Dikuduskan dalam Kristus Dan Gereja Universal (1 Korintus 1:2)

1 Korintus 1:2 kepada jemaat Allah di Korintus, yaitu mereka yang dikuduskan dalam Kristus Yesus dan yang dipanggil  menjadi orang-orang kudus , dengan semua orang di segala tempat, yang berseru kepada nama Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Tuhan mereka dan Tuhan kita

Pengantar.

Setelah Paulus menjelaskan dirinya sebagai penulis surat (1 Korintus 1:1), sekarang dia memberikan penjelasan tentang penerima suratnya (1 Korintus 1: 2). Seperti penjelasan sebelumnya, penjelasan di ayat 2 juga dipilih oleh Paulus dengan sengaja agar berhubungan dengan isi surat yang akan disampaikannya. Dengan kata lain, 1 Korintus 1:1-2 berfungsi sebagai pembuka surat yang juga mempersiapkan pembaca untuk isi surat secara keseluruhan.
Identitas Jemaat Korintus: Dikuduskan dalam Kristus, Bagian dari Gereja Universal (1 Korintus 1:2)
Gereja Allah di Korintus (1 Korintus 1:2)

Pada pandangan awal, mungkin kita menganggap deskripsi ini sebagai sesuatu yang biasa saja. Namun, penelitian yang lebih mendalam menunjukkan bahwa Paulus memiliki alasan khusus mengapa ia menggunakan penjelasan ini. Dalam dua surat sebelumnya, yaitu Surat 1 Tesalonika dan 2 Tesalonika, Paulus menggunakan deskripsi "jemaat Tesalonika dalam Allah" (the church of the Thessalonians in God). Namun dalam Surat 1 Korintus 1:2, Paulus memilih untuk menggunakan deskripsi "jemaat Allah di Korintus" (the church of God in Corinth), yang juga terdapat dalam Surat 2 Korintus 1:1. Ungkapan ini kemungkinan berasal dari konsep "jemaat Allah" dalam Perjanjian Lama (Bilangan 16:3; 20:4; Ulangan 4:10; 23:1; 1 Tawarikh 28:8).

Dengan menggunakan deskripsi "jemaat Allah", Paulus ingin menyatakan bahwa jemaat di Korintus adalah milik Allah. Hal ini penting karena jemaat tersebut sering kali berpikir bahwa mereka adalah milik rasul tertentu (1:12), padahal rasul-rasul hanyalah pelayan-pelayan. Mereka hanyalah pekerja dalam sebuah bangunan, sedangkan Allah adalah pemilik bangunan itu. Semua orang adalah milik Allah.

Yang Dikuduskan dalam Kristus Yesus (1 Korintus 1: 2b) 

Selanjutnya, Paulus menyatakan bahwa jemaat Korintus telah dikuduskan dalam Kristus Yesus. Kata "dikuduskan" (hagiasmenois) dalam ayat ini menggunakan perfect tense yang menunjukkan bahwa aktivitas ini terjadi di masa lalu dan masih berdampak sampai sekarang. Dengan menggunakan tense ini, Paulus ingin mengingatkan jemaat Korintus bahwa pengudusan yang dilakukan oleh Kristus di salib bukanlah sesuatu yang tidak berdampak atau merupakan akhir dari proses pengudusan. Pengudusan adalah proses yang terus-menerus. Penebusan harus berujung pada pengudusan.

Penegasan seperti ini diperlukan oleh Paulus karena jemaat Korintus memiliki pemahaman yang salah tentang spiritualitas. Mereka cenderung menyukai hal-hal yang tampak spektakuler. Mereka menganggap orang yang memiliki karunia bahasa roh sebagai orang yang lebih rohani. Mereka tertarik pada pengalaman-pengalaman yang seringkali menyesatkan. Di tengah situasi seperti itu, Paulus menyatakan bahwa yang paling penting adalah hidup dalam kekudusan. Buah Roh (Galatia 5:21-22) lebih penting daripada karunia roh (1 Korintus 12:1-11).

Yang Dipanggil sebagai Orang-orang Kudus (1 Korintus 1: 2c) 

Pada pandangan awal, penjelasan ini mungkin terlihat seperti pengulangan yang tidak perlu. Namun, Paulus memiliki alasan lain dalam menggunakan ungkapan ini. Ungkapan ini secara harfiah berarti "terpanggil sebagai orang-orang kudus" dan merujuk pada Kitab Keluaran 19:5-6. Dalam Perjanjian Lama dan tulisan-tulisan Yahudi lainnya, ungkapan "umat yang kudus" mengandung makna bahwa umat tersebut telah ditebus dan harus memiliki gaya hidup yang berbeda dengan bangsa-bangsa yang tidak percaya. 

Perbedaan ini bahkan mencakup hal-hal seperti aturan makanan yang boleh atau tidak boleh dikonsumsi. Jadi, dengan ungkapan "terpanggil sebagai orang-orang kudus", Paulus ingin menekankan status khusus yang dimiliki oleh jemaat Korintus di antara bangsa-bangsa yang tidak percaya. Sementara itu, dengan ungkapan "dikuduskan dalam Kristus Yesus", penekanannya lebih pada proses pengudusan.

Jemaat Korintus perlu menyadari bahwa mereka adalah umat Allah yang telah ditebus oleh darah Kristus (Kisah Para Rasul 20:28). Sebagai jemaat Allah, mereka harus membedakan diri dari jemaat-jemaat sekuler. Mengapa Paulus perlu menegaskan hal ini? Karena jemaat Korintus menunjukkan gaya hidup yang tidak berbeda dengan masyarakat yang tidak percaya. Mereka terlibat dalam perselisihan, hidup dalam amoralitas, dan mencari keadilan di hadapan pengadilan dunia.

Bagian dari Gereja Universal (1 Korintus 1: 2d) 

Surat 1 Korintus tidak ditujukan kepada semua gereja di seluruh dunia karena isu-isu yang dibahas sangat berkaitan dengan situasi khusus jemaat Korintus. Pertanyaannya adalah mengapa Paulus perlu menyertakan ungkapan "dengan semua orang di segala tempat yang berseru kepada Tuhan Yesus"? Mengapa dia perlu menekankan bahwa Tuhan Yesus adalah "Tuhan mereka dan Tuhan kita"? Mungkin bagi kita ungkapan semacam ini terlihat aneh.

Paulus memiliki alasan khusus dalam menggunakan ungkapan tersebut. Dia sengaja menekankan hal ini untuk menunjukkan bahwa jemaat Korintus hanyalah bagian kecil dari gereja universal yang sangat luas. Sebagai potongan kecil dari gambaran yang lebih besar, jemaat Korintus harus memahami kesamaan yang mendasar antara mereka dengan jemaat-jemaat lainnya. Mereka tidak boleh merasa lebih baik atau lebih hebat dari jemaat-jemaat lainnya. Mereka tidak boleh menganggap diri mereka sebagai sesuatu yang unik atau istimewa.

Pemahaman seperti ini sangat relevan dengan situasi di jemaat Korintus. Beberapa teks menunj ukkan bahwa mereka terperangkap dalam pola pikir "eksklusivitas Kristen" yang salah. Ketika mereka meragukan ajaran dan hidup Paulus, Paulus menegaskan bahwa apa yang dia ajarkan kepada jemaat Korintus adalah apa yang dia ajarkan di mana-mana. Ketika jemaat Korintus meremehkan pentingnya aturan ibadah, Paulus menegur mereka dengan menyatakan bahwa apa yang mereka lakukan tidak pernah ditemukan dalam ibadah gereja-gereja lainnya. 

Ketika jemaat Korintus merasa mereka memiliki pengetahuan yang lebih, Paulus dengan tajam menegur mereka bahwa firman Tuhan tidak bermula dari mereka dan tidak hanya layak diterima oleh mereka saja. Ketika mereka lebih mempercayai filosofi dunia yang menolak kebangkitan orang mati, Paulus menyatakan bahwa kebangkitan Kristus adalah ajaran yang diajarkan dalam tradisi Kristen yang lebih tua.

Baca Juga: Identitas Pengirim dan Kerasulan (1 Korintus 1:1)

Eksklusivitas yang dimiliki oleh jemaat Korintus adalah suatu ironi. Seharusnya mereka memiliki pola hidup yang berbeda dengan dunia, tetapi mereka malah menjadi serupa dengan dunia. Seharusnya mereka memiliki persamaan dengan jemaat-jemaat lainnya, tetapi mereka justru memiliki pandangan dan gaya hidup yang berbeda.

Paulus mungkin memiliki alasan lain ketika dia menekankan bahwa jemaat Korintus adalah bagian dari gereja universal. Mungkin dia ingin menggiring mereka untuk membantu orang-orang kudus di Yerusalem, seperti yang dia sampaikan dalam Surat 1 Korintus dan Surat 2 Korintus. Dengan menyadari bahwa gereja lokal mereka adalah bagian dari gereja universal, mereka akan termotivasi untuk saling berbagi dan saling memperkuat.
Next Post Previous Post