The Biblical Basis Of Predestination: Reformed Theology
Pendahuluan:
Predestinasi adalah salah satu doktrin sentral dalam teologi Reformed yang sering menjadi perdebatan dalam sejarah gereja. Doktrin ini mengajarkan bahwa Allah, dalam kedaulatan-Nya, telah menentukan sejak kekekalan siapa yang akan diselamatkan dan siapa yang akan dihukum. Meski sering diperdebatkan, doktrin ini berakar kuat dalam Alkitab dan menunjukkan keadilan serta kasih karunia Allah.
Artikel ini akan mengeksplorasi dasar alkitabiah predestinasi, pandangan para pakar teologi Reformed, serta implikasinya bagi iman dan kehidupan Kristen.
1. Apa Itu Predestinasi?
a. Definisi Predestinasi
Predestinasi berasal dari kata Latin praedestinare, yang berarti "menentukan sebelumnya." Dalam konteks teologi Kristen, predestinasi mengacu pada keputusan kekal Allah untuk menentukan nasib kekal setiap individu, baik untuk keselamatan (election) maupun untuk hukuman (reprobation).
John Calvin, dalam Institutes of the Christian Religion, mendefinisikan predestinasi sebagai “ketetapan kekal Allah, yang dengannya Ia telah memutuskan dalam diri-Nya sendiri apa yang Ia kehendaki terjadi pada setiap manusia. Semua tidak diciptakan dengan kondisi yang sama; tetapi beberapa ditentukan untuk hidup kekal dan yang lain untuk kebinasaan kekal.”
b. Hubungan dengan Kedaulatan Allah
Teologi Reformed menekankan bahwa predestinasi adalah manifestasi dari kedaulatan Allah. Anthony Hoekema menjelaskan bahwa Allah, sebagai Pencipta yang berdaulat, memiliki hak penuh untuk menentukan tujuan ciptaan-Nya. Predestinasi adalah karya kasih karunia Allah yang menunjukkan kedaulatan-Nya atas segala sesuatu.
2. Dasar Alkitabiah Predestinasi
a. Efesus 1:4-5"Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya. Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya."
Ayat ini adalah salah satu dasar utama doktrin predestinasi. Paulus menegaskan bahwa pemilihan Allah terjadi sebelum dunia dijadikan, dan itu dilakukan berdasarkan kasih dan kehendak-Nya sendiri.
b. Roma 8:29-30"Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya... Dan mereka yang telah ditentukan-Nya dari semula, mereka itu juga dipanggil-Nya. Dan mereka yang dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-Nya, dan mereka yang dibenarkan-Nya, mereka itu juga dimuliakan-Nya."
Ayat ini, sering disebut sebagai "rantai emas keselamatan," menunjukkan bagaimana predestinasi adalah bagian dari rencana keselamatan Allah yang kekal. R.C. Sproul menjelaskan bahwa semua tahap dalam rantai ini adalah karya Allah, mulai dari predestinasi hingga pemuliaan.
c. Roma 9:11-13"Sebab waktu anak-anak itu belum dilahirkan dan belum melakukan yang baik atau yang jahat—supaya rencana Allah tentang pemilihan-Nya diteguhkan, bukan berdasarkan perbuatan, tetapi berdasarkan panggilan-Nya—dikatakan kepada Ribka: Anak yang tua akan menjadi hamba anak yang muda, seperti ada tertulis: Aku mengasihi Yakub, tetapi membenci Esau."
Roma 9 secara khusus membahas predestinasi dalam konteks pemilihan Allah terhadap Yakub dan penolakan-Nya terhadap Esau. Herman Bavinck menekankan bahwa keputusan ini tidak didasarkan pada perbuatan manusia, tetapi pada kehendak Allah yang berdaulat.
d. Yohanes 6:37-39 "Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang."
Yesus sendiri mengajarkan predestinasi dengan menyatakan bahwa hanya mereka yang telah diberikan oleh Bapa yang akan datang kepada-Nya. Teologi Reformed menekankan bahwa keselamatan sepenuhnya adalah karya Allah, termasuk dalam membawa umat pilihan kepada Kristus.
3. Unsur-Unsur Utama dalam Doktrin Predestinasi
a. Pemilihan Tanpa Syarat (Unconditional Election)
Predestinasi adalah pemilihan Allah yang tidak didasarkan pada usaha atau merit manusia. Dalam Efesus 2:8-9, Paulus berkata bahwa keselamatan adalah pemberian Allah, "bukan hasil usaha kita, supaya tidak ada orang yang memegahkan diri."
John Calvin menegaskan bahwa pemilihan Allah sepenuhnya adalah tindakan kasih karunia-Nya yang bebas dan tidak bergantung pada kehendak manusia.
b. Anugerah yang Efektif (Irresistible Grace)
Teologi Reformed mengajarkan bahwa mereka yang dipilih Allah akan secara pasti merespons panggilan-Nya melalui anugerah yang efektif. Yohanes 6:44 berkata, "Tidak ada seorang pun yang dapat datang kepada-Ku, jika ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku."
c. Penolakan dan Keadilan Allah
Predestinasi juga mencakup konsep penolakan (reprobation), di mana Allah menentukan beberapa orang untuk kebinasaan kekal. Dalam Roma 9:22-23, Paulus berbicara tentang Allah yang menunjukkan murka-Nya kepada "bejana-bejana kemurkaan" untuk memuliakan kasih karunia-Nya kepada "bejana-bejana belas kasihan."
Herman Bavinck menjelaskan bahwa penolakan bukanlah hasil dari keputusan sewenang-wenang, tetapi menunjukkan keadilan Allah dalam menghukum dosa.
4. Kritik terhadap Doktrin Predestinasi
a. Tuduhan Ketidakadilan
Banyak orang menolak doktrin predestinasi karena dianggap tidak adil bahwa Allah memilih sebagian orang untuk keselamatan dan membiarkan yang lain dalam kebinasaan. Namun, Roma 9:20 menjawab kritik ini dengan berkata:"Siapakah kamu, hai manusia, maka kamu membantah Allah? Dapatkah yang dibentuk berkata kepada yang membentuknya: Mengapa engkau membentuk aku demikian?"
R.C. Sproul menegaskan bahwa predestinasi tidak melanggar keadilan Allah, karena semua manusia layak dihukum karena dosa mereka. Pemilihan adalah tindakan kasih karunia, bukan kewajiban Allah.
b. Tuduhan Fatalisme
Beberapa kritik menganggap predestinasi sebagai fatalisme, yang menghilangkan tanggung jawab manusia. Namun, teologi Reformed menekankan bahwa predestinasi tidak meniadakan tanggung jawab manusia untuk merespons Injil. Dalam Kisah Para Rasul 2:38, Petrus tetap memanggil orang untuk bertobat meskipun ia percaya pada pemilihan Allah.
5. Implikasi Predestinasi bagi Kehidupan Kristen
a. Kepastian Keselamatan
Doktrin predestinasi memberikan penghiburan dan kepastian kepada orang percaya. Dalam Yohanes 10:28-29, Yesus berkata bahwa tidak ada seorang pun yang dapat merebut umat-Nya dari tangan-Nya. R.C. Sproul menulis bahwa predestinasi menunjukkan bahwa keselamatan kita aman karena itu adalah karya Allah, bukan usaha kita.
b. Hidup dalam Kekudusan
Predestinasi bukan alasan untuk hidup dalam dosa, tetapi panggilan untuk hidup dalam kekudusan. Efesus 1:4 menyatakan bahwa kita dipilih "supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya." John Calvin menekankan bahwa pemilihan harus menghasilkan hidup yang memuliakan Allah.
c. Misi dan Penginjilan
Meskipun Allah telah menentukan siapa yang akan diselamatkan, teologi Reformed menekankan pentingnya penginjilan. Dalam 2 Timotius 2:10, Paulus berkata, "Karena itu aku sabar menanggung semuanya itu bagi orang-orang pilihan Allah, supaya mereka juga mendapat keselamatan dalam Kristus Yesus."
6. Predestinasi dan Kasih Karunia Allah
a. Pemilihan sebagai Tindakan Kasih
Predestinasi menunjukkan kasih Allah yang luar biasa kepada umat pilihan-Nya. Dalam Yeremia 31:3, Allah berkata, "Aku mengasihi engkau dengan kasih yang kekal." Teologi Reformed menekankan bahwa predestinasi adalah tindakan kasih karunia yang membawa kemuliaan kepada Allah.
b. Kedaulatan Allah yang Menyelamatkan
Predestinasi menunjukkan bahwa Allah adalah satu-satunya sumber keselamatan. Dalam Yesaya 46:10, Allah menyatakan, "Aku menetapkan dari mulanya apa yang akan terjadi." Herman Bavinck menulis bahwa doktrin ini memuliakan Allah sebagai Tuhan atas segala sesuatu, termasuk keselamatan.
Penutup: Menghidupi Predestinasi dalam Kasih Karunia
Predestinasi adalah doktrin yang sulit dipahami, tetapi penuh dengan penghiburan dan kebenaran teologis. Dalam teologi Reformed, predestinasi menunjukkan kedaulatan Allah, kasih karunia-Nya, dan rencana kekal-Nya untuk menyelamatkan umat pilihan-Nya.
Baca Juga: Grace, Peace, and Deliverance: Reformed Theology
Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk hidup dalam syukur, ketaatan, dan penginjilan, memuliakan Allah yang telah memilih kita dalam kasih karunia-Nya. Dalam Roma 11:33, Paulus berkata:"O, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat, dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusan-Nya dan sungguh tak terselami jalan-jalan-Nya!"
Catatan: Berdoalah agar Roh Kudus memberikan pengertian yang lebih dalam tentang doktrin predestinasi, sehingga kita dapat hidup dengan iman dan sukacita dalam kasih karunia Allah.