SIFAT DAN KARYA ROH KUDUS

Pdt. DR. Stephen Tong

Hidup Kristen Yang Berbuah

BAB 4 : SIFAT DAN KARYA ROH KUDUS

Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya. Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah. Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu. Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku. Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa. Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar. Jikalau kamu tinggal di dalam Aal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya. Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku. (Yohanes 15:1-8)
SIFAT DAN KARYA ROH KUDUS
Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu--seperti yang telah kubuat dahulu--bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu. (Galatia 5:19-23)

Seorang Kristen adalah seorang yang diberi hidup, dan orang yang hidup harus diberi suatu tanda yang membuktikan hidup itu sedang berlangsung yaitu berbuah. Allah menciptakan segala tumbuh-tumbuhan dengan satu keinginan yaitu agar tumbuh-tumbuhan itu berbuah. Jadi urutannya adalah: pohon – buah – benih. Setiap buah mengandung benih, dan di dalam benih itu mengandung hidup yang baru untuk berbuah lagi. Itu adalah dalil di mana Tuhan yang hidup menyatakan kuasa-Nya dalam ciptaan dengan menciptakan hidup yang terus menerus. Demikianlah akan terjadi sampai kehendak Tuhan genap atas dunia ini.

Yesus Kristus berkata kepada murid-murid-Nya, “Bukan kamu yang telah memilih Aku, tetapi Akulah yang telah memilih kamu.” Inisiatif berasal dari Tuhan. Orang yang bijaksana adalah orang yang selalu mau berinisiatif dalam segala hal yang bijak, bajik dan bermoral. Orang yang tidak perlu disuruh ataupun dipaksa dan tidak perlu harus dipengaruhi oleh orang lain dan dari dalam dirinya timbul suatu pikiran yang sehat dan bijak, akan menjadi seorang yang penting sekali.

A. INISIATOR YANG BIJAKSANA

Allah kita adalah Allah yang berinisiatif dan menjadi sumber segala yang baik. Segala kebajikan berasal dari Tuhan Allah sendiri. Ia memberikan anugerah-Nya kepada manusia dan kemudian manusia bersaksi dan digerakkan. Kalau ajaran ini tidak memiliki fokus dan titik pusat serta urutan yang jelas, maka gereja bisa menjadi gereja di mana manusia dianggap menjadi pusat dan Allah menjadi tamu di dalam gereja. Inisiatif-inisiatif ysng baik berasal dari Inisiator yang asli. Kalau kita senantiasa memikirkan kewajiban dan apa yang seharusnya kita kerjakan dan ada suatu sumber inisiatif dalam diri kita yang meneladani Kristus Tuhan, maka saat itulah kita akan membereskan banyak hal.

Yesus Kristus adalah sumber dari pemilihan atas umat yang diselamatkan. Kristus adalah sumber dari anugerah. Sebelum kita mengenal Dia, Dia sudah mengenal kita; sebelum kita mencintai Dia dan bertobat, Dia sudah mati di atas kayu salib untuk menggantikan kita, dan sudah mengirimkan Roh Kudus yang bekerja dalam hati, sehingga kita menjadi orang yang kembali kepada Dia. Demikianlah keadaan hidup berbuah adalah hidup yang meneladani Kristus, yaitu hidup yang berinisiatif. “Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang telah memilih kamu.” Kristus menjadi sumber inisiatif hidup kerohanian yang beres.

Charles H.Spurgeon yang disebut sebagai The Prince of The Preacher, mengatakan, “Bagaimana orang berdosa seperti saya bisa memilih Allah yang sejati?” Bukankah orang-orang telah memilih dewa-dewa yang tidak beres untuk menjadi dewa mereka? Bukankah begitu banyak orang telah memilih ilah-ilah yang palsu sebagai obyek penyembahan mereka? Ini berarti di dalam agama-agama, kita selalu bisa memilih yang salah. Alkitab berkata kepada kita bahwa kita adalah seperti domba-domba yang tersesat dan masing-masing memilih jalan kesesatannya sendiri. Tuhan memakai sebutan “domba” untuk mencerminkan keadaan rohani kita masing-masing. Mengapakah Tuhan memakai domba sebagai lukisan dari hidup rohani manusia? Mengapa bukan ayam, anjing, kucing?

Charles H.Spurgeon mempunyai suatu jawaban yang baik. Domba mempunyai suatu kelemahan yang besar yaitu begitu bodoh di dalam menentukan arah. Domba selalu tidak bisa kembali ke tempat asalnya, apabila ia dilepaskan dari kandangnya. Tuhan tidak salah telah memilih domba untuk melukiskan keadaan rohani kita masing-masing. 

Orang-orang pada abad ini bukan tidak memiliki ilmu pengetahuan, teknologi atau pun pendidikan yang tinggi. Kalau dulu orang yang mempunyai gelar sarjana sudah mengagumkan seluruh kampung, maka sekarang orang bergelar PH.D sudah banyak. Pendidikan sudah begitu maju, ilmu pengetahuan sudah begitu modern, tetapi ada satu hal yang tidak pernah ada kemajuan, yaitu: Mengenal arah yang benar.

Jika tidak mengenal arah yang benar, maka manusia terjerumus dalam keadaan meraba-raba tentang arti hidup dan bagaimana menetapkan hari depan. Manusia paling tidak bisa mengetahui arah yang benar, baik itu dalam pengetahuan, politik maupun teknologi. Segala ideologi dan isme-isme, tidak pernah memberikan arah yang benar dan tepat kepada umat manusia. Itulah sebabnya Alkitab mengatakan bahwa kita seperti domba yang tersesat. 

Ini merupakan fakta yang begitu nyata. Kita harus berhati-hati memilih, tetapi dalam memilih kemungkinan untuk salah selalu ada. Waktu memilih barang bisa salah, memilih makanan salah, memilih buku salah, memilih istri bisa salah, memilih suami bisa salah, pilih sekolah bisa salah. Kalau di dalam hal yang kecil-kecil saja kita bisa salah, mengapa waktu memilih agama bisa betul?

Kalau Anda bisa memilih agama yang benar dan bisa memilih Allah yang benar, itu berarti Anda sudah menerima anugerah sebelum Anda memilih. Agustinus memberikan ilustrasi seperti demikian: “Apakah karena saya berdoa kepada Allah, maka kemudian Allah menjawab doa saya dan menerima anugerah? Bagaimana saya bisa berdoa kepada-Nya dengan baik, kecuali Allah sudah memberikan anugerah dan arah yang benar kepada saya?”

Akhirnya Agustinus mengerti bahwa karena anugerah Allah maka ia bisa berdoa dengan benar dan memiliki hidup kerohanian yang beres. Pandangan ini akhirnya diangkat kembali oleh Charles H.Spurgeon setelah1350 tahun, ia mengatakan: “Kalau saya bisa pilih Allah yang tepat dan Allah yang saya pilih adalah Allah yang sejati, ini bukan berarti bahwa saya sudah bisa memilih Allah, tetapi karena Allah yang sejati sudah memilih saya dan menaruh bibit iman di dalam hati saya, sehingga saya bisa memilih Allah yang benar melalui bibit yang ditanamkan Allah.” Inilah suatu pengertian yang luar biasa, yaitu: Anugerah Tuhan mendahului respons manusia. Anugerah Tuhan menetapkan seseorang agar bisa mempunyai tindakan yang benar.

B. DIPILIH UNTUK APA ?

Teologi Reformed menegaskan Kedaulatan Allah dan mementingkan Kebijaksanaan Allah. The Supreme Wisdom of God and The Supreme Power of God determined the grace which caused us to have the right position and right response. Hanya Allah yang mempunyai anugerah yang berinisiatif dan kebijaksanaan tertinggi serta kuasa tertinggi yang mengakibatkan manusia memilih untuk menyembah Dia. Mengapa ada orang yang tidak dipilih? Saya tahu. Saya tahu ada sebagian orang yang dipilih karena Allah mau memilih, karena Allah berkata: “Aku akan memilih siapa yang Kupilih. Aku akan memberikan anugerah kepada siapa yang Kuberi anugerah. Aku tidak berbelas kasihan kepada siapa Aku berbelas kasihan.”

Gereja menjadi simpang siur dan tidak mempunyai arah karena terlalu banyak orang Kristen yang tidak mau belajar. Kalau orang Kristen juga tidak mempunyai arah, bagaimanakah gereja bisa membawa dunia ke arah yang benar? Apakah gereja hanya bisa membawa umat manusia ke dalam emosi keagamaan saja? Barangsiapa yang sudah sadar dengan pengertian bahwa dirinya sudah dipilih oleh Tuhan dalam anugerah-Nya, maka hendaklah ia juga mengerti bahwa Tuhan memilih kita bukan supaya tidak melakukan apa-apa. 

Kita dipilih dan ditetapkan Tuhan Yesus untuk berbuah. Barangsiapa yang sudah menerima anugerah Tuhan, lalu setelah itu bermain-main dengan anugerah, akan menerima hukuman yang besar. Begitu banyak orang sudah membiasakan diri untuk menerima segala sesuatu dan menganggapnya sebagai hal yang seharusnya diterimanya. Take it for granted. Orang demikian menganggap bahwa memang seharusnya Tuhan berbuat baik kepadanya serta mengaruniakan segala sesuatu yang diperlukannya.

Alkitab jelas mengajarkan kepada kita bahwa anugerah Tuhan mengandung suatu tuntutan dan kewajiban yang mutlak untuk taat kepada perintah Tuhan. Yang diberi banyak harus memberikan banyak, mengembalikan banyak dan bekerja dengan giat. Kita dipilih Tuhan supaya dikirim pergi dan menghasilkan buah. Pohon yang berbuah adalah pohon yang menyenangkan Tuhan; pohon yang tidak berbuah adalah pohon yang menunggu untuk ditebang. Begitu banyak orang mulai ditebang dari Kerajaan Tuhan karena mereka hidup tidak berbuah. Mutu yang Tuhan tanamkan adalah mutu yang tinggi dan Dia mengharapkan kita berbuah dengan mutu yang tinggi juga.

C. BUAH KEDAGINGAN

Buah Roh Kudus dicatat setelah serangkaian buah-buah dari hawa nafsu, Galatia 5:19-23 terbagi atas dua bagian, yaitu: tanda-tanda orang yang belum diselamatkan dan tanda-tanda orang yang sebaliknya. Perbuatan-perbuatan orang-orang yang belum diselamatkan adalah perbuatan daging atau buah kedagingan. Sebaliknya buah dari Roh Kudus adalah buah roh. Manusia dilahirkan dengan daging dan memiliki hidup alamiah yang ditandai dengan nafsu kedagingan. Siapa yang tidak memiliki nafsu kedagingan kecuali orang mati? Meskipun demikian, orang yang hidup dengan nafsu kedagingan mungkin diubah dengan merindukan hal-hal rohaniah yang jauh lebih tinggi dari hal-hal duniawi.

Percabulan menyebabkan seorang suami mengkhianati keluarganya, isteri dan anak-anaknya. Apakah Anda tidak puas dengan isteri Anda? Apakah Anda berjanji untuk berlaku tidak setia terhadap hidup rumah tangga yang benar dan bahkan berlaku cemar dengan tidur dengan orang yang bukan suami/isteri Anda? Kalau Anda bisa menguasai seks dengan cinta kasih, maka Anda orang yang hebat; tetapi jika Anda seorang yang cinta kasihnya dikuasai oleh seks, maka itu seperti binatang. Itulah nafsu kedagingan.

Otak kita sangat terbatas kapasitasnya, mengapakah kita mengisinya dengan kejahatan serta kejelekan orang-orang lain dan bahkan menikmati hal itu sebagai kesenangan? Mengapakah Anda bisa hafal kesalahan orang lain dan tidak bisa hafal Alkitab? Orang yang menyimpan kesalahan orang lain adalah seperti orang yang memenjarakan orang lain di dalam penjara pikirannya. Orang seperti ini mengeluarkan tawanannya pada waktu ia mau, lalu memaki-maki dia, setelah itu memasukkannya lagi ke dalam penjara buatannya sendiri. 

Jika Anda terus berbuat demikian, maka pada waktu beranjak tua, pikiran sedemikian akan merongrong Anda. Cobalah untuk melupakan kerusakan orang lain, memaafkan kegagalan orang lain, dan jika mungkin, mengubah hal itu dan bukan menghakimi. Orang yang mengetahui kesalahan adalah orang yang pintar, tetapi orang yang bisa mengubah dunia menjadi lebih baik adalah orang yang agung. Lebih baik menjadi orang yang agung, jangan menjadi orang yang pintar saja. Apakah gunanya Anda mengetahui segala kesalahan dan segala yang kurang baik tanpa bisa memperbaikinya?

Ada satu dalil yang hampir dimiliki oleh setiap gereja. Yang banyak bicara tidak keluar uang, yang keluar uang tidak banyak bicara. Kadang-kadang ada orang yang keluar uang sedikit, bicara banyak; juga ada orang yang keluar uang banyak, bicara sedikit. Janganlah menjadikan kebencian, perseteruan, sikap pemecah-belah dan suka menghakimi, menjadi kebiasaan kita, karenaTuhan mengatakan bahwa barangsiapa yang datang kepada-Nya dan mengaku dosa, maka Tuhan akan memberikan pengampunan dan membenarkan orang itu. Iri hati adalah sikap yang tidak rela melihat orang lain lebih baik. Iri hati tidak pernah memberikan kekuatiran apa pun kepada orang yang mempunyainya bahkan hanya melemahkan kekuatan yang diperlukan untuk memperjuangkan kehidupan. Orang yang iri, sudah mengaku diri sendiri bersalah dan sudah kalah. Bukankah kalau orang lain mempunyai kelebihan di satu aspek, kita pun mempunyai kelebihan di aspek yang lain?

Alkitab memakai satu ayat untuk iri, yaitu: “Iri hati meremukkan tulang” (Amsal 14:30). Iri adalah keroposnya tulang. Kalau kulit yang rusak bisa kelihatan, kalau daging yang rusak masih bisa dirasakan, tetapi kalau keroposnya tulang sangatlah berbahaya karena di dalam tulang sumsum, sel-sel darah dihasilkan dan di situlah sumber hidup. Orang yang iri kepada orang lain, dengan sendirinya mengakibatkan hidupnya keropos. Kalau Anda iri, Anda tidak mungkin mempunyai kekuatan apa-apa lagi untuk berjuang karena segala niat dan segala kekuatan untuk perjuangan itu sudah dikonsumsi untuk iri. 

Daripada melakukan hal yang bodoh seperti itu lebih baik kita memuji Tuhan. Memuji Tuhan karena orang lain yang lebih baik dari kita, lebih cantik dari kita, lebih pintar dari kita. Waktu Anda memuji orang lain, maka Anda menikmati kelebihan-kelebihan orang lain, ini suatu hal yang membangun. Kalau orang lain bisa baik dan kita bisa belajar apa yang menjadi keahliannya sehingga menjadi seahli orang itu, maka kita tidak perlu iri padanya. Kalau ada orang lain bisa baik, lalu seumur hidup kita belajar, tapi tidak pernah sama baiknya dengan orang itu, maka tidak ada gunanya jika kita iri. Jika Anda mengerti hal ini, Anda pasti akan lepas dari ikatan kesusahan.

Buah nafsu yang lain, yaitu kemarahan. Allah menciptakan kita dengan otak di atas, hati di tengah, organ seks di bawah. Menurut Plato, Allah sudah mengatur bahwa orang yang hidup dengan rasionya, lebih tinggi derajatnya dari orang yang hidup dengan emosinya; sedangkan orang yang hidup dengan emosinya lebih tinggi derajatnya dari orang yang hidup hanya dengan seksnya. Jika Anda bisa menguasai seks dengan cinta kasih, lalu menguasai cinta dengan rasio, barulah itu membuktikan bahwa Anda adalah seorang yang sangat bermutu. Tapi semua yang dicetuskan Plato ini tetap mempunyai kekurangan. Apa sebabnya? Karena dalam teori Plato, rasio ada pada tempat yang paling tinggi dan tidak ada yang memimpinnya. Sedangkan Alkitab mengatakan bahwa Roh Kudus-lah yang menguasai pikiran kita.

Orang yang marah adalah orang yang mengaku sudah tidak ada jalan keluar. Tetapi jika kemarahan mempunyai dasar kebenaran maka kemarahan itu adalah kemarahan yang suci dan betul-betul dipakai oleh Tuhan. Orang Kristen bukan orang yang tidak boleh marah. Marahlah jika itu perlu dilakukan karena marah yang suci itu perlu. Justru Kekristenan saat ini kekurangan kemarahan yang suci sehingga menjadi bobrok. Kita menjadi orang Kristen bobrok karena tidak ada orang yang berani marah berdasarkan kebenaran. Kemarahan yang menguasai kebenaran, itu tidak benar, karena itu adalah nafsu. Perlukah kita marah? Lihatlah Mazmur 21. Yesus Kristus marah? Marah. Coba lihat pada waktu Ia mengusir orang-orang yang tidak beres yang berada di Bait Allah (Yohanes 2:14-17; Lukas 19:45-46). 

Apakah Yesus kurang cinta kasih sehingga Ia marah? Tidak. Roh Kudus marah? Marah. Barangsiapa menghujat Roh Kudus, orang itu tidak akan diampuni selama-lamanya (Matius 12:31). Kemarahan itu bahkan akan menggenapi kemuliaan Allah, ini tercantum dalam Mazmur 76:11, “Sesungguhnya panas hati manusia akan menjadi syukur bagi-Mu, dan sisa panas hati itu akan Kau perikat-pinggangkan.” Terjemahan lain berbunyi, “Sesungguhnya kemarahan manusia itu akan menggenapi kemuliaan Tuhan, tetapi kelebihan kemarahan itulah yang akan dihentikan oleh Tuhan sendiri.” Pada waktu Musa marah sehingga 3000 orang harus mati, maka saat itu juga kemuliaan Tuhan dinyatakan. (Keluaran 32:21-35). Kemarahan itu perlu, tetapi kemarahan yang tidak dikuasai oleh kebenaran, itu akan merusak. Kemarahan yang berlebihan merusak kemuliaan Tuhan. Kemarahan manusia bisa memuliakan Tuhan Allah, jika marah itu sesuai dengan kemarahan Allah.

Buah yang lain dari nafsu yaitu : kepentingan diri sendiri. Memikirkan segala sesuatu menurut kepentingan diri sendiri adalah sikap yang seringkali merugikan orang lain bahkan menyusahkan orang lain. Dengan selalu memikirkan orang lain, maka hidup dan keberadaan Allah akan menjadi berkat bagi orang lain. Belajarlah untuk tidak lagi memikirkan kepentingan sendiri, kenyamanan sendiri, keuntungan sendiri, tanpa menghiraukan pengaruhnya bagi orang lain. Itu bukanlah buah dari Roh Kudus, tetapi buah dari hawa nafsu.

Bukan saja demikian, buah nafsu yang lain adalah: percideraan. Dalam terjemahan lain, kata ini berarti: suka membuat pengelompokan dan pemisahan, serta pemisahan yang berakibat munculnya bidat-bidat serta ajaran yang salah.

Yang terakhir yaitu: kedengkian, kemabukan dan pesta pora. Berfoya-foya untuk membanggakan diri sebagai orang yang jauh lebih hebat dari orang lain, itu kurang baik. Paulus menuliskan: “Terhadap semuanya itu – kuperingatkan kamu – seperti yang telah kubuat dahulu – bahwa barangsiapa yang berbuat hal-hal demikian, tidak akan mendapat bagian di dalam Kerajaan Allah.” Peringatan ini keras sekali.

D. SIFAT BUAH ROH

Paulus melanjutkan lagi: “Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan. Kesetiaan, kelemah-lembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal itu.” (Galatia 5:22). Buah Roh tidak mungkin dirintangi oleh seluruh hukum yang ada di dunia. Alangkah baiknya jika kita mempunyai paspor yang bisa diterima baik di manca negara. Buah Roh Kudus adalah paspor yang diterima baik di mana-mana.

1. Kepunyaan Tuhan

Manusia yang hidup berpusat kepada diri sendiri dan kedagingan dengan keadaan yang tidak mungkin dicegah, akan mengalirkan hidup kedagingan dan buah-buah nafsu yang tidak beres. Bagaimanakah dengan orang Kristen yang diperanakkan pula oleh Roh Kudus dan hidup dalam hidup yang baru? Setelah Roh Allah memberikan hidup yang baru kepada manusia, maka manusia akan berbuah Roh. 

Segala kelembutan, sukacita, kedamaian dan cinta kasih disebut sebagai buah Roh Kudus dan bukan buah manusia. Manusia tidak bisa membanggakan dirinya dan menganggap rohaninya lebih tinggi dari orang lain, jika ia hidup berbuah Roh, karena Kitab Suci mengatakan bahwa buah itu berasal dari Roh Kudus. Roh Kudus yang menjadi sumber hidup yang mengandung segala kebajikan. Sikap orang Kristen yang benar yaitu jika ia berbuat kebajikan, maka orang itu mengakui bahwa kebajikan itu berasal dari anugerah Tuhan – dan tidak ada jasa kita di dalamnya.

Tidak ada jasa di dalam melakukan kebajikan, bukan berarti tidak ada kewajiban untuk melakukan kebajikan. Setiap orang Kristen harus melunaskan kewajiban yang ditetapkan bagi kita masing-masing, tetapi setelah kita menjalankan segala sesuatu yang seharusnya kita tanggung dan kerjakan, maka seharusnya kita pun mengetahui bahwa itu berasal dari anugerah Tuhan.

Jika Anda memetik buah dari suatu pohon, Anda akan menyebut nama buah itu sama dengan nama pohonnya. Jika buahnya baik, maka Anda akan menyebut buah pohon itu baik, dan bukan menyebut bahwa buah ranting itu baik. Anda tidak pernah mengatakan bahwa ranting itu berbuah baik, tapi pohon yang berbuah baik. Sebuah pohon berbuah melalui ranting. Ini suatu pengertian yang jelas bahwa segala sesuatu berasal dari Tuhan, tetapi melalui kita. 

Tuhan yang memiliki buah, tetapi buah itu berada dalam diri kita masing-masing. Kalau pengertian ini jelas Anda terima, maka Anda akan mengerti bahwa Alkitab begitu ketat dan menuntut kita menjadi orang yang betul-betul rendah hati dan taat kepada Tuhan. Janganlah sombong kalau Anda mencintai Tuhan, janganlah mnengambil kemuliaan kalau Anda bisa mengasihi orang lain, karena itu adalah buah dari Roh Kudus yang bekerja di dalam diri Anda. Yesus Kristus berkata: “Berbuahlah banyak supaya Bapa-Ku dipermuliakan.” Buah adalah milik Tuhan, tetapi berbuah adalah kewajiban kita.

2. Buah dengan sembilan rasa

Buah Roh Kudus hanya ada satu, bukan sembilan. Di dalam bahasa Yunani. Juga bahasa Inggris tidak memakai istilah buah di dalam bentuk jamak (buah-buah), tetapi dalam bentuk tunggal (buah). The only fruit of the Goly Spirit. Paulus tidak salah dalam menuliskan hal ini karena konsep Alkitab mengajarkan bahwa di dalam satu hidup, dikeluarkan rasa yang berbeda. Buah Roh adalah satu buah dengan sembilan rasa, bukan sembilan buah dengan sembilan rasa. Buah apel memiliki rasa manis, pahit, asam; dan bukankah setiap buah memiliki rasa yang bermacam-macam?

Buah Roh Kudus hanya satu, tetapi memiliki sembilan macam rasa. Hal ini mengandung arti bahwa buah Roh Kudus berasal dari dalam dan tidak ditambah dari luar. Yang dari dalam berasal dari pengaliran hidup, tetapi yang dari luar adalah tambahan. Beda antara manusia yang harum dengan bunga yang harum yaitu: Bunga memiliki keharuman dari dalam, tetapi manusia memiliki keharuman dari minyak wangi. Berbuah berarti mengeluarkan satu hidup yang mengandung banyak macam sifat yang bajik. 

Sifat rendah hati orang Kristen seharusnya berbeda dengan orang-orang moralis. Orang moralis belajar rendah hati, tetapi melupakan cinta kasih; belajar cinta kasih, tapi melupakan kesetiaan; belajar kesetiaan, tetapi lupa akan kesabaran. Jadi orang moralis harus menambah dan terus menambah dari luar. Sedangkan Alkitab mengajarkan bahwa buah Roh adalah satu buah yang tidak ditambah dari luar, tetapi keluar dari dalam. Segala moral dan kebajikan yang berasal dari Alkitab tidak bisa ditiru dan dipalsukan. Orang Kristen yang baik, mendasarkan perilakunya berdasarkan apa yang ada pada hatinya, dan bukan menambalkan pribadinya dengan sesuatu kepribadian yang bukan miliknya. Suatu hidup yang utuh, dengan sendirinya mengeluarkan segala kebajikan yang berbeda-beda rasanya.

3. Ketaatan Menghasilkan Perubahan

Kalau seorang anak kecil kita ajar menulis, maka kita akan memegang tangannya dan menyuruhnya mengikuti gerakan tangan kita dengan patuh. Jika anak itu mengeraskan tangannya dan tidak menuruti gerakan tangan kita, maka anak itu tidak akan bisa menulis sesuai dengan kehendak kita. Banyak orang Kristen mau menjadikan Kekristenan sebagai suatu alat memanipulasi Tuhan dan jika mungkin, membuat Tuhan taat kepada dirinya. Orang yang demikian tidak mau taat kepada Tuhan, tetapi mau supaya Tuhan yang taat kepadanya. 

Menjadi orang Kristen sejati adalah menjadi orang yang mau menjalankan kehendak Tuhan seumur hidup, dan mau dipakai melakukan kehendak Tuhan yang jauh lebih tinggi daripada segala rencana manusia – itulah kesuksesan hidup yang sejati. Di dalam rencana Tuhan dan melalui ketaatan kita, kita bisa menjadi orang yang paling berguna di dalam segala sesuatu yang sudah Tuhan rencanakan.

Ada satu teori yang menganggap bahwa setiap anak kecil pasti memiliki bakat seni, hanya saja bakat tersebut seringkali belum menemukan tempat yang cocok. Bakat harus ditemukan, setiap anak pasti memiliki bakat seni, baik itu musik, lukis, desain, atau yang lain. Menemukan siapa diri Anda serta memperkembangkan potensi yang ada pada Anda, lalu melatih dan menyempurnakan bakat yang ada pada Anda, merupakan perilaku yang bijaksana luar biasa. 

Tetapi siapakah orang yang betul-betul mengetahui diri kita selain Tuhan? Kalau kita betul-betul jujur dan taat kepada Roh Kudus, barulah kita dapat mengalami hidup yang semaksimal mungkin. Manusia sering menjadi tidak puas dengan apa yang sudah dicapainya. Orang lain dapat saja mengatakan keadaan kita sebagai orang yang sukses dan berhasil, tetapi kalau kita belum taat sepenuhnya di dalam pimpinan Roh Kudus dan belum berbuah bagi-Nya, kita tetap tidak akan menerima sukacita yang sejati.

Setelah Adam jatuh ke dalam dosa, maka satu-satunya yang dapat diperbuat manusia adalah menentang Roh Kudus. Ini dibuktikan dengan tindakan yang berontak kepada Allah dan tidak mengakui kedaulatan Tuhan Allah. Tetapi setelah Roh Kudus bekerja, Ia melunakkan hati kita untuk taat kepada Tuhan. Waktu kita tidak lagi menentang dan tidak lagi mempunyai kehendak yang berontak kepada Tuhan, barulah tangan Roh Kudus memimpin kita. Waktu kita mengerti dan taat pada pimpinan-Nya, maka segala yang indah mulai keluar dari hidup kita bagaikan seorang anak yang sudah pandai menulis, menuliskan kalimat-kalimat yang begitu agung dan indah. Hidup orang Kristen menjadi indah, lebih sempurna dan lebih berarti, melalui ketaatan kepada Roh Kudus.

Sekarang timbul satu pertanyaan: “Sudah berapa lama Anda memberontak kepada Tuhan Pencipta dan Pengasih-sayang jiwa Anda? Sampai kapan akan terus begitu?” Kiranya mulai hari ini kita berdoa: “Saya taat pimpinan-Mu, silahkan Roh Kudus berbuah melalui ketaatanku.”

4. Kebudayaan dan Pembawaan

Adakah orang Kristen yang sifatnya terlalu keras, dan adakah orang bukan Kristen yang sifatnya terlalu lembut? Ada. Adakah orang-orang agama lain yang melakukan kebajikan-kebajikan lebih banyak daripada majelis-majelis gereja dan pendeta-pendeta? Ada. Kita sering mendengar: “Buat apa percaya Yesus, sedangkan saya yang belum percaya Yesus, sudah lebih baik daripada mereka yang Kristen.”

Kalau kalimat-kalimat seperti itu muncul di hadapan Anda, janganlah menentangnya karena itu adalah satu hal yang benar. Ada banyak orang belum Kristen yang hidup lebih baik dari orang Kristen, dan ada banyak orang yang mengaku Kristen namun hidupnya tidak benar. Kita harus menerima fakta dan mengatakan keadilan karena Allah kita adalah Allah yang adil. 

Jika ada orang melawan gereja dan mengatakan bahwa orang-orang Kristen itu bobrok dan jelek, maka saya biasanya akan membetulkan orang itu. Tetapi jika orang itu melanjutkan mengatakan bahwa dirinya yang paling baik maka saya akan menjawab bahwa hal itu tidak tentu demikian. Kalau orang mengkritik gereja, biarkanlah dia, karena memang gereja banyak kelemahan; kalau orang Kristen dikritik, memang kita harus jujur menerimanya. Tetapi pertanyaannya: “Apakah kebajikan yang dibuat orang berdosa juga adalah buah Roh Kudus?”

Jika buah Roh Kudus adalah sukacita, bukankah orang lain juga memiliki sukacita? Jika dalam Alkitab mengatakan tentang cinta kasih, bukankah orang yang bukan Kristen juga memikliki cinta kasih dan sikap dermawan? Jika Alkitab mengatakan tentang damai sejahtera, bukankah orang bukan Kristen juga ada sejahtera dan perdamaian? Apakah ada buah Roh Kudus di dalam hidup orang yang tidak percaya Yesus Kristus? Tidak. 

Buah Roh Kudus berbeda dengan buah kebudayaan. Buah kebudayaan adalah akibat dari perubahan moral yang dipelajari dari luar diri manusia. Orang-orang yang dipengaruhi oleh kebudayaan tertentu, memiliki perilaku luar yang begitu halus dan apik. Karena apa? Karena selama beribu-ribu tahun telah tertumpuk suatu latihan dan pembentukan serta heriditas dari kebudayaan. Kelemah-lembutan, kerendahan hati dan kesopanan yang dihasilkan kebudayaan yang paling tinggi sekalipun, tidak dapat dipersamakan dengan buah Roh Kudus, Mengapa? Karena itu merupakan buah dari kebudayaan dan tradisi.

Buah Roh Kudus juga berbeda dengan buah pembawaan. Ayah yang lembut dan ibu yang lembut, cenderung mempunyai anak yang pembawaannya lembut. Kelembutan anak itu merupakan buah pembawaan, bukan buah Roh Kudus. Orang yang lain memiliki pembawaan yang lembut di luarnya, tapi kaku di dalam hatinya. Orang lain lagi memiliki pembawaan yang keras di luarnya, tapi lembut di dalam hatinya. 


Buah pembawaan merupakan pengaruh dari kebudayaan, pengaruh masyarakat dan darah yang diwariskan dari orang tua. Tetapi seorang yang pembawaannya galak, namun setelah percaya kepada Kristus bisa melakukan kelembutan yang luar biasa. Sudah melawan pembawaan dan sifat aslinya – itulah buah Roh Kudus. Waktu Roh Kudus memenuhi seseorang, Ia memberikan kebajikan luar biasa yang melawan sifat yang kurang baik. Yang marah menjadi lembut dan penuh cinta kasih dan sanggup menyatakan sikap hidup yang berbeda dengan sikap hidup yang dijalani sebelum orang itu percaya kepada Tuhan.

5. Kebajikan Yang Melampaui Seluruh Hukum Dunia

Tidak ada hukum negara mana pun yang dapat memberikan keutuhan buah dengan sembilan rasa ini. Bahkan tidak ada satu agama pun yang mungkin memberikan seseorang satu buah dengan sembilan rasa. Ini melampaui segala pengajaran, kegiatan fisik, rohani maupun agama. Maka Paulus berkata bahwa ini tidak mungkin dilawan oleh hukum, di mana pun hukum itu berada. Bawalah buah Roh Kudus ke mana pun Anda pergi,maka Anda akan hidup penuh sukacita, penuh cinta kasih, panjang sabar, penuh pengorbanan diri dan damai sejahtera. Kemana pun Anda pergi tidak akan ada permusuhan yang Anda buat. Barangsiapa mempunyai buah Roh Kudus akan bebas ke seluruh dunia, bahkan juga ke sorga. Sudahkah Anda taat dan rela menyerahkan diri kepada-Nya sehingga hidup sorgawi nyata lewat hidup Anda? Amin.

SUMBER :
Nama Buku : Hidup Kristen Yang Berbuah
Sub Judul : Bab IV : Sifat dan Karya Roh Kudus
Penulis : Pdt. DR. Stephen Tong
Penerbit : LRII, 1992
Halaman : 51 – 65
Next Post Previous Post