Yohanes 5:43: Otoritas Kristus dalam Nama Allah
Yohanes 5:43 berbunyi:"Aku datang dalam nama Bapa-Ku dan kamu tidak menerima Aku; jika orang lain datang atas namanya sendiri, kamu akan menerima dia."
Ayat ini merupakan bagian dari tanggapan Yesus kepada pemimpin-pemimpin agama Yahudi yang menolak otoritas-Nya. Dalam ayat ini, Yesus menegaskan bahwa Ia datang dengan otoritas penuh dari Bapa, tetapi orang-orang Yahudi memilih untuk menolak-Nya. Sebaliknya, mereka lebih mudah menerima orang-orang lain yang datang dengan otoritas pribadi mereka.Bagian 1: Konteks Yohanes 5:43
1. Latar Belakang Injil Yohanes
Injil Yohanes ditulis dengan tujuan utama untuk menunjukkan bahwa Yesus adalah Anak Allah yang diutus ke dunia untuk menyelamatkan manusia (Yohanes 20:31). Pasal 5 mencatat peristiwa di mana Yesus menyembuhkan seorang yang lumpuh di kolam Betesda pada hari Sabat. Tindakan ini memicu konfrontasi dengan pemimpin-pemimpin agama Yahudi, yang menuduh Yesus melanggar hukum Sabat dan menghujat Allah dengan menyebut diri-Nya Anak Allah.
2. Konteks Langsung Yohanes 5:43
Dalam Yohanes 5:19-47, Yesus memberikan penjelasan tentang hubungan-Nya dengan Allah Bapa. Ia menekankan bahwa semua yang Ia lakukan berasal dari Bapa dan bertujuan untuk memuliakan-Nya. Yohanes 5:43 berada dalam bagian ini, di mana Yesus mengkritik para pemimpin agama karena menolak Dia, meskipun mereka mengaku menghormati Allah.
Bagian 2: Analisis Yohanes 5:43
1. "Aku datang dalam nama Bapa-Ku..."
Ungkapan ini menunjukkan bahwa Yesus datang dengan otoritas penuh dari Allah Bapa. Dalam budaya Yahudi, bertindak atas nama seseorang berarti bertindak sebagai perwakilan resmi mereka. Yesus tidak hanya mewakili Allah, tetapi juga menyatakan kehendak-Nya dan bertindak sesuai dengan rencana penebusan Allah.
John Calvin dalam komentarnya menjelaskan bahwa "datang dalam nama Bapa" berarti Yesus tidak mencari kehormatan pribadi, tetapi sepenuhnya berkomitmen untuk menjalankan kehendak Allah.
2. "...dan kamu tidak menerima Aku."
Penolakan terhadap Yesus adalah bukti bahwa para pemimpin agama tidak benar-benar mengenal Allah yang mereka klaim layani. Yohanes 1:11 menegaskan: “Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya.”
Teolog D.A. Carson mencatat bahwa penolakan ini mencerminkan hati yang keras dan ketidakmampuan mereka untuk melihat Yesus sebagai penggenapan nubuat Perjanjian Lama.
3. "Jika orang lain datang atas namanya sendiri, kamu akan menerima dia."
Yesus mengkritik kecenderungan manusia untuk menerima orang-orang yang datang dengan agenda pribadi atau mengutamakan kehendak mereka sendiri. Pernyataan ini menunjukkan bahwa banyak pemimpin palsu akan lebih mudah diterima oleh orang-orang Yahudi, karena mereka tidak menantang status quo atau menuntut perubahan hati.
Menurut William Barclay, ayat ini adalah peringatan tentang betapa mudahnya manusia terjebak oleh pemimpin palsu yang menawarkan janji-janji kosong daripada kebenaran sejati dari Allah.
Bagian 3: Prinsip Teologis dari Yohanes 5:43
1. Otoritas Kristus sebagai Wakil Allah
Yesus datang dengan otoritas penuh dari Allah. Dalam Yohanes 14:9, Yesus berkata: “Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa.” Hal ini menegaskan bahwa segala yang Yesus lakukan adalah cerminan sempurna dari kehendak dan karakter Allah.
2. Penolakan terhadap Kebenaran
Penolakan terhadap Yesus adalah bukti bahwa hati manusia cenderung menolak kebenaran yang menantang keinginan mereka sendiri. Dalam Roma 1:21-23, Paulus menjelaskan bahwa manusia sering kali memilih untuk menyembah ciptaan daripada Sang Pencipta.
3. Bahaya Pemimpin Palsu
Ayat ini mengingatkan bahwa manusia mudah terpesona oleh pemimpin yang datang dengan otoritas mereka sendiri, tetapi gagal membawa kebenaran. Dalam Matius 7:15, Yesus memperingatkan tentang nabi-nabi palsu yang datang dalam pakaian domba, tetapi sebenarnya serigala yang buas.
Bagian 4: Pandangan Teolog tentang Yohanes 5:43
1. John Calvin: Penolakan terhadap Utusan Allah
Calvin mencatat bahwa penolakan terhadap Yesus menunjukkan sifat dasar manusia yang berdosa. Meskipun Yesus datang dengan otoritas Allah, banyak yang menolak-Nya karena mereka tidak mengenal Allah yang mereka klaim layani.
2. Charles Spurgeon: Kristus sebagai Satu-satunya Wakil Allah
Spurgeon menekankan bahwa Yesus adalah satu-satunya Wakil Allah yang sejati. Tidak ada jalan lain untuk mengenal Allah kecuali melalui Yesus Kristus. Penolakan terhadap Yesus sama saja dengan penolakan terhadap Allah.
3. N.T. Wright: Peringatan tentang Pemimpin Palsu
N.T. Wright menyoroti bagaimana Yohanes 5:43 berbicara tentang kecenderungan manusia untuk mengikuti pemimpin yang menawarkan kenyamanan atau kuasa duniawi, tetapi tidak membawa kehidupan kekal. Ia mengingatkan bahwa hanya Yesus yang membawa kebenaran sejati.
Bagian 5: Relevansi Yohanes 5:43 bagi Orang Percaya Hari Ini
1. Mengakui Otoritas Kristus
Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk mengakui otoritas Yesus sebagai Anak Allah yang diutus ke dunia. Hal ini melibatkan ketaatan penuh kepada ajaran-Nya dan komitmen untuk mengikuti kehendak-Nya.
2. Menolak Pemimpin Palsu
Di dunia yang penuh dengan informasi dan pengaruh, kita harus berhati-hati agar tidak terjebak oleh pemimpin palsu yang menawarkan janji-janji kosong. Kita perlu menguji segala sesuatu berdasarkan Firman Allah.
3. Hidup dalam Hubungan dengan Allah
Yohanes 5:43 mengingatkan kita bahwa hubungan sejati dengan Allah hanya dapat dicapai melalui Yesus Kristus. Hubungan ini harus diwujudkan dalam doa, penyembahan, dan ketaatan kepada Firman-Nya.
Bagian 6: Aplikasi Praktis Yohanes 5:43
1. Membangun Iman yang Berpusat pada Kristus
Pastikan iman Anda berakar pada Yesus Kristus, bukan pada tradisi atau pemimpin manusia. Bacalah Alkitab secara teratur untuk mengenal kehendak-Nya.
2. Berhati-hati terhadap Ajaran Palsu
Selidiki setiap ajaran yang Anda dengar dan pastikan itu sesuai dengan Firman Allah. Dalam 1 Yohanes 4:1, kita diajak untuk menguji roh apakah mereka berasal dari Allah.
3. Mengutamakan Kehendak Allah
Hidup dalam nama Yesus berarti hidup sesuai dengan kehendak Allah. Pertimbangkan setiap keputusan dalam hidup Anda berdasarkan apa yang memuliakan Allah.
Kesimpulan
Yohanes 5:43 menegaskan otoritas Kristus sebagai Wakil Allah yang diutus untuk menyelamatkan dunia. Namun, banyak orang menolak-Nya karena hati mereka keras dan lebih memilih pemimpin yang datang dengan otoritas duniawi.
Baca Juga: Yohanes 5:39-42: Kitab Suci yang Bersaksi tentang Kristus
Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk mengakui otoritas Kristus, menolak ajaran palsu, dan hidup dalam hubungan yang intim dengan Allah melalui Yesus. Dengan berpegang pada kebenaran ini, kita dapat menjalani hidup yang memuliakan Allah dan membawa pengaruh positif bagi dunia.
Amin.