ORANG KRISTEN DAN BERKAT (GALATIA 3)
Pdt.Samuel T.Gunawan, M.Th.
JALAN ALKITABIAH MENUJU BERKAT BAGI KEHIDUPAN KRISTEN YANG BERTANGGUNG JAWAB.
otomotif, bisnis |
Semua orang tentunya ingin diberkati! Diberkati dalam karier dan usaha, memiliki keuangan mapan, kekayaan berlimpah dan keluarga bahagia adalah impian setiap orang. Tidak ada masalah dengan kata “berkat”, melainkan bagaimana cara meraih berkat itulah masalahnya. Ratusan buku berisi teori sukses dan cara meraih berkat telah ditulis. Tidak sedikit dari buku tersebut menawarkan cara sukses yang instan, cepat dan praktis, menghalalkan segala cara yang keliru dan merugikan orang lain.
Ironisnya, banyak orang Kristen yang tergoda dan terjebak dengan tawaran tersebut. Pemahaman yang benar tentang berkat berdasarkan perspektif Alkitab akan mendorong kita bergantung pada Tuhan, berkarya dan melakukan yang terbaik sesuai kemampuan kita yang telah Ia berikan (Ulangan 8:18). Sebaliknya pemahaman yang keliru tentang berkat dapat menjerumuskan seseorang ke dalam “jurang” kehancuran. Jika demikian, apakah berkat yang sebenarnya? Dan bagaimana pandangan Alkitab mengenai mengenai berkat?
Alkitab sangat banyak membicarakan tentang berkat. Kata “berkat” adalah kata yang sangat penting khususnya dalam Perjanjian Lama. Kata “berkat” diterjemahkan dari kata Ibrani “berakhah", berasal dari kerja “barakh", yang bermakna “memberkati, memberikan salam; berlutut memberi hormat”. Kata “berkat” ini digunakan lebih dari 640 kali dalam Perjanjian Lama. Kepada Abraham Tuhan berfirman, “Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan (Aku akan) memberkati engkau (va'avârekhkha) serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi (vehyêh) berkat (berâkhâh) (Kejadian 12:2).
Kata Yunani yang biasa digunakan untuk “berkat” adalah "oilogeo" atau "oilogia" yang berarti “perkataan yang baik”. Biasanya dalam bentuk ungkapan kata-kata pujian dan syukur yang memuliakan Tuhan. Berkat, secara ultimat berasal dari Tuhan (Ulangan 8:17-8; Amsal 10:22). Berkat dalam Perjanjian Lama dikaitkan dengan kemakmuran fisik, namun di dalam Perjanjian Baru lebih menekankan pada warisan rohani yang disediakan di surga (Efesus 1:3). Walaupun demikian, Perjanjian Baru juga memberikan tempat bagi kemakmuran materi (2 Korintus 8:9).
ORANG KRISTEN DAN BERKAT DI DALAM KRISTUS
Orang Kristen menerima berkat-berkat karena keberadaannya “di dalam Kristus”. Frase Yunani “di dalam Kristus” adalah “en Christo”. Paulus mengatakan “Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus (en Christo) telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam surga” (Efesus 1:3). Kesatuan dengan Kristus (inggris: union with Christ) merupakan alasan utama kita menerima berkat.
Kesatuan dengan Kristus ini pertama kali terjadi saat kita mengalami regenerasi (lahir baru) oleh Roh Kudus. Regenerasi merupakan perubahan yang terjadi secara seketika. Paulus mengatakan, “ telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita - oleh kasih karunia kamu diselamatkan -” (Efesus 2:5). Di sini, kata kerja yang diterjemahkan “menghidupkan” adalah “synezoopoiesen”, memakai bentuk aorist tense yang berarti tindakan yang seketika atau sekejap. Jadi, di saat regenerasi kesatuan antara Kristus dan orang percaya secara aktual terjadi.
1. Allah Di Dalam Kristus Memilih Kita Untuk Menerima Keselamatan Dan Segala Berkatnya.
Pemilihan (inggris: election) Allah atas kita dalam Kristus ini berdasarkan kedaulatannya (Efesus 1:3-4). Paulus menegaskan bahwa Allah telah memberkati kita dengan semua berkat rohani di dalam Kristus (en Christo), bukan berdasarkan kelayakan kita melainkan karena Allah telah memilih di dalam Kristus sebelum dunia diciptakan (Yunani: pro kataboles kosmou). Ketika Bapa memilih Kristus; Dia juga memilih kita (1 Petrus 1:20; Efesus 1:4).
2. Karya Penebusan Kristuslah Yang Menjadikan Keselamatan Dan Berkat-Berkatnya Teraktualisasi Bagi Kita.
Paulus menegaskan “Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: "Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!" Yesus Kristus telah membuat ini, supaya di dalam Dia (en auto) berkat Abraham sampai kepada bangsa-bangsa lain, sehingga oleh iman kita menerima Roh yang telah dijanjikan itu” (Galatia 3:14). Kata Yunani yang digunakan untuk istilah keselamatan adalah Soteria yang merupakan terjemahan dari kata Ibrani Yasha di mana kata tersebut mengandung arti pembebasan dan penyelamatan dari kesukaran, penderitaan, kesakitan dan ikatan, juga di dalamnya terkandung makna pemeliharaan, keamanan dan keutuhan.
3. Berkat-Berkat Tersebut Hanya Dapat Diterima Oleh Orang Percaya Melalui Iman.
Paulus mengatakan bahwa orang-orang percaya adalah anak-anak Allah karena iman (Galatia 3:26); dan bahwa mereka adalah keturunan Abraham yang berhak menerima janji Allah (Galatia 3:29). Berkat yang dihubungkan dengan perjanjian (kovenan). Orang-orang percaya disebut juga anak-anak Abraham hanya karena mereka mengikuti jejak iman Abraham (Galatia 3:7,9). Kepada orang percaya berkat perjanjian terutama dihubungkan dengan karya Kristus bagi orang percaya yang diterima melalui iman (Galatia 3:26,27).
PARADIGMA KRISTEN TENTANG BERKAT
Pemazmur mengatakan, “Berbahagialah setiap orang yang takut akan TUHAN, yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya!” (Mazmur 128:1). Alkitab adalah buku panduan utama bagi iman dan praktik hidup Kristen. Alkitab berisi rencana dan kehendak Tuhan bagi hidup kita (Mazmur 1:1-3). Alkitab ibarat peta yang menunjukkan kepada kita jalan yang harus kita lewati hingga sampai ke tujuan. Sebagai contoh, banyak orang berpikir bahwa Alkitab itu menyelamatkan. Ini pikiran yang keliru! Sebab Alkitab tidak menyelamatkan kita.
Tetapi petunjuk-petunjuk di dalam Alkitab menuntun kita agar selamat dengan percaya kepada Kristus. Bandingkan dengan perkataan Yesus kepada orang Yahudi di dalam Yohanes 5:39-40 “Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku, namun kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh hidup itu”. Hal yang sama dijelaskan rasul Paulus kepada Timotius, “Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus” (2 Timotius 3:15).
BACA JUGA: ORANG KRISTEN DAN HARTA
Sama halnya dengan ungkapan yang diyakini oleh banyak orang bahwa “kebenaran itu memerdekakan” (Yohanes 8:32). Ini pun keliru, sebab kebenaran tidak memerdekakan siapa pun! Menurut ayat tersebut “mengetahui kebenaran itulah kebenaran yang memerdekakan”. Dan kebenarannya yang perlu diketahui oleh setiap orang adalah bahwa kemerdekaan yang sesungguhnya hanya ada di dalam Yesus Kristus (Yohanes 8:36; 5:1).
Untuk menerima “anugerah kemerdekaan (eleutheria)” itu maka manusia harus datang kepada Kristus dan percaya kepada-Nya (1 Korintus 7:22), kemudian secara sukarela menyerahkan dirinya menjadi hamba Allah (Roma 6:22) dan hamba kebenaran (Roma 6:18 ), serta menjadi saluran berkat bagi banyak orang (1 Korintus 9:19-23). Rasul Paulus menyatakan, “supaya kita sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita” (Galatia 5:1). Kemerdekaan sejati adalah kemerdekaan yang diperoleh di dalam Kristus dan melalui karya-karya-Nya.
Kemerdekaan ini tidak hanya bertujuan melepaskan kita dari belenggu dan perbudakan dosa, tetapi juga agar kita melaksanakan tujuan dan maksud Allah menciptakan kita. Paulus menegaskan, “Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya” (Efesus 2:10).
otomotif, bisnis |
Frase Yunani “pekerjaan baik” dalam ayat ini adalah “ergois agathois” diterjemahkan “perbuatan-perbuatan yang baik”. Kata “agathois” berasal dari kata “agathos” yaitu kata Yunani biasa untuk menerangkan gagasan yang “baik” sebagai kualitas jasmani atau moral. Kata ini dapat berarti “baik, mulia, patut, yang terhormat, dan mengagumkan”.
Kembali kepada pembahasan orang Kristen dan berkat. Apa yang saya bagikan kepada saudara ini adalah peta jalan. Peta inilah yang akan menuntun Saudara pada jalan Alkitabiah menuju berkat. Namun sangat disayangkan, masih ada orang Kristen yang meragukan kebenaran ini. Jika Tuhan memang tidak menghendaki orang percaya hidup dalam berkat-berkat-Nya, seperti yang dipikirkan dan diajarkan oleh beberapa orang tertentu, maka ayat yang ditulis oleh rasul Paulus kepada jemaat Galatia yang menyatakan bahwa kematian Kristus di kayu salib agar kita menerima berkat-berkat-Nya harus dibuang.
Dan, tentu saja pemikiran yang demikian jelas keliru. Rasul Paulus mengatakan “Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: ‘Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!’ Yesus Kristus telah membuat ini, supaya di dalam Dia berkat Abraham sampai kepada bangsa-bangsa lain, sehingga oleh iman kita menerima Roh yang telah dijanjikan itu... Sebab kamu semua adalah anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus Kristus. Karena kamu semua, yang dibaptis dalam Kristus, telah mengenakan Kristus. Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus. Dan jikalau kamu adalah milik Kristus, maka kamu juga adalah keturunan Abraham dan berhak menerima janji Allah” (Galatia 3:13-14, 26-29).
ORANG KRISTEN DAN BERKAT (GALATIA 3.). https://teologiareformed.blogspot.com/