KASIH ALLAH YANG SEMPURNA

Pdt. DR. Stephen Tong.

PENGUDUSAN EMOSI

BAB XIII : KASIH YANG SEMPURNA

KASIH ALLAH YANG SEMPURNA. “Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada didalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia. Dalam hal inilah kasih Allah sempurna di dalam kita, yaitu kalau kita mempunyai keberanian percaya pada hari penghakiman, karena sama seperti Dia, kita juga ada di dalam dunia ini.
KASIH ALLAH YANG SEMPURNA
.
Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih. Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita. Jikalau seorang berkata: “Aku mengasihi Allah,” dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya. Dan perintah ini kita terima dari Dia: Barangsiapa mengasihi Allah, ia harus juga mengasihi saudaranya. (1 Yohanes 4 : 16 – 21)

Jika kita mengasihi kejahatan, mengasihi dosa, mengasihi dunia dan kedagingan, maka kasih seperti ini adalah kasih yang dibenci oleh Tuhan. Kasih ini adalah kasih yang melawan Tuhan. Orang yang mengasihi dunia disebut sebagai orang yang melawan Bapa. Jika kasih kita kepada dunia ini bertambah, maka kasih kita kepada Bapa pasti semakin berkurang. Dari sini kita melihat bahwa kasih bisa memiliki arah yang sangat berlawanan.

Keharusan Kasih

Bagaimanapun juga, setiap orang harusmengasihi dan dikasihi. Kasih merupakan salah satu aspek hidup manusia yang paling penting, khususnya didalam mempengaruhi diri kita sendiri dan juga dalam pergaulan dengan orang lain. Tanpa kasih, tidak ada hidup yang dapat bertumbuh dengan sehat. Psikologi modern memberi tahu kita bahwa manusia akan menjadi abnormal karena cinta yang diterimanya tidak beres. 

Jika seorang tidak menerima cinta dengan benar, dia tidak akan bisa bertumbuh dengan baik, dan nanti dia juga akan mencintai orang lain secara tidak beres juga. Akibatnya, seluruh relasi dan reaksi cinta itu menjadi abnormal. Seorang anak yang dibesarkan dengan terus dibenci dan dipukuli akan bertumbuh menjadi pemuda yang penuh kebencian dan suka memukuli orang lain. Dia merasa bahwa membenci dan memukul adalah suatu bentuk relasi yang normal, karena itulah pengalaman relasi yang dia alami sejak kecil.

Pengalaman itu menjadi pengalaman yang paling riil dan paling sungguh-sungguh di dalam hidupnya. Orang yang mengalami “dikerjai” dalam acara Ospek, ketika menjadi mahasiswa senior, akan cenderung“mengerjai” lagi adik kelasnya di dalam acara Ospek tahun berikutnya. Sikap-sikap hidup yang tidak beres yang ada di dalam diri kita biasanya disebabkan oleh adanya pengalaman bagaimana dulu kita diperlakukan dengan tidak baik oleh orang lain. Jika sekarang kamu menjadi orang aneh itu mungkin karena dulu ada orang aneh yang memperlakukan kamu dengan aneh. 

Karena itu, kini kita perlu sangat berhati-hati dan memperhatikan baik-baik bagaimana kita memperlakukan orang lain, sehingga dunia ini akan semakin bertambah kasih, perdamaian dan saling pengertian karena kita telah memperlakukan orang lain dengan cara demikian. Terkadang kita sangat ingin orang lain berbuat baik pada kita, tetapi kita sangat pelit berbuat baik pada orang lain. Kita ingin dihormati oleh orang lain, tetapi kita sulit sekali menghormati orang lain. 

Kita sering kali ingin diperhatikan dan dipelihara oleh orang lain, tetapi sebaliknya, kita sedemikian sulit memperhatikan dan memelihara orang lain. Karena itulah, Tuhan Yesus mengajarkan,”Hukum Emas” (the golden rule) ini kepada kita, “sebagaimana kamu ingin diperlakukan, perlakukan orang lain sedemikian." 

Doktrin seperti inilah yang menjadikan Kekristenan mempunyai moralitas yang lebih tinggi daripada teori moral dari agama atau filsafat manapun. Pengajaran moral “Hukum Emas” ini mengandung inisiatif dan sikap aktif tentang bagaimana kita harus memperlakukan orang lain terlebih dahulu, sebelum kita berharap orang lain akan memperlakukan itu kepada kita.

Kekristenan mengajarkan kepada kita etika inisiatif dan aktif, bukan etika pasif dan negatif. Ajaran Kristen bukan mengajarkan, “Kalau orang lain sudah berbuat baik terhadap saya, maka saya terpaksa harus juga baik kepada orang lain.” Kita harus memiliki imajinasi bagaimana kita mau diperlakukan dengan baik oleh orang lain, atau bagaimana kita mau dihormati oleh orang lain, tetapi kita harus menghormati orang lain terlebih dahulu, menghargai orang lain terlebih dahulu,memelihara orang lain terlebih dahulu. 

Jadi, dengan imajinasi itu kita menjadi inisiator di dalam melakukan kebaikan. Sering kali kita menjadi orang yang pasif dan menanti inisiatif orang lain. Kalau kita sudah menerima kebaikan sepuluh kali, baru kita memikirkan kebaikan satu kali kepada orang lain. Bukan saja demikian, ada yang jauh lebih parah. Ada yang sudah sepuluh kali diperlakukan baik, ketika tidak diperlakukan baik yang kesebelas kalinya, dia mencap orang itu jahat. Kasihan sekali.

Apakah hak kita sehingga kita harus diperlakukan baik oleh orang lain? Kalaupun ada orang yang berbuat baik kepadakita, apakah kita memang patut menerimanya? Sering kali kita beranggapan kalauorang berbuat baik kepada kita, itu adalah hal yang selayaknya, dan kita memang patut untuk menerima perlakuan sedemikian. Siapakah kita? Sebenarnya kita tidak berbeda dengan semua orang lainnya, yang sama-sama dilahirkan telanjang. 

Tidakada bayi yang lahir memakai celana, apalagi dasi. Kita semuanya dilahirkan telanjang, tidak memiliki apa-apa. Hanya mungkin karena keluargamu lebih kaya daripada orang lain, maka kamu merasa seharusnya diperlakukan lebih terhormat dari pada orang lain. Mengapa kamu selalu mencari tempat yang paling terhormat,yang paling baik, atau yang paling dihargai orang lain? Terkadang saya berfikir bahwa hidup kita sering kali sudah terlalu nyaman. 

Masih banyak orang yanghidup jauh lebih tidak nyaman daripada kita. Dunia ini membutuhkan cintakasih, membutuhkan pengertian; dan kebutuhan itu perlu disadari dan dipikirkan oleh orang-orang yang mempunyai pikiran inisiatif, yang mau menuntut diridan berimajinasi “bagaimana seandainya saya berada diposisinya?”

Tahukah kamu bahwa orang kaya setiap hari bisa menghabiskan air kira-kira 600 liter untuk mandi, mencuci mobil, menyiram tanaman dirumahnya, dan berbagai aktivitas lainnya. Sebaliknya, orang miskinterkadang satu hari hanya mendapatkan jatah tidak sampai 2 liter saja. Kita perlu menyadari bahwa air bersih dibumi ini semakin hari semakin berkurang,sehingga waktu beberapa puluh tahun kedepan bisa terjadi krisis air yang cukup serius. 

Ketika di hotel, saat mandi, saya bisa menghabiskan beratus liter air untuk mandi di bathub. Saya merasa itu terlalu mewah, sehingga saya selalu berusaha sehemat mungkin memakai air. Memang kekayaan seluruh bumi ini dipercayakan kepada manusia, tetapi itu bukan berarti kita boleh memboroskan atau memakainya secara sembarangan. Bukan berarti karena kita memiliki uang,kita boleh memakainya secara boros. Jangan berfikir kita boleh menghambur-hambur kekayaan dan sumber alam secara sesuka hati karena kita memiliki kemungkinan itu.

Kini bahan bakar kita semakin menipis, lalu suatu saat akan habis. Saat ini penduduk Amerika Serikat, yang hanya 4 persendari seluruh populasi dunia, menghabiskan 60% persen konsumsi bahan bakarsedunia. Ini merupakan ketidak adilan yang luar biasa bagi dunia kita. Jika kita memikirkan dengan mendalam dan matang, kita akan menyadari bahwa sebagai manusia kita masih mempunyai banyak sekali kelemahan. 

Kita penuh dengan dengan kelemahan yang belum kita pelajari, dan ada banyak potensi yang belum kita pertumbuhkan dalam kehidupan kita. Dalam banyak gerakan anti peperangan, munculslogan “No blood for oil” (jangan tumpahkan darah untuk mendapatkan minyak).Ini menggambarkaan bahwa negara yang takut kekurangan bahan bakar(minyak) berupaya menguasai minyak supaya rasa amannya terjaga. Setiap negara,demi mencari keuntungan bagi negaranya, mengemukakan dalih-dalih yang kelihatannya begitu penuh kasih dan memperhatikan kepentingan umat manusia.Disini kita melihat betapa manusia sudah berdosa, sudah tersesat, dan menyeleweng dari kebenaran dan kasih Allah yang sejati.

Alkitab Dan Kasih

Alkitab mengajarkan kepada kita bahwa orangyang hidup di dalam kasih, dia hidup di dalam Allah; orang yang tidak hidup didalam kasih, dia tidak hidup di dalam Allah. Jika kita mengatakan bahwa kitahidup di dalam Kristus atau kita hidup di dalam Allah, maka secara status kita memang sudah diselamatkan. Tetapi dalam kehidupan sehari-hari, belum tentu kita sudah betul-betul hidup di dalam Kristus atau hidup di dalam Allah. 

Di ayat yang kita baca ini, terdapat dua kalimat yang melihat dari sudut pandang yangberbeda. Sudut pandang pertama memberikan kita pengertian bahwa kasih yang ada dalam diri kita belumlah sempurna.Sudut pandang kedua membukakan kepada kita bahwa kita yang belum sempurna juga bertumbuh di dalam kasih. “Kasih itu menjadi sempurna di dalam kita” berarti kita memiliki kasih dan kepemilikan itu terus bertumbuh, sehinggakita mempunyai semakin banyak kasih. Kita melihat kasih itu menjadi sempurna didalam diri kita, dan akhirnya kita disempurnakan di dalam kasih.

Sedikit orang yang memikirkan apakah kasihnya bertambah, apakah imannya bertambah, apakah pengharapannya bertambah.Kebanyakan orang memikirkan apakah uangnya bertambah, apakah haknya bertambah,apakah kekayaannya bertambah. Pada saat kita mampu mengalihkan seluruh hidup kita dari yang kelihatan menjadi yang tidak kelihatan, yang sementara menjadiyang kekal, yang fana menjadi yang baka, disitulah kerohanian kita bertumbuh.Kita sering memikirkan pertambahan uang kita, tetapi tidak memikirkan pertumbuhan iman kita. 

Kita memikirkan usaha kita maju atau tidak, dan tidak memikirkan kerohanian kita maju atau tidak. Banyak orang mendengar khotbahsekedar untuk memuaskan kepentingan rasionya atau untuk mencari bahan khotbahbagi dirinya. Seumur hidup saya berkhotbah, saya tidak pernah mencuri khotbah orang lain, memakai khotbah orang lain untuk saya khotbahkan,lalu saya akui sebagai khotbah saya. Setiap khotbah merupakan hasil pergumulan iman, pergumulan pikiran, pengalaman, dan perenungan yang sedalam mungkin akan Firman Tuhan. 

Orang yang hanya mengambil khotbah orang lain akan kehilangankuasa rohani. Kita perlu menggumulkan Firman Tuhan, lalu mengaplikasikannya dalam kehidupan kita, dan mengkhotbahkannya. Dengan demikian, Firman Tuhan betul-betul menguasi hidup dan pikiran kita, sehingga khotbah kita menjadi khotbah yang berkuasa , karena yang berkuasa bukan diri kita, tetapi Firman Tuhan itu sendiri.

Allah Adalah Kasih

“Orang yang hidup di dalam kasih hidup didalam Allah. Orang yang tidak hidup di dalam kasih tidak hidup di dalam Allah.”Prinsip ini di dasarkan pada kenyataan bahwa Allah adalah kasih adanya.Pernyataan ini tidak bisa ditemukan dalam kitab apapun, termasuk di dalam kitab-kitab suci lain yang ada dimuka bumi ini. Tidak ada pengajaran filsafat yang menyatakan bahwa Allah adalah kasih. 

Banyak agama mengajarkan bahwa Allah mengasihi, atau bahwa kasih merupakan salah satu sifat Allah yang penting.Namun tidak ada satupun ajaran yang mengajarkan bahwa Allah itulah kasih. Allah adalah kasih hanya ada dalam pengajaran iman Kristen. Allah mengasihi, manusia juga mengasihi. Allah mempunyai sifat kasih, dan manusia juga mempunyai sifat kasih. Di sini kita tidak melihat perbedaan. Tetapi iman Kristen mengatakan bahwa manusia mengasihi, tetapi Allah adalah kasih. Manusia mempunyai sifat kasih, tetapi Allah itu adalah kasih. 

Allah adalah kasih, maka manusia yang diciptakan menurut peta dan teladan Allah juga memiliki sifat kasih.Manusia serupa dengan Allah, tetapi manusia bukanlah Allah. Manusia memiliki kasih karena mendapatkan kasih itu dari Allah yang adalah diri-Nya kasih. Allah membagikan kasih-Nya, sehingga manusia mungkin memiliki kasih. Maka orang yang hidup di dalam kasih hidup di dalam Allah. Semakin kita hidup didalam Tuhan Allah, semakin kasih-Nya melimpah di dalam diri kita, sehingga kita semakin hidup di dalam kasih.

Mungkinkah manusia bertumbuh tanpa kasih?Tidak mungkin. Yang mewakili Allah memberikan kasih sehingga kita dapatbertumbuh baik adalah ibu kita. Setiap ibu adalah orang yang agung bagi anak-anaknya.Ibu-ibu yang baik pasti akan cenderung memikirkan yang terbaik bagi anak-anaknya. Namun orang tua yang hanya mementingkan anak-anaknya sendiri,sampai-sampai memikirkan bahwa anak orang lain bukan manusia, adalah orang tua yang kurang mengerti cinta kasih Allah. 

Ada ibu-ibu yang begitu membicarakan tentang anaknya menjadi sedemikian bersemangat, tetapi begitu membicarakan anak orang lain langsung cemberut dan tidak peduli. Namun dalam posisi sedemikianpun, tetap ibu ini menjadi wakil Allah bagi anaknya, dengan membagikan cinta kasih yang agung kepada mereka. 

Ketika kasih itu akhirnya bisa semakin berkembang dan semakin melimpah, dia mulai bisa menganggap anak-anaklain juga seperti anaknya dan memberikan cinta kasih yang semakin melimpah kepada mereka juga. Dengan demikian, keagungannya semakin bertambah karena dia bisa berbagi kasih kepada semakin banyak orang.

Mungkin ada orang yang mengatakan bahwa diatidak mencintai sembarang orang. Dia hanya bisa mengasihi orang-orang tertentu saja, karena memang kasihnya hanya terbatas untuk orang-orang itu saja. Itu pendapat yang tidak benar. Jika kita melihat sebuah lampu yang menyala, maka terang itu bisa dibagikan untuk setiap orang yang ada di dalam ruang itu. Tidak peduli satu orang atau sepuluh orang yang ada di dalam ruang itu, cahaya itu tetap akan menyinari mereka semua. 

Pengertian ini mulai menerangi saya sekitar40 tahun yang lalu. Kalau seorang ibu memiliki seorang anak, maka anak itu akan mendapatkan cinta kasih dari ibu itu. Kalau ibu itu mempunyai 10 orang anak,apakah kesepuluh anak itu juga akan menikmati cinta kasih dari ibu tersebut? ya. Mereka semua akan mendapatkan cinta kasih dari ibu tersebut. Cinta ini merupakan hal melampaui dalil waktu. Ada orang yang memiliki banyak anak, tapi tetap memiliki kesuksesan hidup yang sama dengan orang yang tidak memiliki anak. 

Adaorang yang tidak memiliki anak, tetapi tetap menjadi lebih sukses karena bisa bekerja tanpa diganggu oleh anak. Johan Sebastian Bach memiliki delapan belasorang anak, sedangkan George Friedrich Handel tidak menikah dan tidak memiliki anak. Seharusnya Bach menjadi begitu sibuk sehingga tidak bisa sukses,sedangkan Handel tidak begitu sibuk sehingga bisa lebih sukses. Ternyata tidak demikian. Karya Bac tidak kalah baik dan tidak kalah banyak daripada Handel.Cinta kasih memiliki kemampuan untuk menjangkau unknownquantity (kuantitas yang tak terhitung), sehingga tidak habis namun melimpah dan terus bisa dibagikan kepada orang lain.

Ibu dari John Wesley, pendiri gereja Methodis, memiliki delapan belas anak. Dia menjaga setiap anak satu per satu,memelihara satu per satu, memberi nasihat satu per satu. Jika ada satu anakyang tidak hadir, ketika anak itu datang, dia mengulangi lagi semua nasihat nyasampai jelas. Ada orang bertanya kepadanya, “Apakah kamu tidak lelah?” Dia menjawab, “Jika ada satu anak yang saya lupa ajar atau lupa beri tahu,berarti saya adalah ibu yang tidak bertanggung jawab. Saya menganggap saya sudah gagal menjadi ibu.” Semua itu dikerjakan olehnya karena cintanya yang begitu melimpah kepada anak-anaknya.

Kita dicipta oleh Tuhan di dalam suatu bentuk relasi yang mutual. Kita perlu dikasihi dan kita perlu mengasihi.Keduanya harus seimbang, barulah kehidupan relasi kita menjadi sehat. Kalau kita mengasihi tetapi tidak dikasihi, akan timbul ketimpangan, Kalau kita dikasihi tetapi tidak mengasihi, itu pun akan menjadi timpang. 

Ketika seorang anak terus menerus mendapatkan cinta kasih dariorang tuanya, kita tidak boleh berfikir bahwa dia sudah puas karena mendapatkan kepenuhan limpahan kasih. Dia baru puas dan baru sehat ketika dia juga bisa belajar mengasihi orang lain. Ketika anak itu menjadi dewasa, dia semakin merasakan kebutuhan ini. Dia merasakan kebutuhan untuk bisa mengasihi,bukan sekedar dikasihi. Sering kali dalam peralihan dari dikasihi menjadi mengasihi terjadi kesenjangan yang menyebabkan kita kesepian. 

Seorang suami yang selama ini merasa sedemikian dicintai oleh istrinya, suatu saat merasakan kehilangan, karena kini mereka memiliki anak, dan istrinya mulai mengalihkan kasihnya ke objek kasihnya yang baru, yaitu ke anaknya.

Saat itu suami itu merasa kesepian. Dia mulai berfikir bahwa istrinya telah melupakannya. Dia merasakan kebutuhannya untuk dikasihi. Manusia baru mempunyai kesempurnaan kalau terjadi keseimbangan di mana dia bisa dikasihi dan mengasihi. Kita perlu dikasihi, tetapi kita juga perlu mengasihi. Ketika kedua mencapai keseimbangan,kita akan merasa sangat berbahagia.

Apakah kasih itu bersifat aktif atau pasif? Jawabnya adalah pasif. Terkadang kita berkata.”Mengapa kamu tidak lebih mengasihi saya lagi?” Kalimat seperti ini tidak boleh dimutlakkan. Terkadang kita sulit mengasihi kecuali kasih itu terlebih dahulu tiba dan melimpah atasdiri kita. Kasih tidak bisa berpura-pura. Kasih yang dilakukan dengan pura-pura bukanlah kasih yang sejati. Kasih yang dipaksakan adalah kasih yang tidak alamiah, sehingga ada unsur-unsur yang tidak kita mengerti. 

Di dalam cerita Yunani Kuno, dikatakan bahwa manusia itu dicipta hanya separuh saja, sehingga ketikadia dewasa, dia akan mencari separuhnya yang hilang. Itulah yang kemudian dikenal sebagai pernikahan. Mereka juga percaya adanya dewa Cupid, yang selalu membawa panah asmara. Ketika panah itu dilepaskan dan mengenai dua insan manusia, maka keduanya akan saling mencintai dan tidak bisa terlepas lagi. Maka  dicipta oleh Allah yang adalah kasih, jadi kasih kita berasal dari Allah. Maka kita perlu belajar dan menikmati kasih dan FirmanAllah, dari wahyu Allah dan dari kuasa Allah.

Tiga Tingkatan Kasih

Saya membagi kasih ke dalam 3 tahap atautingkatan :

Kasih kepada Allah

Kasih Kepada Manusia

Kasih kepada Benda

1).Kasih Kepada Allah

Kasih kepada benda adalah kasih yang palingrendah. Kasih kepada manusia jauh lebih tinggi. Kasih kepada Tuhan Allah adalahkasih yang paling tinggi. Di dalam pengajarannya, Jonathan Edwards mengatakan,kasih harus menjadi lebih besar kepada objek yang lebih besar, menjadi lebihkecil kepada objek yang lebih kecil. 

Pemikiran ini pernah dikritik oleh seorang theolog di Tiongkok, tetapi saya kira pemikiran asli Jonathan Edewards adalah pemikiran yang anggun yang tidak perlu dikritik. Karena Allah adalah yang terbesar dan tertinggi, maka kita seharusnya memberikan kasih yang tertinggikepada-Nya. Tetapi kepada objek-objek yang remeh, kita menaruh kasih yangkecil. Kritik yang muncul dalam buku Peter sekitar enam puluh tahun yang lalu adalah : “Kalau pikiran itu benar, berarti Allah salah karena Allah memberikan kasih yang besar kepada objek (manusia) yang tidak patut dikasihi.” 

Bukankah dengan demikian teori Jonathan Edwards dibalikkan.” “Mengapa Allah mengasihi kita yang begitu hina dan remeh dengan kasih yang begitu besar?” Apa yang dikatakan Jonathan Edwards adalah tugas manusia. Kalau Allah mengasihi yangremeh, sehingga perlu kasih Allah. Itu adalah kasih ilahi yang memberi contoh kepada kita untuk mencintai yang tidak patut dicintai. Namun demikian, kita tetap harus mencintai Allah lebih dari yang lain. Itulah tuntutan Yesus Kristus. Yesus bertanya kepada Petrus, “Apakah kamu mengasihi Aku lebih dari semuanya ini?” 

Jadi menurut saya Jonathan Edwards tidak salah. Kita harus mengutamakan Tuhan. Mengasihi Tuhan lebih dari semua yang lain. Tuntutan Yesus Kristus juga mengatakan barang siapa yang mengasihi Aku tidak lebih daripada mengasihi suaminya, istrinya, ayahnya, anak-nya, dia tidak layak mengikut Aku.Mengasihi Allah yang agung dengan kasih yang lebih besar adalah hal yang normal.Itu tidak salah.

2).Kasih kepada Manusia

Taraf kedua barulah bagaimana mencintai manusia. Karena manusia dicipta menurut Petadan Teladan Allah,manusia mempunyai nilai yang lebih tinggi daripada binatang dan lebih tinggidari pada semua hal yang lain. Ada orang yang mencintai anjingnya sedemikian luar biasa, sampai-sampai jika anjingnya tidak masuk surga dia juga tidak mau masuk sorga. 

Ada orang bertanya kepada Billy Graham: “Saya mencintai anjingku,besok kalau saya pergi ke sana, apakah dia boleh pergi ke situ?” Saya tidaktahu atas dasar apa Billy Graham menjawab, “Disorga anjingmu juga boleh masuk.”Mungkin dia ketakutan orang itu tdak mau menjadi Kristen, Kalau saya yang menjawab, saya akan jawab, “Anda semua yang memiliki anjing dengar baik-baik,kalau nanti sekalipun anjingmu tidak boleh masuk, kamu tinggalkan dia di luar pintu sorga, lalu kamu saja yang masuk, karena kamu akan menemukan semua manusia yang ditebus jauh lebih baik dari pada anjing.” 

Bintang tidak boleh dipersamakan dengan manusia. Mereka diciptakan untuk manusia, bukan diciptakan setara dengan manusia. Kita harus mengutamakan manusia lebih daripada bintang.Kita harus mengutamakan manusia lebih daripada benda yang lain karena manusia lebih tinggi daripada hal-hal ini.


Seorang anak bicara kepada saya,” Saya memecahkan gelas, lalu ayah marah kepada saya. Itu berarti ayah saya lebih mencintai gelas daripada mencintai saya.” Saya membalasnya.”Bukan demikian. Itu karena kamu bisa dididik, sedangkan gelas tidak bisa dididik. Ayahmu mencintaikamu, mendidik kamu supaya kamu tahu kamu tidak boleh sembarangan merusak barang. Jika ayahmu mendidik kamu, bukan berarti ayahmu tidak mencintai kamu,”Kadang kita berfikir jika kita merusak sesuatu barang, lalu ada orang yang marah, berarti dia mencintai barang itu lebih daripada kita. Kita harus sadar bahwa pola pikirnya tidak selalu demikian. 

Cinta kepada Tuhan Allah adalah cinta kepada Sang Pencipta. Cinta kepada manusia adalah cinta kepada petateladan Sang Pencipta. Cinta kepada barang adalah cinta kepada ciptaan yang tidak berpeta dan teladan Sang Pencipta. Tiga tingkatan cinta ini harus kita bedakan. Barang siapa mencintai uang lebih dari Tuhan, cintanya kepada Allah menjadi abnormal.

Barangsiapa mengasihi Tuhan dan cintanya itu tidak dibubuhi rasa takut, maka cinta itu bisa memperalat Tuhan. Ini adalah penggunaan dan penerapan kasih yang berbahaya. Memang di dalam ayat tadi dikatakan bahwa “di dalam kasih tidak ada ketakutan.” Mengapa kini kita harus mengaitkan kasih dengan rasa takut? Sering kali kita mengontraskan antara kasih dan takut. Di sini kita perlu belajar suatu bentuk sinkronisasi yang sangat berbeda dari yang sering dipikirkan dunia.

Pertama, kita perlu mengerti bahwa rasatakut yang disebutkan di sini bukanlah ketakutan seperti melihat penjahat atau melihat orang yang akan merugikan kita, tetapi perasaan takut dalam pengertian hormat yang sangat terhadap Pribadi yang sedemikian agung. Kita takut kepada Tuhan karena suatu perasaan hormat yang teramat dalam (reverence),suatu kekaguman yang sangat besar terhadap Pribadi yang begitu agung,sampai-sampai kita tidak berani berbuat apa-apa dihadapan-Nya. 

Maka ketakutan di sini bukan ketakutan yang membuat kita tidak mempunyai relasi dengan_nya, tetapi justru karena kita takut kehilangan relasi dengan-Nya,tetapi justru karena kita takut kehilangan relasi dengan Nya. Kita takut danhormat kepada Tuhan yang adalah Pemimpin kita, yang adalah Pencipta kita, danyang adalah Tuhan kita. 

Di dalam Alkitab terjemahan Tionghoa, dibedakan antara“jing pa” (takut dengan gentar) dan “jing gui” (takut dengan hormat. Jadi,apakah kita perlu gemetar ketakutan kepada Tuhan? Tidak. Yang gemetar ketakutan kepada Tuhan adalah iblis. Kita perlu sadar bahwa iblis sangat takut kepada Allah. Tidak ada setan atau iblis yang atheis. Alkitab mengungkapkan hal itu dengan jelas. 

Iblis percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah itu esa, tetapi dia sangat gemetar ketakutan. Artinya, dia percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah itu adalah Allah yang menghakimi dan menghukum dia. Itu menyebabkan dia ketakutan. Tidak ada relasi antara Allah dan Iblis. Maka iblis percaya tanpa relasi, dan dengan sendirinya, percaya tanpa keselamatan.

Kita tidak perlu takut, karena Allah yangkita percaya adalah Allah yang menyelamatkan kita. Dia telah memberikan Anak-Nya yang tunggal untuk mati, mencurahkan darah untuk membasuh segala dosa,dan memberikan pembaruan, pendamaian, dan hidup yang kekal kepada kita. Dengan demikian, kita tidak perlu gemetar ketakutan. Gemetar ketakutan menandakan tidak adanya relasi. Tetapi kita telah berelasi dengan Allah, maka kini kita memiliki ketakutan yang hormat. Kita menghormati Allah sebagai Tuhan, sebagai Pencipta yang kekal. Kalau kita tidak memiliki rasa hormat yang disertai dengan cinta kepada Allah, maka kita akan cenderung mempermainkan dan memperalat Allah yang menjadi objek kasih kita.

Orang yang mengasihi Allah, tetapi tidaktakut kepada Allah, adalah orang yang mengasihi Allah dengan motivasi ingin memperalat Allah. Kita bisa melihat satu contoh. Ada orang yang   dia melawan prinsip-prinsip Kekristenan.Orang seperti ini adalah orang yang memperalat Allah. Dia hanya melakukan ritual Kristen, tetapi dia tidak menghormati Allah. Itu menunjukkan bahwa dia tidak sungguh-sungguh mengasihi Allah. 

Kalau dia mengasihi Allah, dia tidakakan melawan Allah sedemikian. Kalau seorang kelihatan begitu aktif melayani,tetapi dalam hidup kesehariannya rusak dan menebarkan nama busuk di masyarakat,maka dia telah menghancurkan Kekristenan. Dia bukan sedang melayani Tuhan dan menyaksikan iman Kristen yang benar. Jika kita rajin ke gereja, rajin mendengarkan khotbah, bahkan belajar theologi dan pendalaman iman, tetapi seluruh cara kerja, cara pergaulan, dan cara hidup kita lebih rusak daripada orang non-Kristen, lebih baik kita keluar dan jangan mengaku sebagai orang Kristen, karena itu akan merusak nama Tuhan dan membuat orang menghina Kekristenan.

Saya juga sangat kuatir dengan anak-anakmuda yang mengatakan bahwa dia begitu terbeban melayani suatu bidang tertentu.Kita sering kali mencampurkan apa yang kita suka dengan apa yang kita sebut sebagai beban. Beban adalah suatu pekerjaan yang sangat berat, yang tidak inginkita kerjakan, tetapi karena Tuhan yang memerintahkannya maka kita mausungguh-sungguh mengerjakannya. 

Dengan demikian, beban itu merupakan beban pelayanan bagi kita, tetapi kita mengerjakannya dengan sukacita. Tetapi sering kali yang kita sebut sebagai beban adalah apa yang sebenarnya kita suka kerjakan dan paling tidak ada beban. Tetapi kalau suatu itu betul-betul menjadi beban berat dan tidak suka kita kerjakan, kita akan katakan bahwa kita tidak terbeban mengerjakan hal itu. Hal ini membuat orang menjadi bingung dan rancu dengan arti kata beban dan keinginan. Janganlah kita memanipulasi kata beban untuk hal-hal yang ingin kita kerjakan.

Demikian pula kita harus membedakan antara kata suka dan kata cinta atau kasih. Kalau kita menyukai sesuatu, jangan kita berasumsi yang kita sukai juga suka kepada kita. Ketika seorang mengatakan,“Saya sangat suka kepiting,” maka kepiting harus cepat-cepat lari dari dia.Kepiting sangat tidak suka dengan perkataan dan sikap itu, karena itu akan membuat dia mati dan naik ke penggorengan milik orang yang suka kepadanya.Kalau kita mengasihi, kita harus melakukan yang baik bagi yang kita kasihi atau menjadikannya objek manipulasi kita. 

Itu bukan kebenaran Firman Tuhan. Ada orang mengatakan bahwa dia begitu terbeban menyanyi. Kalau dia betul terbeban untuk menyanyi, maka seharusnya dia belajar bagaimana bisa menyanyi yang baik.Dia mau melatih suaranya dengan berlatih keras pada guru-guru yang baik. Itu orang yang betul-betul terbeban menyanyi. Tetapi kebanyakan orang tidak mau seperti itu, mereka hanya cepat-cepat pakai jas lalu tampil di depan jemaat untuk menyanyi. Ini bukan terbeban menyanyi, dia hanya mau memperalat menyanyi untuk menjadi alat menonjolkan diri di depan umum. 

Kalau kita tidak mau sungguh-sungguh mencintai sesama kita, tidak mau memberitakan Injil kepada mereka, maka kita hanya mempermainkan kata cinta. Kalau kita mencintai Tuhan,tentu kita mau mendengar apa yang dia katakan dan mau memegang kebenaran-Nya.Kalau tidak, itu berarti kita hanya memperalat Tuhan untuk kepentingan kita.

Kalau kamu mencintai seseorang tetapi tidak menghargai dia sebagai manusia, maka kamu sedang memperalat dia dan berusaha memiliki dan menguasai dia. Ini sikap manipulasi. Ada orang-orang yang mencintai seseorang sampai-sampai yang dicintai terasa begitu terbelenggu, yang dicintai tercekik sampai tidak bisa bernafas, bahkan yang dicintai sampai mati terjepit. Itu disebut sebagai cinta posesif. Cinta seperti ini adalah cinta yang manipulatif, bahkan bisa berlanjut sampai menjadi cinta yang membunuh.Dalam hal ini, kamu mencintai sambil membunuh. 

Jika kamu berkata kamu mencintaiTuhan, lalu kamu begitu rajin berdoa, menyanyi, mengikuti kebaktian, melayani,tetapi melawan prinsip-prinsip kebenaran Allah, maka sebenarnya kamu sedang ia memegang perintah-Ku dan melakukannya. Mencintai Tuhan Allah berarti kita harus menjalankan perintah Allah. Jika kita mengasihi Allah, kitaharus mengasihi sesama kita. Apa gunanya kita mengatakan bahwa kita mengasihiAllah, tapi sambil “mengerjai” saudara kita? Mungkinkah kita mengasihi Allah,sambil memeras sesama kita? Apa artinya kita berkata bahwa kita mengasihi Allah? 

Jika berbuat jahat kepada saudara kita, itu omong kosong besar. Mulut kita mengatakan mengasihi Allah, tetapi hati kita memperalat Allah. Mulut kita mengatakan kita mengasihi sesama, tetapi hati kita memperalat, mengeruk,merampas, dan merugikan sesama kita. Ini bukan kasih yang sejati kepada sesamakita.

3).Cinta Kepada Benda

Kalau kita mencintai sebuah benda,tetapi tidak menghargai nilai benda itu, dan hanya ingin mendapatkan keuntungan melalui benda itu, itu namanya cinta yang egois. Saya senang benda-benda seni,jadi tidak mungkin barang seni saya lewatkan. Saya akan berusaha untuk betul-betul melihat dan memperhatikannya. Saya bisa berdiri di depan sebuah lukisan selama setengah jam sambil terus memperhatikan kira-kira logos (pencerahan) apa yangakan dinyatakan pelukis kepada zaman ini dan kepada sejarah. Setiap seniman itu seorang filsuf. 

Ketika seorang seniman melukis sesuatu di dalam gambar, diabenar-benar mau mengutarakan interprestasinya terhadap sesuatu dan mau memberikan makna kepada sesuatu itu. Itulah logikos di atas kanvas, yang merupakan pengutaraan filsafatnya. Jika dia benar-benar seseorang yang orisinal, yang sungguh-sungguh mengutarakan sesuatu di dalam kanvas menurut apayang dirasakan terbaik, maka orang tersebut harus kita hormati. 

Orang-orang itu mungkin bukan orang yang nomor satu secara teknik, tetapi secara motivasi selalu nomor satu. Dengan pengertian demikian, ketika kita melihat lukisannya,kita akan mengagumi lukisan itu dan mendapatkan pencerahan dari dalamnya.

Seseorang anak kecil beranggapan lukisan itu bagus jika warnanya bagus dan bermacam-macam, tetapi orang yang mengerti seni melihat makna lebih penting daripada teknik. Tetapi ada orang-orang yang menyukai seni bukan karena mengerti seni atau mengagumi seni, tetapi karena dia berfikir bahwa karya-karya seni itu bisa diperjualbelikan dan menghasilkan keuntungan. Ini sikap yang berbeda dari sikap seorang pengagum seni. 


Orang ini tidak bisa sungguh-sungguh menghargai karya seni itu, karena dia sebenarnya tidak mengerti makna dari karya seni tersebut. Dia hanya tahu bahwa karya seni itu bisa menghasilkan keuntungan besar bagi dirinya. Artinya, dia hanya melihat aspek ekonomis dan tidak mengerti aspek estetis dari karya seni tersebut. Di sini karya seni itu tidak lagi dihargai, tetapi dimanipulasi. Demikian juga, mari kita belajar menghormati Tuhan dan bukan memanipulasi Dia. Inilah cinta yang kudus, cinta yang bersih dan murni. Cinta yang kotor dan merusak, menajiskan, dan menghancurkan hidup, tetapi cinta yang kudus memberi hidup, melengkapi dan mempertumbuhkan hidup.

Tingkatan Kasih Kepada Manusia

Kini kita perlu secara khusus membahas lebihterperinci tentang cinta kasih yang terjadi di antara sesama manusia. Cintakasih yang terjadi di antara sesama manusia ini masih perlu kita bagi lagimenjadi beberapa tingkatan.

Mengasihi Yang Agung

Tingkatan yang pertama adalah bagaimana kitaharus mengasihi orang yang agung, yang tinggi, dan hormat. Kita perlu mengasihi orang-orang yang dari mereka kita bisa belajar banyak. Orang-orang seperti iniadalah orang-orang yang melampaui zaman. Orang-orang agung ini adalah orang-orang yang lintas zaman, mereka senantiasa dikenang, dihormati, dan dipelajari oleh orang-orang di segala zaman. Mungkinkah orang di abad ke-21 mencintai orang yang sudah meninggal tiga ribu tahun yang lalu? Mungkin saja.Kita bisa mencintai Musa, Daud, Abraham, atau tokoh-tokoh lainnya. 

Kita bisa belajar dari teladan hidup mereka, karena mereka begitu anggun, begitu terhormat, begitu bernilai sampai sekarang. Walaupun mereka sudah meninggal sekian lama, sudah menjadi mayat, sudah menjadi tulang belulang, bahkan sudah tidak adalagi bekasnya, namun pikiran dan hidup mereka tetap mempengaruhi manusia dari zaman ke zaman. Itulah kasih manusia yang melampaui pergerakan zaman dan melampaui waktu. 

Kita menghormati dan mengasihi Paulus,Petrus, dan murid-murid Tuhan Yesus lainnya atau tokoh-tokoh besar yang kita pelajari satu persatu dalam Ibarani pasal 13. Kita dapat mencintai manusia,bahkan mencintai orang sudah mati ribuan tahun yang lalu. Cinta itu bisa melampaui zaman, melampaui segala bentuk fenomena. Orang mengatakan bahwa Socrates adalah orang yang wajahnya bagaikan badut, tetapi memiliki jiwa TuhanAllah. 

Jadi, ketika kita melihat wajahnya, kita akan melihat sedemikian buruknya, tetapi di lain pihak, seluruh dunia menghormatinya karena dia mempunyai jiwa yang anggun sekali. Inilah cinta kepada manusia, yang melampaui zaman, bangsa, suku, keelokan (penampilan fisik). Inilah cinta yang sungguh; cinta kepada orang yang anggun, tinggi, hormat. Jadikanlah dirimu seorang yang patut dikasihi umat manusia; bahkan setelah kamu meninggal beratus tahun lamanya, kiranya hidupmu boleh menjadi hidup yang dirindukan dan diteladani disepanjang segala zaman.

Mengasihi Yang Setara

Tingkatan kedua dari mengasihi sesama adalah bagaimana kita bisa mengasihi sesama kita yang sederajat dengan kita. Itu yangkita kenal sebagai kasih persaudaraan, kasih persahabatan. Sama-sama menjadi Kristen, sama-sama menjadi majelis, sama-sama menjadi hamba Tuhan, sama-sama hidup di dalam satu negara, sama-sama di dalam satu zaman, di tempat dan waktuyang sama. Mari kita mengasihi dengan kasih persaudaraan dan persahabatan sebagai kawan dengan kawan. Ini adalah cinta kasih yang sejajar. 

Kita tidak mutlak harus luar biasa menghormati seseorang baru dapat mencintainya. Ada orang yang hanya melihat ke atas dan tidak melihat ke bawah; dia menghina orangyang sedikit kalah intelektualitasnya dibandingkan dirinya. Itu tidak boleh dantidak baik dilakukan. Sebagai seorang pendeta senior, bahkan jauh lebih senior daripada kebanyakan rekan kerja saya di Gereja, saya tetap berusaha untuk mau melihat kebaikan mereka satu per satu. Setiap rekan kerja yang saya undang untuk bersama berjuang dalam pelayanan adalah orang yang saya nikmati kelebihan mereka. 

Kalau ada orang yang mengatakan bahwa saya tidak bisa memakai orang pandai, saya rasa kalimat itu bohong, fitnah. Dan saya marah sekali, karena diantara rekan kerja yang saya panggil, banyak orang pintar. Dan sepintar apa pun mereka, jika mereka merasa lebih pintar dan tidak mau bekerja sama dengan saya,itu berarti merekalah yang tidak mau bekerja sama dengan saya. Bukan saya yangtidak mau bekerja sama dengan orang pintar.

Mari kita belajar, jangan karena melihatorang memiliki sedikit kekurangan dibandingkan dengan kita, maka kita menghina dia. Ketika saya memanggil rekan-rekan kerja saya, mereka menjadi teman baiksaya. Namun, antara teman baik saya dan teman baik saya yang lain, ternyata bisa tidak baik. Si A adalah teman baik saya, demikian pula si B, tetapi A dan B ternyata tidak menjadi teman baik. Saya sangat berharap teman baik saya juga akan berteman baik dengan teman baik saya yang lain. Dengan demikian merekajuga bisa belajar saling mengasihi, saling menghargai, saling menghormati.Dengan demikian, teman baik saya yang satu dengan teman baik yang lain menjadi teman. 

Jika saya yang lebih senior mau menjadi teman dari rekan-rekan yang lebih senior mau menjadi teman dari rekan-rekan yang lebih junior, melainkan bisa menikmati kelebihan mereka masing-masing, kiranya teman-teman junior saya juga boleh saling menghormati dan tidak menghina sesama rekan dan juga boleh menikmati kelebihan mereka masing-masing. Kalau bisa, saya mau memupuk,mengoreksi, dan memberi tahu supaya mereka bisa maju dengan sikap yang sama.Tuhan mau dicintai oleh kita, dan Tuhan mau kita juga saling mencintai.Yesus berkata,”Sebagaimana Bapa mencintai Aku, demikian Aku mencintai kamu. Dan Aku memberi perintah kepadamu untuk saling mengasihi.”

Di dalam mengasihi sesama, hal terbaik yang diperlakukan adalah terjadinya saling menerima (coacceptance), kita harus memposisikan diri dalam posisi sejajar dengan orang yang kita kasihi, sehingga kita tidak menjadi superior di hadapan dia. Kita perlu menghargai kelebihan-kelebihan yang dia miliki, sama seperti dia juga menghargaikelebihan-kelebihan yang kita miliki. 

Jika kita menghina orang lainkarena kita anggap kita lebih superior daripada dia, itu berarti kita tidakbisa melihat kelebihan yang ada pada dia, dan malah mengukur dia menurut kelebihan-kelebihan kita. Bentuk relasi seperti ini tidak mencerminkan kasih kepada sesama. Khususnya ketika kita mau belajar menerima orang-orang yang sulit kita terima, dibutuhkan suatu kesabaran yang sangatbesar. Tetapi hal ini sangat penting, karena dari sini nanti akan terbentuk suatu harmoni masyarakat. 

Kalau kita hanya menerima yang mudah kita terima, akan terbentuk pengelompokan masyarakat dan akan berakhir dengan pertikaian dan peperangan. Kasih yang baik kepada sesama merupakan rahasia keharmonisan masyarakat. Maka kata kunci yang penting di dunia adalah sinkronisasi. Perlu ada kinerja dan gerak bersama. Saya menerima kamu sebagaimana adanya, dan kamupun menerima saya sebagaimana adanya. Menerima seseorang berarti menerima kelebihan dan sekaligus kelemahannya. 

Jika kitahanya mau menerima yang baik, lalu menghina semua kekurangan. Itu bukanlah sikap kasih. Tetapi kasih adalah ketika kita menerima seseorang, kita melihat ada kelemahan-kelemahan pada dirinya, dan kita tidak suka pada kelemahan-kelemahan itu, namun kita tetap mengasihi dia dan menerima dia.Itulah kasih yang Tuhan Yesus terapkan dan lakukan terhadap umat-Nya. Dengan demikian, jika kita bisa mengasihi seperti itu, kita baru belajar mengasihi orang yang hebat, yang sangat baik, itu bukan kasih, itu hanyalah suatu kekaguman. 

Dan sering kali, perasaan kekaguman akan kehebatan orang bisa mengarah kepada motivasi ingin memperalat dan mendapatkan keuntungan dari dirinya. Siapa yang tidak mau menyayangi orang yang sangat cantik, siapa yang tidak mau mencintai orang yang sangat ganteng, siapa yang tidak mau dekat dengan orang yang pandai. Lalu, apakah orang kurang cantik boleh dihina, yang kurang pandai boleh disisihkan? Mengasihi adalah belajar belajar memberikan sesuatu kepada yang tidak patut menerima.

Pada suatu saat, saya membaca sebuah artikel yang menceritakan bagaimana seorang suami begitu mengasihi istrinya, sekalipun istrinya mengalami kecelakaan dan hidungnya hancur. Saya saat itu mencoba mengevaluasi kerohanian saya, apakah saya bisa bersikap seperti suami itu.Suami istri ini mempunyai anak-anak yang baik. Secara teori saya belajar bagaimana mengasihi, tetapi secara praktis ternyata sedemikian sulit bagi kita untuk bisa mengasihi orang yang sulit dikasihi. Saya minta Tuhan mengampuni saya.

Kita harus belajar mengasihi yang tidakpatut dikasihi. Kita harus belajar menghormati seseorang karena dia juga manusia. Kita tidak menghormati dia pandai atau baik atau punya keunggulan tertentu. Kita perlu menghormati dia karena dia adalah manusia. Seorang ibu harus menerima bagaimanapun keadaan anaknya, karena memang dia tidak berhak memilih. Memang hal ini tidak terlalu terasa jika anak kita sehat, lahir dengan utuh sempurna, dan rupawan. 

Tetapi bagaimana jika anak kita lahir cacat? Apakahkita masih bisa tetap mengasihinya? Saya pernah melihat seorang ibu yang menggendong anaknya yang idiot sampai sepuluh tahun. Setelah sepuluh tahun, ibu ini tidak bisa bertahan lagi, lalu menyerahkan anaknya kepada pemerintah Amerika Serikat. Tapi paling tidak ibu ini sudah bisa bertahan sepuluh tahun. Itu bukanlah keadaan yang mudah untuk dijalani. Tuhan telah mengasihi kita, maka kita perlu belajar saling mengasihi. Kalau Tuhan mau mencari kelemahan dan kekurangan kita, pasti setiap kita sudah dibuang ke neraka. 

Jika Tuhan bisamengasihi kita yang tidak layak dikasihi ini, sebaliknya kita tidak bisa mengasihi orang lain, lalu kita mengatakan bahwa kita adalah orang Kristen,maka kita adalah penipu dan pembohong. Kita harus belajar mengasihi mereka yang tidak patut kita kasihi, sehingga tidak ada seorangpun yang kita hina atau kita benci. Memang sangat tidak mudah untuk mengasihi yang tidak mengasihi kita,tetapi itulah yang Tuhan kehendaki.

Mengasihi Yang Lebih Rendah

Ketiga, kita juga harus mengasihi merekayang lebih rendah posisinya daripada kita. Bukan persahabatan, bukan perkawanan, tetapi suatu perasaan belas kasihan. Kita mengagumi orang yang lebih tinggi posisinya daripada kita. Kita mengasihi orang yang sejajar dengankita, dan kita memberikan belas kasihan kepada mereka yang berada lebih rendah daripada kita. Alkitab mengatakan jika seseorang menutup hatinya dan tidak mau memberi belas kasihan kepada orang lain. 

Tuhan pun akan menutup hati-Nya dan tidak memberikan belas kasihan kepadanya. Berbahagialah mereka yang memberikan belas kasihan kepada orang lain, karena mereka juga akan mendapatkan belaskasihan Tuhan. Inilah emosi yang begitu tinggi dan anggun dari Tuhan Yesus Kristus. Ketika Tuhan Yesus berinkarnasi di dunia, Alkitab sepuluh kali mencatat Dia tergerak oleh belas kasihan kepada manusia. 

Memang orang yang bertindak dengan cara yang tidak jujur dan bersifat memeras harus kita didik dan kita hajar, namun mereka yang jujur perlu mendapatkan belas kasihan. Kita harus mengasihani mereka yang betul-betul jujur, tulus dan yang posisinya lebih rendah daripada kita.

Di tengah masyarakat, apalagi belakangan ini, kejahatan semakin merajalela. Ada pegemis-pengemis yang luar biasanya jahatnya. Mereka sengaja memakai pakaian kotor supaya kelihatan miskin untuk mendapatkan uang lebih banyak daripada mereka yang bekerja keras bantingtulang. Orang seperti ini bukan memerlukan belas kasihan, tetapi memerlukanh ajaran yang keras. 

Di suatu kota di Indonesia, saya mengetahui ada orang yang mengenakan pakaian seharga dua puluh ribu rupiah sehari. Pakaian itu adalah pakaian yang kotor dan compang camping. Tetapi dengan memakai pakaian itu dan meminta-minta, orang bisa mendapatkan uang lima puluh ribu rupiah sehari. Maka ada orang-orang yang mau menyewa pakaian ini karena berfikir akan mendapatkan keuntungan dengan meminta-minta. 

Yang lebih jahat lagi, ada orang-orang yang sengaja mematahkan tangan anaknya dan menggendong anak itu untuk mendapatkan uang. Adalah tugas pemerintah untuk menghukum dan membereskan orang-orang seperti ini, karena ini merupakan tindak kejahatan, yaitu melakukan manipulasi terhadap orang-orang yang memiliki hati nurani yang baik.

Alkitab mengatakan, jika kamu memiliki kelebihan uang, berikanlah itu kepada mereka yang patut menerimanya. Tetapi siapakah yang patut menerima itu? Bagi saya, orang yang berhak menerima belaskasihan dan uang kita adalah kepada mereka yang sudah bekerja keras membanting tulang tapi masih tetap hidup dalam kekurangan, dan merasa tidak patut menerima pemberian kita. Orang-orang seperti inilah yang justru patut menerima pemberian kita. 

Orang yang tidak mau bekerja, yang hanya mau meminta-minta, mengambil keuntungan dari belas kasihan orang, justru patut menerima belas kasihan kita.Kita harus memiliki kebijaksanaan yang cerdik dan cerdas untuk bisa mengatur semua pemberian kita, agar kasih kita tidak dipermainkan dan belas kasihan kita tidak diperalat oleh mereka yang jahat. Banyak anak muda yang penuh dengan rasabelas kasihan akhirnya tertipu oleh orang-orang jahat ini. Saya juga pernah ditipu oleh orang yang mengaku menjadi Krsiten dan mau dibunuh, ternyata dia berbohong. 

Namun, dosen saya pernah mengatakan,”Lebih baik terus membantu oranglain sekalipun ditipu, daripada tidak pernah membantu karena takut ditipu.”Yang paling jahat adalah kita menipu orang lain yang berbelas kasihan. Yang membahagiakan saya adalah sekalipun sering kali salah dan tertipu, tetapi saya tidak menipu. Namun, kita perlu terus belajar sehingga kita tidak mudah ditipu, dan lebih jauh lagi, bisa menemukan siapa penipunya dan ikut membereskan kerusakan di dalam masyarakat.

Mengasihi Musuh

Dan kasih yang paling besar bukanlah mengasihi yang lebih tinggi, yang sejajar, atau yang lebih rendah, tetapi mengasihi musuh. Ini adalah pengajaran yang luar biasa dari Alkitab. Kasihinilah yang diajarkan dan dijalankan oleh Yesus Kristus. Tuhan Yesus Kristus mengatakan. “Ampunilah mereka karena mereka tidak tahu apa yang telah mereka perbuat,”. Selain Tuhan Yesus, tidak pernah disepanjang sejarah ada teori kasih seperti itu. Mengasihi musuh dimulai dari pengajaran Yesus Krsitus. 

Ajaran kasih seperti ini tidak bisa kita temukan dalam filsafat Aristotle, atau Plato,atau Socrates. Demikian juga tidak ada dalam pengajaran Lao Tze, Mao Ze Dong,konfisius, atau Hindusme. Ada pengajaran Lao Tze yang mencoba mendekati ajaran itu. Lao Tze mengajarkan :”Terhadap orang yang baik kepadamu, baiklah juga padanya, dan juga baik kepada orang yang tidak baik kepadamu.” Ini adalah puncak ajaran moral Lao Tze. Etika Konfusius belumlah setinggi itu. 

Konfusius mengajarkan :”Moral dibalas moral: dengan kebajikan membalas kebajikan; dengan tegas dan lurus membalas kejahatan.” Jadi, kalau ada orang yang tidak baik kepadamu, kamu harus tegas dan jujur membalas kejahatannya.Tetapi kalau orang itu baik kepadamu, kamu juga harus baik kepadanya.

Memang Lao Tze mengatakan agar kita juga berbuat baik kepada orang yang tidak baik kepada kita. Tetapi dia sama sekali tidak sampai ketingkat bagaimana kita bukan hanya baik, tetapi mengasihi musuh kita, dan mendoakan dia, mendoakan orang-orang yang menganiaya kita. Tuhan Yesus bukan hanya menjalankan keduanya, yaitu mengasihi musuh dan mendoakan yang menganiaya Dia, tetapi Tuhan Yesus juga mengusahakan pengampunan mereka. Dan Dia rela mati untuk mereka yang membunuh-Nya. 

Orang yang agung adalah orang yang hidupnya bisa melampaui teorinya yang sedemikian tinggi. Orang yang hina adalah orang yang teorinya lebih tinggi daripada hidupnya. Orang biasa adalah orang yang tahu teori yang sulit, tetapi lebih sulit lagi menjalankannya dalam hidupnya. Yesus Kristus mati bagi orang-orang yang membunuh-Nya. Dia digantung di kayu salib,tetapi Dia justru mendoakan mereka yang memaku-Nya disana. Itulah SangJuruselamat.

Penutup:

Hambatan dalam mengasihi

Dalam bagian yang terakhir ini, apakah yang menghambatkita untuk mengasihi? Ada tiga hal yang menyebabkan kita terhambat untuk mengasihi. Pertama, Yesus berkata, pada akhir zaman, pelanggaran hukum akan semakin banyak sedangkan kasih semakin sedikit. Mengapa cinta kasih kitahilang. Karena kita berani melanggar hukum. Semakin berani kita melanggar hukum semakin tidak ada cinta kasih. Kedua, mengapa kita tidak ada cinta kasih? Karena terlalu diisi cinta kepada dunia sehingga akhirnya tidak ada lagi cinta untuk orang lain. 

Orang yang semakin mencintai dunia,semakin meneladani dunia, dan semakin tidak mencintain Tuhan Allah. Ketiga,orang yang semakin memperhatikan diri sendiri, sehingga tidak ada waktu dan kesempatan untuk mencintai orang lain, tentu juga tidak sempat lagimencintai Tuhan.

Membangkitkan Kembali Cinta Kasih Yang Pudar

Bagaiman kita kembali membangkitkan cintakasih yang telah redup? Pertama, kitaperlu penyangkalan diri. Penyangkalan diri mengakibatkan kita mengetahui bagaimana mengasihi orang lain. Kalau diri kita menjadi pusat segala sesuatu,bahkan Allahpun harus melayani kita, maka tidak mungkin kita dapat membagikan sesuatu untuk orang lain.

Kedua, kita harus meneladani Yesus Kristus. Yesus berkata,”Pikulah kuk-Ku dan tanggunglah beban-Ku.Belajarlah dari-Ku. Akulah peta teladan yang menjadi contoh bagimu. Ikutlah teladan-Ku, pikullah Kuk Ku, tanggung bebanKu, beban-Ku ringan adanya.”


Ketiga, kita perlu dipenuhiRoh Kudus, ketika Roh Kudus berbuah, buah pertama yang muncul adalah kasih, Didalam sembilan citra buah Roh Kudus, justru tidak ada sifat”kudus.” Karena itu adalah sifat essensi paling dasar yang melekat pada Roh Kudus itu sendiri. Buahpertama dari Roh Kudus adalah kasih. Kasih, sukacita, damai sejahtera dan seterusnya. 

Orang yang dipenuhi Roh Kudus pasti dipenuhi dengan kasih. Jikalauada yang mengatakan orang ini penuh dengan Roh Kudus, tetapi kamu melihat dia penuh dengan Roh Kudus, tetapi kamu melihat dia penuh dengan kebencian,janganlah kamu melihat dia penuh dengan kebencian, janganlah kamu percaya kepadanya, karena Buah Roh Kudus yang pertama adalah kasih.

Terakhir, kita perlu senantiasa mengingat anugerah-Nya. Kasih itu hilang karena orang lupa bagaimana dia telah menerima anugerah dari Allah. Yesus berkata kepada jemaat Effesus.”Janganlah kehilangan cinta yang semula.” Cinta yang mula-mula selalu bodoh, tetapi cinta yang mula-mula itu selalu murni. 

Masih ingat cinta pertama anda? Ketika anak saya pertama kali mengatakan.” Pa, saya senang kepadas eseorang.” Saya cuman menjawab.”Jangan-jangan itu cinta monyet.” Sebab saat itu dia baru berusia 17 Tahun. Kebanyakan cinta pertama tidak jadi. Kebanyakan cinta pertama juga tidak terlalu bahagia. Cintanya sungguh-sungguh namun bodoh karena tidak berpengalaman. Walaupun demikian, waktu Tuhan mencintai kita, Dia tidak bodoh. 

Cinta Allah adalah cinta yang murni. Cinta yang diberikan Tuhan didalam diri kita juga memiliki kemurnian. Pada saat cinta itu tiba pada kita,kita memang masih bodoh, tetapi kita mencintai dengan cinta yang murni.Kita ingat juga bagaimana kita menerima berkat Allah yang sedemikian besar.Dengan itu kita memupuk cinta kasih kepada orang lain. Kiranya Tuhan membersihkan cinta kita, baik kepada Tuhan Allah, kepada manusia dan kepada segala sesuatu, sebagai berkat-Nya dan pernyataan kasih-Nya.

Amin.
Next Post Previous Post