Injil Thomas: Analisis dari Perspektif Teologi Reformed

Injil Thomas: Analisis dari Perspektif Teologi Reformed

Pendahuluan:

Dalam dunia akademik dan teologi, Injil Thomas sering menjadi bahan diskusi terutama dalam perdebatan tentang kanon Alkitab. Banyak yang bertanya:

  • Apakah Injil Thomas merupakan bagian dari Alkitab?
  • Apakah Injil Thomas benar-benar ditulis oleh Rasul Thomas?
  • Bagaimana teologi Reformed memandang Injil Thomas?

Para teolog Reformed seperti John Calvin, R.C. Sproul, Greg Bahnsen, dan John Piper menegaskan bahwa hanya 66 kitab dalam Alkitab yang merupakan Firman Tuhan yang diilhamkan, sedangkan kitab-kitab lain, termasuk Injil Thomas, bukan bagian dari wahyu Allah yang sejati.

Artikel ini akan membahas asal-usul Injil Thomas, isinya, serta bagaimana teologi Reformed menanggapinya berdasarkan Alkitab dan sejarah Gereja.

1. Apa Itu Injil Thomas?

A. Injil Thomas dalam Sejarah

Injil Thomas adalah sebuah teks apokrifa yang ditemukan di Nag Hammadi, Mesir, pada tahun 1945. Dokumen ini merupakan kumpulan 114 perkataan yang diklaim berasal dari Yesus dan dikaitkan dengan Rasul Thomas.

Namun, Injil Thomas tidak pernah diakui oleh gereja mula-mula sebagai bagian dari kanon Perjanjian Baru.

R.C. Sproul menegaskan:

"Kitab-kitab apokrifa seperti Injil Thomas tidak memiliki otoritas yang sama dengan Alkitab karena tidak diilhamkan oleh Roh Kudus."

B. Siapa yang Menulis Injil Thomas?

Meskipun namanya dikaitkan dengan Rasul Thomas, tidak ada bukti bahwa Thomas benar-benar menulis kitab ini. Para sarjana menempatkan penulisannya sekitar abad ke-2 atau ke-3, jauh setelah masa kehidupan Thomas.

John Piper menekankan:

"Kitab-kitab yang diilhamkan Allah memiliki kesaksian yang jelas dari gereja mula-mula. Injil Thomas tidak termasuk di dalamnya."

C. Apa Artinya bagi Kita?

  • Injil Thomas bukanlah kitab kanonik yang diilhami oleh Allah.
  • Kita harus berhati-hati dalam menerima doktrin dari sumber yang tidak memiliki otoritas Alkitabiah.

2. Perbedaan Injil Thomas dengan Injil Kanonik

A. Tidak Memiliki Struktur Naratif

Berbeda dengan Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes, Injil Thomas tidak memiliki:

  • Kisah kehidupan Yesus.
  • Konteks sejarah atau geografis.
  • Narasi tentang penyaliban dan kebangkitan Yesus.

Sebaliknya, Injil Thomas hanya berisi perkataan yang diklaim sebagai ajaran Yesus, tetapi tanpa konteks yang jelas.

B. Berbeda dalam Pengajaran

Beberapa ajaran dalam Injil Thomas bertentangan dengan ajaran Alkitab.

Misalnya, dalam perkataan ke-114 Injil Thomas:

"Simon Petrus berkata kepada mereka: 'Biarlah Maria meninggalkan kami, karena perempuan tidak layak menerima kehidupan.' Yesus berkata, 'Lihatlah, Aku akan membimbingnya untuk menjadikannya laki-laki, sehingga ia juga dapat menjadi roh yang hidup seperti kamu laki-laki. Karena setiap perempuan yang menjadikan dirinya laki-laki akan masuk ke dalam kerajaan surga.'"

Kontras dengan Injil kanonik yang mengajarkan bahwa baik pria maupun wanita memiliki nilai yang sama di hadapan Allah (Galatia 3:28).

Greg Bahnsen menegaskan:

"Jika suatu kitab mengajarkan hal yang bertentangan dengan Firman Tuhan, maka itu bukan bagian dari Alkitab."

C. Apa Artinya bagi Kita?

  • Injil Thomas memiliki ajaran yang menyimpang dari ajaran Kristen yang sejati.
  • Kita tidak boleh menjadikan Injil Thomas sebagai sumber doktrin.

3. Mengapa Injil Thomas Ditolak oleh Gereja?

A. Tidak Diakui oleh Gereja Mula-Mula

Sejak abad pertama, gereja telah memiliki standar yang ketat dalam menentukan kanon Perjanjian Baru, yaitu:

  1. Ditulis oleh rasul atau orang yang dekat dengan rasul.
  2. Sesuai dengan ajaran Alkitab.
  3. Diakui oleh gereja universal.

Injil Thomas tidak memenuhi kriteria ini dan oleh karena itu ditolak oleh para Bapa Gereja seperti Irenaeus dan Origen.

B. Berasal dari Gerakan Gnostik

Injil Thomas memiliki pengaruh kuat dari Gnostisisme, yang mengajarkan bahwa:

  • Keselamatan datang dari pengetahuan rahasia (gnosis), bukan dari iman kepada Kristus.
  • Dunia materi adalah jahat, dan hanya roh yang memiliki nilai.

Teologi Reformed menegaskan bahwa keselamatan hanya melalui kasih karunia Allah dalam Yesus Kristus, bukan melalui "pengetahuan rahasia" seperti yang diajarkan Gnostik.

John Calvin dalam Institutes of the Christian Religion menulis:

"Segala bentuk filsafat manusia yang bertentangan dengan Injil harus ditolak karena hanya Firman Allah yang membawa keselamatan."

C. Apa Artinya bagi Kita?

  • Injil Thomas ditolak oleh gereja mula-mula karena tidak memenuhi kriteria kanon Alkitab.
  • Gnostisisme yang mendasari Injil Thomas bertentangan dengan Injil Yesus Kristus.

4. Apakah Injil Thomas Menantang Otoritas Alkitab?

Beberapa orang berargumen bahwa Injil Thomas memberikan pandangan alternatif tentang Yesus yang berbeda dari Injil kanonik. Namun, pandangan ini tidak berdasar karena:

  1. Yesus yang diajarkan dalam Injil Thomas berbeda dari Yesus dalam Alkitab.
  2. Tidak ada bukti bahwa Injil Thomas lebih tua daripada Injil kanonik.
  3. Kesaksian gereja mula-mula sepakat bahwa hanya 4 Injil dalam Alkitab yang otentik.

John Piper menegaskan:

"Setiap upaya untuk menambahkan atau mengurangi dari Firman Tuhan adalah serangan terhadap otoritas-Nya."

Apa Artinya bagi Kita?

  • Alkitab tetap satu-satunya otoritas bagi orang percaya.
  • Kita harus berhati-hati terhadap usaha untuk mengganti atau menambah wahyu Allah.

5. Bagaimana Orang Kristen Harus Menanggapi Injil Thomas?

Sebagai orang percaya, kita harus menanggapi Injil Thomas dengan cara yang bijak:

A. Memahami Sejarah dengan Benar

  • Injil Thomas adalah teks apokrifa yang tidak termasuk dalam kanon Alkitab.
  • Kitab ini memiliki pengaruh Gnostik dan bukan bagian dari wahyu Allah.

B. Tetap Berpegang pada Otoritas Alkitab

  • 2 Timotius 3:16 berkata:

"Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan, dan untuk mendidik orang dalam kebenaran."

  • Hanya Alkitab yang merupakan Firman Tuhan yang otoritatif bagi kehidupan kita.

C. Menolong Orang Lain Memahami Kebenaran

  • Banyak orang yang terpengaruh oleh teori konspirasi tentang Injil Thomas sebagai "Injil yang disembunyikan".
  • Sebagai orang percaya, kita harus menjelaskan dengan kasih dan kebenaran mengapa hanya 4 Injil dalam Alkitab yang otentik.

Kesimpulan: Injil Thomas Bukan Bagian dari Firman Tuhan

Dari pembahasan ini, kita dapat menyimpulkan bahwa:

  1. Injil Thomas adalah teks apokrifa yang tidak diakui oleh gereja mula-mula.
  2. Ajaran dalam Injil Thomas bertentangan dengan Injil Yesus Kristus yang sejati.
  3. Alkitab tetap satu-satunya sumber otoritatif bagi iman dan kehidupan Kristen.

Sebagai orang percaya, kita harus tetap teguh dalam Firman Tuhan dan menolak ajaran yang menyimpang dari kebenaran Alkitab.

Soli Deo Gloria!

Next Post Previous Post