KEHIDUPAN YESUS MENURUT INJIL SINOPTIK DAN YOHANES
Kisah kehidupan Kristus dimulai dari Nubuatan sampai Kebangkitan dan Kenaikan Kristus:
I. NUBUATAN
Nubuatan berasal dari akar kata Nubuat. Nubuat atau ramalan (bahasa Inggris: Prophecy; bahasa Arab: Nurbuwwah “Cahaya Kenabian”). Etimologi dari kata ini adalah dari bahasa Yunani, dari pro- "sebelum" ditambah akar kata dari phanai "mengatakan", menjadi "mengatakan sebelumnya" atau "meramalkan" (pernyataan).
Nubuat merupakan wahyu yang diturunkan kepada nabi (untuk disampaikan kepada manusia).
Dalam permulaan Injil Matius dan Injil Lukas terdapat masing-masing dua pasal yang ditulis khusus untuk memberi informasi tentang asal-usul Yesus, yaitu berita kelahiran dan silsilah Tuhan Yesus (Matius 1-2 dan Lukas 1-2). Sebelum Injil-injil itu memuat tentang kelahiran Yesus, nubuat tentang kelahiran Yesus telah diwartakan terlebih dahulu oleh para nabi dalam Perjanjian Lama.
Ada lebih dari 300 nubuat, jauh sebelum Tuhan Yesus Kristus datang ke dunia dan semuanya terpenuhi pada abad pertama Masehi. Berikut adalah beberapa diantaranya:
1) Dia harus berasal dari keluarga Daud – 2 Samuel 7:12-13; Matius 1:1.
2) Dia harus lahir dari seorang perawan – Yesaya 7:14; Matius 1:23.
3) Dia harus lahir di Betlehem – Mikha 5:2; Matius 1:23.
4) Dia harus melarikan diri ke Mesir – Hosea 11:1; Matius 5:12.
5) Dia harus melayani di Galilea dan Nazareth – Yesaya 9:1-2; Matius 4:12-17.
6) Dia akan diwartakan terlebih dahulu oleh seorang bentara seperti Elia – Yesaya 40:3-5; Maleakhi 3:1; Markus 1:2-3.
7) Dia akan menghadapi bahaya pembunuhan massal atas anak-anak di Betlehem – Yeremia 31:15; Matius 2:18.
8) Misinya juga ditunjukan kepada orang-orang bukan Yahudi – Yesaya 42:6; Lukas 2:32.
9) Pelayanan-Nya merupakan satu bentuk penyembuhan –Yesaya 35:56; Matius 12:10-14; Markus 7:32-35, 10:51.
10) Dia akan mengajar menggunakan perumpamaan – Yesaya 20:49; Matius 13:3.
11) Dia akan dicurigai dan ditolak oleh penguasa agama pada masanya – Mazmur 118:22; Matius 21:12-13.
12) Dia akan membuat perjalanan masuk kota Yerusalem sebagai pemenang jaya – Zakharia 9:9; Matius 21:6-9.
13) Dia akan dikhianati demi mendapatkan tiga puluh keping perak – Zakharia 13:7; Matius 26:15.
14) Dia akan dibunuh seperti gembala dan kawanan dombanya tercerai-berai – Zakharia 13:7; Matius 26:31.
15) Dia akan diberi anggur pahit dengan sebatang gala, dan mereka akan membuang undi atas jubah-Nya – Mazmur 22:18, 69:21; Matius 27:34; Yohanes 19:23,24.
16) Dia akan ditusuk oleh tombak – Zakharia 12:10; Yohanes 19:34.
17) Tidak ada tulang-Nya yang dipatahkan – Keluaran 12:46; Mazmur 34:20; Yohanes 19:33,36.
18) Dia akan mati diantara orang-orang jahat – Yesaya 53:12; Markus 15:28.
19) Dia akan dikuburkan oleh orang kaya – Yesaya 53:9; Matius 27:57-60.
20) Dia akan bngkit dari kubur pada hari ketiga – Mazmur 16:10; Yunus 1:17; Lukas 24:6-7.
21) Kebangkitan-Nya akan disusul dengan keruntuhan dan kehancuran Yerusalem – Daniel 9:26; Matius 24:2.
Seluruh nubutan ini merujuk kepada satu pribadi yakni Yesus Kristus. Kehadiran-Nya ke dalam dunia ini diberitahukan Allah kepada para nabi, sehingga setiap nubuatan para nabi di Perjanjian Lama terjadi secara menyeluruh di dalam Perjanjian Baru. Dari nubuatan-nubuatan yang dipaparkan diatas, ada delapan nubuatan khusus mengenai kedatangan Yesus Kristus, yakni sebagai berikut:
1) ”Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dulu kala.” (Mikha 5:1)
2) “Bersorak-soraklah dengan nyaring, hai puteri Sion, bersorak-sraklah, hai puteri Yerusalem! Lihat, rajamu datang kepadamu; ia adil dan jaya. Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai, seekor keledai beban yang muda.” (Zakharia 9:9)
3) “Lalu aku berkata kepada mereka: ‘Jika itu kamu anggap baik, berikanlah upahku, dan jika tidak, biarkanlah!’ maka mereka membayar upahku dengan menimbang tiga puluh uang perak.” (Zakharia 11:12)
4) “Tetapi berfirmanlah TUHAN kepadaku: ‘Serahkanlah itu kepada penuang logam!” – nilai tinggi yang ditaksir mereka bagiku. Lalu aku mengambil ketiga puluh uag perak itu dan menyerahkannya kepada penuang logam di rumah TUHAN.” (Zakharia 11:13)
5) “Dan apabila ada orang bertanya kepadanya: Bekas luka apakah yang ada pada badanmu ini?, lalu ia akan menjawab: Itulah luka yang kudapat di rumah sahabat-sahabatku!” (Zakharia 13:6)
6) “Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa le pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya.” (Yesaya 53:7)
7) “Orang menempatkan kuburnya diantara orang-orang fasik, dan dalam matinya ia ada di antara penjahat-penjahat, sekalipun ia tidak berbuat kekerasan dan tipu tidak ada dalam mulutnya.” (Yesaya 53:9)
8) “Sebab anjing-anjing mengerumuni aku, gerombolan penjahat mengepung aku, mereka menusuk tangan dan kakiku.” (Mazmur 22:17).
Segala nubuat yang disebutkan diatas sangat mengemukakan tentang pribadi Yesus Kristus. Kehadirannya tidak secara kebetulan, tetapi semuanya itu telah dirancangkan Allah secara luar biasa. Kehadirannya ialah dengan tujuan untuk menyelamatkan umat manusia yang tertindas dari dosa. Semua nubuatan para nabi itu telah terjadi dan telah nyata.
II. BAPTISAN (Matius 3:13-17; Markus 1:9-11; Lukas 3:21, 22; Yohanes 1:20-34)
Baptis berasal dari akar kata Baptis. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Baptis adalah penggunaan air untuk penyucian keagamaan, khususnya sebagai sakramen penerimaan seseorang ke dalam agama Kristen.
Baptisan Yesus sama-sama disinggung oleh Injil Sinopsis dan Injil Yohanes. Namun dalam cerita tentang baptisan Yesus ini, masing-masing menceritakannya secara berbeda-beda, sebab tujuan mereka tidak sama. Kita dapat melihat, Injil Lukas tidak mencatat bahwa Yesus datang dari Nazaret dan dibaptis di Sungai Yordan (Markus 1:9). Lukas juga tidak menyebut Yohanes sebagai pembaptis Yesus. Ia bercerita bahwa Yesus berdoa, dan ia menegaskannya berkali-kali dalam lanjutan kitabnya. Menurut Lukas, langit tidak terkoyak, melainkan terbuka (Matius 3:16). Dan Lukas pada akhirnya mencatat bahwa Roh Kudus turun atas Yesus dalam bentuk jasmani mirip seekor burung merpati. Tampaknya Injil Lukas lebih memfokuskan beritanya terhadap peristiwa yang terjadi setelah pembaptisan (Lukas 3:21-22). Menurut Injil Matius, pada saat dibaptis, Yesus dinyatakan di hadapan umum sebagai Putra Allah. Mereka yang hadir di sungai Yordan pada waktu itu dapat menyaksikan terbukanya langit serta mendengar suara surgawi yang justru ditujukan kepada mereka, “Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan.” Sedangkan dalam Injil Markus, tidak ada kisah-kisah tentang masa muda Yesus. Maka kisah tentang pembaptisan Yesus dipakai oleh Markus sebagai kesempatan untuk memperkenalkan Yesus kepada pembaca bahwa Yesus itu Putra Allah. Itulah sebabnya peristiwa itu diceritakan sebagai penglihatan yang dialami oleh Yesus saja.
Sementara dalam Injil Yohanes (Yohanes 1:20-34), dengan jelas memperlihatkan bahwa ketika itu Yohanes Pembaptis belum mengetahui bahwa Yesus adalah Mesias. Yohanes Pembaptis sendiri yang mengatakan bahwa “tidak mengenal-Nya” (Yohanes 1:31). Hal ini juga terbukti dalam Matius 11:3, di mana saat di dalam penjara Yohanes mendengar tentang pekerjaan Kristus, lalu ia menyuruh murid-muridnya bertanya kepada Yesus: “Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan orang lain?.” Jadi di sini terlihat bahwa Yohanes Pembaptis belum mengerti bahwa Yesus dari Nazaret itu adalah Raja yang telah dijanjikan Allah. Injil Yohanes juga menyinggung tentang hal ajaib yang terjadi setelah Yesus keluar dari air. Injil Yohanes memberi kesaksian, bahwa ketika Yesus masih berdoa, tiba-tiba ia melihat Roh turun dari langit seperti merpati, dan merpati itu tinggal di atas-Nya. Yohanes kembali memberitahukan bahwa ia tidak mengenal Yesus, tetapi ia mengetahuinya sebab kebelum itu Yohanes Pembaptis telah mendapat wahyu dari Allah: “Jikalau engkau melihat Roh itu turun ke atas seseorang dan tinggal di atas-Nya, Dialah itu yang akan membaptis dengan Roh Kudus” (Yohanes 2:33).
Catatan:
Pada pembaptisan Yesus, ada tanda-tanda yang mewakili sifat Allah sebagai Tritunggal. Allah Anak naik dari dalam air, lalu berdoa. Allah Roh Kudus turun ke atasnya seperti seekor burung merpati. Dan Allah Bapa bersuara menyatakan perkenanan-Nya.
III. PENCOBAAN DI PADANG GURUN (Matius 4:1-11; Markus 1:12, 13; Lukas 4:1-13)
Kisah Yesus tentang pencobaan di Padang Gurun hanya disinggung dalam ketiga Injil Sinopsis, sedangkan Injil Yohanes sama sekali tidak menyinggung tentang Pencobaan di Padang Gurun. Pandangan Injil Sinopsis tentang kisah ini sama-sama menceritakan secara kronologis kejadian yang dihadapi Yesus di Padang Gurun setelah Ia dibaptis di sungai Yordan. Namun Injil Markus tidak menyebutkan secara detail perbincangan Iblis dengan Yesus. Markus hanya menjelaskan secara singkat bahwa Yesus dipimpim oleh Roh ke Padang Gurun, dan lamanya Yesus berada di Padang Gurun. Markus hanya menyebutkan kalau di Padang Gurun Yesus dicobai oleh Iblis, tetapi ia tidak menyebutkan pencobaan apa saja yang dihadapi Yesus.
Sedangkan Matius dan Lukas menceritakan secara kronologis kejadian yang dihadapi Yesus, mulai dari setelah Ia dibaptis oleh Yohanes di sungai Yordan, dan kemudian dipimpin oleh Roh dan di bawa ke Padang Gurun. Injil Matius dan Lukas menyebutkan pencobaan yang dihadapi Yesus sebanyak tiga kali, yakni sebagai berikut:
Pencobaan pertama, “Mengubah batu menjadi roti.” Jawaban Tuhan Yesus,”Ada tertulis: manusia bukan hidup dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.”
Pencobaan kedua, “Menjatuhkan Diri dari atas Bait Suci.” Jawaban Tuhan Yesus,” Ada pula tertulis: Jangan engkau mencobai Tuhan, Allahmu!”
Pencobaan ketiga, “Sujud menyembah Iblis.” Jawaban Tuhan Yesus,” Enyalah Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!”
Cerita pencobaan Yesus sebagaimana dilaporkan oleh para penulis Injil Sinoptik bertujuan bukan semata-mata hanya untuk menerangkan siapa Yesus dan bagaimana Ia menjalankan tugas-Nya dengan setia. Peristiwa pencobaan memberikan pengajaran dan petunjuk praktis yang sangat berguna bagi kita orang percaya. Di sini para penulis Injil melaporkan peristiwa pencobaan hendak menjelaskan bahwa:
1. Pencobaan di padang gurun menunjukkan kepada orang percaya bahwa Yesus adalah Anak Allah yang senantiasa menunjukkan ketaatanan-Nya kepada Bapa.
2. Yesus adalah Anak Allah yang datang untuk menggenapai dan menyempurnakan nubuatan dalam PL.
3. Penulis Injil ingin menunjukkan bahwa sebagaimana Musa berpuasa 40 hari 40 malam, maka Yesus juga berpuasa selama 40 hari.
4. Yesus telah mengalahkan iblis, dan kemenangan Yesus dalam pencobaan menjadi jalan bagi Yesus untuk membebaskan mereka yang tertindas, tertawan oleh setan (bdg. Lukas 4:16, 4:19).
IV. PEMURIDAN / DISCIPLESHIP
Akar kata dari Pemuridan ialah Murid. ‘Murid’ berarti seorang yang sedang belajar. Hanya sesudah menjadi murid, mereka dapat menjadi ‘rasul’, yakni orang- orang-orang yang dikirim oleh Yesus dengan kekuasaan-Nya (Ιbr. Seluhim).
BACA JUGA: KARAKTERISTIK MURID KRISTUS (LUKAS 9:57-62)
Matius, Markus, dan Lukas sama-sama menceritakan tentang Yesus memanggil murid-murid (Matius 4:18-22; Markus 1:16-20; Lukas 5:1-11). Namun Markus dan Matius menempatkan pemanggilan itu dalam situasi yang berbeda dengan Lukas. Di mana Markus menceriterakan bahwa pemanggilan itu terjadi pada waktu Yesus berjalan menyusuri danau Galilea. Ketika itu Ia melihat dua orang bersaudara yaitu Simon yang disebut Petrus dan Andreas saudaranya. Maka Yesus memanggil mereka lalu mereka segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Dia. Matius mengikuti secara dekat versi cerita Markus. Namun kedua Injil ini berbeda dengan Lukas, di mana menurut Lukas pemanggilan itu terjadi setelah pengajaran Yesus kepada orang banyak (Lukas 5:3) dan penangkapan ikan secara menakjubkan (Lukas 5:4-9).
Mengamati penyajian cerita pemanggilan murid-murid itu, jelas bahwa Lukas berbeda dengan Matius dan Markus. Perbedaan itu terjadi karena Lukas menyisipkan bahan mengenai pengajaran Yesus dan penangkapan ikan yang menakjubkan sebagai batu loncatan pemanggilan murid-murid. Sekalipun terdapat berbagai versi yang berbeda dalam cerita mengenai pemanggilan murid-murid, baik Matius, Markus, maupun Lukas sama-sama menegaskan bahwa Simon Petrus, Andreas, Yakobus, dan Yohanes meninggalkan pekerjaan mereka itu lalu mengikuti Yesus, maka terjadi suatu pengalihan profesi dari penjala ikan kepada penjala manusia.
Berbicara tentang Pemuridan, Injil Matius mengambil “Pemuridan” sebagai salah satu tema utama dalam Injilnya. Matius memberi penekanan bahwa tanggung jawab para murid tidak hanya mendengar apa kata guru, tetapi melakukan atau mempraktikan pengajaran-Nya dalam kehidupan yang nyata (Matius 7:24-27). Pengenalan akan Yesus adalah bagian yang terutama dalam pemuridan. Matius hendak menjelaskan bahwa pada mulanya para murid belum mengenal Yesus dengan benar dan barulah di akhir pelayanan Yesus yaitu ketika para murid melihat apa yang terjadi dalam kehidupan Yesus dan telah melihat apa yang dikerjakan Yesus, maka barulah mereka mengenal bahwa Yesus adalah Mesias, Anak Allah (Mat. 16). Kemudian Markus sangat memberikan perhatian kepada perkembangan iman para Murid dalam mengikut Yesus. Salah satu tujuan penulisan Injil Markus adalah untuk memberi kekuatan dan penghiburan kepada orang-orang percaya, yaitu mereka yang waktu itu berada dalam penderitaan karena penganiayaan. Dalam Injilnya, Markus tidak ragu dalam menjelaskan bagaimana perkembangan iman dan pengenalan para murid terhadap Yesus yang sangat lamban untuk mengenal dan mengerti siapa Yesus (Markus 4:40). Beberapa ajaran Yesus tentang pemuridan sebagian besar terdapat pada Injil Lukas saja (Lukas 14:25-33).
V. PENGAJARAN DAN PEKERJAAN KRISTUS DI BUMI
- Pengajaran Kristus
Dalam uraian Markus tentang kegiatan Tuhan Yesus Kristus terdapat empat belas penyebutan tentang fakta-fakta bahwa Ia mengajar orang banyak dan murid-murid-Nya. Demikian juga dengan Lukas dan Matius banyak berbicara tentang pekerjaan mengajar-Nya.
Ada beberapa metode pengajaran yang Tuhan Yesus pakai dalam mengajar banyak orang dan murid-murid-Nya, yakni metode yang paling membuat-Nya terkenal adalah Perumpamaan. Perumpamaan adalah perluasan dari metafora, penggambaran suatu kebenaran rohani melalui suatu uraian tentang peristiwa atau kejadian yang lazim terjadi. Injil Sinopsis banyak memuat tentang perumpamaan-perumpamaan Yesus, dan ada beberapa Injil Sinopsis yang sama-sama menyinggung perumpamaan Yesus dalam Injilnya masing-masing, seperti sebagai berikut: perumpamaan tentang seorang penabur (Matius 13:1-23; Markus 4:1-20; Lukas 8:4-15); perumpamaan tentang biji sesawi dan ragi (Matius 13:31-35; Markus 4:30-34; Lukas 13:18-21); perumpamaan tentang domba yang hilang (Matius 18:12-14; Luk. 15:3-7); perumpamaan tentang penggarap-penggarap kebun anggur (Matius 21:33-46; Mrk. 12:1-12; Lukas 20:9-19); perumpamaan tentang perjamuan kawin (Matius 22:1-14; Lukas 14:15-24); perumpamaan tentang hamba yang setia dan hamba yang jahat (Matius 24:45-51; Lukas 12:41-48); perumpamaan tentang talenta (Matius 25:14-30; Lukas 19:12-27). Namun ada beberapa perumpaan yang hanya terdapat di satu Injil dan tidak disinggu di Injil-Injil lain. Sementara Injil Yohanes tidak pernah menyinggung tentang perumpamaan. Injil Yohanes lebih banyak membahas tentang percakapan, pertanyaan dan jawaban, seperti percakapan dengan Nikodemus (Yohanes 3:1-21); percakapan dengan perempuan Samaria (Yohanes 4:1-42)
Kemudian metode kedua yang digunakan Yesus adalah Epigram. Epigram merupakan suatu kalimat pendek yang tajam yang akan membekas dalam ingatan pendengarnya seperti tusukan panah. Yang termasuk dalam kategori ini adalah “Ucapan-ucapan bahagia” (Matius 5:3-12), atau kalimat “Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya” (Matius 10:39).
Adakalanya Yesus menggunakan argumentasi dalam ajaran-Nya, yang dasarnya dari Kitab Suci bukan berdasarkan kesimpulan atau dugaan abstrak. Seperti dalam Injil Matius 22:15-45 mencatat perdebatan antara Yesus dan orang-orang Farisi dan orang-orang Saduki. Metode-metode lain yang disukai Yesus adalah mengajar menggunakan contoh. Seperti dalam Matius 18:1-6, Ia memanggil seorang anak kecil untuk menggambarkan kerendahanhatian; dan dari perbuatan janda yang memasukkan uang ke dalam peti persembahan Ia memberikan ajaran tentang memberi (Lukas 21:1-4). Berbagai macam metode pengajaran Yesus membuktikan keanekaragaman dan keberhasilan-Nya.
- Pekerjaan Kristus
Kebanyakan ajaran Yesus tidak dibicarakan oleh Markus (hanya di Pasal 4 dan Pasal 13 saja yang banyak berisi ajaran dalam seluruh Injilnya). Akan tetapi, Markus menggarisbawahi kenyataan bahwa Yesus adalah seorang Guru; Markus memakai kata “Guru” sebanyak dua belas kali (Sebanyak yang dipakai oleh Injil Matius yang jauh lebih panjang itu), dan kata kerja “mengajar” sebajak tujuh belas kali (lebih banyak daripada dalam buku-buku PB lainnya, kecuali Injil Lukas yang memakai kata tersebut sebanyak tujuh belas kali; Injil Matius hanya empat belas kali memakai kata kerja tersebut). Markuslah yang berhasil mengambil cerita-cerita tentang kehidupan dan pengajaran-pengajaran Yesus yang beredar dalam jemaat mula-mula, lalu menyatukan semuanya itu menjadi kisah kesengsaraan dan kematian Kristus serta kebangkitan-Nya. Kemudian Matius, Lukas dan Yohanes memandang Yesus sebagai Oknum yang mengerjakan “Mukjizat-mukjizat”.
VI. PENDERITAAN KRISTUS
Penderitaan Yesus sama-sama dibahas di Injil Sinopsis dan Injil Yohanes (Matius 21:1 – 26:5; 26:16; Markus 11:1 – 14:2; 14:10 – 15:47; Lukas 19:29 – 23:56; Yohanes 12:12 – 19:42), dengan kronologi dari peristiwa-peristiwa yang mengikuti penahan Kristus di Getsemani menunjukkan bahwa terdapat enam pemeriksaan terpisah, tiga di depan pemimpin-pemimpin Yahudi dan tiga di muka pejabat-pejabat Romawi:
1. Pemeriksaan di muka Hanas, mertua Kayafas (Yohanes 18:12-24), diadakan segera setelah penangkapan Kristus.
2. Pemeriksaan di depan Kayafas segera setelah pemeriksaan sebelumnya (Matius 26:57-68); Markus 14:53-65).
3. Pemeriksaan ketiga diadakan keesokkan hari (Matius 27:1-2; Markus 15:1; Lukas 22:66-71), kemungkinan harus disesuaikan dengan hukum Yahudi bahwa pemeriksaan baru sah bila dilakukan di siang hari.
4. Pemeriksaan keempat diadakan di muka Pilatus (Matius 27:11-14; Markus 15:1-5; Lukas 23:1-7; Yohanes 18:28-38).
5. Pemeriksaan di depan Herodes hanya tercatat oleh Injil Lukas (23:8-12).
6. Pemeriksaan terakhir ini, yang diadakan di depan Pilatus, mengakibatkan keputusan kedua untuk membebaskan Dia dan tawaran guna menyesah dan melepaskan Kristus (Matius 27:15-26; Markus 15:6-15; Lukas 23:18-25; Yohanes 18:29 – 19:16). Tetapi orang-orang Yahudi bersih keras untuk tidak mau membebaskan Kristus. Maka dari itu Pilatus “mencuci tangannya”, tanda bahwa ia tidak mau lagi ikut campur dalam urusan mereka.
Kemudian penderitaan Kristus berlanjut dan dicatat dalam Injil Sinopsis yakni di sepanjang jalan ke Kalvari, Kristus memikul salib-Nya sampai kekuatan-Nya habis untuk membawanya lebih lama, sehingga para prajurit Romawi menyuruh seorang yang bernama Simon dari Kirene disuruh membawa salib itu. Urutan peristiwa penyaliban Kristus adalah sebagai berikut:
1. Sesampainya di Kalvari, Kristus ditawari anggur bercampur empedu yang dapat mengurangi rasa sakit (Matius 27:33-34; Markus 15:22-23; Lukas 23:33; Yohanes 19:17).
2. Setelah menolak minuman itu, Kristus disalibkan bersama-sama dengan dua penjahat itu (Matius 27:35-38; Markus 15:24-28; Lukas 23:33-38; Yohanes 19:18-24).
3. Seruan pertama di atas salib-Nya: “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat” (Lukas 23:34).
4. Serdadu-serdadu membagi-bagi pakaian-Nya dengan membuang undi, dus menggenapkan Kitab Suci (Matius 27:35; Markus 15:24; Lukas 23:34; Yohanes 19:23-24).
5. Imam-imam dan ahli-ahli Taurat, maupun orang banyak, mengolok-olok Yesus (Matius 27:39-44; Markus 15:29-32; Lukas 23:35-38).
6. Salah seorang prajurit itu percaya kepada-Nya (Lukas 23:39-43).
7. Seruan kedua diatas salib itu, “Sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus” (Lukas 23:43).
8. Seruan ketiga, “Ibu, inilah anakmu!” dan kepada Yohanes, “Inilah ibumu!” (Yohanes 19:26-27).
9. Tiga jam penuh kegelapan (Matius 27:45; Markus 15:33; Lukas 23:44).
10. Seruan keempat “Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” (Matius 27:46-47; Mrk. 15:34-36).
11. Seruan kelima, “Aku haus” (Yohanes 19:28).
12. Seruan keenam, “Sudah selesai!” (Yohanes 19:30).
13. Seruan ketujuh, “Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku” (Lukas 23:46).
14. Yesus menyerahkan roh-Nya (Matius 27:50; Markus 15:37; Lukas 23:46; Yoh. 19:30).
BACA JUGA: EMPAT KEUNIKAN PENDERITAAN YESUS KRISTUS
Mengamati penyajian cerita pemanggilan murid-murid itu, jelas bahwa Lukas berbeda dengan Matius dan Markus. Perbedaan itu terjadi karena Lukas menyisipkan bahan mengenai pengajaran Yesus dan penangkapan ikan yang menakjubkan sebagai batu loncatan pemanggilan murid-murid. Sekalipun terdapat berbagai versi yang berbeda dalam cerita mengenai pemanggilan murid-murid, baik Matius, Markus, maupun Lukas sama-sama menegaskan bahwa Simon Petrus, Andreas, Yakobus, dan Yohanes meninggalkan pekerjaan mereka itu lalu mengikuti Yesus, maka terjadi suatu pengalihan profesi dari penjala ikan kepada penjala manusia.
Berbicara tentang Pemuridan, Injil Matius mengambil “Pemuridan” sebagai salah satu tema utama dalam Injilnya. Matius memberi penekanan bahwa tanggung jawab para murid tidak hanya mendengar apa kata guru, tetapi melakukan atau mempraktikan pengajaran-Nya dalam kehidupan yang nyata (Matius 7:24-27). Pengenalan akan Yesus adalah bagian yang terutama dalam pemuridan. Matius hendak menjelaskan bahwa pada mulanya para murid belum mengenal Yesus dengan benar dan barulah di akhir pelayanan Yesus yaitu ketika para murid melihat apa yang terjadi dalam kehidupan Yesus dan telah melihat apa yang dikerjakan Yesus, maka barulah mereka mengenal bahwa Yesus adalah Mesias, Anak Allah (Mat. 16). Kemudian Markus sangat memberikan perhatian kepada perkembangan iman para Murid dalam mengikut Yesus. Salah satu tujuan penulisan Injil Markus adalah untuk memberi kekuatan dan penghiburan kepada orang-orang percaya, yaitu mereka yang waktu itu berada dalam penderitaan karena penganiayaan. Dalam Injilnya, Markus tidak ragu dalam menjelaskan bagaimana perkembangan iman dan pengenalan para murid terhadap Yesus yang sangat lamban untuk mengenal dan mengerti siapa Yesus (Markus 4:40). Beberapa ajaran Yesus tentang pemuridan sebagian besar terdapat pada Injil Lukas saja (Lukas 14:25-33).
BACA JUGA: MENJADI MURID YESUS YANG TANGGUH
V. PENGAJARAN DAN PEKERJAAN KRISTUS DI BUMI
- Pengajaran Kristus
Dalam uraian Markus tentang kegiatan Tuhan Yesus Kristus terdapat empat belas penyebutan tentang fakta-fakta bahwa Ia mengajar orang banyak dan murid-murid-Nya. Demikian juga dengan Lukas dan Matius banyak berbicara tentang pekerjaan mengajar-Nya.
Ada beberapa metode pengajaran yang Tuhan Yesus pakai dalam mengajar banyak orang dan murid-murid-Nya, yakni metode yang paling membuat-Nya terkenal adalah Perumpamaan. Perumpamaan adalah perluasan dari metafora, penggambaran suatu kebenaran rohani melalui suatu uraian tentang peristiwa atau kejadian yang lazim terjadi. Injil Sinopsis banyak memuat tentang perumpamaan-perumpamaan Yesus, dan ada beberapa Injil Sinopsis yang sama-sama menyinggung perumpamaan Yesus dalam Injilnya masing-masing, seperti sebagai berikut: perumpamaan tentang seorang penabur (Matius 13:1-23; Markus 4:1-20; Lukas 8:4-15); perumpamaan tentang biji sesawi dan ragi (Matius 13:31-35; Markus 4:30-34; Lukas 13:18-21); perumpamaan tentang domba yang hilang (Matius 18:12-14; Luk. 15:3-7); perumpamaan tentang penggarap-penggarap kebun anggur (Matius 21:33-46; Mrk. 12:1-12; Lukas 20:9-19); perumpamaan tentang perjamuan kawin (Matius 22:1-14; Lukas 14:15-24); perumpamaan tentang hamba yang setia dan hamba yang jahat (Matius 24:45-51; Lukas 12:41-48); perumpamaan tentang talenta (Matius 25:14-30; Lukas 19:12-27). Namun ada beberapa perumpaan yang hanya terdapat di satu Injil dan tidak disinggu di Injil-Injil lain. Sementara Injil Yohanes tidak pernah menyinggung tentang perumpamaan. Injil Yohanes lebih banyak membahas tentang percakapan, pertanyaan dan jawaban, seperti percakapan dengan Nikodemus (Yohanes 3:1-21); percakapan dengan perempuan Samaria (Yohanes 4:1-42)
Kemudian metode kedua yang digunakan Yesus adalah Epigram. Epigram merupakan suatu kalimat pendek yang tajam yang akan membekas dalam ingatan pendengarnya seperti tusukan panah. Yang termasuk dalam kategori ini adalah “Ucapan-ucapan bahagia” (Matius 5:3-12), atau kalimat “Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya” (Matius 10:39).
Adakalanya Yesus menggunakan argumentasi dalam ajaran-Nya, yang dasarnya dari Kitab Suci bukan berdasarkan kesimpulan atau dugaan abstrak. Seperti dalam Injil Matius 22:15-45 mencatat perdebatan antara Yesus dan orang-orang Farisi dan orang-orang Saduki. Metode-metode lain yang disukai Yesus adalah mengajar menggunakan contoh. Seperti dalam Matius 18:1-6, Ia memanggil seorang anak kecil untuk menggambarkan kerendahanhatian; dan dari perbuatan janda yang memasukkan uang ke dalam peti persembahan Ia memberikan ajaran tentang memberi (Lukas 21:1-4). Berbagai macam metode pengajaran Yesus membuktikan keanekaragaman dan keberhasilan-Nya.
- Pekerjaan Kristus
Kebanyakan ajaran Yesus tidak dibicarakan oleh Markus (hanya di Pasal 4 dan Pasal 13 saja yang banyak berisi ajaran dalam seluruh Injilnya). Akan tetapi, Markus menggarisbawahi kenyataan bahwa Yesus adalah seorang Guru; Markus memakai kata “Guru” sebanyak dua belas kali (Sebanyak yang dipakai oleh Injil Matius yang jauh lebih panjang itu), dan kata kerja “mengajar” sebajak tujuh belas kali (lebih banyak daripada dalam buku-buku PB lainnya, kecuali Injil Lukas yang memakai kata tersebut sebanyak tujuh belas kali; Injil Matius hanya empat belas kali memakai kata kerja tersebut). Markuslah yang berhasil mengambil cerita-cerita tentang kehidupan dan pengajaran-pengajaran Yesus yang beredar dalam jemaat mula-mula, lalu menyatukan semuanya itu menjadi kisah kesengsaraan dan kematian Kristus serta kebangkitan-Nya. Kemudian Matius, Lukas dan Yohanes memandang Yesus sebagai Oknum yang mengerjakan “Mukjizat-mukjizat”.
VI. PENDERITAAN KRISTUS
Penderitaan Yesus sama-sama dibahas di Injil Sinopsis dan Injil Yohanes (Matius 21:1 – 26:5; 26:16; Markus 11:1 – 14:2; 14:10 – 15:47; Lukas 19:29 – 23:56; Yohanes 12:12 – 19:42), dengan kronologi dari peristiwa-peristiwa yang mengikuti penahan Kristus di Getsemani menunjukkan bahwa terdapat enam pemeriksaan terpisah, tiga di depan pemimpin-pemimpin Yahudi dan tiga di muka pejabat-pejabat Romawi:
1. Pemeriksaan di muka Hanas, mertua Kayafas (Yohanes 18:12-24), diadakan segera setelah penangkapan Kristus.
2. Pemeriksaan di depan Kayafas segera setelah pemeriksaan sebelumnya (Matius 26:57-68); Markus 14:53-65).
3. Pemeriksaan ketiga diadakan keesokkan hari (Matius 27:1-2; Markus 15:1; Lukas 22:66-71), kemungkinan harus disesuaikan dengan hukum Yahudi bahwa pemeriksaan baru sah bila dilakukan di siang hari.
4. Pemeriksaan keempat diadakan di muka Pilatus (Matius 27:11-14; Markus 15:1-5; Lukas 23:1-7; Yohanes 18:28-38).
5. Pemeriksaan di depan Herodes hanya tercatat oleh Injil Lukas (23:8-12).
6. Pemeriksaan terakhir ini, yang diadakan di depan Pilatus, mengakibatkan keputusan kedua untuk membebaskan Dia dan tawaran guna menyesah dan melepaskan Kristus (Matius 27:15-26; Markus 15:6-15; Lukas 23:18-25; Yohanes 18:29 – 19:16). Tetapi orang-orang Yahudi bersih keras untuk tidak mau membebaskan Kristus. Maka dari itu Pilatus “mencuci tangannya”, tanda bahwa ia tidak mau lagi ikut campur dalam urusan mereka.
Kemudian penderitaan Kristus berlanjut dan dicatat dalam Injil Sinopsis yakni di sepanjang jalan ke Kalvari, Kristus memikul salib-Nya sampai kekuatan-Nya habis untuk membawanya lebih lama, sehingga para prajurit Romawi menyuruh seorang yang bernama Simon dari Kirene disuruh membawa salib itu. Urutan peristiwa penyaliban Kristus adalah sebagai berikut:
1. Sesampainya di Kalvari, Kristus ditawari anggur bercampur empedu yang dapat mengurangi rasa sakit (Matius 27:33-34; Markus 15:22-23; Lukas 23:33; Yohanes 19:17).
2. Setelah menolak minuman itu, Kristus disalibkan bersama-sama dengan dua penjahat itu (Matius 27:35-38; Markus 15:24-28; Lukas 23:33-38; Yohanes 19:18-24).
3. Seruan pertama di atas salib-Nya: “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat” (Lukas 23:34).
4. Serdadu-serdadu membagi-bagi pakaian-Nya dengan membuang undi, dus menggenapkan Kitab Suci (Matius 27:35; Markus 15:24; Lukas 23:34; Yohanes 19:23-24).
5. Imam-imam dan ahli-ahli Taurat, maupun orang banyak, mengolok-olok Yesus (Matius 27:39-44; Markus 15:29-32; Lukas 23:35-38).
6. Salah seorang prajurit itu percaya kepada-Nya (Lukas 23:39-43).
7. Seruan kedua diatas salib itu, “Sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus” (Lukas 23:43).
8. Seruan ketiga, “Ibu, inilah anakmu!” dan kepada Yohanes, “Inilah ibumu!” (Yohanes 19:26-27).
9. Tiga jam penuh kegelapan (Matius 27:45; Markus 15:33; Lukas 23:44).
10. Seruan keempat “Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” (Matius 27:46-47; Mrk. 15:34-36).
11. Seruan kelima, “Aku haus” (Yohanes 19:28).
12. Seruan keenam, “Sudah selesai!” (Yohanes 19:30).
13. Seruan ketujuh, “Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku” (Lukas 23:46).
14. Yesus menyerahkan roh-Nya (Matius 27:50; Markus 15:37; Lukas 23:46; Yoh. 19:30).
BACA JUGA: EMPAT KEUNIKAN PENDERITAAN YESUS KRISTUS
VII. KEBANGKITAN DAN KENAIKAN KRISTUS
- Kebangkitan Kristus
Kematian Yesus bukanlah akhir dari kehidupan dan pekerjaan Tuhan Yesus. Dalam Injil Sinoptik mencatat bahwa peristiwa penyaliban itu disusul dengan berita gembira yakni bahwa Yesus hidup dan bangkit pada hari ketiga setelah kematian-Nya (bdg. Matius 27:62 ; Markus 15:42-47; Matius 28:1-10; Mrk. 16:1-8; Lukas 24:1-12). Penulis Injil sinoptik sama-sama menceritakan bahwa pada hari pertama Minggu itu, Pagi-pagi benar, berapa perempuan pergi ke kubur Yesus dengan tujuan untuk meminyaki tubuh Yesus. Namun Yesus sudah bangkit.
Para penulis Sinoptik mencatat bahwa kebangkitan Yesus terjadi “Setelah hari Sabat lewat (Matius 28:1; Markus 16:1 dan Lukas 24:1). Injil Sinoptik dengan jelas memnceritakan bahwa Yesus bangkit setelah hari Sabat lewat. Penulis Injil Sinoptik melaporkan bahwa pada hari Sabat yaitu pada waktu Yesus di dalam kubur adalah hari Sabat yang istimewa sebab hari itu berhubungan dengan hari Raya Paskah orang Yahudi yaitu hari perayaan pembebasan bangsa Israel dari Mesir. Tampaknya para penulis Injil Sinoptik menghubungkan peristiwa kebangkitan Yesus dalam konteks pemikiran Yahudi dengan menekankan bahwa kematian Yesus telah menggenapi tuntutan hari raya Paskah dan tuntutan Hukum Taurat (Sabat), yaitu pada Pagi hari yakni hari yang ketiga setelah kematian-Nya. Markus dan Lukas menambah bahwa kebangkitan Yesus terjadi pada Pagi hari pertama Minggu itu yaitu pada pagi-pagi benar setelah matahari terbit dan terang matahari menyinari bumi (Matius 28:1; Markus 16:2; Lukas 24:1). Kemudian menurut Injil-Injil Sinoptik, Yesus menampakkan diri kepada para perempuan (Mrk. 16:5-7; Matius 28:9-10; Yohanes 20:11-18), dan kemudian kepada para murid-murid-Nya (Lukas 24:13-35; 36 – 49; bdg. Yohanes 20:19-23; 24 – 29; 21:1-14).
Sama seperti penginjil lainnya, Yohanes mengawali laporan kebangkitan Yesus dengan penemuan kubur kosong. Persamaan lainnya yakni mengenai peranan Maria Magdalena. Menurut Injil-Injil lain, Maria ada di kelompok para wanita yang pagi-pagi benar sudah mengunungi kubur Yesus. Yohanes pun tidak mengabaikan kebungkinan itu, dan sebenranya menandakan kehadiran perempuan lain di balik pertanyaan Maria dalam ayat 2, “.....kami tidak tahu....”. Namun, Yohanes memusatkan laporannya pada Maria Magdalena. Kemudian penulis Injil Yohanes mengambil waktu untuk menggambarkan keadaan pakaian kubur (Yohanes 20:6-7).
BACA JUGA: 5 MAKNA KEBANGKITAN YESUS DALAM KEHIDUPAN KITA
- Kebangkitan Kristus
Kematian Yesus bukanlah akhir dari kehidupan dan pekerjaan Tuhan Yesus. Dalam Injil Sinoptik mencatat bahwa peristiwa penyaliban itu disusul dengan berita gembira yakni bahwa Yesus hidup dan bangkit pada hari ketiga setelah kematian-Nya (bdg. Matius 27:62 ; Markus 15:42-47; Matius 28:1-10; Mrk. 16:1-8; Lukas 24:1-12). Penulis Injil sinoptik sama-sama menceritakan bahwa pada hari pertama Minggu itu, Pagi-pagi benar, berapa perempuan pergi ke kubur Yesus dengan tujuan untuk meminyaki tubuh Yesus. Namun Yesus sudah bangkit.
Para penulis Sinoptik mencatat bahwa kebangkitan Yesus terjadi “Setelah hari Sabat lewat (Matius 28:1; Markus 16:1 dan Lukas 24:1). Injil Sinoptik dengan jelas memnceritakan bahwa Yesus bangkit setelah hari Sabat lewat. Penulis Injil Sinoptik melaporkan bahwa pada hari Sabat yaitu pada waktu Yesus di dalam kubur adalah hari Sabat yang istimewa sebab hari itu berhubungan dengan hari Raya Paskah orang Yahudi yaitu hari perayaan pembebasan bangsa Israel dari Mesir. Tampaknya para penulis Injil Sinoptik menghubungkan peristiwa kebangkitan Yesus dalam konteks pemikiran Yahudi dengan menekankan bahwa kematian Yesus telah menggenapi tuntutan hari raya Paskah dan tuntutan Hukum Taurat (Sabat), yaitu pada Pagi hari yakni hari yang ketiga setelah kematian-Nya. Markus dan Lukas menambah bahwa kebangkitan Yesus terjadi pada Pagi hari pertama Minggu itu yaitu pada pagi-pagi benar setelah matahari terbit dan terang matahari menyinari bumi (Matius 28:1; Markus 16:2; Lukas 24:1). Kemudian menurut Injil-Injil Sinoptik, Yesus menampakkan diri kepada para perempuan (Mrk. 16:5-7; Matius 28:9-10; Yohanes 20:11-18), dan kemudian kepada para murid-murid-Nya (Lukas 24:13-35; 36 – 49; bdg. Yohanes 20:19-23; 24 – 29; 21:1-14).
Sama seperti penginjil lainnya, Yohanes mengawali laporan kebangkitan Yesus dengan penemuan kubur kosong. Persamaan lainnya yakni mengenai peranan Maria Magdalena. Menurut Injil-Injil lain, Maria ada di kelompok para wanita yang pagi-pagi benar sudah mengunungi kubur Yesus. Yohanes pun tidak mengabaikan kebungkinan itu, dan sebenranya menandakan kehadiran perempuan lain di balik pertanyaan Maria dalam ayat 2, “.....kami tidak tahu....”. Namun, Yohanes memusatkan laporannya pada Maria Magdalena. Kemudian penulis Injil Yohanes mengambil waktu untuk menggambarkan keadaan pakaian kubur (Yohanes 20:6-7).
BACA JUGA: 5 MAKNA KEBANGKITAN YESUS DALAM KEHIDUPAN KITA
- Kenaikan Kristus
Selanjutnya mengenai kenaikkan Kristus. Di antara kitab-kitab Injil Sinoptik, hanya Lukas yang menyebutkan secara khusus mengenai kepergian Yesus sesudah beberapa peristiwa penampakkan diri setelah kebangkitan. Catatan Lukas singkat (Lukas 24:50-51) dan tidak langsung menyebutkan kenaikan Yesus, walaupun di dalamnya terkandung maksud itu. Riwayat yang dinyatakan Lukas mengenai pelayanan Yesus di dunia lebih lengkap daripada riwayat dalam kitab-kitab Injil lain, karena penulis memulainya dengan kedatangan Kristus (Kelahiran) sampai kepergian Kristus (Kenaikkan). Beberapa ahli melihat adanya kesamaan antara kisah Lukas mengenai pengagungan Yesus di atas gunung dan kenaikkan-Nya, dan mereka berpendapat bahwa Lukas menyadur kisah yang ditulis oleh Markus supaya memperoleh kesamaan yang lebih dekat. Akan tetapi tidak ada bukti yang meyakinkan mengenai “penyanduran” itu, karena perbedaan kisah pengagungan dalam Injil Markus dan Injil Lukas terdapat dalam penggunaan kata-kata dan pengungkapan, dan hal ini tidak menunjukkan bahwa Lukas membuatnya secara sengaja dengan tujuan memasukkan tema kenaikan. Kemudian bagian penutup dari Injil Markus (Markus 16:19) mencatat peristiwa kenaikan secara singkat, tetapi bagian penutup ini pada umumnya dianggap bukan tulisan Markus. Akan tetapi dalam Markus 16:19, lebih jelas menyebutkan tentang kedudukan Yesus di sebelah kanan Allah, dan hal tersebut tidak disebutkan didalam Injil Lukas. Dan dalam bagian penutup Injil Matius, diceritakan bahwa Kristus yang bangkit menjanjikan kuasa-Nya kepada murid-murid-Nya. Matius lebih tertarik pada pertintah Yesus yang terakhir daripada kenaikan-Nya. Kata-kata mengenai kuasa yang diberikan Yesus agak sejajar dengan Daniel 7:13 yang mengatakan bahwa Anak Manusia datang kepada Yang Lanjut Usia.
BACA JUGA: SUMBER HISTORIS KEMATIAN KRISTUS
Selanjutnya mengenai kenaikkan Kristus. Di antara kitab-kitab Injil Sinoptik, hanya Lukas yang menyebutkan secara khusus mengenai kepergian Yesus sesudah beberapa peristiwa penampakkan diri setelah kebangkitan. Catatan Lukas singkat (Lukas 24:50-51) dan tidak langsung menyebutkan kenaikan Yesus, walaupun di dalamnya terkandung maksud itu. Riwayat yang dinyatakan Lukas mengenai pelayanan Yesus di dunia lebih lengkap daripada riwayat dalam kitab-kitab Injil lain, karena penulis memulainya dengan kedatangan Kristus (Kelahiran) sampai kepergian Kristus (Kenaikkan). Beberapa ahli melihat adanya kesamaan antara kisah Lukas mengenai pengagungan Yesus di atas gunung dan kenaikkan-Nya, dan mereka berpendapat bahwa Lukas menyadur kisah yang ditulis oleh Markus supaya memperoleh kesamaan yang lebih dekat. Akan tetapi tidak ada bukti yang meyakinkan mengenai “penyanduran” itu, karena perbedaan kisah pengagungan dalam Injil Markus dan Injil Lukas terdapat dalam penggunaan kata-kata dan pengungkapan, dan hal ini tidak menunjukkan bahwa Lukas membuatnya secara sengaja dengan tujuan memasukkan tema kenaikan. Kemudian bagian penutup dari Injil Markus (Markus 16:19) mencatat peristiwa kenaikan secara singkat, tetapi bagian penutup ini pada umumnya dianggap bukan tulisan Markus. Akan tetapi dalam Markus 16:19, lebih jelas menyebutkan tentang kedudukan Yesus di sebelah kanan Allah, dan hal tersebut tidak disebutkan didalam Injil Lukas. Dan dalam bagian penutup Injil Matius, diceritakan bahwa Kristus yang bangkit menjanjikan kuasa-Nya kepada murid-murid-Nya. Matius lebih tertarik pada pertintah Yesus yang terakhir daripada kenaikan-Nya. Kata-kata mengenai kuasa yang diberikan Yesus agak sejajar dengan Daniel 7:13 yang mengatakan bahwa Anak Manusia datang kepada Yang Lanjut Usia.
BACA JUGA: SUMBER HISTORIS KEMATIAN KRISTUS
Kemudian dalam Injil Yohanes tidak memuat suatu laporan pun mengenai kenaikan Yesus, namun di dalamnya terdapat petunjuk-petunjuk yang penting mengenai kenaikan itu. Dalam Yohanes 3:13 Yesus berkata, “Tidak ada seorang pun yang telah naik ke sorga, selain daripada Dia yang telah turun dari sorga, yaitu Anak Manusia.” Ayat ini kemungkinan besar mengacu kepada peristiwa yang akan terjadi ke depan pada kejadian yang diharapkan-Nya. Ada juga di dalam Yohanes 6:62, disitu tercatat suatu pernyataan Yesus kepada beberapa murid-Nya, “Dan bagaimana jikalau kamu melihat Anak Manusia naik ke tempat di mana Ia sebelumnya berada?” Pertanyaan ini kemungkinan terjadinya kenaikan pada waktu yang akan datang. Lalu di dalam Yohanes 20:22 di situ menyinggung tentang pemberian Roh Kudus, dari situ kita tidak perlu menarik kesimpulan bahwa pemberian Roh Kudus pada saat itu merupakan bukti bahwa kenaikan sudah terjadi berdasarkan pernyataan Yesus dalam Yohanes 7:39, karena pencurahan Roh Kudus terjadi secara penuh pada hari Pentakosta, dan tentu saja penulis Injil Yohanes menyadari hal itu.KEHIDUPAN YESUS MENURUT INJIL SINOPTIK DAN YOHANES.
https://teologiareformed.blogspot.com/