Yesus Memilih 72 Murid
Pendahuluan:
Pemilihan 72 murid oleh Yesus Kristus, yang tercatat dalam Lukas 10:1-24, adalah salah satu momen penting dalam pelayanan Yesus. Dalam peristiwa ini, Yesus mengutus mereka dua demi dua untuk mempersiapkan jalan bagi-Nya ke kota-kota yang akan Ia kunjungi. Pemilihan dan pengutusan ini menunjukkan kedaulatan Allah dalam menentukan siapa yang akan melayani-Nya dan bagaimana mereka diutus untuk memperluas misi Kerajaan Allah di dunia.
Artikel ini akan membahas pemilihan 72 murid oleh Yesus, tugas dan misi mereka, serta relevansinya bagi gereja masa kini. Dengan mengacu pada Alkitab dan pandangan teolog Reformed seperti John Calvin, Herman Bavinck, Louis Berkhof, dan R.C. Sproul, kita akan melihat bagaimana Allah memanggil umat-Nya untuk melayani sebagai saksi Kristus di dunia.
1. Pemilihan dan Pengutusan 72 Murid
a. Pemilihan yang Didasarkan pada Kedaulatan Allah
Dalam Lukas 10:1, kita membaca:"Kemudian dari pada itu Tuhan menunjuk tujuh puluh murid yang lain, lalu mengutus mereka berdua-dua mendahului-Nya ke setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungi-Nya."
Yesus secara langsung memilih dan menunjuk 72 murid untuk misi khusus ini. Pemilihan ini mencerminkan kedaulatan Allah yang menentukan siapa yang akan melayani dalam pekerjaan-Nya.
John Calvin menekankan bahwa pemilihan ini adalah tindakan kasih karunia Allah. Ia menulis:
"Yesus memilih para murid bukan karena kemampuan mereka, tetapi karena kehendak-Nya yang berdaulat untuk menunjukkan bahwa pelayanan ini bergantung pada kuasa Allah, bukan pada manusia."
b. Pengutusan Dua demi Dua
Para murid diutus dua demi dua, yang menunjukkan pentingnya kerja sama dan dukungan dalam pelayanan. Dalam konteks ini, mereka bukan hanya individu yang membawa pesan, tetapi bagian dari komunitas yang melayani bersama.
Louis Berkhof mencatat bahwa pengutusan dua demi dua mencerminkan prinsip Alkitabiah bahwa pelayanan tidak dilakukan secara individualistis, tetapi dalam konteks komunitas umat Allah.
2. Tugas dan Misi 72 Murid
a. Memberitakan Kerajaan Allah
Dalam Lukas 10:9, Yesus memerintahkan para murid untuk berkata:"Kerajaan Allah sudah dekat padamu."
Pesan utama dari misi mereka adalah pemberitaan tentang kedatangan Kerajaan Allah. Mereka dipanggil untuk membawa berita tentang pemerintahan Allah yang akan datang melalui Yesus Kristus.
Herman Bavinck menjelaskan bahwa misi pemberitaan Kerajaan Allah mencerminkan inti dari pelayanan Yesus dan panggilan gereja untuk menunjukkan bahwa Allah adalah Raja yang memerintah atas seluruh ciptaan.
b. Melakukan Mukjizat
Yesus juga memberikan kuasa kepada para murid untuk menyembuhkan orang sakit dan mengusir roh-roh jahat (Lukas 10:9, 17). Mukjizat ini adalah tanda yang memperkuat pesan mereka tentang kedatangan Kerajaan Allah.
R.C. Sproul menulis bahwa kuasa mukjizat yang diberikan kepada para murid menunjukkan bahwa pelayanan mereka adalah bagian dari pekerjaan Allah yang lebih besar untuk memulihkan dunia yang telah jatuh ke dalam dosa.
3. Arahan dan Prinsip Pelayanan
a. Ketergantungan pada Allah
Yesus memberi arahan kepada para murid untuk tidak membawa bekal atau peralatan yang berlebihan dalam perjalanan mereka. Dalam Lukas 10:4, Yesus berkata:"Janganlah membawa pundi-pundi atau bekal atau kasut, dan janganlah memberi salam kepada siapa pun selama dalam perjalanan."
Instruksi ini menekankan ketergantungan penuh pada pemeliharaan Allah dan kemurahan orang-orang yang akan menerima mereka.
John Calvin menulis bahwa arahan ini mengajarkan para murid untuk hidup dalam iman dan percaya bahwa Allah akan menyediakan kebutuhan mereka dalam pelayanan-Nya.
b. Menerima atau Menolak Penerimaan
Yesus juga memberikan instruksi tentang bagaimana para murid harus menanggapi penerimaan atau penolakan terhadap pesan mereka. Dalam Lukas 10:10-11, Ia berkata:"Jika kamu masuk ke dalam sebuah kota dan kamu tidak diterima di situ, pergilah ke jalan-jalan raya kota itu dan serukanlah: Juga debu kotamu yang melekat pada kaki kami, kami kebaskan di depanmu. Tetapi ketahuilah ini: Kerajaan Allah sudah dekat."
Herman Bavinck mencatat bahwa respons ini menunjukkan pentingnya tanggung jawab manusia dalam menanggapi berita Injil, tetapi hasil akhirnya tetap berada dalam kedaulatan Allah.
4. Keberhasilan Misi dan Sukacita dalam Allah
a. Sukacita Para Murid
Setelah kembali dari misi mereka, para murid bersukacita atas keberhasilan pelayanan mereka. Dalam Lukas 10:17, mereka berkata:"Tuhan, juga setan-setan takluk kepada kami demi nama-Mu."
Namun, Yesus mengingatkan mereka untuk tidak berfokus pada kuasa yang mereka miliki, tetapi pada sukacita karena nama mereka tercatat di surga (Lukas 10:20).
R.C. Sproul menulis bahwa pengingat ini mengarahkan para murid kepada sumber sukacita sejati, yaitu hubungan mereka dengan Allah, bukan keberhasilan duniawi.
b. Yesus Bersukacita dalam Roh Kudus
Dalam Lukas 10:21, Yesus sendiri bersukacita dalam Roh Kudus dan memuji Bapa karena menyatakan kebenaran-Nya kepada orang-orang kecil dan menyembunyikannya dari orang bijak dan pandai.
John Calvin mencatat bahwa sukacita Yesus mencerminkan hati Allah yang bersukacita atas pekerjaan keselamatan yang dikerjakan melalui alat-alat yang tampaknya lemah di mata dunia.
5. Relevansi bagi Gereja Masa Kini
a. Panggilan untuk Memberitakan Injil
Misi 72 murid mengingatkan gereja akan panggilan universal untuk memberitakan Injil ke seluruh dunia. Dalam Matius 28:19-20, Yesus memberikan Amanat Agung kepada gereja untuk menjadikan semua bangsa murid-Nya.
Louis Berkhof menekankan bahwa setiap orang percaya dipanggil untuk terlibat dalam misi ini, baik melalui pemberitaan langsung, doa, atau dukungan bagi mereka yang diutus.
b. Ketergantungan pada Allah dalam Pelayanan
Seperti para murid yang mengandalkan pemeliharaan Allah dalam perjalanan mereka, orang percaya juga dipanggil untuk hidup dalam iman, percaya bahwa Allah akan mencukupi segala kebutuhan mereka dalam pelayanan-Nya.
Baca Juga: Cinta di Tengah Abu: Kasih Allah dalam Penderitaan dan Pemulihan
c. Sukacita dalam Hubungan dengan Allah
Pengingat Yesus untuk bersukacita karena nama kita tercatat di surga adalah panggilan untuk menempatkan hubungan kita dengan Allah sebagai prioritas utama dalam hidup. Sukacita sejati ditemukan bukan dalam keberhasilan pelayanan, tetapi dalam kasih karunia Allah yang menyelamatkan kita.
Kesimpulan
Pemilihan dan pengutusan 72 murid oleh Yesus menunjukkan bagaimana Allah bekerja melalui umat-Nya untuk memperluas Kerajaan-Nya di dunia. Para murid dipanggil untuk memberitakan Injil, melakukan mukjizat, dan hidup dalam ketergantungan penuh pada Allah. Pelayanan mereka mencerminkan kedaulatan Allah yang bekerja melalui kelemahan manusia untuk menggenapi rencana-Nya yang besar.
Dalam perspektif teologi Reformed, misi 72 murid adalah gambaran dari panggilan universal gereja untuk menjadi saksi Kristus di dunia. Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk hidup dalam ketergantungan pada Allah, memberitakan Injil dengan setia, dan menemukan sukacita sejati dalam hubungan kita dengan Allah.
Catatan: Kiranya kisah 72 murid menginspirasi kita untuk menjalankan panggilan kita sebagai saksi Kristus dengan penuh iman, ketaatan, dan sukacita dalam Tuhan.