Sanctification in the Bible: Reformed Theology
Pendahuluan:
Sanctification atau pengudusan adalah salah satu aspek penting dalam keselamatan yang diajarkan dalam Alkitab. Dalam teologi Reformed, pengudusan adalah karya Allah melalui Roh Kudus, yang membentuk umat percaya agar semakin serupa dengan Kristus. Pengudusan melibatkan proses transformasi yang berlangsung seumur hidup, dimulai sejak seseorang dilahirkan kembali hingga mereka dipanggil ke dalam kemuliaan kekal.
Artikel ini membahas pengudusan dari sudut pandang Alkitab, bagaimana teologi Reformed menjelaskan doktrin ini, pendapat para pakar seperti John Calvin, Jonathan Edwards, dan R.C. Sproul, serta relevansinya bagi kehidupan Kristen modern.
1. Pengertian Pengudusan dalam Alkitab
a. Definisi Pengudusan
Kata sanctification berasal dari bahasa Latin sanctus, yang berarti "kudus." Dalam bahasa Yunani, kata yang digunakan adalah hagiasmos, yang berarti "dipisahkan" atau "dikuduskan." Pengudusan mengacu pada tindakan Allah yang memisahkan umat-Nya dari dunia untuk hidup dalam kekudusan, mencerminkan karakter-Nya (1 Petrus 1:16).
John Calvin, dalam Institutes of the Christian Religion, menyebut pengudusan sebagai pekerjaan Roh Kudus yang memperbarui hati manusia sehingga mereka dapat hidup dalam ketaatan kepada Allah. Pengudusan bukanlah sesuatu yang dikerjakan oleh manusia sendiri, melainkan hasil dari kasih karunia Allah.
b. Pengudusan sebagai Proses dan Posisi
Alkitab mengajarkan bahwa pengudusan memiliki dua dimensi:
- Positional Sanctification (Pengudusan Posisi): Dalam Kristus, umat percaya telah dikuduskan sekali untuk selama-lamanya (1 Korintus 1:2, Ibrani 10:10).
- Progressive Sanctification (Pengudusan Progresif): Umat percaya dipanggil untuk terus bertumbuh dalam kekudusan setiap hari (2 Korintus 3:18, 1 Tesalonika 4:3).
R.C. Sproul, dalam bukunya The Holiness of God, menjelaskan bahwa pengudusan posisi adalah status kekudusan yang diberikan melalui karya Kristus, sedangkan pengudusan progresif adalah proses di mana umat percaya semakin mencerminkan kekudusan Allah.
2. Dasar Alkitabiah Pengudusan
a. Pekerjaan Allah dalam Pengudusan
Pengudusan adalah karya Allah sepenuhnya. Dalam Filipi 2:13, Paulus menulis:"Karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya."
Roh Kudus adalah agen utama dalam pengudusan. Dalam Roma 8:13, Paulus menyatakan bahwa oleh Roh, umat percaya mematikan perbuatan daging dan hidup untuk Allah. John Owen, dalam bukunya The Mortification of Sin, menekankan bahwa tanpa karya Roh Kudus, manusia tidak mampu melawan dosa atau hidup dalam kekudusan.
b. Peran Firman Allah
Yohanes 17:17 mengatakan: "Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran." Firman Allah adalah alat yang digunakan oleh Roh Kudus untuk menguduskan umat percaya. Jonathan Edwards, dalam tulisannya Religious Affections, menekankan bahwa merenungkan firman Allah adalah cara untuk memperdalam kasih kepada Allah dan bertumbuh dalam kekudusan.
c. Peran Ketaatan Umat Percaya
Meskipun pengudusan adalah karya Allah, umat percaya memiliki tanggung jawab untuk bekerja sama dengan Roh Kudus melalui ketaatan. Dalam 1 Petrus 1:15-16, umat percaya diperintahkan untuk hidup kudus dalam segala aspek kehidupan mereka.
3. Hubungan Pengudusan dengan Aspek Lain dari Keselamatan
a. Pengudusan dan Pembenaran
Teologi Reformed dengan tegas memisahkan pembenaran (justification) dan pengudusan (sanctification). Pembenaran adalah tindakan Allah yang mendeklarasikan orang berdosa sebagai benar melalui iman kepada Kristus, sedangkan pengudusan adalah proses di mana seseorang dibentuk agar semakin serupa dengan Kristus.
Charles Hodge, dalam Systematic Theology, menjelaskan bahwa pembenaran adalah dasar dari pengudusan. Tanpa pembenaran, pengudusan tidak mungkin terjadi. Namun, pembenaran selalu diikuti oleh pengudusan sebagai bukti iman yang sejati.
b. Pengudusan dan Glorifikasi
Pengudusan mencapai puncaknya dalam glorification (pemuliaan), yaitu saat umat percaya akan disempurnakan dalam kekudusan di hadapan Allah. Dalam 1 Yohanes 3:2, Rasul Yohanes menulis bahwa pada saat kedatangan Kristus, umat percaya akan menjadi seperti Dia karena akan melihat Dia dalam kemuliaan-Nya.
4. Tanda-Tanda Pengudusan dalam Kehidupan Kristen
a. Hidup yang Dipenuhi Buah Roh
Galatia 5:22-23 mengajarkan bahwa pengudusan menghasilkan buah Roh seperti kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, dan penguasaan diri. J.C. Ryle, dalam bukunya Holiness, menyebut bahwa buah Roh adalah tanda nyata dari kehidupan Kristen yang bertumbuh dalam pengudusan.
b. Perjuangan Melawan Dosa
Hidup dalam pengudusan melibatkan perjuangan terus-menerus melawan dosa. Roma 6:11-14 memanggil umat percaya untuk menganggap diri mereka mati terhadap dosa dan hidup bagi Allah. John Owen menekankan bahwa mematikan dosa adalah tanda dari iman yang sejati dan pengudusan yang nyata.
c. Kasih kepada Allah dan Sesama
Hidup yang dikuduskan selalu ditandai oleh kasih kepada Allah dan sesama (Matius 22:37-39). Thomas Watson, dalam The Ten Commandments, menjelaskan bahwa kasih kepada Allah diwujudkan dalam ketaatan, dan kasih kepada sesama diwujudkan dalam pelayanan yang penuh kasih.
5. Tantangan dalam Pengudusan
a. Dosa yang Masih Melekat
Meskipun umat percaya telah ditebus, dosa masih ada dalam kehidupan mereka. Paulus mengungkapkan perjuangan ini dalam Roma 7:15-25. Timothy Keller, dalam bukunya The Meaning of Marriage, menekankan bahwa pengudusan adalah proses yang panjang dan sering kali melibatkan pergumulan yang mendalam.
b. Dunia yang Penuh Godaan
Dunia modern menawarkan banyak distraksi yang dapat menghalangi pertumbuhan dalam pengudusan. Francis Schaeffer, dalam True Spirituality, mengingatkan bahwa umat percaya harus menjaga hati mereka agar tetap terfokus pada Allah di tengah godaan dunia.
6. Relevansi Pengudusan bagi Kehidupan Kristen Modern
a. Meningkatkan Kekudusan dalam Kehidupan Sehari-hari
Pengudusan memanggil umat percaya untuk hidup kudus di tengah masyarakat yang sering kali menolak nilai-nilai kekristenan.
b. Memberikan Dasar untuk Pelayanan
Hidup yang dikuduskan memampukan umat percaya untuk melayani dengan hati yang murni dan kasih yang tulus.
c. Menjadi Kesaksian bagi Dunia
Pengudusan yang nyata menjadi kesaksian tentang kuasa Injil yang mengubah kehidupan. Dalam Matius 5:16, Yesus memanggil umat percaya untuk menjadi terang dunia melalui perbuatan baik mereka.
Kesimpulan
Pengudusan adalah karya Allah yang memanggil umat percaya untuk hidup dalam kekudusan dan semakin serupa dengan Kristus. Dalam perspektif teologi Reformed, pengudusan adalah proses yang berlangsung seumur hidup, melibatkan karya Roh Kudus, peran firman Allah, dan tanggapan ketaatan umat percaya.
Baca Juga: Grace, Peace, and Deliverance: Reformed Theology
Sebagaimana 1 Tesalonika 4:3 menyatakan: “Karena inilah kehendak Allah: pengudusanmu...” Hidup dalam pengudusan adalah panggilan bagi setiap orang percaya untuk memuliakan Allah dalam segala aspek kehidupan mereka.
Catatan Akhir:
Berdoalah memohon hikmat dan kekuatan dari Roh Kudus untuk terus bertumbuh dalam pengudusan. Artikel ini ditulis untuk mendukung refleksi iman dan menegaskan Alkitab sebagai dasar utama untuk memahami dan menghidupi kekudusan dalam Kristus
Teologia Reformed
Insurance, Loans, Mortgage, Attorney, Credit, Lawyer, Donate, Degree, Hosting, Claim, Smartphone and Gadget, Software, Trading, Hosting, Domain, Otomotif