3). Tentu saja ini disebabkan karena kebanyakan orang tidak senang dengan kebenaran dan hanya mau mendengar hal yang enak-enak saja (1Raja-raja 22:8 Yes 30:10-11 Yer 5:30-31 2Tim 4:3-4). Karena itu belajarlah menyenangi kebenaran, supaya tidak makin banyak orang yang termotivasi untuk menjadi nabi palsu.

1. Nubuat kuno versus nubuat baru.

Kalau tadi dalam ay Yudas 1:14-15 Yudas menggunakan nubuat terkuno (nubuat Henokh), maka sekarang dalam ay Yudas 1:17-18 ia menggunakan nubuat baru, yaitu dari rasul-rasul.

Penerapan:

Dalam mengajar, kita harus mau menggunakan Firman yang kuno (Perjanjian Lama) maupun Firman yang baru (Perjanjian Baru).

2. ‘ingatlah akan apa yang dahulu telah dikatakan kepada kamu oleh rasul-rasul Tuhan kita Yesus Kristus’ (ay Yudas 1:17b).

NASB: ‘ought to remember the words that were spoken beforehand by the apostles of our Lord Jesus Christ’ (= harus mengingat kata-kata yang dikatakan sebelumnya oleh rasul-rasul Tuhan kita Yesus Kristus).

Perhatikan bahwa Yudas tidak sekedar menyuruh untuk mengingat ajaran rasul-rasul, tetapi kata-kata rasul-rasul (bdk. 2Pet 3:2 1Kor 2:13). Ini men-jamin bahwa Kitab Suci kita bukan hanya ajarannya yang benar, tetapi juga setiap kata-katanya (inerrant).

S. Maxwell Coder:

"We are asked to remember the words of the apostles. The doctrines of the inspiration of the very words of the Bible is set forth in Scripture as clearly and plainly as any other doctrine. Paul spoke ‘not in the words which man’s wisdom teacheth, but which the Holy Ghost teacheth’ (1Cor. 2:13)" [= Kita diminta untuk mengingat kata-kata dari rasul-rasul. Doktrin pengilhaman kata-kata Alkitab dinyatakan dalam Kitab Suci sejelas dan segamblang doktrin yang lain. Paulus berbicara ‘bukan dengan kata-kata yang diajarkan oleh hikmat manusia, tetapi yang diajarkan oleh Roh Kudus’ (1Kor 2:13)].

3. Contoh dimana rasul-rasul memberikan peringatan seperti ini adalah Kis 20:29 1Tim 4:1-3 2Tim 3:1-5 2Pet 3:1-3. Mungkin yang paling tepat adalah ayat yang terakhir.

4. ‘Menjelang akhir zaman’ (ay Yudas 1:18).

NIV: ‘In the last times’ (= pada saat-saat terakhir).

Masa di antara kedatangan Yesus yang pertama dan kedua disebut jaman akhir. Pada saat ini akan tampil nabi-nabi palsu itu. Dan makin mendekati kedatangan Kristus kedua kalinya akan muncul makin banyak nabi palsu (bdk. Mat 24:11,24 2Tes 2:3-10 Wah 13:11-17). Karena itu, kalau saudara menganggap semua pendeta sebagai ‘hamba Tuhan’ tanpa pernah menguji ajaran mereka, maka saudara adalah orang kristen yang sangat besar ke-mungkinannya untuk disesatkan

5. ‘akan tampil pengejek-pengejek’ (ay Yudas 1:18).

Pulpit Commentary:

"They are not satisfied with ignoring holy things - they turn them into ridicule" (= Mereka tidak puas dengan mengabaikan hal-hal yang kudus - mereka menjadikannya lelucon / bahan tertawaan).

Penerapan:

Karena itu, kalau saudara memberitakan Injil atau berbicara tentang hal-hal yang rohani, jangan terlalu heran kalau ada orang yang lalu mengejek sau-dara atau membuat kata-kata saudara sebagai lelucon. Pada waktu sema-cam itu, jangan marah, tetapi juga jangan ikut tertawa demngan leluconnya itu.

6. Thomas Manton:

"it assureth us that the Lord hath a hand and a counsel in all our troubles, for he told us of them before" [= ini meyakinkan kita bahwa Tuhan mempunyai tangan (mengontrol / memimpin) dan rencana dalam segala persoalan / problem kita, karena Ia memberitahu kita tentang hal-hal itu sebelumnya].

7. Adanya begitu banyak nubuat-nubuat dalam Kitab Suci, yang semuanya terjadi dengan sempurna, membuktikan bahwa Kitab Suci memang adalah Firman Allah.

Thomas Manton:

"The prophecies of scripture evince the truth of it; things are there spoken long before they fall out; not only before the event, but before the causes or remote tendencies to such an event. Wise men may guess when they see probabilities, and foretell that which dependeth on natural causes; the devil can many times shrewdly interpret the predictions of the word; but a certain prescience of what is future, and merely in itself contingent, is the prerogative of God: Isa. 41:22, ‘Let them foretell things to come,’ &c. This is done in the scripture" (= Nubuat-nubuat Kitab Suci menunjukkan dengan jelas kebenaran Kitab Suci; di sana hal-hal itu dibicarakan jauh sebelum mereka terjadi; bukan hanya sebelum kejadian itu, tetapi sebelum penyebab atau kecenderungan yang paling jauh untuk terjadinya peristiwa itu. Orang bijaksana bisa menebak pada waktu mereka melihat kemungkinan-kemungkinan, dan meramalkan apa yang tergantung pada penyebab alamiah; setan bisa berulang-ulang menafsirkan secara licin ramalan-ramalan firman; tetapi pengetahuan lebih dulu yang tertentu tentang apa yang akan datang, dan yang semata-mata tergantung pada dirinya sendiri, adalah hak istimewa dari Allah: Yes 41:22 - ‘Biarlah mereka maju dan memberitahukan kepada kami apa yang akan terjadi!’ dst. Ini dilakukan dalam Kitab Suci).

Thomas Manton lalu memberi contoh nubuat dalam Kitab Suci:

Yes 45:1 menubuatkan tentang Koresy 100 tahun sebelum ia dilahirkan.

1Raja-raja 13:2 menubuatkan kelahiran Yosia 300 tahun sebelum ia dilahirkan.

Kita bisa menambahkan contoh-contoh lain seperti kelahiran Simson, Yohanes Pembaptis dan Tuhan Yesus sendiri, juga begitu banyak hal-hal tentang Yesus, seperti kelahiranNya, penderitaanNya, kematianNya, penguburanNya, dsb.

Saya tidak yakin bahwa Kitab Suci - Kitab Suci agama lain juga mempunyai banyak nubuat yang tergenapi dengan sempurna seperti Kitab Suci kita, dan karenanya ini merupakan suatu keunggulan Kitab Suci kristen!

8. Dalam ay Yudas 1:19 Yudas kembali memberikan 3 ciri dari nabi-nabi palsu / orang-orang sesat pada jamannya itu, yaitu:

a. ‘pemecah belah’.

KJV: ‘These be they who separate themselves’ (= Mereka adalah orang yang memisahkan diri mereka sendiri).

NIV: ‘These are the men who divide you‘ (= Ini adalah orang-orang yang memecah kamu).

RSV: ‘It is these who set up divisions’ (= Merekalah yang mengadakan / menyebabkan perpecahan).

NASB: ‘These are the ones who cause division’ (= Ini adalah orang-orang yang menyebabkan perpecahan).

Lit: ‘These are the ones making separations’ (= Ini adalah orang-orang yang membuat pemisahan).

Dilihat dari terjemahan hurufiahnya, tidak terlihat mereka ini mengadakan pemisahan antara siapa dengan siapa. Ada 2 kemungkinan:

orang-orang sesat itu mengadakan pemisahan antara diri mereka dengan gereja.

orang-orang sesat itu mengadakan pemisahan antara orang kristen yang satu dengan orang kristen yang lain.

Calvin menerima terjemahan KJV dan mengatakan bahwa orang-orang sesat ini memisahkan diri mereka dari gereja karena tidak bisa menerima disiplin yang tinggi dalam gereja. Tetapi saya berpendapat bahwa penafsiran ini bertentangan dengan ay 4 dan ay 12 yang menunjukkan bahwa orang-orang sesat itu ada di dalam gereja. Saya berpendapat terjemahan NIV lebih tepat. Orang-orang itu mengadakan perpecahan dalam gereja, yaitu antara orang kristen yang satu dengan orang kristen yang lain.

Penerapan:

‘Adu domba’ adalah salah satu serangan setan yang paling berbahaya. Ini bisa menimbulkan perpecahan sungguh-sungguh, bisa juga perpecahan yang terselubung (dalam hati). Perpecahan terselubung bisa membuat kita tawar hati, baik dalam berbakti, bersekutu maupun dalam melayani Tuhan. Karena itu kita harus sangat berhati-hati menghadapi serangan setan ini. Apa saja yang harus kita lakukan?

Banyak mendoakan kesatuan gereja.

Berhati-hati dalam sikap dan kata-kata kita, termasuk pada waktu bergurau, supaya tidak menyakiti / menjengkelkan sesama saudara seiman.

Begitu ada ganjelan satu kepada yang lain, apalagi ketidaksenangan atau kebencian, kita harus berusaha membereskannya! Kalau hal itu tidak bisa dibereskan dengan orang yang bersangkutan, maka berusahalah mengampuni. Kalau mengampuni saudara seiman saja tidak bisa, bagaimana bisa mengasihi musuh?

Kalau ada 2 orang geger, yang lain harus mendoakan dan berusaha mendamaikan.

Berbicara tentang perpecahan dalam gereja, perlu diingat bahwa orang yang mengadakan perpecahan tidak selalu termasuk nabi palsu. Kalau suatu gereja menjadi sesat, dan dalam gereja itu ada sekelompok orang yang masih injili dan alkitabiah yang lalu memisahkan diri, maka jelas mereka tidak dapat disebut pemecah belah. Ini sebetulnya adalah pemurnian diri.

b. ‘dikuasai oleh keinginan-keinginan dunia ini’.

NASB: ‘worldly minded’ (= berpikiran duniawi).

NIV: ‘follow mere natural instincts’ (= mengikuti semata-mata naluri alamiah).

RSV: ‘worldly people’ (= orang-orang duniawi).

KJV: ‘sensual’ (= menuruti hawa nafsu / perasaan).

Dalam bahasa Yunani hanya digunakan satu kata yaitu PSUKHIKOI. Ini mengingatkan akan kata PSUKHIKOS yang digunakan dalam 1Kor 2:14 (diterjemahkan ‘manusia duniawi’). Juga bandingkan dengan kontrasnya, yaitu PNEUMATIKOS dalam 1Kor 2:15 dan 1Kor 3:1 (diterjemahkan ‘manusia rohani’).

Ini menunjukkan bahwa orang-orang sesat itu orientasi hidupnya bukan rohani tetapi duniawi.

Penerapan:

Coba renungkan: apa tujuan hidup saudara? Hal-hal rohani seperti memuliakan Tuhan, mempertobatkan orang yang belum percaya, mendewasakan iman orang kristen lain, membangun gereja? Atau hal-hal duniawi seperti memperkaya diri, mempunyai istri yang cantik / suami yang ngganteng, mendapat pekerjaan yang gajinya tinggi, berhasil dalam study, dsb? Kalau hidup saudara diarahkan kepada hal-hal duniawi, maka saudara tidak berbeda dengan orang-orang sesat pada jaman Yudas itu.

c. ‘hidup tanpa Roh Kudus’.

Orang-orang sesat itu tidak mempunyai Roh Kudus, dan ini menunjukkan bahwa mereka sebetulnya bukan kristen.

Kalau dalam ay 19 Yudas sudah menunjukkan ciri-ciri apa yang ada dalam diri orang-orang sesat pada jamannya itu, maka sekarang dalam ay Yudas 1:20-21 ia menunjukkan ciri-ciri apa yang harus ada dalam diri orang kristen.

1. ‘bangunlah dirimu sendiri di atas dasar imanmu yang paling suci’ (ay 20a).

a. Sesuatu yang mutlak penting untuk menghadapi penyesatan / nabi-nabi palsu adalah dengan membangun iman kita sendiri (ay Yudas 1:20-21).

Ini tidak berarti bahwa Yudas mengajar kita untuk menjadi egois, karena dalam ay Yudas 1:22-23 ia mengajar kita untuk melayani orang lain / memberitakan Injil (ay Yudas 1:22-23). Memang ‘membangun diri sendiri’ didahulukan dari ‘melayani orang lain’, karena kalau diri kita sendiri tidak kuat, kita tidak akan bisa melayani orang lain. Bahkan kalau diri sendiri sampai sesat seperti orang-orang sesat itu, maka pada waktu kita melayani kita juga akan mengarahkan orang yang kita layani itu pada kesesatan.

Banyak orang kristen yang tidak melakukan ay Yudas 1:20-21 (membangun diri sendiri) tetapi melakukan ay Yudas 1:22-23 (melayani orang lain); tetapi ada juga orang kristen yang sebaliknya, dimana mereka melakukan ay 20-21 (membangun diri sendiri) tetapi tidak melakukan ay Yudas 1:22-23 (melayani orang lain). Orang kristen yang alkitabiah harus melakukan kedua-duanya.

b. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membangun diri sendiri:

Dalam membangun perlu diingat bahwa iman adalah dasar / fondasi (ay 20).

Thomas Manton:

"Faith ... is the proper foundation of holiness and good works. Works without faith are but a roof without a foundation, and faith without works is a foundation without a building; good fruit supposeth a good tree, Mat. 7" (= Iman ... adalah fondasi yang tepat untuk kekudusan dan perbuatan baik. Perbuatan baik tanpa iman adalah atap tanpa fondasi, dan iman tanpa perbuatan baik adalah fondasi tanpa bangunan; buah yang baik mensyaratkan pohon yang baik, Mat 7).

Perintah untuk membangun iman ini diberikan kepada orang yang sudah percaya, bukan orang kafir.

Pulpit Commentary:

"This is addressed, not to sinners, but to saints who have been already placed upon the foundation" (= Ini ditujukan, bukan kepada orang ber-dosa, tetapi kepada orang-orang kudus yang telah diletakkan di atas fondasi).

Penerapan:

Kalau saudara adalah seorang hamba Tuhan / guru sekolah minggu, saudara perlu meneliti apakah jemaat / anak-anak saudara itu sudah kristen sungguh-sungguh atau tidak. Ini memang tidak bisa diketahui dengan pasti, tetapi bisa diperkirakan. Misalnya dengan menanyakan keyakinan keselamatan, alasan keyakinannya, dan juga melihat sikapnya terhadap Firman Tuhan, terhadap dosa dsb. Kalau jemaat / anak-anak saudara belum beriman, jangan berusaha membangun iman mereka. Sebaliknya beritakanlah Injil kepada mereka, supaya mereka bertobat dulu, dan baru setelah itu saudara bisa membangun iman mereka.

Tindakan membangun diri sendiri itu harus dilakukan seumur hidup.

S. Maxwell Coder:

"The use of the present participle, building, indicates that this is to be a lifelong task" (= penggunaan present participle, building, menunjukkan bahwa ini adalah tugas seumur hidup).

Penerapan:

Apakah saudara adalah orang kristen yang puas dengan iman yang statis, pengudusan yang terhenti, dsb? Ingat bahwa Tuhan menghendaki pembangunan iman yang berlangsung terus menerus!

Bagaimana caranya membangun diri sendiri? Dengan Firman Tuhan.

Kis 20:32 - "... firman kasih karuniaNya, yang berkuasa membangun kamu ...".

1Pet 2:2 - "Dan jadilah sama seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin akan air susu yang murni dan yang rohani, supaya olehnya kamu bertumbuh dan beroleh keselamatan".

Karena itu rajinlah dan tekunlah dalam belajar Firman Tuhan!

2. ‘Berdoalah dalam Roh Kudus’ (ay 20b bdk. Ef 6:18).

a. Doa adalah sesuatu yang penting supaya bisa membangun iman kita sendiri (ay 20b).

b. Apa artinya ‘berdoa dalam Roh Kudus’?

Ini bukan doa bahasa roh, tetapi doa yang dipimpin oleh Roh Kudus.

S. Maxwell Coder:

"Prayer in the Spirit is prayer which issues from a heart indwelt, illuminated, and controlled by the Holy Spirit. It is petition, praise, and thanksgiving which are indited by the Spirit" (= Doa dalam Roh adalah doa yang keluar dari hati yang didiami, diterangi, dan dikuasai oleh Roh Kudus. Itu adalah permohonan, pujian, dan ucapan syukur yang didorong / didiktekan oleh Roh).

c. Tanpa pertolongan Roh Kudus, kita tidak bisa berdoa.

Thomas Manton:

"Prayer is a work too hard for us; we can babble of ourselves, but we cannot pray without the Holy Ghost; we can put words into prayer, but it is the Spirit puts affections, without which it is but a little cold prattle and spiritless talk" (= Doa adalah suatu pekerjaan yang terlalu sukar untuk kita; kita bisa mengoceh dari diri kita sendiri, tetapi kita tidak bisa berdoa tanpa Roh Kudus; kita bisa menyusun kata-kata menjadi doa, tetapi adalah Roh yang memberikan perasaan, dan tanpa itu doa itu hanyalah suatu ocehan dingin dan pembicaraan yang mati).

Calvin:

"as though he had said, that such is our sloth, and that such is the coldness of our flesh, that no one can pray aright except he be roused by the Spirit of God; and that we are also so inclined to diffidence and trembling, that no one dares to call God his Father, except through the teaching of the same Spirit; for from him is solicitude, from him is ardour and vehemence, from him is alacrity, from him is confidence in obtaining what we ask; in short, from him are those unutterable groanings mentioned by Paul (Rom. 8:26)" [= seakan-akan ia telah mengatakan, bahwa begitu besar kemalasan kita, dan bahwa begitu besar kedinginan dari daging kita, sehingga tidak seorangpun bisa berdoa dengan benar kecuali ia digerakkan oleh Roh Allah; dan bahwa kita juga begitu condong pada rasa malu / keragu-raguan dan ketakutan, sehingga tidak seorangpun berani menyebut Allah Bapanya, kecuali melalui pengajaran dari Roh yang sama; karena dari Dialah perhatian, dari Dialah semangat, dari Dialah kemauan, dari Dialah keyakinan untuk mendapatkan apa yang kita minta; singkatnya, dari Dialah erangan / keluhan yang tidak terucapkan yang disebutkan oleh Paulus (Ro 8:26)].

d. Hanya doa yang dinaikkan dengan pimpinan / pertolongan Roh Kudus yang didengar / dikabulkan oleh Allah.

Adam Clarke:

"The prayer that is not sent up through the influence of the Holy Ghost is never likely to reach heaven" (= Doa yang tidak dinaikkan melalui pengaruh Roh Kudus tidak pernah mencapai surga).

e. Kita harus mentaati dorongan untuk berdoa dari Roh Kudus.

Thomas Manton menggunakan Maz 27:8 (KJV): "When thou saidst, Seek ye my face; my heart said unto thee, Thy face, LORD, will I seek" (= Pada waktu Engkau berkata, Carilah wajahKu; hatiku berkata kepa-daMu, WajahMu, TUHAN, akan kucari). Ini menunjukkan orang yang mengikuti dorongan dari Tuhan untuk berdoa.

Pada waktu ada dorongan untuk berdoa janganlah menolaknya!

Thomas Manton:

"By these motions we are invited to come and confer with God; do not say, I am not at leisure" (= Oleh gerakan-gerakan ini kita diundang untuk datang dan berbicara dengan Allah; jangan berkata, aku tidak ada waktu luang).

Tetapi Thomas Manton memberi 2 peringatan.

tidak semua dorongan berdoa datang dari Tuhan. Dorongan ini bisa datang dari setan.

Thomas Manton:

"I would not have this interpreted as if every motion to prayer were from the Spirit. It is possible Satan may oppress an anxious soul with the tyranny of unreasonable impulsions to duty" (= Saya tidak mau ini ditafsirkan seakan-akan setiap gerakan kepada doa datang dari Roh. Adalah mungkin Setan menekan / menindas jiwa yang kuatir dengan memberikan dorongan berlebih-lebihan ke arah kewajiban yang tidak masuk akal).

kalau tidak ada dorongan untuk berdoa, itu tidak berarti kita lalu tidak perlu berdoa. Kita tetap harus berdoa secara rutin, misalnya pada pagi dan malam, dan pada permulaan doa itu kita meminta bimbingan dan pertolongan Roh Kudus untuk bisa berdoa dengan benar.

3. ‘Peliharalah dirimu demikian dalam kasih Allah’ (ay Yudas 1:21a).

a. Apa yang dimaksud dengan ‘kasih Allah’ (love of God)?

Sebetulnya ‘love of God’ (= kasih Allah), bisa menunjuk baik pada ‘kasih Allah kepada kita’ maupun ‘kasih kita kepada Allah’. Thomas Manton memilih yang kedua.

Thomas Manton:

"It may be taken for that love which God beareth to us, or else for the love wherewith we love God. ... In this second sense I take the love of God here" (= Itu bisa dianggap sebagai kasih Allah kepada kita, atau untuk kasih dengan mana kita mengasihi Allah. ... Dalam arti kedua inilah saya menerima kasih Allah di sini).

Sebaliknya S. Maxwell Coder memilih yang pertama.

S. Maxwell Coder:

"We are not to understand this admonition as though it read, ‘Keep on loving God.’ Not our love for Him, but His love for us is in view. The passage is similar to John 15:9: ‘As the Father hath loved me, so have I love you: continue ye in my love.’ We bear the responsibility in both passages for keeping ourselves, or continuing, in the sphere within which the love of God is able to bless us" (= Kita tidak mengerti nasehat ini seakan-akan bunyinya adalah ‘Teruslah mengasihi Allah’. Bukan kasih kita untuk Dia, tetapi kasihNya untuk kita yang dipersoalkan. Text ini mirip dengan Yoh 15:9: ‘Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggal-lah di dalam kasihKu itu’. Kita punya tanggung jawab dalam kedua text untuk memelihara diri kita sendiri, atau terus ada, dalam lingkungan dalam mana kasih Allah itu bisa memberkati kita).

Saya lebih condong pada pandangan Coder ini.

b. Bagaimana caranya memelihara diri kita dalam kasih Allah?

Dengan mentaati Firman Tuhan (Yoh 15:10). Tetapi dengan demikian itu berarti bahwa kita juga harus memelihara kasih kita kepada Allah, karena itu adalah dasar ketaatan kita (Yoh 14:15,21a). Karena itu kata-kata Thomas Manton dalam point d) di bawah tetap perlu diperhatikan.

c. Jaminan Allah tidak membuang tanggung jawab kita.

Ay 1 mengatakan bahwa kita ‘dipelihara untuk Yesus Kristus’, dan ay Yudas 1:24 mengatakan bahwa Tuhan berkuasa untuk menjaga supaya kita tak tersandung, dsb. Juga 1Pet 1:5 mengatakan bahwa kita ‘dipelihara dalam kekuatan Allah’. Semua ini menunjukkan jaminan Allah bahwa orang yang sungguh-sungguh percaya tidak akan terhilang. Tetapi semua itu tidak membuang tanggung jawab kita untuk berusaha supaya kita tidak terhilang. Karena itu di sini Yudas menyuruh kita untuk memelihara diri kita dalam kasih Allah.

Thomas Manton:

"You must not lie upon the bed of ease, and think that God must do all. He doth all indeed, but in us and by us" (= Kamu tidak boleh tidur di atas ranjang kesenangan / ketenteraman, dan berpikir bahwa Allah harus mengerjakan semua. Ia memang mengerjakan semua, tetapi di dalam kita dan oleh kita).

"he that made thee without thee will not save thee without thee" (= ia yang membuatmu tanpamu tidak akan menyelamatkanmu tanpamu).

d. Kejatuhan dari kasih yang semula (kasih kita kepada Allah).

Dalam buku tafsirannya Thomas Manton membahas panjang lebar tentang kejatuhan dari kasih yang semula.

1. ‘Kasih’ adalah kasih karunia yang paling mudah berkurang / hilang.

Thomas Manton:

"That of all graces, love needeth keeping. Why? Because of all graces it is most decaying. Mat. 24:12 Rev. 2:4" (= Bahwa dari semua kasih karunia, kasih membutuhkan pemeliharaan. Mengapa? Karena dari semua kasih karunia itu adalah yang paling mudah berkurang / hilang. Mat 24:12 Wah 2:4).

2. Hal-hal yang menyebabkan berkurangnya / hilangnya kasih yang semula.

Thomas Manton:

"Some times it falleth out through freeness in sinning. Neglect is like not blowing up the coals; sinning is like pouring on waters, a very quenching of the Spirit, 1Thes. 5:19" (= Kadang-kadang itu terjadi karena kebebasan dalam berbuat dosa. Kelalaian adalah seperti tidak mengipasi arang; berbuat dosa adalah seperti menyiramnya dengan air, tindakan yang memadamkan Roh, 1Tes 5:19).

3. Akibat dari kejatuhan / kehilangan kasih yang semula.

Thomas Manton:

"Those that have made profession of love to God, and yet afterwards break with him, bring an ill report upon the Lord, as if he were an ill master. I am persuaded that the devil in policy lets many men alone for a while to make a strict profession, and seem to be full of zeal and holiness, that they may afterwards do religion a mischief. Whilst they act for God, though they do some things excellently, Satan never troubleth them; he is at truce with them till they have gotten a name for the profession of godliness and strictness of conversation, and when once they have gotten a name, their fall will be more scandalous, more igominious to themselves, and disgraceful to religion. Verily, this is a common experience, we see many forward, hot, and carried out with great impulsions of zeal, and all this while Satan lets them alone, he knoweth how mutable men are, and how soon they begin to tire in the ways of God, therefore lets them alone till they have run themselves out of breath, that afterwards, by a more notable defection, they may shame themselves and harden others. If Judas will be a disciple, he lets him alone; if Simon Magus will be baptized, and Nicolas bear the office in the church, he lets them alone; he knoweth the best are mutable; that many take up their religion out of interest, that men are soon weary of their own scrupulousness and rigid observances, that they first make conscience of all things, and then of nothing; and therefore he lets them go on without any notable defect or failing, to fly some youthful lusts, to renounce some interests, till they have gotten credit enough to discredit religion" (= Mereka yang mengaku cinta kepada Allah, tetapi lalu memutuskan hubungan dengan Dia, menyebabkan laporan / berita buruk tentang Tuhan, seakan-akan Ia adalah Tuan yang jahat. Saya yakin bahwa setan dalam politiknya membiarkan banyak orang untuk sementara waktu membuat pengakuan yang ketat, dan kelihatannya penuh semangat dan kekudusan, supaya di kemudian hari mereka bisa menyebabkan kerusakan pada agama. Pada waktu mereka berbuat untuk Allah, sekalipun mereka melakukan beberapa hal dengan sangat baik, Setan tidak pernah mengganggu mereka; ia ada dalam genjatan senjata dengan mereka sampai mereka sudah mendapatkan nama untuk pengakuan kesalehan dan keketatan pembicaraan, dan sekali mereka sudah mendapat nama, kejatuhan mereka akan merupakan suatu skandal yang lebih besar, lebih memalukan bagi diri mereka sendiri, dan memalukan bagi agama. Sungguh, ini adalah pengalaman yang umum, kami melihat banyak orang maju, panas / berkobar-kobar, dan melaksanakan / mengamalkan dengan dorongan semangat yang besar, dan selama itu Setan membiarkan mereka, ia tahu betapa mudah berubahnya / tidak konsistennya manusia, dan betapa cepat mereka mulai lelah / bosan dalam jalan Allah, karena itu ia membiarkan mereka sampai mereka telah lari sampai kehabisan nafas, supaya sesudah itu, oleh suatu tindakan meninggalkan yang menyolok, mereka memalukan diri mereka sendiri dan mengeraskan hati orang lain. Jika Yudas mau menjadi murid, ia membiarkannya; jika Simon Magus mau dibaptis, dan Nikolaus menjabat jabatan di gereja, ia membiarkan mereka; ia tahu bahwa yang terbaik tetap mudah berubah / tidak konsisten; bahwa banyak orang mengambil agama karena kesenangan / keuntungan, bahwa manusia begitu cepat lelah / bosan dengan ketaatan / ibadah mereka sendiri yang teliti dan ketat, bahwa mula-mula mereka menilai benar salahnya segala sesuatu, dan lalu sama sekali tak mempedulikan benar atau salahnya apapun, dan karena itu ia membiarkan mereka berjalan tanpa cacat atau kelemahan yang menyolok, meninggalkan beberapa nafsu orang muda, meninggalkan beberapa kesenangan, sampai mereka mendapatkan cukup kredit / penghargaan untuk mendiskreditkan / mencemarkan agama).

Catatan:

Yang dimaksud dengan ‘Nicolas’ / ‘Nikolaus’, yaitu salah satu dari 7 orang yang diangkat menjadi diaken dalam Kis 6:5. Thomas Manton berpendapat bahwa Nikolaus ini yang nantinya mendirikan sekte Nicolaitan (pengikut Nikolaus), yang dibicarakan dalam Wah 2:6 dan Wah 2:15. Tetapi saya berpendapat bahwa tidak ada dasar untuk menyamakan Nikolaus dalam Wah 2:6,15 dengan Nikolaus dalam Kis 6:5.

4. Ciri / tanda kejatuhan.

Thomas Manton:

"Where we love there will be musing on the object beloved, there will be familiarity and intimateness of converse. There is not a day can pass but love will find some errand and occasion to confer with God, either to implore his help or ask his counsel. But now, when men can pass over whole days and weeks, and never give God a visit, such strangeness argueth little love. Again, when there is no care of glorifying God, no plotting and contrivings how we may be most useful for him, when we do not mourn over sin as we were wont to do, are not so sensible of offences, have not these meltings of heart, are not so careful to avoid all occasions of offending God, are not so watchful, so zealous, as we were wont to be, do not rise up in arms against temptations and carnal thoughts, love is decayed. Certainly when the sense of our obligation to Christ is warm upon the heart, sin doth not escape so freely; love will not endure it to live and act in the heart, Titus 2:11-12, Gen 39:9. But now, as this is worn off, the heart is not watched, the tongue is not bridled, speeches are idle, yea, rotten and profane; wrath and envy tyrannise over the soul, all runneth to riot in the poor neglected heart; yea, further, God’s public worship is performed perfunctorily, and in a careless, stupid manner; sin confessed without remorse and sense of the wrong done to God; prayer made for spiritual blessings without desire of obtaining; wrath deprecated without any fear of the danger; intercession for others without any sympathy or brotherly love; thanks given without any conference of holy things is either none at all, or very slight and careless; hearing without attention; reading without a desire of profit; singing without any delight or melody of heart. All this is but the just account of a heart declining in the love of God" (= Dimana kita mengasihi disana akan ada perenungan tentang obyek yang dikasihi, disana akan ada keakraban dan keintiman dalam pembicaraan. Tidak ada satu haripun akan berlalu dimana kasih tidak menemukan pesan / berita dan alasan / kesempatan untuk berbicara dengan Allah, untuk meminta pertolonganNya atau nasehatNya. Tetapi sekarang, ketika manusia bisa melewati beberapa hari dan minggu tanpa pernah mengunjungi Allah, keanehan seperti itu menunjukkan kasih yang sedikit / kecil. Juga, pada saat ada ketidakpedulian dalam memuliakan Allah, tidak ada perencanaan dan usaha / penyusunan tentang bagai-mana kita bisa menjadi paling berguna untuk Dia, pada saat kita tidak berkabung atas dosa seperti yang biasa kita lakukan, tidak peka terhadap pelanggaran, tidak mempunyai hati yang hancur, tidak begitu hati-hati untuk menghindari semua kesempatan untuk menyakiti hati / menyalahi Allah, tidak begitu berjaga-jaga dan bersemangat seperti kita biasanya, tidak bangkit untuk melawan pencobaan dan pikiran daging, kasih itu berkurang / melemah. Jelas bahwa ketika rasa kewajiban pada Kristus itu hangat dalam hati kita, dosa tidak lolos dengan begitu bebas; kasih tidak akan mengijinkannya hidup dan bertindak dalam hati, Titus 2:11-12, Kej 39:9. Tetapi sekarang, karena semua ini sudah luntur, hati tidak dijaga, lidah tidak dikekang, kata-kata kosong bahkan busuk dan kotor / tak senonoh; kemarahan dan iri hati merajalela dalam jiwa, semua lari ke dalam kerusuhan / kekacauan dalam hati yang diabaikan; lebih jauh lagi, bahkan kebaktian dilakukan dengan asal-asalan / tak sungguh-sungguh dan dalam cara yang ceroboh dan bodoh; dosa diakui tanpa penyesalan dan perasaan bersalah kepada Allah; doa untuk berkat rohani tanpa keinginan untuk mendapatkan; kemarahan mencela / mengutuk tanpa takut bahaya; doa syafaat untuk orang lain tanpa simpati atau kasih persaudaraan; syukur diberikan tanpa menghargai kebaikan / manfaat atau kasih kepada Allah dalam mengingat mereka; perundingan tentang hal-hal kudus tidak pernah dilakukan atau sangat sedikit dan ceroboh; pembacaan tanpa keinginan mendapatkan keuntungan / manfaat; menyanyi tanpa kesenangan atau nyanyian di hati. Semua ini hanyalah laporan / catatan suatu hati yang menurun dalam kasih kepada Allah).

Thomas Manton:

"In our serious sequestration and retirements we should have such thoughts as these are: - I was wont to spend some time every day with God; I remember when it was a delight to me to think of him; now I have no heart to pray or meditate, no relish of communion with his blessed majesty; it was the joy of my soul to be at an ordinance, the returns of the Sabbath were welcome to me; but now what a weariness is it! Time was when I had sweet experiences, and the graces of God’s Spirit were more lively in me, but now all is dead and inefficacious; time was when a vain thought was burdensome unto me, but now I can away with sinful actions; time was when the mispence of ordinary time was a grief unto my soul, now I can spend the Sabbath unprofitably and never be troubled, &c. Thus should you consider your estate" (= Dalam penyendirian kita yang serius kita harus mempunyai pemikiran-pemikiran seperti ini: Saya biasanya menghabis-kan beberapa waktu setiap hari dengan Allah; saya ingat bahwa dulu adalah suatu kesenangan bagi saya untuk berpikir tentang Dia; sekarang aku tidak mempunyai hati untuk berdoa dan bermeditasi, tidak ada kesukaan dalam bersekutu dengan Dia; dulu adalah sukacita dari jiwaku untuk ada dalam Perjamuan Kudus, datangnya hari Sabat kusambut dengan baik; tetapi sekarang alangkah membosankannya hal itu! Ada saat dimana aku mempunyai pengalaman yang manis, dan kasih karunia Roh Allah lebih hidup dalam diriku, tetapi sekarang semua mati dan tidak manjur; ada saat dimana pemikiran sia-sia adalah suatu beban bagiku, tetapi sekarang aku bisa mengabaikan tindakan-tindakan berdosa; ada saat dimana penghamburan waktu biasa merupakan kesedihan bagi jiwaku, sekarang aku bisa menghamburkan Sabat secara tak berguna dan tidak merisaukannya, dsb. Begitulah engkau harus memikirkan / merenungkan keadaanmu).

Catatan: baca kedua kutipan di atas ini dengan teliti, renungkan baik-baik dan bandingkan dengan kehidupan saudara!

5. Apa yang harus dilakukan supaya tidak kehilangan kasih yang semula?

Thomas Manton:

"Increase and grow in love, 1Thes. 4:10. Nothing conduceth to a decay more than contentment with what we have received; every day you should love sin less, self less, world less, but Christ more and more" (= Bertambahlah dan bertumbuhlah dalam kasih, 1Tes 4:10. Tidak ada yang menimbulkan kebusukan / penurunan kasih lebih dari kepuasan dengan apa yang telah kita terima; setiap hari engkau harus makin kurang mengasihi dosa, diri sendiri, dunia, tetapi mengasihi Kristus makin lama makin banyak).

Thomas Manton:

"Observe the first declinings, for these are the cause of all the rest. Evil is best stopped in the beginning; if, when we first began to grow careless, we had taken heed, then it would never have come to this. ... it is easier to crush an egg than to kill the serpent" (= Amatilah penurunan pertama, karena ini adalah penyebab dari semua yang lain. Kejahatan sebaiknya dihentikan pada permulaan; jika pada waktu pertama-tama kita mulai bertumbuh menjadi ceroboh kita sudah memperhatikan, maka itu tidak akan pernah menjadi seperti ini. ... adalah lebih mudah menghancurkan sebuah telur dari pada membunuh ularnya).

4. ‘sambil menantikan rahmat Tuhan kita Yesus Kristus, untuk hidup yang kekal’ (ay Yudas 1:21b).

a. Kata ‘rahmat’ oleh terjemahan Inggris diterjemahkan ‘mercy’ (= belas kasihan).

b. Kata ‘menantikan’ jelas menunjukkan bahwa ini menunjuk pada akhir jaman.

Apapun yang kita lakukan, kita membutuhkan belas kasihan Tuhan Yesus Kristus pada akhir jaman.

Sekalipun kita membangun diri kita, berdoa dalam Roh Kudus, dan memelihara diri kita dalam kasih Allah, tetapi kita tetap membutuhkan rahmat / belas kasihan dari Tuhan Yesus Kristus, karena apapun yang kita lakukan tidak bisa menyelamatkan / mengampuni kita dan membawa kita ke surga!

S. Maxwell Coder:

"When He comes, there will be judgment on the adversaries, but mercy for us" (= Pada waktu Ia datang, akan ada penghukuman terhadap para musuh, tetapi belas kasihan untuk kita).

c. Thomas Manton menghubungkan ‘kasih kepada Allah’ dalam ay Yudas 1:21a dengan menantikan kedatangan Kristus pada akhir jaman dalam ay Yudas 1:21b.

Thomas Manton:

"Love quickeneth desire: 2Peter 3:12, ‘Looking for and hastening to the coming of the Lord’. ... A harlot would have her husband defer his coming, but a chaste spouse thinketh he can never come soon enough. They that go a-whoring after the world, neither desire Christ’s coming, nor love his appearing; but ‘the Spirit of the bride saith, Come.’ They that love God look for it, Phil. 3:20, long for it, 2Tim. 4:8: they ‘love his appearing.’" (= Kasih menimbulkan kerinduan: 2Petrus 3:12, ‘menantikan dan tergesa-gesa pada kedatangan Tuhan’. ... Seorang pelacur menginginkan suaminya menunda kedatangannya / kepulangannya, tetapi pasangan yang suci / murni berpikir bahwa ia tidak pernah bisa pulang cukup pagi. Mereka yang melacur mengikuti dunia ini, tidak menginginkan kedatangan Kristus, dan juga tidak mengasihi / menyenangi pemunculanNya; tetapi ‘Roh dari pengantin perempuan berkata, Datanglah’ (Wah 22:17). Mereka yang mengasihi Allah menantikannya, Fil 3:20, merindukannya, 2Tim 4:8: mereka ‘mengasihi pemunculanNya’).

Bandingkan kata-kata Thomas Manton ini dengan Amsal 7:19-20 - "Karena suamiku tidak di rumah, ia sedang dalam perjalanan jauh, sekantong uang dibawanya, ia baru pulang menjelang bulan purnama".

Ayat ini menggambarkan seorang pelacur yang berusaha menggaet seorang pemuda untuk mau tidur dengannya. Pelacur itu berkata bahwa suaminya sedang pergi, dan pasti tidak akan cepat-cepat pulang, dan karenanya itu merupakan saat aman untuk bermain cinta. Pelacur itu pasti tidak mengharapkan suaminya pulang cepat-cepat. Sebaliknya seorang istri yang setia dan betul-betul mencintai suaminya, pasti ingin suaminya cepat-cepat pualng.

Dalam hubungan saudara dengan Kristus, saudara bersikap seperti seorang istri yang setia (yang mengharapkan Kristus cepat kembali), atau seperti seorang pelacur (yang mengharapkan Kristus jangan datang kembali)?

Thomas Manton:

"This now informeth us what a difference there is between a child of God and wicked men. They wish this day would never come, and would be glad in their hearts to hear such news. The thought of Christ’s coming is their burden and torment. They have the spirit of the devil in them: ‘Art thou come to torment us before our time’? Mat. 8:29" (= Ini menginformasikan kita betapa besar perbedaan antara anak Allah dan orang-orang jahat. Mereka berharap hari itu tidak pernah datang, dan akan gembira dalam hati mereka mendengar kabar seperti itu. Pemikiran tentang kedatangan Kristus adalah beban dan siksaan mereka. Mereka mempunyai roh / semangat / pemikiran dari setan dalam diri mereka: ‘Apakah Engkau datang untuk menyiksa kami sebelum waktunya?’ Mat 8:29).

Ayat 22-23:

Setelah Yudas membicarakan hal-hal yang harus dilakukan untuk diri sendiri (ay Yudas 1:20-21), sekarang dalam ay Yudas 1:22-23 ia membicarakan tentang pelayanan kepada orang lain. Dalam ay 22-23 ini ia membicarakan 3 golongan orang yang harus dilayani:

1. ‘Tunjukkanlah belas kasihan kepada mereka yang ragu-ragu’ (ay Yudas 1:22).

a. Macam-macam terjemahan.

KJV: ‘and of some have compassion, making a difference’ (= dan kepada beberapa orang berbelaskasihanlah, membuat perbedaan). Ini salah terjemahan.

RSV: ‘And convince some, who doubt’ (= Dan yakinkanlah beberapa orang, yang ragu-ragu). Ini juga salah terjemahan.

NIV: ‘Be merciful to those who doubt’ (= Berbelaskasihanlah kepada mereka yang ragu-ragu).

NASB: ‘And have mercy on some, who are doubting’ (= Dan berbelas-kasihanlah kepada beberapa orang yang ragu-ragu).

Ada lagi yang menterjemahkan dari manuscript yang berbeda sehingga menjadi: ‘and some refute while they dispute with you’ (= dan bantahlah beberapa orang pada waktu mereka mendebat kamu).

b. ‘ragu-ragu’.

Kata bahasa Yunaninya adalah DIAKRINOMENOUS. Kata ini bisa diarti-kan ‘ragu-ragu’ seperti dalam Yakobus 1:6 Matius 21:21 Markus 11:22 Roma 4:20. Tetapi kata ini juga bisa diartikan ‘membantah / bertengkar’, seperti dalam Yudas 9.

c. ‘belas kasihan’.

Pulpit Commentary:

"Believers who enjoy the blessing of mercy from Christ are required to show mercy to others" (= Orang-orang percaya yang menikmati berkat belas kasihan dari Kristus diharuskan untuk menunjukkan belas kasihan kepada orang lain).

Thomas Manton:

"... it checketh them that speak of others’ sins by way of reproof or censure, but with delight or petulancy of spirit; many reproofs are lost, because there is more passion than compassion in them. It is spiritual cruelty when you can turn a finger in your brother’s wound without grief. Reproofs are delightful sometimes out of the sweetness of revenge, or hatred, and ill-will to the persons of men; sometimes out of pride, or a desire to vaunt it and insult over others; sometimes from self-conceit, and non consideration of our own faultiness" (= ... ini menegur / memarahi mereka yang berbicara tentang dosa orang lain dengan cara menegur atau mencela, tetapi dengan roh kesukaan atau kemarahan; banyak teguran terhilang, karena ada lebih banyak nafsu dari pada belas kasihan dalam mereka. Adalah merupakan suatu kekejaman rohani kalau engkau bisa menunjuk pada luka saudaramu tanpa kesedihan. Teguran bisa menyenangkan, kadang-kadang karena itu keluar dari manisnya pembalasan, atau kebencian, dan maksud tidak baik kepada orang lain; kadang-kadang dari kesombongan, atau keinginan untuk menyombongkannya dan menghina orang lain; kadang-kadang dari pandangan yang terlalu tinggi tentang diri sendiri, dan tidak adanya perhatian pada kesalahan sendiri).

2. ‘Selamatkanlah mereka dengan jalan merampas mereka dari api’ (ay Yudas 1:23a)

a. Pada umumnya para penafsir menganggap bahwa ini tidak lagi menunjuk kepada orang yang ragu-ragu / membantah tadi, tetapi menunjuk kepada orang golongan ke 2. Dalam terjemahan Indonesia digunakan kata ‘mereka’ sehingga memungkinkan untuk menganggap bahwa ini tetap berbicara tentang orang dalam golongan pertama, tetapi dalam NIV/ NASB digunakan ‘others’ (= orang-orang lain), sehingga jelas menunjuk pada golongan yang berbeda.

NASB: ‘save others, snatching them out of the fire’ (= selamatkanlah orang-orang lain, menyentak mereka dari api).

NIV: ‘snatch others from the fire and save them’ (= sentaklah orang-orang lain dari api dan selamatkanlah mereka).

b. Rupa-rupanya ini menunjuk kepada orang-orang yang jahat, dan sudah mengalami banyak penderitaan karena dosanya, dan boleh dikatakan sudah hampir masuk neraka. Karena itu digunakan kata-kata ‘menyelamatkan dengan menyentak dari api’. Ini mencakup beberapa hal:

dari sudut kita sebagai pemberita Injil, tidak boleh ada keraguan ataupun penundaan dalam bertindak.

kita harus berusaha dengan segala macam cara, asal tidak bertentangan dengan Firman Tuhan, untuk menyelamatkan mereka.

c. ‘api’.

Untuk memotivasi diri kita dalam memberitakan Injil, kita perlu banyak merenungkan tentang neraka, dan membayangkan bagaimana orang-orang di sekitar kita, termasuk keluarga yang kita cintai, akan masuk ke neraka selama-lamanya, kalau kita tidak memberitakan Injil kepada mereka.

d. S. Maxwell Coder membandingkan ini dengan Zakh 3:1-2, dan lalu memberikan komentar sebagai berikut:

"Even the high priest of Israel was a man who had been snatched from the flames! This should encourage us to hope that some of those who now seem hopelessly lost in sin may become useful servants of Christ, if we heed the Scriptures and pluck them out. No case should be regarded as hopeless. The history of soul-winning is filled with the records of men and women so far gone in sin that it seemed as though the flames of Hell were about to receive them, when some messenger of the cross snatched them out of the fire, and they became outstanding evangelists and personal workers afterwards" (= Bahkan imam besar Israel adalah orang yang telah disentak dari nyala api! Ini harus menguatkan hati kita untuk berharap bahwa beberapa dari mereka yang sekarang kelihatannya hilang dalam dosa tanpa harapan bisa menjadi pelayan-pelayan Kristus yang berguna, jika kita memperhatikan Kitab Suci dan menarik mereka keluar. Tidak ada kasus yang boleh dianggap sebagai tak ada harapan. Sejarah penginjilan dipenuhi dengan catatan tentang laki-laki dan perempuan yang hidup begitu jauh di dalam dosa sehingga kelihatan seolah-olah nyala api neraka hampir menerima mereka, ketika seorang utusan salib menyentak mereka dari api, dan mereka menjadi penginjil dan pekerja pribadi yang menonjol setelah itu).

3. ‘Tetapi tunjukkanlah belas kasihan yang disertai ketakutan kepada orang-orang lain juga dan bencilah pakaian mereka yang dicemarkan oleh keinginan-keinginan dosa’ (ay 23b).

a. Ini orang golongan ke 3.

Golongan ini membahayakan bagi orang yang mau menginjili mereka, karena dosa mereka adalah dosa yang mudah menular, sehingga bisa-bisa pemberita Injil itu sendiri terseret dalam dosa orang-orang ini. Karena itu dikatakan tunjukkan belas kasihan yang disertai ketakutan.

Bdk. Amsal 14:16a (NIV): "A wise man fears the LORD and shun evil" (= seorang bijaksana takut kepada TUHAN dan menolak kejahatan).

S. Maxwell Coder:

"We shall be as careful as Israel was commanded to be in the presence of leprosy or other communicable diseases" (= Kita harus sama hati-hatinya seperti orang Israel diperintahkan untuk hati-hati di depan orang yang sakit kusta atau penyakit menular lainnya).

Saya berpendapat bahwa dosa yang mudah menular itu, berbeda untuk setiap orang, tergantung kelemahan orang itu. Tetapi bagaimanapun ada dosa yang secara umum (bagi hampir semua orang laki-laki) sangat mudah menular, misalnya dosa sex. Karena itu laki-laki harus sangat berhati-hati dalam melayani / menginjili perempuan, apalagi kalau perempuan itu genit. Bahwa ini adalah pelayanan yang membutuhkan kehati-hatian yang tinggi terlihat dari:

1Tim 5:1b-2 - "Tegorlah ... perempuan-perempuan tua sebagai ibu dan perempuan-perempuan muda sebagai adikmu dengan penuh kemurnian’.

Titus 2:3-4 - "Demikian juga perempuan-perempuan yang tua, hendaklah mereka hidup sebagai orang-orang yang beribadah, jangan memfitnah, jangan menjadi hamba anggur, tetapi cakap mengajarkan hal-hal yang baik dan dengan demikian mendidik perempuan-perempuan muda mengasihi suami dan anak-anaknya".


Kalau Titus langsung mendidik perempuan-perempuan muda, itu bisa membahayakan, mengingat Titus adalah seorang laki-laki. Jadi Paulus menyuruh Titus mendidik perempuan-perempuan tua supaya mereka bisa mendidik perempuan-perempuan muda. Tetapi saya berpendapat bahwa rumusan ini tidak boleh dimutlakkan, seakan-akan seorang laki-laki sama sekali tidak boleh melayani seorang perempuan, mengingat bahwa Yesus juga melayani orang perempuan, seperti dalam Yoh 4.

b. Ay 23 akhir menjelaskan bagaimana menyertai belas kasihan dengan ketakutan, yaitu dengan membenci pakaian mereka yang dicemari oleh keinginan-keinginan dosa.

Dalam banyak bagian Kitab Suci, seperti dalam Wah 3:4, ‘pakaian’ menunjuk pada kehidupan orang itu. Jadi di sini terlihat prinsip ‘mengasihi orang berdosa, tetapi membenci dosanya’.

c. Ada penafsiran yang berbeda tentang bagian ini, dimana kata-kata ‘disertai ketakutan’ diterapkan kepada orang yang berdosa yang diinjili itu. Jadi kita harus memberitakan Injil disertai ancaman keadilan, murka dan hukuman Allah, supaya orang itu menjadi takut dan lalu bertobat.

Saya lebih setuju dengan penafsiran pertama, karena lebih sesuai dengan ay 23 akhir, yang menyuruh membenci pakaian mereka yang dicemarkan oleh dosa.

4. Kesimpulan dari ay Yudas 1:22-23.

Pulpit Commentary:

"There is a duty to all, but the duty is not the same to each. Christian wisdom must decide how to distinguish between cases, and to act in each so as at once to seek good of others and to keep ourselves pure. ... All souls are to be cared for; but not all by the same method" (= Ada kewajiban terhadap semua, tetapi terhadap tiap-tiap orang kewajiban itu berbeda. Hikmat kristen harus memutuskan bagaimana membedakan kasus-kasus, dan bertindak dalam setiap kasus supaya sekaligus berusaha untuk kebaikan orang lain dan menjaga diri sendiri tetap suci. ... Semua jiwa harus diperhatikan; tetapi tidak semua dengan metode yang sama).

Banyak orang kristen beranggapan bahwa hamba Tuhan / pelayan Tuhan harus selalu bersikap ramah / kasih dan lembut, bahkan juga dalam menegor / menasehati orang, sesuai dengan 2Tim 2:24-26. Dan dalam menegor orang kita harus melakukannya di bawah empat mata, sesuai dengan Mat 18:15. Tetapi perlu diingat bahwa Kitab Suci juga mempunyai ayat-ayat seperti:

Tit 1:13b - "Karena itu tegorlah mereka dengan tegas supaya mereka menjadi sehat dalam iman".

Kata-kata ‘dengan tegas’ oleh NIV diterjemahkan ‘sharply’ (= dengan tajam), oleh NASB diterjemahkan ‘severely’ (= dengan keras / bengis).

1Tim 5:20 - "Mereka yang berbuat dosa hendaklah kautegor di depan semua orang agar yang lain itupun takut".

Bandingkan juga dengan Gal 2:11-14 dimana Paulus menegor Petrus bukan hanya dengan keras, tetapi juga di depan semua orang.

Ayat Yudas 1:24-25:

1. ‘tersandung’ (ay 24a).

NASB: ‘stumbling’ (= tersandung).

NIV: ‘falling’ (= jatuh).

Ini jelas bukan menunjukkan pada ‘jatuh ke dalam dosa’, karena Allah memang tidak menjaga orang kristen supaya bisa hidup suci murni (bdk. 1Yoh 1:8,10). Sebetulnya tentu saja Allah bisa menjaga kita supaya sama sekali tidak jatuh ke dalam dosa. Tetapi Ia tidak mau melakukannya, dan Ia tidak pernah menjanjikannya. Ia baru melakukan hal itu kalau kita sudah ada di surga.

Thomas Manton mengatakan bahwa ‘tersandung’ ini menunjuk pada ‘total apostasy’ (= kemurtadan total). Jadi ayat ini menjamin bahwa orang kristen sejati tidak mungkin murtad. Bandingkan ini dengan ayat-ayat di bawah ini:

Yoh 8:31 - "Maka kataNya kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepadaNya: ‘Jikalau kamu tetap dalam firmanKu, kamu benar-benar adalah muridKu".

Ini jelas menunjukkan bahwa kalau seseorang tidak tetap dalam firman, maka ia bukan benar-benar murid Yesus.

1Yoh 2:18-19 - "Anak-anakku, waktu ini adalah waktu yang terakhir, dan seperti yang telah kamu dengar, seorang anti Kristus akan datang, sekarang telah bangkit banyak anti Kristus. Itulah tandanya, bahwa waktu ini benar-benar adalah waktu yang terakhir. Memang mereka berasal dari antara kita, tetapi mereka tidak sungguh-sungguh termasuk pada kita; sebab jika mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita, niscaya mereka tetap bersama-sama dengan kita. Tetapi hal itu terjadi, supaya menjadi nyata, bahwa tidak semua mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita".

Ayat ini jelas menunjukkan bahwa orang yang murtad tidak sungguh-sungguh ‘termasuk pada kita’ atau tidak sungguh-sungguh kristen. Sebaliknya ayat ini juga mengatakan bahwa orang yang sungguh-sungguh termasuk pada kita, atau orang kristen yang sejati, pasti akan tetap bersama-sama dengan kita (tidak mungkin murtad).

2Yoh 9 - "Setiap orang yang tidak tinggal di dalam ajaran Kristus, tetapi yang melangkah keluar dari situ, tidak memiliki Allah. Barangsiapa tinggal di dalam ajaran itu, ia memiliki Bapa maupun Anak".

Jadi kalau ada orang kristen yang murtad, tidak peduli dulunya ia adalah pendeta atau rasul (seperti Yudas), pasti ia tadinya hanyalah orang kristen KTP.

Kalau ada orang yang menganggap bahwa Yudas 24 hanya menunjukkan bahwa Allah mampu menjaga, tetapi tidak menjanjikan hal itu, maka kita bisa menunjukkan Maz 37:24 Yoh 10:27-30 Ibr 13:5b-6 yang jelas menjanjikan hal itu.

Perlu juga ditekankan bahwa ketidakmungkinan untuk murtad itu bukanlah disebabkan karena kebaikan / kesetiaan kita, tetapi karena pekerjaan dan kesetiaan Allah.

Thomas Manton:

"He had before said, ‘Keep yourselves in the love of God,’ and now ‘to him that is able to keep from falling,’ &c. We fall not because God doth not let go his hold; our necessities and difficulties are so great that nothing less than a divine power can support us: 1Peter 1:5, ‘Ye are kept by the power of God through faith unto salvation.’ ... We cannot stand a moment longer than God upholdeth us; we are as a staff in the hand of a man; take away the hand, and the staff falleth to the ground; or rather, as a little infant in the nurse’s hand, Hosea 11:3" (= Ia sebelum ini telah berkata, ‘Peliharalah dirimu dalam kasih Allah’, dan sekarang ‘bagi Dia yang berkuasa menjaga supaya kamu jangan jatuh / tersandung’ dst. Kita tidak jatuh karena Allah tidak melepaskan peganganNya; kebutuhan dan kesukaran kita begitu besar sehingga tidak kurang dari kuasa ilahi yang bisa menopang kita: 1Pet 1:5, ‘kamu, yang dipelihara dalam kekuatan Allah karena imanmu kepada keselamatan’. ... Kita tidak bisa berdiri sedikitpun lebih lama dari pada Allah menegakkan kita; kita adalah seperti tongkat dalam tangan manusia; ambillah tangannya, dan tongkat itu jatuh ke tanah; atau, seperti bayi kecil dalam tangan pengasuhnya, Hosea 11:3).

2. ‘tak bernoda dan penuh kegembiraan di hadapan kemuliaanNya’ (ay Yudas 1:24b).

a. ‘di hadapan kemuliaanNya’.

NIV: ‘before his glorious presence’ (= di hadapan kehadiranNya yang mulia).

NASB: ‘in the presence of His glory’ (= dalam kehadiran kemuliaanNya).

Ini menunjuk pada kedatangan Kristus yang kedua dimana Ia datang dengan seluruh kemuliaanNya.

b. ‘tak bernoda’.

dalam bahasa Yunani digunakan kata AMOMOUS, sama dengan kata yang digunakan terhadap Kristus dalam 1Pet 1:19.

Sekalipun dalam hidup di dunia ini kita mengalami pengudusan, tetapi kita tidak akan bisa mencapai keadaan ‘tak bernoda’. Kita bisa menjadi ‘tak bernoda’ pada kedatangan Kristus yang kedua, karena kita dicuci oleh darah Kristus (bdk. Wah 7:13-14).

c. ‘penuh kegembiraan’.

NIV/NASB: ‘with great joy’ (= dengan sukacita yang besar).

Berbeda dengan orang yang tidak percaya yang akan ketakutan luar biasa pada saat kedatangan Kristus yang keduakalinya (bdk. Wah 6:16-17 Wah 9:3-6), orang kristen / percaya akan penuh dengan sukacita.

Ini sesuai dengan kata-kata Abraham kepada orang kaya yang ada dalam neraka: "Anak, ingatlah, bahwa engkau telah menerima segala yang baik sewaktu hidupmu, sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita" (Luk 16:25).

3. Yudas menutup suratnya dengan suatu pujian kepada Allah (ay Yudas 1:25).

a. KJV: "To the only wise God our Saviour, be glory and majesty, dominion and power, both now and ever. Amen." (= Bagi satu-satunya Allah yang bijaksana, Juruselamat kita, kemuliaan dan keagungan, pemerintahan dan kuasa, sekarang dan selamanya. Amin).

Ini berbeda karena diambil dari manuscript yang berbeda.

b. ‘oleh Yesus Kristus, Tuhan kita’.

NIV/NASB: ‘through Jesus Christ our Lord’ (= melalui Yesus Kristus Tuhan kita).

Allah bisa menjadi Juruselamat kita memang melalui Tuhan kita Yesus Kristus, yang sudah menjadi manusia, menderita dan mati di salib untuk dosa kita, bangkit dari antara orang mati dan hidup selama-lamanya.

S. Maxwell Coder:
"... it is to emphasize for one last time the great truth denied by apostasy, the fact that God is Saviour only for those who come to Him through Jesus Christ. No man cometh to the Father but by the Son. Those who think that believing in God is equivalent to being eternally saved, without reference to the cross of Christ, cannot put down the Epistle of Jude without a final reminder that the Word of God contradicts their position. God is Saviour only through Christ. Millions may express belief in one God, may offer a form of worship, without being able to claim Him as Saviour because they deny His Son. ‘For there is one God, and one mediator between God and men, the man Christ Jesus’ (1Tim. 2:5). Only the God of Jude, the God of evangelical Christianity, may properly be called ‘God and Saviour,’ because only those who accept the truth of Jude 25, John 14:6, and Acts 4:12 acknowledge that salvation is through the Lord Jesus Christ alone" [= ... ini untuk menekankan untuk terakhir kalinya kebenaran besar yang disangkal oleh kemurtadan, fakta bahwa Allah adalah Juruselamat hanya untuk mereka yang datang kepadaNya melalui Yesus Kristus. Tidak seorangpun datang kepada Bapa kecuali oleh Anak. Mereka yang berpikir bahwa percaya kepada Allah adalah sama dengan diselamatkan secara kekal, tanpa hubungan dengan salib Kristus, tidak bisa meletakkan Surat Yudas tanpa peringatan terakhir bahwa Firman Allah menentang pandangan mereka. Allah adalah Juruselamat hanya melalui Kristus. Berjuta-juta orang menyatakan kepercayaan kepada satu Allah, mempersembahkan suatu bentuk ibadah, tanpa bisa menyatakan Dia sebagai Juruselamat karena mereka menyangkal AnakNya. ‘Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus’ (1Tim 2:5). Hanya Allah Yudas, Allah kekristenan yang injili, boleh secara benar menyebut ‘Allah Juruselamat kita’, karena hanya mereka yang menerima kebenaran dari Yudas 1:25, Yoh 14:6, dan Kis 4:12 mengakui bahwa keselamatan adalah melalui Tuhan Yesus Kristus saja]. 
Catatan: Pdt. Budi Asali, M.Div:  meraih gelar Master of Divinity (M.Div) dari Reformed Theological Seminary (RTS), Jackson, Mississippi, United States of America
https://teologiareformed.blogspot.com/
-AMIN-
Next Post Previous Post