1 SAMUEL 12:1-25 (ISRAEL MINTA RAJA DAN SAMUEL MENDOAKAN)
Pdt.Budi Asali, M.Div.
I) Israel minta raja.
1) Israel meminta raja karena Nahas / Amon mendatangi mereka (1 Samuel 12:12).
Ini bukannya bertentangan dengan 1Samuel 8. Ini adalah peristiwa yang tidak diceritakan dalam 1Samuel 8.
2) Permintaan ini tidak beralasan karena:
a) Samuel adalah hakim / nabi yang setia (1 Samuel 12: 1-5).
· 1 Samuel 12: 2: ‘anak-anaku laki-laki ada di antara kamu’.
Banyak yang mengartikan bahwa ini menunjukkan bahwa Samuel mencabut kedudukan anak-anaknya karena kejahatan mereka (bdk. 1Samuel 8:1-5), sehingga sekarang mereka menjadi rakyat biasa. Jika penafsiran ini benar, ini menunjukkan ketegasan Samuel terhadap anak-anaknya. Ia tidak meniru Eli yang terlalu lemah untuk menindak anak-anaknya.
Penerapan: saudara yang sudah mempunyai anak, beranilah mendisiplin anak saudara! Perhatikan ayat-ayat di bawah ini!
Amsal 13:24 - “Siapa tidak menggunakan tongkat, benci kepada anaknya; tetapi siapa mengasihi anaknya, menghajar dia pada waktunya”.
Amsal 19:18 - “Hajarlah anakmu selama ada harapan, tetapi jangan engkau menginginkan kematiannya”.
Amsal 23:13-14 - “Jangan menolak didikan dari anakmu ia tidak akan mati kalau engkau memukulnya dengan rotan. Engkau memukulnya dengan rotan, tetapi engkau menyelamatkan nyawanya dari dunia orang mati”.
Amsal 29:15,17 - “(15) Tongkat dan teguran mendatangkan hikmat, tetapi anak yang dibiarkan mempermalukan ibunya. ... (17) Didiklah anakmu, maka ia akan memberikan ketenteraman kepadamu, dan mendatangkan sukacita kepadamu”.
· 1 Samuel 12: 3: Samuel ‘menantang’ mereka.
* Lembu / keledai siapakah yang pernah kuambil?
* Siapakah yang pernah kuperas / keperlakukan dengan kekerasan?
* Dari siapa aku telah menerima sogok / suap?
Kata ‘sogok / bribe’ terjemahan hurufiahnya adalah ‘a covering’ (= penutup). Ini adalah sogok / suap untuk menutupi mata hakim terhadap kesalahan seseorang, sehingga lalu membenarkan orang yang salah.
Tantangan Samuel dalam 1 Samuel 12: 3 ini mirip dengan tantangan Yesus dalam Yohanes 8:46a - “Siapakah di antaramu yang membuktikan bahwa Aku berbuat dosa?”.
Ternyata tidak seorangpun dari mereka berani menerima tantangan Samuel itu. Tidak seorangpun yang mempunyai tuduhan apapun terhadap dia (1 Samuel 12: 4-5).
1 Samuel 12: 5 akhir: ‘Jawab mereka’.
Lit: ‘He answered’ (= ia menjawab).
Ini disebabkan karena mereka menjawab dengan satu hati. Ini menunjukkan mereka semua setuju akan kesetiaan Samuel.
Andaikata Samuel adalah pemimpin yang brengsek, maka itu merupakan alasan yang kuat bagi Israel untuk meminta seorang raja. Tetapi ternyata Samuel adalah seorang pemimpin yang hebat dan saleh, sehingga permintaan mereka akan seorang raja sangat tidak beralasan.
b) Tuhan mampu menjaga / membebaskan mereka (1 Samuel 12: 6-11).
· Ketika Israel ada di Mesir dan mereka ditindas, mereka berseru-seru kepada Tuhan (1 Samuel 12: 8), dan Tuhan lalu mengutus Musa dan Harun untuk membebaskan mereka (1 Samuel 12: 6,8).
· Tetapi ‘mereka melupakan Tuhan’ (1 Samuel 12: 9).
Ini sering dipakai untuk menunjuk pada segala macam dosa karena ini memang merupakan penyebab / akar dosa.
Karena itu Tuhan secara berturut-turut menyerahkan Israel ke dalam penindasan bangsa-bangsa asing, yaitu Sisera / Hazor, Filistin, Moab, dsb.
Jadi, kalau mereka sampai ditindas / dikalahkan bangsa-bangsa lain, itu bukan karena Tuhan tidak mampu menjaga mereka, tetapi itu terjadi sebagai hukuman / hajaran Tuhan kepada mereka yang sudah meninggalkan Tuhan.
· Dalam penindasan itu Israel lalu ‘berseru-seru kepada Tuhan dan mengaku dosa (1 Samuel 12: 10). Dan Tuhan lalu mengirim ‘Jerubaal, Barak, Jefta, dan Samuel’ (1 Samuel 12: 11). Mari kita membahas keempat nama ini.
* ‘Jerubaal’ adalah Gideon (Hak 7:1).
* Kata ‘Barak’ (1 Samuel 12: 11) diambil dari Septuaginta / LXX, tetapi kata seharusnya adalah ‘Bedan’ (KJV). Tetapi nama ‘Bedan’ tidak ada dalam Hakim-hakim, sehingga muncul bermacam-macam tafsiran:
Þ Ada yang mengatakan bahwa itu adalah Simson, karena ‘Bedan’ berarti ‘in Dan’ (= dalam suku Dan) atau ‘of Dan’ (= dari suku Dan), dan ini cocok dengan Simson (Hak 13:2).
Þ Ada yang mengatakan bahwa itu menunjuk kepada Yair (Hak 10:3-5).
Þ Ada yang mengatakan bahwa kata ‘Bedan’ seharusnya adalah ‘Barak’ (Hak 4), karena dalam bahasa Ibraninya tulisannya mirip. Ada yang mendukung pandangan ini menggunakan Ibrani 11:32 yang menyebutkan ‘Gideon, Barak, Simson, Yefta’.
* ‘Yefta’ tidak dipersoalkan.
* Ada yang menganggap bahwa kata ‘Samuel’ ini benar, tetapi ada yang mempersoalkannya, karena mereka beranggapan bahwa tidak mungkin Samuel menyebut namanya sendiri, dan kalaupun ia memaksudkan dirinya sendiri, mengapa ia tidak berkata ‘aku’ tetapi ‘Samuel’? Karena itu ada yang berkata bahwa ini lagi-lagi salah penyalinan, dan seharusnya adalah ‘Simson’ (Syria & Arab).
Catatan: Kalau ‘Bedan’ seharusnya adalah ‘Barak’, dan ‘Samuel’ seharusnya adalah ‘Simson’, maka bagian ini menjadi sama dengan Ibr 11:32.
Jadi, 1 Samuel 12: 6-11 ini menunjukkan bahwa sekalipun selama ini tidak ada raja, tetapi Tuhan tetap bisa menjaga dan menyelamatkan mereka, dan karena itu permintaan akan adanya seorang raja sangat tidak berdasar.
Penerapan: kalau saudara meminta sesuatu kepada Tuhan, cobalah renungkan apakah permintaan saudara itu beralasan atau tidak! Misalnya kalau saudara minta supaya menjadi kaya, beralasankah permintaan itu? Apakah karena saudara tidak kaya, selama ini Tuhan tidak memberikan kebutuhan saudara?
3) Permintaan ini tetap dituruti oleh Tuhan (1 Samuel 12: 1 bdk. 8:7-9).
Tuhan menuruti permintaan mereka untuk mendidik mereka, dan juga jelas karena Tuhan mempunyai rencana melalui adanya raja-raja di Israel.
II) Sikap, tindakan dan nasehat Samuel.
1) Samuel memberikan tanda / mujijat (ay 16-18).
Pada ‘musim menuai’ tidak biasanya ada guruh / hujan.
Ini menyebabkan:
a) Israel menjadi takut (1 Samuel 12: 18,20).
Mereka takut karena sadar akan dosa. Ada orang yang sadar akan dosa tetapi tidak takut. Ini lebih brengsek dari Israel.
b) Israel minta didoakan (1 Samuel 12: 19).
Dalam Perjanjian Lama memang seseorang harus berdoa melalui seorang pengantara yaitu imam. Tetapi dalam Perjanjian Baru kita tidak lagi mempunyai imam / pengantara manusia biasa. Imam / pengantara kita satu-satunya adalah Yesus (1Tim 2:5 Ibr 4:14-16). Karenanya setiap orang kristen bisa berdoa sendiri.
2) Samuel tetap mendoakan Israel dan mengajarkan jalan yang baik dan lurus (ay 23).
Ada beberapa hal yang bisa didapatkan dari 1 Samuel 12: 23 ini:
a) Tidak melakukan doa syafaat adalah dosa!
Karena itu baik dalam doa pribadi maupun dalam persekutuan doa, banyaklah berdoa untuk gereja, acara gereja, penginjilan, jemaat, pengurus / majelis / pendeta / guru sekolah minggu. Juga untuk negara dan bangsa!
b) Di sini terlihat keagungan dan kesalehan Samuel.
Permintaan Israel akan seorang raja, sebetulnya menyebabkan Sa-muel merasa dirinya ditolak, sehingga Tuhan harus menghibur dia (1Sam 8:7). Tetapi ia tetap mengasihi Israel dan mau mendoakan dan mengajar mereka.
Keil & Delitzsch:
“In this he sets a glorious example to all rulers, showing them that they should not be led astray by the ingratitude of their subordinates or subjects, and give up on that account all interest in their welfare, but should persevere all the more in their anxiety for them” (= Dalam hal ini ia memberikan teladan yang sangat mulia kepada semua pemimpin, menunjukkan bahwa mereka tidak boleh disesatkan oleh sikap tidak tahu berterima kasih dari bawahan mereka, dan karena hal itu lalu membuang semua minat / perhatian terhadap kesejahteraan mereka, tetapi mereka harus makin bertekun dalam memikirkan mereka).
3) Nasehat Samuel (1 Samuel 12: 13-15,20-22,24-25).
Sekalipun sudah salah dengan minta raja, tetapi mereka harus taat kepada Tuhan. Kalau tidak, mereka dan raja mereka akan dilenyapkan.
Penerapan:
Kalau saudara sudah salah jalan, mungkin dalam mencari jodoh, atau dalam masuk sekolah, atau dalam mendapatkan pekerjaan, atau dalam hal sex bebas, dsb, maka ingatlah nasehat Samuel kepada Israel yang sudah salah dalam meminta raja ini. Orang kristen yang sudah salah jalan tetap bisa diberkati asal mau taat. Tetapi kalau karena sudah salah jalan kita lalu malah berputus asa dan lalu hidup seenaknya, ini membawa bencana!
-AMIN-