DOSA, HUKUMAN ALLAH DAN PERUBAHAN DUNIA AKIBAT DOSA
Pendahuluan:
Dosa adalah salah satu tema sentral dalam Alkitab yang berdampak besar bagi manusia dan dunia sejak kejatuhan manusia di Taman Eden. Dosa bukan hanya suatu tindakan yang melanggar perintah Allah, tetapi juga suatu kondisi manusia yang terpisah dari Allah.Dalam artikel ini, kita akan membahas pengertian dosa, bagaimana dosa menyebabkan hukuman Allah, serta dampaknya terhadap dunia dan seluruh ciptaan. Kita juga akan melihat bagaimana rencana Allah dalam penebusan membawa harapan dan transformasi.
1. Pengertian Dosa dalam Alkitab
A. Definisi Dosa
Secara etimologis, kata "dosa" dalam bahasa Ibrani adalah "חַטָּאָה" (khata’), yang berarti meleset dari sasaran. Dalam Perjanjian Baru, dosa disebut dengan kata "hamartia" (ἁμαρτία), yang juga bermakna meleset dari tujuan atau standar yang ditetapkan Allah. Dalam konteks teologi, dosa adalah pelanggaran terhadap hukum atau perintah Allah yang sempurna.
Dosa tidak hanya terbatas pada tindakan atau perilaku tertentu, tetapi juga mencakup pikiran, keinginan, dan sikap hati yang salah. Dalam Roma 3:23, dikatakan, "Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah." Ini berarti setiap manusia secara alami cenderung untuk berdosa, dan dosa menyebabkan kita kehilangan kemuliaan serta hubungan sempurna dengan Allah.
B. Asal Mula Dosa
Dosa pertama kali masuk ke dunia melalui ketidaktaatan Adam dan Hawa di Taman Eden, yang dicatat dalam Kejadian 3. Dalam narasi ini, Hawa tergoda oleh ular (Iblis) untuk melanggar perintah Allah dengan memakan buah dari pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat. Adam juga ikut melanggar perintah Allah dengan memakan buah tersebut. Kejadian ini dikenal sebagai kejatuhan manusia, dan sejak saat itu, dosa memasuki dunia dan memengaruhi seluruh umat manusia.
Dalam Roma 5:12, Paulus menjelaskan, "Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa." Dengan kata lain, dosa asal Adam dan Hawa membawa konsekuensi yang serius bagi seluruh umat manusia. Melalui ketidaktaatan mereka, semua orang mewarisi natur berdosa yang membuat kita cenderung memberontak melawan Allah.
C. Macam-Macam Dosa
Dosa dapat dikategorikan dalam berbagai bentuk, baik dalam tindakan, pikiran, atau perkataan. Berikut beberapa kategori dosa yang disebutkan dalam Alkitab:
Dosa Perbuatan: Ini adalah dosa yang dilakukan melalui tindakan yang melanggar perintah Allah, seperti mencuri, membunuh, atau berzinah. Dalam Galatia 5:19-21, Paulus menyebutkan perbuatan daging seperti percabulan, penyembahan berhala, iri hati, amarah, dan lain sebagainya.
Dosa Pikiran: Dosa juga dapat dilakukan dalam pikiran, seperti kebencian, kesombongan, dan keinginan yang jahat. Yesus dalam Matius 5:28 berkata, "Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya."
Dosa Perkataan: Perkataan yang tidak benar, seperti kebohongan, fitnah, atau kata-kata kasar, juga termasuk dosa. Yakobus menegaskan bahwa lidah adalah alat yang sulit dikendalikan dan bisa membawa kebinasaan (Yakobus 3:6).
Dosa yang Tidak Disadari: Dosa tidak selalu disadari oleh orang yang melakukannya. Dalam Mazmur 19:13, Daud meminta Tuhan agar ia dibebaskan dari dosa yang tidak ia sadari.
2. Hukuman Allah Terhadap Dosa
A. Konsekuensi Dosa Menurut Alkitab
Dosa tidak hanya merusak hubungan manusia dengan Allah, tetapi juga mendatangkan hukuman yang adil dari Allah. Dalam Alkitab, hukuman Allah terhadap dosa mencakup tiga aspek utama: hukuman spiritual, hukuman fisik, dan hukuman kekal.
- Hukuman Spiritual: Kematian Rohani
Kejatuhan manusia menyebabkan terputusnya hubungan langsung antara manusia dan Allah. Kematian rohani adalah kondisi di mana manusia terpisah dari sumber kehidupan sejati, yaitu Allah. Dalam Efesus 2:1, Paulus berkata bahwa kita semua "mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosa" sebelum diselamatkan oleh Kristus. Kematian rohani berarti bahwa kita tidak lagi memiliki hubungan yang hidup dengan Allah tanpa pertobatan dan iman kepada Kristus.
- Hukuman Fisik: Kematian Jasmani
Selain kematian rohani, dosa juga membawa kematian jasmani. Allah memperingatkan Adam bahwa jika dia memakan buah dari pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat, "pasti engkau mati" (Kejadian 2:17). Setelah kejatuhan, tubuh manusia menjadi fana, dan kematian jasmani menjadi bagian tak terhindarkan dari kehidupan manusia.
Dalam Roma 6:23, Paulus menulis, "Sebab upah dosa ialah maut." Ini menegaskan bahwa kematian adalah akibat langsung dari dosa. Kematian jasmani bukanlah hukuman terakhir, tetapi hanya permulaan dari hukuman yang lebih besar bagi mereka yang tetap hidup dalam dosa tanpa bertobat.
- Hukuman Kekal: Pemisahan Selamanya dari Allah
Hukuman terakhir untuk dosa yang tidak diampuni adalah pemisahan kekal dari Allah, yang dikenal sebagai neraka. Yesus sering berbicara tentang tempat ini sebagai tempat penderitaan kekal (Matius 25:41-46). Mereka yang menolak kasih karunia Allah melalui Yesus Kristus akan menghadapi hukuman kekal, terpisah dari hadirat Allah untuk selama-lamanya.
B. Keadilan dan Kasih Allah dalam Hukuman
Penting untuk dipahami bahwa hukuman atas dosa bukanlah tindakan sewenang-wenang dari Allah, tetapi adalah konsekuensi dari keadilan-Nya yang sempurna. Allah adalah kudus dan adil, sehingga Dia tidak bisa membiarkan dosa tanpa hukuman. Pada saat yang sama, Allah juga adalah kasih, dan melalui kasih-Nya, Dia menyediakan jalan keluar dari hukuman dosa melalui pengorbanan Yesus Kristus di kayu salib.
Dalam Roma 5:8, tertulis, "Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa." Pengorbanan Kristus adalah manifestasi sempurna dari kasih Allah, yang memungkinkan kita untuk bebas dari hukuman dosa jika kita menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat.
3. Perubahan Dunia Akibat Dosa
A. Dosa dan Kerusakan Alam
Ketika Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa, bukan hanya manusia yang terkena dampaknya, tetapi seluruh ciptaan ikut mengalami kerusakan. Allah mengutuk tanah karena dosa mereka (Kejadian 3:17-18), dan sejak saat itu dunia ini mengalami penderitaan, penyakit, bencana alam, dan kematian. Dalam Roma 8:20-22, Paulus menulis bahwa seluruh ciptaan "tertunduk kepada kesia-siaan" dan "merintih" menantikan pembebasan dari dosa dan maut.
Kerusakan alam semesta akibat dosa juga terlihat dalam ketidakseimbangan ekosistem, kelaparan, dan penyakit yang melanda dunia. Alam yang seharusnya menjadi tempat yang sempurna untuk kehidupan manusia sekarang menjadi tempat yang penuh dengan pergumulan dan penderitaan.
B. Dosa dan Hubungan Manusia
Dosa tidak hanya memengaruhi hubungan manusia dengan Allah, tetapi juga merusak hubungan antar manusia. Sejak kejatuhan manusia, dosa seperti kebencian, iri hati, perselisihan, dan kekerasan mulai mewarnai hubungan antar manusia. Contoh pertama adalah pembunuhan Habel oleh Kain yang dicatat dalam Kejadian 4.
Konflik, perang, ketidakadilan sosial, diskriminasi, dan perpecahan keluarga adalah contoh-contoh nyata bagaimana dosa merusak tatanan sosial dan hubungan manusia. Dosa mengakibatkan manusia cenderung untuk mengejar kepentingan pribadi dan mendominasi orang lain, yang akhirnya menyebabkan ketidakadilan dan penindasan di masyarakat.
C. Dosa dan Pengaruh Budaya
Selain itu, dosa juga merusak budaya manusia. Kebudayaan yang seharusnya menjadi sarana untuk memuliakan Allah justru sering kali mencerminkan kejatuhan manusia. Dalam dunia modern, kita dapat melihat bagaimana dosa mempengaruhi seni, hiburan, politik, dan teknologi, yang sering kali digunakan untuk mempromosikan nilai-nilai yang bertentangan dengan kehendak Allah.
Budaya yang terpengaruh oleh dosa mendorong sikap individualisme, hedonisme, materialisme, dan relativisme moral, di mana kebenaran dan moralitas ditentukan oleh preferensi pribadi, bukan oleh standar yang ditetapkan Allah dalam firman-Nya.
4. Harapan dan Penebusan Melalui Kristus
A. Penebusan dari Dosa
Meskipun dosa membawa dampak yang sangat besar bagi manusia dan dunia, Allah menyediakan jalan keluar melalui Yesus Kristus. Melalui kematian dan kebangkitan-Nya, Yesus menanggung hukuman dosa yang seharusnya kita tanggung. Dalam 2 Korintus 5:21, dikatakan, "Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah."
Penebusan melalui Kristus adalah anugerah Allah yang memberikan harapan kepada seluruh umat manusia. Kita dapat dilepaskan dari perbudakan dosa dan maut jika kita bertobat dan percaya kepada Kristus. Yohanes 3:16 mengatakan, "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal."
B. Kehidupan Baru di Dalam Kristus
Melalui penebusan Kristus, manusia tidak hanya dibebaskan dari hukuman dosa, tetapi juga diberikan kehidupan baru di dalam Dia. Dalam 2 Korintus 5:17 dikatakan, "Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang."
Kehidupan baru di dalam Kristus berarti kita dipulihkan untuk hidup sesuai dengan tujuan Allah, yaitu memuliakan-Nya dan hidup dalam kekudusan. Dengan bimbingan Roh Kudus, orang percaya dimampukan untuk melawan dosa dan hidup dalam ketaatan kepada Allah.
C. Pemulihan Dunia pada Kedatangan Kristus yang Kedua
Alkitab mengajarkan bahwa meskipun dunia saat ini berada dalam kerusakan akibat dosa, akan ada pemulihan penuh pada saat kedatangan Kristus yang kedua. Dalam Wahyu 21:1, Yohanes melihat "langit yang baru dan bumi yang baru," di mana tidak ada lagi dosa, penderitaan, atau kematian.
Pada saat itu, Allah akan memulihkan seluruh ciptaan, dan umat-Nya akan hidup dalam hubungan yang sempurna dengan Dia tanpa adanya dosa. Ini adalah pengharapan yang pasti bagi semua orang percaya, bahwa pada akhirnya, dunia yang rusak oleh dosa akan diperbarui sepenuhnya oleh kuasa Allah.
Kesimpulan
Dosa membawa dampak yang luas dan mendalam terhadap manusia dan dunia. Melalui dosa, manusia terpisah dari Allah, mengalami kematian rohani dan jasmani, serta hidup di dunia yang rusak oleh dosa. Namun, melalui kasih karunia Allah dalam Yesus Kristus, kita dapat memperoleh pengampunan, pemulihan, dan kehidupan baru. Pada akhirnya, ada pengharapan akan pemulihan dunia sepenuhnya pada saat kedatangan Kristus yang kedua. Marilah kita hidup dalam pengharapan dan memuliakan Allah dengan hidup kudus di dalam Kristus, sambil menantikan pemulihan dunia yang akan datang.
gadget, bisnis, otomotif |
PENDAHULUAN: DOSA, HUKUMAN ALLAH DAN PERUBAHAN DUNIA AKIBAT DOSA
Apa masalah yang terbesar dari dunia? Ketika manusia tidak sadar dirinya berdosa dan tidak membutuhkan pengampunan dosa. Jadi masalah terbesar bukan masalah ekonomi, kesejahteraan, penyakit, peperangan, atau ancaman orang jahat. Manusia tidak sadar dirinya sudah berdosa sehingga tidak merasa membutuhkan pengampunan dosa.PEMBAHASAN
1) Apa kata Alkitab tentang manusia dan kedudukannya di dunia?
Allah menciptakan malaikat, namun sebagian dari mereka memberontak. Mereka adalah kelompok Iblis dan Setan. Kemudian Allah juga menciptakan alam (Kejadian 1-2). Tuhan tidak pertama-tama menciptakan manusia sebagai image of God. Dikatakan bahwa semuanya baik (Kejadian 1:31). Setelah itu Tuhan kemudian menciptakan manusia yang harus menyembah dan melayani Tuhan. Manusia adalah ciptaan yang paling kompleks karena merupakan gambar Allah. Alam yang sempurna itu diciptakan untuk dinikmati, dikelola, dan dipelihara oleh manusia.Manusia sebagai image of God memiliki keunikan yaitu kita memiliki pikiran (mind). Melalui pikiran kita diajak untuk bisa mengerti pengetahuan Tuhan sehingga kita bisa tahu mana yang benar dan mana yang jahat. Pikiran ini membedakan kita dari ciptaan-ciptaan lain. Kedua, kita diberikan kebenaran (righteousness). Di dalamnya kita bisa mengerti keadilan dan kebijakan. Ketiga, kita diberikan kesucian (holiness). Keagungan manusia adalah bisa menyadari kehadiran Tuhan dan menyatakan kesucian melalui ibadah. Di dalam kesucian itu ada nilai takut akan Tuhan. Jadi inilah keunikan kita. Semua ini hanya ada dalam manusia di antara semua ciptaan.
2) Mengapa manusia bisa jatuh di dalam dosa?
Jika Allah menciptakan manusia dalam keadaan yang unik dan khusus, maka mengapa manusia bisa jatuh di dalam dosa? Jika kita adalah makhluk yang mulia, mengapa Allah dalam kedaulatan-Nya tidak menjaga kita dari pengaruh Iblis? Manusia diciptakan dengan kebebasan. Di taman Eden, Allah menguji manusia untuk bisa menyatakan ketaatannya. Iblis diizinkan ada pada saat itu. Iblis memakai ular untuk menggoda dan mencobai Adam dan Hawa.Dalam doa Bapa kami dituliskan: janganlah membawa kami ke dalam pencobaan (Matius 6:13). Allah tidak mencobai siapa pun juga. Iblis mencobai kita dan kita bisa jatuh karena keinginan kita yang berbuah menjadi kejahatan. Bagaimana ia mencobai Adam dan Hawa? Ia menanamkan kecurigaan dan janji-janji yang semu. Mereka dijanjikan pengetahuan. Manusia digoda untuk melawan perintah ‘Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati’ (Kejadian 2:16-17).
Kebebasan Iblis tidak netral, namun kebebasan manusia itu netral. Jadi manusia bisa dicobai. Iblis memakai ular sebagai alat. Ular itu bukanlah hewan yang khusus dimiliki oleh Setan. Ular merupakan ciptaan Tuhan. Di taman Eden, ular hanya diperalat. Dalam kebebasan manusia yang netral, Tuhan sedang menguji Adam dan Hawa. Dalam kebebasan itu, manusia bisa membuat pilihannya sendiri. Iblis menggunakan kesempatan itu. Dalam intelek, makan buah menyingkapkan ketidakpercayaan dan kesombongan. Allah sudah memberikan perintah dengan jelas kepada Adam dan Adam sudah menyampaikan perintah itu kepada Hawa.
Dalam kehendak, makan buah adalah keinginan untuk menjadi sama seperti Allah. Dalam cobaan Iblis tampak satu tujuan yaitu untuk menjadi sama seperti Allah. jadi Setan menggarap cara berpikir kita terlebih dahulu. Ia menanamkan titik-titik kelemahan dalam paradigma kita. Ia mengubah pikiran kita dan menanamkan kehendak dan keberanian untuk melawan Allah. Ketiga, manusia memiliki perasaan dan manusia bisa menanggapi segala hal yang terjadi. Kita memiliki empati dan emosi. Di dalam afeksi, memakan buah terlarang itu berarti mencari kepuasan yang tidak suci. Segala hal yang instan dan cepat bukanlah program Tuhan tetapi program Iblis.
Iblis adalah bapa segala dusta. Ia memiliki pengetahuan namun ia tidak mahatahu. Ia bisa bekerja 24 jam sehari. Ia tahu titik kelemahan Adam dan Hawa, juga kita. Maka dari itu kita harus berhati-hati. Surat Efesus mengingatkan kita untuk terus memiliki jiwa peperangan. Kita harus memiliki perjuangan iman untuk menggenapkan kehendak Tuhan. Iblis menggarap intelek, kehendak, dan afeksi untuk menjatuhkan manusia. Adam tidak peka dan tidak berhasil mengajarkan teologi yang benar kepada istrinya sehingga akhirnya mereka jatuh.
3) Mengapa semua manusia juga berdosa?
Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa yang mengakibatkan semua manusia jatuh ke dalam dosa. Dalam teologi Reformed ada konsep representatif yang menjelaskan hal ini. ketika manusia berdosa, alam pun menjadi rusak. Manusia diberikan mandat kerja untuk menggarap alam, sehingga keberdosaan itu membuat alam juga menjadi rusak. Dosa Adam juga merupakan pelanggaran hukum kasih (lawlessness, 1 Yohanes 3:4). Dalam hal ini ada perlawanan dan pemberontakan terhadap perjanjian kerja (Hosea 6:7). Spirit pemberontakan adalah spirit untuk berdosa.Dosa universal juga merupakan keinginan berbuat melalui pikiran – perasaan yang melampaui standar alami, cukup, dan berguna, seperti dosa mata (Matius 5:27-30, 6:22-23), dosa makan (Matius 6:25, 1 Timotius 4:4-5), kemalasan (2 Tesalonika 3:10, Amsal 6:9), dan lainnya. Segala hal yang berlebihan dari standar alami bisa membuat kita menjadi berdosa. Dosa dimulai dari pikiran, jadi yang disebut dosa itu bukan hanya perbuatan. Jadi konsep dosa dalam kekristenan tidaklah seperti agama lain yang menyatakan bahwa dosa itu hanya mencakup perbuatan.
Setiap dari kita memiliki hati nurani. Itu adalah gabungan dari pikiran dan perasaan yang menggerakkan kehendak kita. Namun setelah kejatuhan dalam dosa, hati nurani pun menjadi berdosa. Manusia bisa jatuh dalam dosa mata, apalagi dalam zaman teknologi seperti sekarang. Manusia bisa jatuh juga dalam dosa makan. Orang-orang bisa berkelahi karena makanan. Jadi manusia bisa diperbudak oleh keinginan.
Dosa pertama adalah manusia mau bebas di dalam kebebasannya sehingga manusia mau berbuat sesuatu berdasarkan kehendak dirinya sendiri. Adam dan Hawa mau melampaui kebebasan mereka yang terbatas. Pembunuh masa depan, nilai kerja, citra, dan keluarga kita adalah kebebasan yang tidak diselaraskan dengan kehendak Tuhan. Ketika kebebasan kita dipusatkan pada diri, maka keinginan daging menjadi tuan atas diri kita.
Kejatuhan manusia di dalam dosa ini membuat manusia bertanggung jawab kepada penghukuman (Roma 3:19, 5:18; Efesus 2:3) dan juga kerusakan yang tidak dapat dipisahkan. Semua manusia bersalah di dalam Adam dan oleh karena itu dilahirkan dengan suatu natur yang rusak (Yeremia 17:9, Yesaya 6:5, Roma 8:5-8, Efesus 4:17-19). Ada konsekuensi dari kejatuhan manusia di dalam kedaulatan Tuhan. Setiap dosa kita pasti menimbulkan konsekuensi. Tanpa diajarkan untuk berbuat dosa, manusia pasti bisa berdosa. Jadi setiap manusia membutuhkan penebusan dan keselamatan dari Tuhan Yesus Kristus.
4) Bagaimana keberadaan manusia setelah jatuh dalam dosa?
Ada murka dan hukuman Tuhan setelah kejatuhan manusia.d) Semua manusia terhilang dari hadapan Allah (Lukas 19:10; Roma 3:9-18; 2 Korintus 4:3). Ini berarti manusia tidak lagi ada sebagaimana ia diciptakan Allah. gambar Allah dalam diri manusia sudah rusak.
5) Hukuman Tuhan
Kita adalah pendosa, budak dosa, budak dunia, budak Setan, mati rohani, terhilang, berhutang, dan tidak berdaya. Upaya manusia apa pun tidak akan dapat menyelamatkan. Dari keberdosaan manusia, muncul perbuatan dosa seperti berbohong, menipu, membunuh, berzina, berpikir kotor, membenci, memfitnah, dan lainnya. Di dalam murka-Nya, Tuhan bisa membiarkan manusia sehingga terus berdosa dan hidup dalam kecemaran. Ini adalah hal yang menakutkan. Orang yang bukan anak Tuhan akan dibiarkan, namun anak Tuhan tidak akan ditinggalkan oleh Tuhan. Orang yang umat Allah akan mati dalam dosa, namun kita yang percaya mati terhadap dosa.6) Perubahan dunia yang total dan radikal setelah jatuh dalam dosa
Masa pandemi ini benar-benar mengubah dunia. Kita pun harus berubah. Tuhan menciptakan segala sesuatu indah dan baik adanya, namun kejatuhan dalam dosa itu mengubah segala sesuatu. Mutasi DNA yang menghasilkan virus yang mematikan bisa terjadi dalam kedaulatan Tuhan. Tuhan tidak menciptakan virus itu tetapi membiarkannya sehingga virus itu bisa ada dan mematikan manusia. Perubahan dunia yang total dan radikal setelah jatuh dalam dosa adalah(iii) Hubungan dengan ciptaan lain rusak, manusia mulai menggunakan ciptaan lain dengan cara-cara yang merusak (Kejadian 3:17-19).
BACA JUGA: YESUS MEMIKUL HUKUMAN DOSA: EKSPOSISI MATIUS 27:46
c) Perubahan budaya juga terjadi. (i) Budaya tunggal menjadi budaya pluralis di daerah Mesopotamia yang dibatasi oleh dua buah sungai, yakni sungai Efrat dan sungai Tigris. Sesudah peristiwa menara Babel, budaya manusia telah diserakkan dan mengalami perubahan kepada pluralisme budaya. (ii) Budaya Ibrani (umat Israel). Budaya Israel lahir ketika umat Israel keluar dari perbudakan Mesir. Identitas budaya ini lebih jelas lagi ketika hukum Taurat itu diberikan di gunung Sinai. (iii) Budaya ini kemudian berkembang menjadi budaya campuran antara budaya Ibrani dan budaya bangsa-bangsa lain, terutama di pembuangan, dan seterusnya. Saat ini perubahan budaya terus terjadi. Jadi ada perkembangan terus menerus.
d) Perubahan masyarakat sosial juga terjadi. (i) Mulai dari peasant, kinship (kekeluargaan), tribal (kelompok suku), pleasure, media sosial. Banyak orang sekarang berkumpul demi kenikmatan. Keinginan dijadikan tuan. Media sosial juga memengaruhi hal ini. Jadi semua ini harus ditebus agar dipakai untuk kemuliaan Tuhan. (ii) Nilai tukar juga mengalami perubahan dari sistem barter ke sistem mata uang dan sekarang e-money, dan lainnya.
e) Perubahan pendekatan dengan Allah. (i) Penampilan pendekatan dengan Allah juga mengalami perubahan. Tujuan perubahan ini adalah agar Allah dapat bertemu dengan manusia dalam konteksnya. (ii) Contoh perubahan dalam penampilan Allah antara lain: Allah Tritunggal, tiga orang yang dilihat Abraham, Malaikat Tuhan, Panglima Balatentara Allah, kehadiran Allah dalam tiang awan dan tiang api, dan lainnya. Namun dalam Perjanjian Baru, ini berubah lagi. Kita sekarang bertemu dengan Tuhan melalui Firman Tuhan.
f) Perubahan kepemimpinan Allah. (i) Allah yang memelihara dan menghukum manusia untuk keturunan Adam dan Nuh. (ii) Allah sebagai yang memanggil, memelihara, membela bagi Abraham, Ishak, dan Yakub. (iii) Allah sebagai pembebas bagi umat di perbudakan Mesir. (iv) Allah sebagai pemelihara dan pemberi hukum di padang gurun (hukum Taurat). (v) Allah sebagai panji-panji, untuk umat di tanah Kanaan. (vi) Allah sebagai yang memerintah di zaman Hakim-Hakim dan Raja-Raja. Allah mengontrol agar imoralitas tidak berkembang melalui para hakim dan raja. (vii) Allah sebagai Juru selamat dan pembebas di pembuangan Babel bagi umat-Nya.
BACA JUGA: PANDANGAN ALKITAB TENTANG DOSA ASAL (ORIGINAL SIN)
h) Perubahan kepemimpinan manusia. (i) Kepemimpinan tradisional (kepala suku) (ii) kepemimpinan teokrasi (raja, imam, dan nabi) (iii) kepemimpinan demokrasi (iv) kepemimpinan otoriter (v) dan lainnya. Melalui masa pandemi ini para pemimpin diuji. Kabar-kabar konspirasi bermunculan dan diuji kebenarannya. Kepemimpinan manusia selalu berubah, namun kepemimpinan yang benar adalah kepemimpinan yang menyatakan kebesaran Tuhan.
KESIMPULAN
Kita diciptakan oleh Tuhan itu baik adanya. Tuhan tidak menciptakan dosa dan penyakit. Semua itu ada karena Tuhan membiarkan atau mengizinkan. Tuhan bisa memakai 10 tulah untuk menghukum Firaun menyatakan kebesaran Tuhan. Adam dan Hawa jatuh setelah dibujuk Iblis. Manusia menjadi terpisah dari Allah karena ada jurang yang memisahkan yaitu dosa. Solusi dari semua itu adalah pekerjaan Kristus di kayu salib. Di sana ada nilai penebusan. Allah menyediakan blueprint bagi manusia dan dunia. Allah punya program dalam sejarah. Tuhan Yesus Kristus datang dalam waktu Allah agar kita yang percaya mendapat penebusan. Allah memberikan kairos dan kronos. Pada akhirnya Yesus akan datang kembali untuk membawa kita.Apa yang Alkitab katakan tentang citra diri? 1) Tidak ada yang benar, seorang pun tidak (Roma 3:10), 2) tidak ada seorang pun yang berakal budi (Roma 3:11a), 3) tidak ada seorang pun yang mencari Allah (Roma 3:11b), 4) semua orang telah menyeleweng, mereka semua tidak berguna (Roma 3:12a), 5) tidak ada berbuat baik, seorang pun tidak (Roma 3:12b). Mengapa keberadaan manusia seperti ini? Karena semua orang telah berbuat dosa dan kekurangan kemuliaan Allah (Roma 3:23).
Q & A
Q. Dalam teologi Reformed semua manusia berdosa. Setidaknya orang berdosa sejak dari kandungan karena ada original sin. Original sin akan menjadi actual sin. Apakah original sin membuat manusia kehilangan kemuliaan Allah?
A. Original sin membuat kita mengalami kerusakan total. Jadi bukan ‘kehilangan’. Pikiran, perasaan, dan kesucian kita menjadi rusak. Ada kelompok-kelompok yang menyatakan bahwa manusia tidak rusak total, tetapi Reformed menyatakan bahwa manusia rusak total. Jadi semua manusia membutuhkan Kristus untuk dibarui.
Q. Apakah kematian Kristus menyelesaikan original sin pada semua manusia? Apakah dasar keselamatan bayi yang mati? Karena saya mendengar ada kaitannya dengan baptisan anak.
A. Bayi pun berdosa. Makanan bisa dikuduskan melalui doa. Suami yang tidak mengenal Tuhan bisa dikuduskan melalui doa seorang istri. Dalam konsep Reformed, bayi dari orang tua Kristen jika meninggal, maka akan meninggal di dalam Tuhan. Ini karena iman orang tua. Pada saat Kristus datang kembali, bayi-bayi ini akan mencapai kesempurnaan. Semua orang yang percaya akan mendapatkan tubuh yang baik. Baptisan tidak menyelamatkan, namun baptisan adalah konfirmasi iman orang tua untuk mendidik anak agar ia mengenal Tuhan.
Q. Jika original sin tidak diturunkan secara konkupisensi, bagaimana dosa asal diturunkan?
A. Dosa asal diturunkan dalam nilai natur. Natur ini akan terus terbawa secara alami. Kita semua adalah keturunan Adam.